Tag Archives: Samuel Chan

Data dinilai akan semakin berperan seiring revolusi industri 4.0 yang terjadi saat ini / Pexels

Ajak Masyarakat Dalami Potensi Data, Algoritma Adakan Demo Day & Kickstart

Saat ini, peranan manusia dan data sudah sangat erat dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari saja, namun di berbagai industri dengan ruang lingkup yang beragam.  Revolusi industri 4.0 yang semakin pesat dengan kemajuan di bidang data science serta ketersediaan big data, turut meningkatkan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan terkait industri yang ditekuni serta teknologi yang dapat mengoptimalkan bisnis.

Ancella A. Hermawan, Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, memberikan contoh tentang bagaimana industri finansial kini memanfaatkan kerja sama teknologi data dan manusia.

“Dalam praktiknya, pada banyak industri yang sudah mapan, sebagian peran dari akuntan telah digantikan oleh machine learning atau artificial intelligence yang kemudian mendorong kemampuan akuntansi pada cakupan level strategis, yakni analisis dan pengambilan keputusan.”

Tingginya kebutuhan akan sumber daya manusia di berbagai industri tersebut masih timpang dengan ketersediaan data scientist yang siap guna. Salah satu alasannya adalah kurangnya lembaga pendidikan yang mampu mengakomodasi pendidikan data science yang diperlukan bisnis.

“Di Indonesia, data science masih terus berkembang dan menawarkan potensi yang luar biasa besar. Sayangnya, belum banyak program studi yang menawarkan data science sebagai sebuah tool yang mampu menyokong berbagai bidang keilmuan dan bisnis”, ujar Eddy Junarsin, Kepala Subdirektorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi Universitas Gadjah Mada.

Sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan bisnis terhadap data scientist dan untuk memberikan kesempatan karier dalam bidang yang paling dicari saat ini, Algoritma Data Science Education Center memberikan program Algoritma Data Science Academy. Program tersebut dapat diikuti oleh seluruh kalangan dari berbagai latar belakang maupun industri.

Pada tanggal 24 Juli 2018 nanti, Algoritma akan mengadakan Algoritma Demo Day untuk merayakan kelulusan angkatan pertama Algoritma Data Science Academy. Helatan ini akan diisi rangkaian talkshow dan seminar data science. Beberapa pembicara yang akan hadir di antaranya adalah Mari Elka Pangestu, Toto Sugiri (CEO DCI Indonesia), Irzan Raditya (Co-Founder & CEO Kata.AI), Nayoko Wicaksono (CEO & Co-Founder Algoritma), Rama Mamuaya (CEO DailySocial) dan beberapa nama lain yang ahli di bidangnya.

Algoritma Demoday

Agenda utama Demo Day ini adalah project showcase dari enam alumni Algoritma Data Science Academy angkatan pertama. Dalam project showcase ini, para peserta dapat menampilkan proyek data science yang mereka ciptakan dalam kelas Data Science Academy.

Salah satu tujuan dari Algoritma Demo Day adalah untuk mempertunjukkan skill siswa kepada para undangan yang terdiri dari tim human resources, IT, atau manajemen dari berbagai korporat dan startup. Dengan begitu, lulusan Algoritma Data Science Academy dapat terserap di berbagai industri yang memerlukan data scientist.

Pada malam hari di akhir acara, akan ada seminar pemrograman data science dalam Kickstart Series: Getting Started in Data Science yang dipandu langsung oleh Samuel Chan, Co-Founder dan Course Producer Algoritma. Sesi ini terbuka untuk umum, dan di sini para peserta dapat mempelajari dasar-dasar pemrograman data science untuk pemula yang tidak memiliki latar belakang pemrograman atau ilmu komputer.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, klik tautan berikut ini: https://goo.gl/eyxtTA


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Algoritma Demo Day & Kickstart Series

Samuel Chan dan tim algoritma / algoritma

algoritma dan Misi Mencetak Tenaga “Data Scientist” Berkualitas di Indonesia

Makin maraknya kehadiran startup hingga layanan e-commerce yang berbasis teknologi saat ini, memunculkan posisi baru yang memiliki peranan penting dalam bisnis. Mulai dari data analyst, data engineer, dan data scientist, semua posisi tersebut makin di cari namun terbilang masih sedikit jumlahnya.

Melihat potensi tersebut, algoritma, startup yang fokus kepada program dan kegiatan pendidikan untuk data scientist, hadir di Indonesia. Meskipun masih baru berjalan selama 4 bulan, algoritma memiliki visi untuk mencetak tenaga muda profesional yang ahli dalam pengolahan data.

