Tag Archives: samsung note 10+

[GalaxySeoulTrip] Memaksimalkan Fitur Galaxy Note 10+ untuk Kreasi Konten di Seoul, Korea Selatan

Samsung telah memperkenalkan dan menjual secara umum perangkat Galaxy Note 10+ mereka di Indonesia. Perangkat ini menjadi salah satu perangkat premium dan tertinggi dari sisi spesifikasi dan fitur di jajaran smartphone milik Samsung. DailySocial dan awak media lain beserta para tech reviewer diundang untuk mencoba langsung perangkat ini di Korea Selatan, lebih tepatnya Seoul dan sekitarnya. 

Di artikel kali ini, saya akan mencoba membahas berbagai fitur yang tersedia di Galaxy Note 10+ yang bisa digunakan untuk berkreasi. Ada pula tips dari sutradara muda Yandy Laurens yang memberikan workshop sebelum acara experience dimulai. Mari kita mulai.

Perangkat segala bisa

Samsung Galaxy Note 10+

 

Pada dasarnya, Galaxy Note 10+ diposisikan sebagai perangkat yang mengunggulkan banyak sisi, setidaknya ada 4 yaitu performa, desain, produktivitas, dan kreasi. Ketika mendengar nama Note 10+, bisa jadi yang terlintas di kepala Anda adalah performa (karena spesifikasi yang tertinggi di kelasnya), desain karena ini perangkat flagship serta fitur stylus serta DeX untuk produktivitas. Namun Note 10+ menyimpan kemampuan lain yang juga bisa dimanfaatkan secara maksimal, yaitu untuk membuat konten. Baik untuk fotografi ataupun videografi. Nah untuk keunggulan Note 10+ yang terakhir ini experience ke Korea Selatan akan mencoba menjawabnya. 

Kami dibekali dengan alat tempur yang menurut saya cukup lengkap. Sebelum keberangkatan alias di bandara, perangkat Galaxy Note 10+ sudah ada di tangan kami sehingga pengenalan perangkat serta koleksi footage untuk awal keberangkatan sudah bisa kami buat. Ini menjadi penting, karena judul acaranya adalah experience, maka sebaiknya perangkat yang ingin dicoba sudah ada ditangan para peserta sejak dari awal. Kami bisa memfoto atau mengumpulkan footage bandara lokal, transit di HongKong dan bandara Incheon di Seoul. 

Perjalanan selama di Korea Selatan dibuka dengan pengenalan teknis perangkat Galaxy Note 10+ oleh  perwakilan Samsung serta diselingi dengan sesi unboxing seri Galaxy Note 10+ versi 5G. Untuk topik 5G ini bisa Anda baca di artikel ini. Sesi selanjutnya adalah workshop bersama Yandy Laurens untuk mengarahkan para peserta pada pembuatan konten video.

Samsung Galaxy Note 10+

 

Workshop Powerful Creator

Workshop yang diadakan juga cukup mendasar, namun akan ada beberapa tips yang saya pikir akan berguna untuk mereka yang ingin membuat konten. Sesi workshop juga tentunya akan menyerempet dengan fitur yang ada di Galaxy Note 10+, yang memang beberapa fiturnya bisa dioptimalkan untuk membuat konten. 

Persiapan untuk membuat film pendek. Sebagai informasi tantangan dari experience kali ini adalah untuk membuat video cinematic sebagai rangkuman perjalan yang dilakukan. Jadi workshop yang diberikan menjadi semacam bekal dari para peserta untuk menyiapkan konten dan mengenal apa saja fitur yang ada di Galaxy Note 10+ yang bisa dimanfaatkan untuk membuat konten video. 

Yandy Laurens menjelaskan beberapa persiapan mendasar untuk membuat konten, dibagi menjadi 3 bagian yaitu pra produksi, produksi dan pasca produksi. 

Pra produksi 

Di tahap ini, Anda diharapkan untuk menyiapkan beberapa hal sebelum akhirnya mengumpulkan footage atau mengambil gambar. Tahapan ini bisa dibilang sebagai perencanaan, semua hal yang akan dilakukan di produksi, sebagian besar sudah disiapkan di tahap ini. 

