Tag Archives: samsung galaxy tab s7

review-samsung-galaxy-tab-s7-plus-1

[Review] Samsung Galaxy Tab S7+, Tablet Premium dengan Segudang Fitur Produktivitas

Berkat teknologi, di masa pandemi covid-19 ini banyak kegiatan yang bisa dilakukan secara online di rumah. Dari bekerja, belajar, berkreasi menciptakan konten, hingga mendapat hiburan.

Selain mengandalkan perangkat smartphone dan laptop, tablet juga merupakan alat tempur yang powerful untuk menunjang beragam aktivitas sehari-hari. Kali ini Dailysocial kedatangan tablet premium terbaru dan tercanggih dari Samsung.

Ya, Galaxy Tab S7+ yang dirilis bersama Galaxy Note 20 series di acara Galaxy Unpacked 2020. Daya tarik utama tablet ini terletak pada panel Super AMOLED yang memiliki refresh rate tinggi 120Hz dan chipset Snapdragon 865+ yang sangat gahar.

Tentu saja yang membuat Galaxy Tab S7+ istimewa adalah kelengkapan S Pen bawaan dan sederet fitur produktivitas yang menyertainya. Namun untuk membawa pulang tablet premium yang satu ini ke rumah, Anda harus mengeluarkan uang sebanyak Rp17 juta.

Oleh sebab itu sebelum Anda membeli tablet ini, menurut saya idealnya Anda sudah memiliki laptop atau PC desktop yang memenuhi kebutuhan tugas-tugas berat. Sebab meski Galaxy Tab S7+ sangat menyenangkan saat digunakan dan kaya akan fitur, tetapi bukan untuk menggantikan laptop/dekstop. Saya sudah ditemani olehnya selama seminggu dan berikut review Samsung Galaxy Tab S7+ selengkapnya.

Desain Ramping

review-samsung-galaxy-tab-s7-plus-3

Berbekal layar 12,4 inci, dimensi bodi Galaxy Tab S7+ memang cukup besar. Namun berkat bezel sekeliling layar yang minim dan ketebalannya yang tipis hanya 5,7 mm dengan bobot 575 gram, membuat tablet ini mudah ditangani.

Menggunakan aspek rasio 16:10, Samsung tampaknya merancang Galaxy Tab S7+ untuk digunakan dalam orientasi lanskap. Posisi kamera depannya pun disematkan di samping sebelah kanan, bukan lagi di atas seperti pendahulunya. Sedangkan, penempatan sensor fingerprint in-display tetap di area layar bagian bawah.

Mystic black, mystic silver, dan mystic bronze, ketiga pilihan warna Galaxy Tab S7+ tampil memukau. Build quality-nya sangat baik, frame dan punggungnya menggunakan material aluminium dan memiliki sudut-sudut yang agak membulat.

review-samsung…xy-tab-s7-plus-2

Beralih ke bagian belakang, terlihat ada garis antena di area atas dan bawah. Serta, modul dual camera di pojok kiri atas dengan strip abu-abut memanjang ke bawah yang merupakan tempat penyimpanan S Pen. Bila ditempelkan di belakang tablet, maka S Pen akan otomatis mengisi daya dan karena mengandung magnet. S Pen juga bisa disisipkan di samping kanan atau kiri bodi.

Kamera depan Galaxy Tab S7+ beresolusi 8MP f/2.0 yang ditempatkan di tengah layar dan siap menangani aktivitas online meeting dengan jelas. Sementara, kamera belakang utamanya 13MP f/2.0 menggunakan sensor Samsung ISOCELL S5K3M5, ditemani 5MP f/2.2 dengan lensa ultrawide 12mm.

Kelengkapan atributnya, di sisi atas menampung sepasang speaker dan mikrofon. Sedangkan, di bawah juga ada sepasang speaker dan port USB Type-C. Lalu, di samping kanan terdapat tombol power, volume, mikrofon, dan SIM tray. Serta, pin untuk book cover keyboard di sisi kiri.