“Saat ini untuk melihat dan mengolah data tidak cukup lagi menggunakan cara-cara lama, data semakin tidak teratur dan bersifat real-time, sehingga sudah harus dilakukan pendekatan yang lebih modern bukan lagi menggunakan cara konvensional,” kata Co-Founder dan Course Producer algoritma Samuel Chan kepada DailySocial.

Nama Samuel Chan sebelumnya dikenal sebagai Founder dan CEO HyperGrowth, yang merupakan perusahaan teknologi yang mengembangkan solusi otomasi pemasaran untuk pengiklan mobile dan perusahaan aplikasi mobile. Hypergrowth juga sempat mengembangkan Growthbot. Setelah menjalankan bisnis selama 3 tahun, Samuel memutuskan melakukan pivoting dari Hypergrowth menjadi algoritma.

Bersama tim dan formula yang diklaim terbaik, Samuel Chan dan Co-founder-nya, Nayoko Wicaksono, mendirikan algoritma sebagai platform untuk belajar dan mengenal lebih jauh data science.

“Kita telah melakukan komunikasi yang intensif dengan investor ketika memutuskan untuk melakukan pivoting. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa model bisnis yang baru lebih menjanjikan dan dengan tim yang ada saat ini memiliki potensi yang cerah untuk dikembangkan,” kata Samuel.

Aktif menggelar workshop dan kelas data science

Masih kurangnya wadah atau platform yang menghadirkan kesempatan untuk belajar soal data science dan pengetahuan terkait lainnya, tenaga data scientist asal Indonesia masih sangat minim sehingga harus mengimpor tenaga data scientist dari negara lain.

“Saya melihat lingkungan kita saat ini belum memiliki tenaga yang cukup siap menghadapi perubahan teknologi saat ini. Dengan alasan itulah tim dari algoritma ingin merubah keadaan sesuai dengan visi dan misi kita,” kata Samuel.

Saat ini algoritma telah memiliki sekitar 450 peserta yang telah mengikuti kegiatan workshop. Tidak hanya di Jakarta, tetapi juga di luar kota, seperti Surabaya. Sudah 13 workshop yang digelar oleh algoritma, dan dalam waktu dekat akan meluncurkan workshop terbaru tentang Python-based workshops. Secara keseluruhan algoritma menyediakan pelatihan untuk R and PYTHON juga pilihan untuk kursus dan bootcamps  data science.

algoritma juga sudah memiliki sekitar 22 klien korporasi sejak pertama diluncurkan. Meskipun masih sangat belia, algoritma disebutkan sudah memiliki tim solid berjumlah 12 orang.

“Dalam waktu 5 tahun ke depan ketika otomasi mulai menggantikan pekerjaan rutin manusia, algoritma ingin menjadi bagian dalam hal menyiapkan tenaga kerja yang handal dan terlatih,” tutup Samuel.

Algoritma Adakan Workshop Bahas Pilihan Karier sebagai Data Scientist

Banyak yang bertanya-tanya, apa saja yang bisa dilakukan seorang data scientist sehingga disebut sebagai pekerjaan paling seksi di abad ke-21. Pekerjaan ini disebut seksi karena tingkat permintaan (demand) terhadap data scientist jauh melebihi tingkat penawaran (supply). Jadi orang-orang yang memenuhi kualifikasi sebagai seorang data scientist, yakni yang mampu mengolah data menjadi informasi hingga dapat melakukan prediksi dari data yang ada, akan dibayar dengan gaji yang tidak sedikit. Dengan kata lain pula dapat dikatakan bahwa data scientist dibutuhkan di mana-mana karena segudang pilihan karier yang menanti.

Pilihan pertama seorang data scientist adalah mengabdi pada perusahaan tertentu sebagai pekerja tetap. Biasanya pilihan karier ini banyak dipilih karena merupakan jenis pekerjaan yang aman. Pilihan kedua adalah sebagai konsultan independen untuk proyek data science. Untuk jenis pekerjaan ini, seorang data scientist harus berusaha membangun reputasi dan kredibilitas sehingga dipercayai publik. Pilihan ketiga adalah menciptakan tools data science sendiri. Tools atau aplikasi ini dapat berupa mesin prediksi saham, mesin analitik traffic sebuah situs, mesin visualisasi data dan lain-lain.

Namun demikian, sebenarnya pilihan karier data scientist bukan hanya itu saja. Ada banyak lagi jenis pilihan profesi yang bisa dirintis oleh seorang data scientist. Untuk membahas hal ini, Algoritma mengadakan sebuah workshop yang berjudul “Data Scientist Career Path” pada tanggal 5 Oktober 2017, pukul 18:00-20:00 WIB, bertempat di Freeware Suites, Equity Tower lantai 18, Jakarta. Workshop ini akan dipandu oleh Samuel Chan, Course Producer dan Co-Founder Algoritma.