Beberapa hal yang harus disiapkan antara lain: Menyiapkan ide-ide, membuat struktur cerita, memilih type of shot, angle, garis imajiner, serta camera movement yang akan dilakukan nanti.

Untuk menyiapkan ide, kita bisa memilih untuk menyiapkan satu atau beberapa alternatif namun tidak terlalu banyak. Lebih baik memang kita memilih satu untuk fokus menyiapkan ‘tools’ lainnya. Anda bisa membuat mind map sebagai salah satu cara untuk membedah ide, merunutnya menjadi ide yang lebih spesifik atau menggunakannya untuk paduan membuat film/konten. 

Tools atau fitur yang disediakan Galaxy Note 10+ yang bisa digunakan untuk membuat mind map dan mencatatkan ide adalah stylus serta fitur note yang ada di perangkat. Mencatat jadi lebih mudah dengan kesan layaknya menulis di kertas yang cukup terasa di Galaxy Note 10+. Anda juga bisa mengkonversi menjadi PDF coretan yang telah dibuat atau jika tulisan Anda cukup bagus, tulisan tangan menggunakan stylus bisa langsung dikonversi menjadi teks. 

Proses yang yang selanjutnya bisa jadi saling berkaitan satu dan yang lainnya. Untuk struktur cerita pada dasarnya ada 3 bagian, pembuka, konflik, penutup. Anda bisa menggabungkan atau menambah menjadi beberapa bagian/babak untuk menambah seru jalannya cerita. Meski bagian ini terkesan hanya bisa digunakan untuk konten yang bercerita (drama) namun sebenarnya bisa juga digunakan untuk berbagai jenis konten. Bahkan cinematic (yang menjadi tantangan berhadiah di acara kali ini). 

Penambahan type of shot angle dan camera movement akan menambah unsur ‘drama’ pada video. Memberikan mood agar penonton mendapatkan rasa dari video yang ditontonnya. Type of shot yang dilakukan juga sebaiknya digabungkan. Yandy Laurens menjelaskan bahwa type of shot ini bisa disesuaikan dengan mood atau efek apa yang ingin didapatkan bagi penonton. Untuk tipe-tipe shot ada cukup banyak, misalnya close-up, extreme close-up, extreme wide shot, medium shot, full shot, medium close-up, dan medium shot (sumber). Yandy juga menambahkan beberapa pilihan lain seperti two shot, group shot, profile, over shoulder, tatami shot

Lalu untuk angle, Anda bisa memilih dari beragam pilihan seperti top, high, eye, low, bottom atau crazy (atau angle yang tidak biasa). Kombinasi dari berbagai angle ini tentunya juga bisa membangun mood dan menjelaskan seperti apa ‘rasa’ yang ingin dihadirkan oleh si pembuat konten. Untuk camera movement pilihan seperti pan, tilt, crane, track, handheld, zoom, atau kombinasi dari beberapa movement. 

Persiapan di atas dilakukan agar nanti saat produksi, kita tidak lagi kebingungan akan seperti apa jenis shot, angle atau movement yang akan dilakukan. Tentunya untuk hasil video cinematic atau travel, apa yang telah disusun tidak menjadi panduan yang baku. Akan ada banyak situasi yang mungkin akan menarik untuk diambil dan akan menambah baik hasil video, atau ada pula situasi yang dihindari. Mempersiapkan segalanya menjadikan fokus dari si pembuat video, apalagi jika kondisi shooting nantinya akan dipatok oleh waktu. Misalnya saja di acara experience ini, tentu saja peserta akan dibatasi waktu untuk di lokasi tertentu karena bersama rombongan dan lokasi yang akan dikunjungi dalam satu hari tidak hanya satu saja. 

Fitur pencatatan di Galaxy Note 10+ bisa menjadi pilihan, Anda tidak perlu lagi menulis di lokasi lain, semuanya bisa dilakukan di perangkat Anda. Mencatat, mengambil video dan meng-edit-nya. 