Layar Super AMOLED 12,4 Inci

review-samsung-galaxy-tab-s7-plus-8

Bagian muka Galaxy Tab S7+ didominasi oleh layar Super AMOLED berukuran 12,4 inci beresolusi 1752×2800 piksel dengan tingkat ketajaman 266 ppi. Bagian terbaiknya, panelnya memiliki refresh rate tinggi 120Hz dan mendukung HDR+.

Kualitas gambar yang disajikan sangat memuaskan, siap memenuhi kebutuhan produktivitas maupun menikmati multimedia. Buat saya, beberapa pengaman terbaik saat menggunakan tablet ini adalah ketika mengedit foto di Lightroom. Dibantu dengan S Pen, proses penyuntingan foto terasa sangat presisi.

Lalu, ketika nonton serial film di Netflix. Berkat teknologi OLED, rasio kekontrasan putih hingga hitam sangat tinggi dan dengan kombinasi quad speaker dari AKG yang menggelegar efek surround, pengalaman menonton film terasa sangat imersif.

Di pengaturan layar ada opsi motion smoothness, di mana kita bisa memilih refresh rate antara 60Hz atau 120Hz. Namun bila konten yang disuguhkan tidak mendukung refresh tinggi maka layar akan otomatis menyesuaikannya ke 60Hz.

Antarmuka One UI 2.5 & Samsung Dex

Galaxy Tab S7+ mengadopsi One UI 2.5 berbasis Android 10 dan memiliki dua antarmuka. Secara default menggunakan tampilan tablet, tetapi bisa dengan mudah dialihkan ke mode desktop dengan Samsung Dex.

Kedua antarmukanya menawarkan pengalaman pengguna yang berbeda. Untuk antarmuka tablet yaitu One UI pada dasarnya sama seperti yang ditemui smartphone Samsung terbaru. Simpel dan mudah digunakan terutama pada orientasi potret (vertikal) dan dilengkapi fitur edge panel untuk akses cepat ke berbagai tugas tertentu.

Untuk beralih ke mode desktop, caranya dengan memilih shortcut Samsung Dex di atas jendela notifikasi. Persis seperti namanya, antarmuka Galaxy Tab S7+ berubah menjadi seperti Anda menggunakan PC desktop dan laptop berbasis Windows 10 atau MacOS guna memaksimalkan produktivitas.

Mode desktop ini hanya tersedia dalam posisi lanskap (horizontal) dan sangat optimal bila digunakan bersama book cover keyboard ditambah mouse. Untuk bekerja seperti mengetik, browsing, mengedit foto, dan menjalankan tugas-tugas office, Galaxy Tab S7+ sangat nyaman digunakan.

Pengalaman multitasking yang disuguhkan juga berbeda, pada mode tablet multitasking dilakukan dengan task switcher untuk beralih antar aplikasi dan menggunakan fitur split screen. Sedangkan pada mode desktop, ada taskbar di bawah yang menampung ikon aplikasi yang terbuka. Jendela notifikasinya dipindahkan ke sudut kanan bawah dan menu utama di sudut kiri bawah.

Saat membuka aplikasi akan tampil secara pop up, lengkap dengan tombol minimalkan, memaksimalkan, dan tutup. Kita bisa membuka banyak aplikasi sekaligus, menumpuknya, dan menarik aplikasi yang diinginkan ke area yang kosong.

Kebanyakan aplikasi mendukung full screen, tetapi ada juga beberapa aplikasi seperti Netflix yang tidak bisa tampil penuh di mode desktop. Lalu, bila Anda menggunakan smartphone Samsung, Anda bisa menghubungkan smartphone ke tablet dengan aplikasi Samsung Flow yang memudahkan bertukar file, serta mendukung drag dan drop.