Fix_Banner Event-Rectangle_Kickstart Sept 20

Tak ketinggalan pula, semua peserta workshop akan belajar ngoding dengan bahasa R. Samuel Chan akan mengajarkan data visualisasi dan machine learning bagi para peserta workshop.

Jika tertarik untuk datang ke workshop ini, info lengkap dan pendaftarannya dapat mengunjugi tautan berikut: https://goo.gl/FnfVCo.

––

Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk acara data science dari Algoritma.

Algoritma, Kejora HQ, dan AWS Akan Adakan Workshop “Data Science” bagi Pemula

Era digital melahirkan banyak hal baru, tidak hanya yang berdampak pada teknologi penopang proses bisnis di atasnya, akan tetapi keluaran dari proses bisnis itu sendiri yang dapat diolah lebih lanjut, yakni data. Dewasa ini juga muncul istilah “data is the new currency“, mengisyaratkan betapa bernilainya data untuk berbagai kebutuhan strategis, untuk beragam jenis kebutuhan.

Namun data hanya sebagai data tanpa melalui proses pengolahan. Data Science adalah orang yang bertugas mengumpulkan, memproses, mengompilasi, dan memvisualisasikan data yang dari berbagai sumber untuk menghasilkan sebuah pengetahuan yang berguna. Misalnya dalam bisnis e-commerce, data aktivitas pembeli dalam website dapat dijadikan rujukan untuk mendesain antar muka yang sesuai. Menu mana yang paling sering digunakan, atau produk apa yang pada akhirnya mudah ditemukan.

Contoh lain untuk dunia pendidikan misalnya, data yang terkumpul dapat dilakukan untuk pengambilan keputusan. Misalnya untuk menambah jam mata pelajaran apa untuk persiapan menyambut ujian akhir, atau membeli buku genre apa di perpustakaan sesuai yang paling banyak diminati pembaca, dan lain sebagainya. Data yang sudah diolah dapat menyimpulkan banyak hal, dari aktivitas-aktivitas yang pernah dilakukan dalam bisnis.

Untuk memberikan pemahaman lebih lanjut terkait Data Science dan proses di dalamnya, lembaga pelatihan khusus pengolahan data Algoritma, bekerja sama dengan Kejora HQ dan Amazon Web Services mengadakan workshop bertajuk “Kickstart Series: Building Machine Learning Applications“. Tiga hal yang menjadi bahasan utama dalam acara ini, yakni pemrograman dasar bahasa R, pengenalan visualisasi data, dan teknik machine learning.

Workshop ini akan dipandu oleh Samuel Chan dan Seon Young. Samuel Chan adalah co-founder dan course producer di Algoritma. Sementara itu, Seon Young adalah Developer/Startup Specialist Solutions Architect di Amazon Web Services. Di workshop ini, Seon Young juga akan mengenalkan Machine Learning Service di Amazon, visualization tools untuk menciptakan model machine learning tanpa harus belajar algoritma machine learning yang sulit. Salah satu hasil akhirnya, Seon akan mengajarkan bagaimana prediksi dapat ditemukan dari berbagai aplikasi menggunakan API sederhana.

Workshop ini akan diselenggarakan pada tanggal 5 September 2017 pada pukul 17:45 di Kejora HQ. Para peserta disarankan untuk membawa laptop serta memasang R dan RStudio untuk kebutuhan praktik. Workshop ini didesain untuk dihadiri oleh 100 orang, baik untuk kalangan mahasiswa, karyawan, sampai startup. Seusai dengan misinya Algoritma ingin menjadikan Data Science dapat dipelajari oleh siapa saja. Info lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi tautan berikut http://bit.ly/algoDS0905.

Kickstart Series: Building Machine Learning Applications


Disclosure: DailySocial merupakan media partner acara Kickstart Series – Building Machine Learning Applications

Wawancara dengan CEO HyperGrowth Samuel Chan tentang Pendanaan Baru, Relokasi Operasional ke Indonesia, dan GrowthBot

HyperGrowth adalah sebuah perusahaan teknologi yang menarik. Awalnya didirikan di Singapura tiga tahun lalu, Founder dan CEO Samuel Chan memindahkan operasionalnya ke Jakarta (termasuk relokasi seluruh pegawainya) dan kini juga memiliki kantor di Ho Chi Minh, Vietnam. DailySocial berbincang dengan Samuel tentang keputusan relokasi, perolehan pendanaan terbarunya, dan produk chatbot Growthbot yang menjadi pertaruhan barunya.