Produksi 

Kita akan masuk ke tahap yang kedua yaitu produksi. Di tahap ini kita akan dihadapkan pada beberapa keadaan yang mengharuskan kita mengambil keputusan untuk mengambil gambar apa, seperti apa dan bagaimana. Beberapa tips atau saran yang diberikan Yandy Laurens di tahap ini antara lain, yang pertama adalah resapi. 

Ketika datang ke suatu tempat, apalagi jika traveling dengan waktu terbatas, kadang kita terburu-buru dan langsung melakukan berbagai shot karena tidak ingin kehilangan momen. Campur aduk dengan berbagai angle serta tipe shot. Akhirnya kita malah kewalahan dan bisa jadi kehilangan tujuan, misalnya gambar yang harusnya diambil dengan shot wide malah diambil dengan close up. Atau gambar yang ingin menandakan mood tertentu malah kehilangan moodnya karena tidak seperti yang Anda harapkan. Yandy mengatakan bahwa sebaiknya ketika datang ke satu lokasi, maka kita meresapi lokasi tersebut. Tidak terburu-buru untuk mengambil berbagai footage tetapi menarik diri sebentar, melihat keadaan, melihat sekitar, merasakan nuansa yang ada, baru setelah itu menentukan, apa yang ingin diambil tipe shot-nya seperti apa, angle-nya apa. Apakah akan menggunakan FPS ‘normal’ atau lambat, apakah akan mengambil suara asli atau nanti menggunakan voice over/musik. 

Dengan meresapi lokasi maka kita diharapkan bisa mengambil gambar yang benar-benar bagus dan benar-benar diinginkan sesuai dengan storyboard. Jadi file yang nantinya terkumpul akan berguna.

Tips yang selanjutnya yaitu merencanakan dan mengatur ritme pengambilan gambar. Setiap footage atau adegan yang ingin diambil, telah dipikirkan ini akan masuk di sequence yang mana. Pengejewantahan dari storyboard yang telah kita buat dikombinasikan dengan seperti apa tampilan visual akhir yang ingin kita dapatkan. Lalu kita juga bisa mengatur ritme dalam pengambilan gambar. Tidak melulu harus statis, rekam, cut, lalu berpindah ke angle atau titik lain. Rekam lagi agak panjang, berhenti, pindah, rekam sebentar, pindah dan seterusnya. Ada kombinasi yang dilakukan sesuai dengan hasil akhir yang diinginkan.

Lalu tools atau fitur apa yang ada di Galaxy Note 10+ yang bisa dimanfaatkan pada tahap produksi ini, Yandy menjelaskan setidaknya ada 3, yang pertama adalah zoom in mic. Galaxy Note 10+ telah dilengkapi dengan perekaman zoom yang juga bisa meng-capture suara dengan lebih jelas. Jadi ketika kita merekam video dan melakukan zoom ke suatu objek, maka suara yang dihasilkan oleh objek yang kita zoom tadi akan semakin jelas. Contoh sederhana fitur zoom in mic di bawah ini.

Super steady cam adalah salah satu fitur yang ada di Note 10+ yang akan berguna ketika akan mengambil gambar yang membutuhkan kestabilan. Misalnya aksi merekam dengan berlari atau berjalan di tangga atau berjalan normal namun agak cepat. Dengan fitur ini kita tidak memerlukan lagi gimbal atau tripod, hanya dengan tangan saya akan didapatkan hasil video yang stabil. 

Note 10+ juga menyediakan 3 pilihan kamera yang bisa dipilih untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan. Selain kamera utama dengan spesifikasi 16MP yang mampu mengambil sudut ultra wide ada pula kamera 12MP untuk wide angle kamera serta 12 MP untuk telephoto camera. Satu lagi adalah kamera depth vision. Kombinasi kamera-kamera ini bisa memperkaya hasil video yang kita ambil. Misalnya saja satu footage akan tampak menarik jika diambil sudut sangat lebar, sedangkan shot yang lain akan menarik untuk diambil dengan kamera jarak dekat. 

