Tag Archives: sandisk

[Review] SanDisk Extreme PRO Portable SSD: Penyimpan Data Portabel NVMe Kencang

SanDisk saat ini dikenal luas melalui produk penyimpanan datanya yang berbasis flash memory. Mulai dari kartu microSD hingga SSD (Solid State Drive), saat ini produknya sudah membanjiri pasar Indonesia. Namun, tahukah kalian bahwa SanDisk saat ini sudah menjadi bagian dari produsen hard disk Western Digital? Akuisisi dari SanDisk sudah dilakukan pada tahun 2016 silam.

Saat ini, solusi dari SanDisk sudah makin banyak. Hal ini mulai dari media penyimpanan kecil seperti microSD hingga SSD yang digunakan pada banyak perangkat komputer. Bahkan, saat ini SanDisk juga sudah memiliki sebuah SSD eksternal yang bisa dibawa kemana-mana. Nama dari SSD tersebut adalah SanDisk Extreme Pro Portable SSD.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD

SanDisk Extreme Pro Portable SSD sendiri merupakan penyimpan data eksternal yang menggunakan teknologi NVMe SSD. Sebagai penyimpanan eksternal, kinerjanya mampu didongkrak oleh SanDisk hingga kecepatan 1050 MB/s. Hal ini tentu saja hanya bisa dicapai pada saat menggunakan interface USB 3.1 Gen 2.

Selain memiliki kinerja yang tinggi, SanDisk Extreme Pro Portable SSD juga tahan terhadap guncangan dan air. SSD eksternal ini sudah memiliki sertifikasi IP55 yang tahan terhadap air dan debu. SanDisk juga sudah membungkus SSD eksternal ini dengan casing berbahan karet silikon untuk lebih meredam benturan. Rangkanya sendiri terbuat dari bahan aluminium sehingga membuatnya menjadi kokoh.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD yang saya dapatkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Kapasitas 1 TB
Interface USB 3.1 Gen 2
Tipe konektor USB-C
Dimensi 96.2 x 49.55 x 8.85 mm
Bobot 79 gram

Seperti dilihat di atas, perangkat yang saya dapatkan memiliki kapasitas 1 TB. SanDisk sendiri juga memiliki varian dengan kapasitas 512 GB dan 2 TB yang saat ini sudah dijual di pasar Indonesia.

Unboxing

Didalam paket penjualan dari SanDisk Extreme Pro Portable SSD terdapat perlengkapan sebagai berikut

SanDisk Extreme Pro Portable SSD - Unboxing

Desain

Saat pertama kali membuka paket penjualannya, saya cukup senang dengan dimensinya yang kecil. Hal ini tentu saja karena SanDisk Extreme Pro Portable SSD menggunakan SSD NVMe yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan sebuah perangkat SATA berukuran 2,5″. Dengan ukuran tersebut, SSD eksternal ini menjadi lebih nyaman untuk digenggam.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD memiliki casing berbahan karet silikon. Namun bagian atasnya yang memiliki logo SanDisk menggunakan plastik polikarbonat. Pada bagian kanan atasnya terdapat sebuah lubang untuk mengaitkan SSD ini pada sebuah clip atau carabiner. Tentunya, SanDisk tidak takut perangkatnya terbentur saat dijadikan sebuah gantungan.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD - USB-C

Pada bagian bawahnya terdapat sebuah port USB-C. Port ini hadir tanpa penutup sehingga cukup rentan terkena air dan debu pada bagian yang krusial ini. Sayangnya, tidak ditemukan lampu LED pada bagian ini. Padahal, sebuah lampu LED bisa memberitahukan apakah perangkat ini sedang menyala atau tidak. Apalagi sebuah SSD tidak menimbulkan bunyi, sehingga penggunanya tidak akan mengetahui perangkatnya bekerja apa tidak saat akan rusak.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD sendiri memiliki bobot yang sangat ringan, yaitu hanya 79 gram saja. Dimensi yang dimiliki oleh perangkat ini adalah 96.2 x 49.55 x 8.85 mm yang membuatnya terlihat mungil. Dengan rangka aluminium yang ada, membuatnya tidak mudah rusak saat ditaruh pada kantung celana dan terduduki.

Pengujian

Dengan menggunakan SSD NVMe, tentu saja kinerja dari SanDisk Extreme Pro Portable SSD menjadi lebih kencang dibandingkan dengan perangkat eksternal lain di pasaran. SanDisk sendiri menjanjikan kinerja yang fantastis, yaitu sekitar 1 GB/s. Akan tetapi setelah saya coba beberapa kali, ternyata pada inetrface USB 3.2 Gen 2 saya tidak bisa menyentuh angka tersebut.