HyperGrowth sendiri, menurut Samuel, awalnya dibangun sebagai perusahaan teknologi yang mengembangkan solusi otomasi pemasaran untuk pengiklan mobile dan perusahaan aplikasi mobile.

Layanan unggulannya adalah layanan SaaS Audience Kit yang membantu pemasar mobile mengembangkan manajemen audience, termasuk engagement dengan platform iklan mobile populer, seperti Facebook dan Google AdWords.

HyperGrowth saat ini memiliki 14 orang di dalam timnya di dua kantor operasional. Samuel mengatakan keputusannya memindah pusat operasional ke Jakarta merepresentasikan pasar yang sangat berpotensi untuk berkembang.

“Ukuran pasar aplikasi mobile [di Indonesia] lebih besar [ketimbang Singapura] dan kami ingin lebih dekat dengan lokasi klien / konsumen kami.”

Sebagai layanan konsultan, Samuel mengatakan perusahaannya secara operasional sustainable sejak didirikan tiga tahun lalu, karena mereka memberikan produk freemium berbasis langganan untuk layanan SaaS-nya. HyperGrowth juga memberikan layanan konsultasi di sesi teknis  untuk membantu konsumennya lebih fokus mengurusi data atau mengotomasi proses pemasaran.

HyperGrowth membangun joint venture dengan EMTEK untuk membentuk operasional perusahaan di Indonesia.

Pendanaan baru dan pengembangan chatbot Growthbot

Meskipun secara operasional sudah berhasil mendanai diri sendiri, Hypergrowth tak mau berpuas diri. Samuel mengatakan pihaknya baru saja memperoleh pendanaan seed dari goVentures Fund milik SEGA dan Gunung Sewu untuk pengembangan produk baru Growthbot.

Meski tidak menyebutkan nominal, Samuel mengatakan valuasi perusahaan kini mencapai $7 juta (93 miliar Rupiah) pasca perolehan pendanaan.

GrowthBot adalah layanan chatbot, yang saat ini terintegrasi untuk Slack, untuk membuat analisis kompetitif terotomasi bagi aplikasi mobile yang terdaftar di App Store dan Google Play.

Misalnya Anda memiliki aplikasi di App Store dan Google Play, GrowthBot bisa menampilkan rangkuman data soal peringkat aplikasi, pendapatan yang diperoleh rating, dan review dengan tampilan visualisasi yang diklaim mudah dimengerti secara real time.

Di masa depan, data yang bisa diolah pun makin berkembang.

Founder dan CEO HyperGrowth Samuel Chan / HyperGrowth
Founder dan CEO HyperGrowth Samuel Chan / HyperGrowth

“Kami bertaruh ke [pembuatan] asisten chat karena kami sebagai tim mengalami ‘kelelahan data’ dan sebagai pemasar mobile kami memiliki terlalu banyak sumber informasi. [Kami] menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membersihkan data menjadi sebuah analisis komprehensif ketimbang waktu untuk mempelajari analisis tersebut.”

“Kami percaya bahwa yang dibutuhkan saat ini bukanlah dasbor analitik baru atau big data tool baru. Yang kami pikir pasar butuhkan adalah data dan insight yang mudah diakses tentang metrik pertumbuhan [produk] mereka sendiri dan timbal balik dari pengguna,” lanjut Samuel.

GrowthBot saat ini bisa diakses secara gratis. Menurut Samuel, fokus HyperGrowth adalah membangun GrowthBot agar menyenangkan untuk digunakan. Untuk memenuhi standar tinggi tersebut, mereka memerlukan timbal balik konsumen dan pembaruan secara berkala.

“GrowthBot akan meluncurkan versi premium/berbayar ketika kami sudah siap. Pada saat itu pun kami tetap akan hadir dalam versi gratis untuk startup dan tim kecil.”

Mengapa mereka butuh pendanaan baru? Samuel mengatakan keduanya adalah investor strategis. “Kami memiliki rencana sangat ambisius untuk GrowthBot dan dengan pendanaan baru ini kami berencana terus berinvestasi untuk [pengembangan] kapabilitas GrowthBot.”

Dalam perencanaannya mereka juga akan menggunakan pendanaan untuk merekrut talenta terbaik untuk bergabung dengan timnya di Jakarta.

“Dalam tiga bulan mendatang, kami akan membawa GrowthBot ke platform pesan lainnya, seperti Facebook Messenger dan (harapannya) WhatsApp. Kami juga bersiap untuk mendorong [perkenalan produk] ke pasar regional,” pungkasnya.