Galaxy Note 10+ juga telah menyediakan fitur live focus video yang juga bisa menambah kaya video yang kita ambil. Ada efek glitch untuk memberikan efek ala film teknolog, ada pula efek blur atau – fitur yang saya suka- memberikan efek gradasi, objek tampil berwarna secara penuh sedangkan lingkungan sekitar jadi berwarna hitam putih. Fitur-fitur ini tentunya akan semakin memperkaya hasil footage atau video yang diambil dan bisa menambah mood ke dalam hasil akhir video. 

Fitur lain yang bisa sangat berguna ketika pengambilan gambar atau produksi adalah super slow motion dan hyperlapse. Fitur super slow motion adalah salah satu fitur favorit saya di Galaxy Note 10+, dengan fitur ini Anda bisa mendapatkan fps yang lebih tinggi dari fitur slow motion. Jadi efek dramatis yang akan dihasilkan semakin seru. Fitur ini juga bisa dikombinasikan dengan salah satu fitur lain yang juga menyenangkan untuk membuat video yaitu hyperlapse. Dengan fitur ini Anda bisa menggunakan untuk mengambil footage keramaian, orang berjalan (travel) atau suasana crowded yang memudar. Video-video traveling atau landscape alam juga akan menyenangkan jika menggunakan fitur ini. Contoh super slow mo dan hyperlapse bisa dilihat di video berikut.

Pasca Produksi 

Untuk tahap terakhir yaitu pasca produksi. Salah satu hal yang paling saya ingat pada tahap ini, Yandy Laurens mengatakan bahwa editing merupakan penulisan kembali. Artinya ketika kita mengambil gambar saat produksi, kita sebenarnya sedang menuliskan cerita (dengan audio visual atau visual saja), cerita itu telah terekam dan disimpan di perangkat, nah saat editing, kita sebenarnya  sedang menuliskan lagi cerita yang sudah kita tulisan sebelumnya. Jadi tahapan kita bisa melihat kembali proses produksi yang ada, dan bisa melakukan pengurangan, penggabungan agar cerita menjadi lebih menarik atau baik lagi.   

Untuk proses pasca produksi ada beberapa tahapan yang bisa kita lalui. Yang pertama adalah mengarsipkan file dengan baik. Ini bisa jadi salah satu bagian dari pasca produksi yang terpenting tetapi terkadang dilewatkan begitu saja. Padahal dengan mengarsipkan dengan baik maka akan memudahkan dalam melakukan editing. Pembagian folder file bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing, apakah berdasarkan dengan tanggal, jenis shot, lokasi atau yang lainnya. Intinya adalah pengarsipan ini disusun untuk memudahkan untuk melakukan editing. 

Yandy juga menjelaskan bahwa editign itu adalah proses berkala. Artinya dalam proses editing bisa jadi tidak akan langsung selesai. Kita bisa mengendapkan hasil editing semalam misalnya lalu melanjutkannya keesokan hari. Atau bisa juga dilakukan secara kontinyu, misalnya disesuaikan dengan waktu pengambilan, jadi editing dilakukan secara terus menerus sesuai dengan tambahan footage. Yang terakhir ini bisa dilakukan untuk jenis editing untuk travel misalnya, agar mood hari tertentu bisa didapatkan. 

Selain itu Yandy juga menyebutkan bahwa editing adalah proses menuliskan kembali, jadi ketika kita mengedit kita bisa menemukan berbagai kemungkinan lain yang mungkin tidak muncul saat pengambilan gambar. Meski kita telah membuat rencana atau storyboard, tentunya kemungkinan baru yang muncul saat editing ini bisa dijadikan bahan masukan agar hasil akhir videonya bisa jadi lebih baik. Dengan proses editing yang berkala, kemungkinan baru juga bisa muncul yang bisa menjadikan kita menuliskan kembali untuk lebih baik cerita yang sedang disusun, kita bisa membuka kemungkinan baru saat menjalani proses editing. 

Dua tips lagi yang diberikan Yandy Laurens saat workshop adalah, peka pada sound dalam gambar serta tools untuk mengedit dengan menggunakan Galaxy Note 10+. Untuk yang pertama, Yandy mengingatkan peserta untuk merasakan juga suara yang ada di lokasi shooting. Tidak hanya mengambil gambar tetapi juga bisa lebih cermat atas suara yang ada di lokasi. Suara ini juga bisa dimasukan dalam video untuk memberikan efek tertentu, misalnya dramatis atau memberikan mood pada penonton agar mengetahui seperti apa suasana yang ada di video. Kombinasi juga bisa dilakukan misalnya antara lagu latar dan suara asli dari lokasi. Kombinasi ini jika dilakukan dengan tepat akan memberikan efek dramatis tersendiri. 