Kemampuan S Pen

review-samsung-galaxy-tab-s7-plus-9

Galaxy Tab S7+ dilengkapi stylus aktif, sama seperti Galaxy Note20 series. Namun, ukurannya lebih besar dengan desain bulat dan memanjang sehingga menawarkan pengalaman menulis dan menggambar yang natural seperti halnya menggunakan pensil sungguhan.

Aksesori pena ini kinerjanya telah ditingkatkan dengan latensi rendah 9ms, dibekali dengan magnet sehingga bisa menempel ke punggung dan sisi-sisi tablet, serta memiliki baterai terintegrasi. Isi ulang baterai S Pen terjadi secara nirkabel saat menempatkannya pada strip magnet di belakang bodi tablet dan hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit dari 0% hingga 100%.

Saat menggunakan S Pen, sejumlah shortcut akan muncul antara lain create note, smart select, screen write, live messages, AR Doodle, translate, PENUP, dan bisa ditambah lagi. Berkat teknologi Bluetooth, S Pen ibarat tongkat sihir karena dapat memicu fitur Air Action yang mana dapat mengontrol Galaxy Tab S7+ tanpa menyentuh layar seperti mengambil gambar, mengontrol slide presentasi, memainkan musik/video, serta membuka aplikasi atau fungsi tertentu dengan cara menggerakan S pen dan menahan tombol di stylus.

Samsung juga membekali Galaxy Tab S7+ dengan sejumlah aplikasi bawaan untuk menulis, menggambar, menandai, dan membuat desain yang mencakup Samsung Notes, Noteshelf, Canva, dan Clip Studio Paint. Kombinasi S Pen dengan latensi rendah dan panel refresh rate 120Hz membuat jeda antara sentuhan ujung S Pen di layar tidak terasa sehingga hasilnya sangat presisi.

Samsung Notes terbaru mendukung penulisan berbagai catatan, impor dan anotasi PDF, serta kemampuan untuk menulis, mengetik, dan menggambar di area yang sama. Dilengkapi fitur audio bookmark untuk merekam percakapan saat meeting sambil mencatat. Kita bisa memutar ulang, dan menyinkronkan keduanya sehingga tidak perlu khawatir ketinggalan poin penting.

Hardware Powerful

Terkait performa, semua kegiatan yang dilakukan bersama Galaxy Tab S7+ mengandalkan chipset Qualcomm generasi terbaru yaitu Snapdragon 865+. Berbarengan dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal UFS 3.0 berkapasitas 256GB dengan slot microSDXC.

Tak perlu diragukan lagi, Galaxy Tab S7+ adalah salah satu tablet Android paling powerful yang ada saat ini. Sebagai informasi, Snapdragon 865+ (7 nm+) mengemas CPU octa-core yang terdiri dari 1x Kryo 585 berkecepatan 3.09GHz, 3x Kryo 585 2.42GHz, dan 4x Kryo 585 1.8GHz, serta GPU Adreno 650. Berikut ini hasil pengujiannya:

  • AnTuTu 577.105 poin
  • Geekbench 5 single-core 967 poin
  • Geekbench 5 multi-core 2.704 poin
  • 3DMark Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 6.742 poin
  • 3DMark Sling Shot Extreme – Vulkan 6.274 poin
  • 3DMark Sling Shot 8.351 poin
  • PCMark 10 Work 2.0 performance 12.407 poin

Untuk tugas berat apa pun harusnya Galaxy Tab S7+ mampu menanganinya. Multitasking sebanyak yang diinginkan, mengedit video kasual, hingga bermain game dengan setting rata kanan. Batasannya tablet ini terletak pada ekosistem aplikasi Android itu sendiri, semoga ke depannya makin banyak dukungan aplikasi versi desktop yang bisa berjalan di tablet ini.

Selain itu, meski bodinya tipis, Galaxy Tab S7+ hadir dengan kapasitas baterai 10.090 mAh. Didukung superfast charging 45W melalui port Type USB-C, tetapi harus dibeli secara terpisah karena dalam paket penjualannya hanya dilengkapi adaptor 15W.