Walaupun begitu, untuk sebuah perangkat eksternal, angka di atas 900 MB/s tentu saja sudah tergolong super kencang. Bahkan, pada kecepatan seperti ini kegiatan gaming dan rendering juga akan terasa cepat seperti sebuah penyimpan internal.

SanDisk Extreme Pro Portable SSD - With Box

Pada pengujian kali ini, saya menggunakan laptop ASUS TUF Gaming A15 yang memiliki port USB 3.2 Gen 2 dengan interface USB-C dan USB 3.2 Gen 1 dengan interface USB-A. Tentunya, dengan menggunakan port USB-C pada laptop ini, pengujian berjalan dengan bandwidth penuh.

Pada pengujian sequential di mana sebuah file 1 GB disimulasikan di transfer dari dan ke SSD, hasil yang didapatkan adalah sekitar 950 MB/s. Hasil seperti ini tentu saja sudah sangat kencang. Apalagi pada pengujian random di mana sebuah HDD hanya memiliki kinerja di bawah 1 MB/s, SSD ini mampu mentransfer lebih dari 30 MB/s.

Hasil kedua adalah pengujian dengan menggunakan kabel USB-A. Hasilnya cukup menggambarkan yang umum di Indonesia akan didapatkan, karena USB 3.2 Gen 2 masih belum tersebar penggunaannya. Dengan hasil seperti itu, tentu saja bermain dan melakukan rendering akan menjadi kencang, karena kinerjanya mirip dengan sebuah SSD SATA.

Hal yang menyenangkan dari SSD yang satu ini adalah suhu yang dihasilkan. Saat melakukan pengujian, saya tidak menemukan adanya panas yang berlebihan. SSD ini memang menjadi hangat pada penggunaan yang cukup lama, namun saya tidak terganggu saat memegangnya.

Verdict

Banyak para profesional dan gamer membutuhkan sebuah perangkat penyimpanan yang mudah dibawa. Namun, sebuah hard disk eksternal rentan rusak dan memiliki kinerja yang lambat. Untuk hal tersebut, SanDisk pun memiliki solusinya, yaitu dengan SanDisk Extreme Pro Portable SSD.

Kinerja yang ditawarkan sudah tidak perlu lagi diragukan. Dengan kecepatan di atas 900 MB/s, membuat SSD ini bisa digunakan untuk bermain game-game AAA serta melakukan rendering video secara langsung. SSD ini juga cocok untuk mereka yang hanya memiliki ruang penyimpanan yang kecil pada perangkat PC-nya, seperti laptop ultrathin.

Bagi yang belum memiliki teknologi USB 3.2 terbaru, tentunya tidak perlu khawatir. Hal tersebut dikarenakan SanDisk Extreme Pro Portable SSD sudah memberikan konektor USB-A yang umum digunakan pada setiap perangkat komputer. Kecepatannya pun juga mengikuti bandwidth port USB masing-masing PC.

SanDisk menjual SSD yang satu ini pada harga Rp. 3.199.000 pada toko resminya di beberapa ecommerce. Harga ini memang cukup tinggi untuk sebuah penyimpanan berukuran 1 TB. Namun dengan harga tersebut, pengguna akan mendapatkan kinerja yang sangat kencang dan tahan terhadap benturan serta percikan air dan debu.

Sparks

  • Kinerja tinggi dengan NVMe
  • Menyediakan dua buah kabel, USB-C dan USB-A
  • Tahan benturan, air, dan debu
  • Ringan

Slacks

  • Harga yang cukup mahal untuk sebuah penyimpan 1 TB
  • Tanpa indikator LED
  • Port USB-C tanpa penutup

Orang Indonesia Sulit Backup, Sandisk Siapkan Solusinya

Pengguna smartphone di Indonesia tentu saja memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dalam menggunakan perangkatnya. Kebanyakan, smartphone ternyata masih digunakan untuk mengambil momen yang ada. Hal tersebut dipaparkan oleh firma riset Deka pada acara yang diadakan oleh SanDisk di GoWork Setiabudi tanggal 8 Juli 2019.

Sandisk Dual Drive - Launch

Pengguna smartphone di Indonesia pun juga hanya memiliki perangkat dengan penyimpanan internal 16 – 32 GB saja. Hal ini membuat mereka harus membeli kartu memori tambahan berupa microSD. Kartu inilah yang paling banyak digunakan orang untuk melakukan backup data, yang kebanyakan foto dan video tersebut.