Lalu yang kedua adalah tools untuk editing. Ini akan berkaitan dengan fitur yang ada di Galaxy Note 10+. Perangkat ini telah dilengkapi dengan fitur easy editing yang bisa dilakukan secara instan. Jadi ketika mengambil video tertentu, Anda bisa langsung mengeditnya agar bisa mendapatkan mood yang pas. Fitur S pen juga bisa membantu untuk memudahkan dalam proses editing. Selain di aplikasi bawaan, Anda juga bisa menggunakan aplikasi Adobe Rush dengan S pen untuk kombinasi editing yang lebih advance.

Selain tips yang diberikan dalam presentasi yang telah saya rangkum di atas ada pula beberapa tips tambahan yang berhubungan dengan folder file serta memilih footage. Yandy memberikan tips untuk memecah video yang diambil berdasarkan kategori, bagus, ok, disimpan dulu. Kategori bagus adalah footage utama yang akan digunakan dalam video, lalu ok adalah footage yang biasa saja tetapi mungkin akan berguna dan disimpan dulu adalah footage yang tidak masuk ketiganya. Dengan pengkategorian seperti ini akan memudahkan untuk memilih mana video utama yang dingin digunakan dan mana alternatif stock video yang dipunyai. 

Untuk tips selanjutnya berawal dari pertanyaan saya ke mas Yandy Laurens, dan berangkat dari kesulitan saya sendiri. Biasanya ketika merekam sesuatu maka kita akan tergoda untuk mengambil semua footage untuk stock karena takut kehilangan momen. Ambil jarang jauh, wide, shot dekat dan sebagainya. Lalu saat editing malah bingung sendiri karena kebanyakan stock video. Salah satu tips yang bisa dilakukan adalah mengambil stock video utama dengan wide atau ambil objek dari angle yang bisa mencakup keseluruhan, lalu sambil mengambil video ini mulai dipikirkan untuk next angle-nya. Jadi kita mendapatkan stock aman berupa keseluruhan objek sedangkan shoot angle lain selanjutnya adalah untuk memperkaya mood. 

Itu tadi hasil workshop bersama Yandy Laurens ketika saya mengikuti acara experience Samsung Galaxy Note 10+ di Seoul, Korea. Terus terang workshop yang diberikan memang cukup standar namun berguna untuk membantu saya ketika mengikuti acara dan mengambil footage. Malah tidak disangka video yang saya buat jadi pemenang di tantangan utama yaitu membuat video cinematic. Tips seperti membuat story board, meresapi lingkungan yang menjadi tujuan objek dan tidak terburu-buru mengambil gambar, editing adalah proses menuliskan kembali serta mengambil footage wide atau aman jika dirasa waktu terlalu mepet adalah beberapa tips yang membantu saya ketika membuat video perjalanan di Seoul dan sekitarnya kemarin. 

Selain itu, perangkat yang saya gunakan juga tentunya memang mumpuni untuk mengambil video dengan kualitas yang sangat baik, fitur-fiturnya juga sangat mendukung untuk berkreasi. Spesifikasi yang tinggi juga membuat proses editing dan rendering hampir tidak ada masalah. Saya menggunakan aplikasi bawaan, Adobe Rush serta Power Director untuk membuat video di Galaxy Note 10+. (Hasil bisa dilihat di bagian bawah).

Sebagai tambahan tidak lengkap rasanya jika tidak menyertakan beberapa hasil foto (bukan hanya video) yang saya ambil dengan menggunakan Galaxy Note 10+, berikut beberapa sample-nya.

Ini hasil video, semua gambar diambil dengan Galaxy Note 10+, editing juga menggunakan perangkat yang sama. Tools yang digunakan, aplikasi editing bawaan, Adobe Rush dan Power Director.