Verdict

review-samsung-galaxy-tab-s7-plus-10

Sebagai tablet, Galaxy Tab S7+ menawarkan pengalaman pengguna yang sangat menyenangkan. Berkat ukuran layarnya yang besar, dilengkapi aksesori S Pen dan book cover keyboard, dan antarmuka desktop Samsung Dex, kita bisa memfungsikan tablet ini sebagai laptop untuk mendukung produktivitas.

Dibanding laptop, tablet lebih praktis untuk dibawa bepergian dalam aktivitas sehari-hari. Tak diragukan lagi bahwa Galaxy Tab S7+ merupakan salah satu tablet terbaik yang ada di pasaran saat ini. Namun dirancang untuk pengguna umum yang dapat memenuhi kebutuhan komputasi harian, seperti menulis, browsing, online meeting hingga menjalankan aplikasi office.

Sebaliknya bila Anda seorang profesional atau bekerja di bidang industri kreatif seperti content creator, fotografer, desainer grafis, dan lainnya. Maka Galaxy Tab S7+ lebih cocok dijadikan sebagai perangkat sekunder untuk berkreasi menyalurkan ide dan memudahkan banyak pekerjaan.

Sparks

  • Layar Super AMOLED 12,4 inci dengan refresh rate 120Hz
  • Aksesori S Pen dengan latensi rendah dan kaya fitur
  • Samsung Dex yang menyuguhkan mode desktop
  • Chipset Snapdragon 865+ yang powerful
  • Baterai besar 10.090 mAh dengan fast charging

Slacks

  • Harga relatif mahal dan segmented
  • Adaptor fast charging 45W harus dibeli terpisah
  • Tanpa jack audio 3.5mm

Samsung Umumkan Galaxy Tab S7, Tab S7+, Galaxy Watch3, dan Galaxy Buds Live

Event Galaxy Unpacked semalam adalah yang pertama yang sepenuhnya diselenggarakan secara virtual, tapi itu tidak Samsung jadikan alasan untuk menahan diri. Selain meluncurkan Galaxy Note20, Note20 Ultra, dan Z Fold2, sang raksasa teknologi Korea Selatan turut memperkenalkan sederet perangkat lainnya, yakni Galaxy Tab S7, Tab S7+, Galaxy Watch3, dan Galaxy Buds Live.

Kita mulai dari yang paling besar dulu, yakni Tab S7 dan S7+. Sesuai namanya, tablet ini hadir dalam dua ukuran layar: Tab S7 dengan layar LCD 11 inci beresolusi 2560 x 1600 pixel, Tab S7+ dengan layar AMOLED 12,4 inci beresolusi 2800 x 1752 pixel. Keduanya sama-sama menawarkan refresh rate 120 Hz, tapi seperti yang bisa kita lihat, Tab S7 rupanya tidak mengemas panel AMOLED, dan ini berarti cuma Tab S7+ yang dilengkapi sensor sidik jari di balik layar.

Sasis kedua tablet ini sangat ringan dan tipis terlepas dari ukuran layarnya yang besar. Tab S7 memiliki ketebalan 6,3 mm dan bobot 502 gram, sedangkan Tab S7+ dengan tebal 5,7 mm dan berat 575 gram. Tentu saja keduanya juga datang bersama S Pen, dan garis di bawah kamera belakangnya itu adalah lapisan magnet untuk menempelkan sekaligus mengisi ulang sang stylus. Pada Tab S7+, latency S Pen-nya mampu menyamai milik Note20 Ultra, yakni serendah 9 milidetik saja.

Meski layar keduanya berbeda, performanya dipastikan identik. Itu dikarenakan duo tablet ini sama-sama mengusung chipset Snapdragon 865+, dan kalau melihat Tab S6 yang dijual di Indonesia memakai Snapdragon 855, kemungkinan besar Tab S7 dan S7+ juga akan hadir di tanah air membawa chipset buatan Qualcomm tersebut.

Mendampingi prosesornya adalah RAM 6 GB atau 8 GB, dan storage 128 GB atau 256 GB. Ekspansi storage bisa dilakukan via microSD, dan kedua perangkat mendukung kapasitas penyimpanan eksternal hingga 1 TB. Selisih baterai di antara keduanya cukup signifikan: Tab S7 dengan baterai 8.000 mAh, Tab S7+ dengan 10.090 mAh. Keduanya sama-sama mendukung fast charging 45 W.

Kamera di kedua perangkat ini ada tiga macam: kamera utama 13 megapixel, kamera ultra-wide 5 megapixel, dan kamera depan 8 megapixel. Sekali lagi kelengkapan milik Tab S6 kembali hadir di sini, mulai dari empat buah speaker racikan AKG, sampai konektor USB-C 3.2 Gen 1. Seperti sebelumnya, konsumen Tab S7 dan S7+ juga dapat membeli aksesori Book Cover Keyboard secara terpisah jika ingin mendapatkan pengalaman menggunakan seperti laptop.

Oh ya, baik Tab S7 maupun S7+ sama-sama mendukung integrasi mendalam dengan ekosistem Windows 10 seperti halnya duo Note20. Kalau perlu, kedua tablet ini malah juga bisa diperlakukan sebagai layar kedua selagi masih membaca input dari S Pen. Kompatibilitas dengan layanan Project xCloud tentu juga menjadi salah satu keunggulan dari kedua tablet ini.

Kedua perangkat ini akan segera Samsung pasarkan dengan harga mulai $650 untuk Tab S7, dan mulai $850 untuk Tab S7+. Aksesori opsional Book Cover Keyboard itu tadi harus ditebus seharga $200 untuk Tab S7, atau $230 untuk Tab S7+.

Galaxy Watch3

Buat yang sudah lama mendambakan perangkat wearable baru dari Samsung, Galaxy Watch3 hadir membawa sederet penyempurnaan dibanding pendahulunya. Yang paling utama, dimensinya lebih ringkas daripada Galaxy Watch orisinal – 14% lebih tipis, 8% lebih kecil, dan 15% lebih ringan – akan tetapi di saat yang sama layarnya justru bertambah besar.

Watch3 hadir dalam dua ukuran: 45 mm dengan layar 1,4 inci, dan 41 mm dengan layar 1,2 inci. Keduanya sama-sama menggunakan panel Super AMOLED beresolusi 360 x 360 pixel, serta mengemas rangka yang terbuat dari bahan stainless steel. Khusus varian 45 mm, konsumen juga bisa membeli yang rangkanya terbuat dari titanium.

Secara keseluruhan, desain Watch3 kelihatan klasik dan elegan. Samsung mengaku bekerja sama dengan produsen arloji asal Swiss IWC Schaffhausen selama mengembangkan Watch3. Supaya lebih elegan lagi, semua varian Watch3 secara default hadir dengan strap berbahan kulit ketimbang karet, tapi khusus untuk varian titanium, strap-nya berbahan logam supaya lebih selaras.

Namun berita terbaiknya adalah, bezel memutar yang sempat absen di Watch Active maupun Watch Active 2 kini hadir sebagai standar di seluruh varian Watch3. Sertifikasi IP68 dan ketahanan air hingga 50 meter, tidak ketinggalan juga sertifikasi lolos standar militer MIL-STD-810G, semuanya merupakan jaminan atas ketangguhan fisik perangkat ini.

Bicara soal fisik, bagaimana dengan kemampuannya memonitor kesehatan fisik pengguna? Well, fitur tracking yang Watch3 terbilang sangat lengkap. Bahkan fitur-fitur yang termasuk langka seperti memonitor tekanan darah maupun electrocardiogram (ECG) pun tersedia. Fitur sleep tracking-nya pun juga sudah disempurnakan agar dapat memonitor pola pernafasan sekaligus laju jantung penggunanya.

Untuk menunjang kinerja smartwatch dengan sistem operasi Tizen ini, Samsung telah menyematkan chipset Exynos 9110 dengan prosesor dual-core, lengkap beserta RAM 1 GB dan storage internal 8 GB. Baterainya sendiri punya kapasitas 340 mAh pada varian 45 mm, atau 247 mAh pada varian 41 mm, dan Samsung mengklaim daya tahannya bisa mencapai dua hari dalam sekali charge.

Di Amerika Serikat, Samsung akan segera memasarkan Galaxy Watch3 dengan harga mulai $400 untuk varian 41 mm, atau mulai $430 untuk varian 45 mm. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Mystic Bronze, Mystic Black, dan Mystic Silver. Namun kalau memilih varian titanium, maka warna yang tersedia hanyalah Mystic Black.

Galaxy Buds Live

Terakhir, saatnya membahas TWS unik bernama Galaxy Buds Live. Bentuknya benar-benar tidak umum, hampir menyerupai kacang merah atau malah sepasang ginjal manusia. Juga bisa menipu ketika dilihat secara sepintas adalah bagian yang menonjol yang bertuliskan “L” dan “R”. Menipu karena bagian ini bukanlah bagian eartip yang dimasukkan ke kanal telinga, melainkan bagian wingtip yang bakal menahan posisi perangkat selama berada di telinga.

Wingtip-nya ini hadir dalam dua ukuran yang berbeda sehingga dapat disesuaikan dengan bentuk dan ukuran telinga masing-masing pengguna. Samsung percaya desain seperti ini bakal terasa sangat nyaman karena porsi perangkat yang keluar dari telinga sangatlah minimal. Tentu saja cara terbaik untuk menjajal klaim Samsung ini adalah dengan mengenakan Buds Live ini selagi tidur miring.

Secara keseluruhan, dimensi Buds Live sangatlah mungil. Beratnya tidak lebih dari 5,6 gram, dan charging case-nya pun juga cukup kecil untuk bisa tenggelam dalam kepalan tangan. Juga unik adalah bagaimana fisik perangkat bersertifikasi IPX2 ini dibuat sepenuhnya menggunakan material hasil daur ulang.

Perihal kualitas suara, Samsung lagi-lagi memercayakan keahlian teknisi-teknisi AKG dalam meramu desain akustik yang terbaik buat Buds Live. Perangkat datang membawa driver berdiameter 12 mm, lengkap beserta sepasang ventilasi udara, serta sebuah bass duct untuk semakin memantapkan reproduksi bass-nya.

Tidak seperti Galaxy Buds+, Buds Live telah dilengkapi dengan fitur active noise cancelling (ANC). Fitur ANC-nya pun agak berbeda dari biasanya karena dirancang agar bisa mengeliminasi suara-suara bising di sekitar seperti deruman mesin mobil atau mesin pesawat, tapi di saat yang sama masih membiarkan suara percakapan atau pengumuman terdengar oleh penggunanya.

Terkait input, Buds Live mengunggulkan tiga buah mikrofon dan Voice Pickup Unit. Komponen yang terakhir ini unik karena dirancang untuk mendeteksi ketika rahang pengguna bergerak, sehingga perangkat kemudian bisa mengoptimalkan teknik pengambilan suaranya. Hasil akhirnya menurut Samsung adalah, suara pengguna Buds Live yang sedang berada di tempat ramai akan tetap terdengar jernih oleh lawan bicaranya.

Dalam satu kali pengisian, baterai milik perangkat berharga jual $170 ini diestimasikan bisa bertahan sampai 6 jam pemakaian, atau sampai 21 jam kalau dipadukan dengan charging case-nya. Daya penggunaannya bisa diperpanjang lagi menjadi sampai 8 jam kalau fitur ANC-nya dimatikan, atau sampai 29 jam bersama charging case-nya.

Sumber: Samsung.