Melakukan backup ke sebuah layanan cloud, tentu saja mudah. Akan tetapi, pengguna butuh memperhatikan masalah kuota internet yang mereka miliki. Selain itu, koneksi upload internet di Indonesia juga kerap kurang cepat sehingga prosesnya akan memakan waktu yang lama.

Sandisk Dual Drive

Dengan permasalahan yang ada, SanDisk menawarkan solusi lain untuk melakukan backup data, yaitu dengan menggunakan perangkat on-the-go. SanDisk sendiri memiliki perangkat dengan nama Dual Drive, yang merupakan sebuah USB Flash Disk dengan dua colokan, yang pertama adalah colokan USB pada umumnya, dan satu lagi akan ditancapkan ke perangkat smartphone.

Hal tersebut berarti bahwa Dual Drive dari SanDisk ada tiga jenis, yaitu dengan interface USB-C, microUSB, dan Lightning untuk iPhone/iPad. Selain itu, untuk memudahkan penggunanya, SanDisk juga memiliki aplikasi yang dapat langsung mem-backup data ke USB OTG tersebut.

Sandisk Dual Drive iXpand

Mencoba Aplikasinya

Aplikasi yang dimaksud oleh SanDisk untuk perangkat Android dan iOS bernama SanDisk Memory Zone. Dengan aplikasi yang satu ini, pengguna bisa melakukan backup dan restore ke semua perangkat yang terhubung dengan smartphone yang digunakan. Hal tersebut meliputi microSD dan USB OTG.

Sandisk Dual Drive - MemZone

SanDisk Memory Zone ternyata juga mampu melakukan backup ke beberapa layanan cloud seperti Dropbox dan Google Drive. Uniknya, aplikasi ini juga mampu melakukan download foto dan video dari media sosial dan menyalin semuanya ke sebuah media OTG. Selain itu, Google Photo juga dapat diambil isinya dengan aplikasi ini.

Backup memang untuk saat ini memang sepertinya harus menjadi sebuah kebutuhan. Tentunya, momen terbaik kita yang pernah ada akan sangat disayangkan kalau hilang, atau tidak bisa diambil karena penyimpanan smartphone kita terlalu penuh sehingga tidak dapat diisi kembali.

[Review] Western Digital Black NVME SSD: Kencang untuk Gamer dan Editor

Perusahaan Western Digital selama ini kita kenal sebagai produsen hard disk. Semakin lama, teknologi penyimpanan menjadi lebih kencang dan canggih. Sayangnya, Western Digital sepertinya belum mau berpindah dari perangkat dengan piringan.

Hal tersebut berubah pada saat Western Digital mengakuisisi SanDisk yang dikenal sebagai vendor perangkat penyimpanan berbasis flash. SanDisk pun juga dikenal memiliki media penyimpanan untuk komputer, yaitu Solid State Drive. Tentunya, setelah penggabungan tersebut, Western Digital pun memiliki semua teknologi SSD yang ada.

WD Black SSD -

Teknologi SSD yang ada tidak melulu menggunakan antar muka Serial ATA atau SATA. Oleh karena SATA sepertinya sudah menemukan titik tertingginya, interface yang dipilih yaitu yang selama ini sudah ada: PCI-express. Dengan menggunakan interface ini, terbentuklah sebuah form factor baru bernama Non Volatile Memory Express atau NVMe.

Dengan platform NVMe ini, bandwidth yang dimiliki sebuah media penyimpanan akan dapat mencapai 3 GB/s, tergantung dari kontroler dan cip NAND yang digunakan. Tentunya, hal ini membuat sebuah SSD NVMe yang menggunakan form factor M.2 bisa jauh lebih kencang dari SATA.

Kali ini, Western Digital pun ternyata sudah memiliki sebuah SSD yang menggunakan form factor M.2. Dan kebetulan, DailySocial sudah mendapatkan sampel pengujian dari SSD terbaru mereka ini.

Untuk spesifikasinya dapat dilihat berikut ini:

Model WDS100T2X0C
Kapasitas 1 TB
Interface M.2 NVMe
NAND SanDisk 64 Layer 3D TLC
Kontroler SanDisk

Dengan kecepatan teoritis sampai dengan 3 GB/s, tentu saja membuat pekerjaan seseorang dalam bidang editing lebih cepat. Tidak hanya para editor foto dan video saja, para gamers juga bakal mendapatkan keuntungan saat menggunakan SSD yang satu ini.

Saat melakukan review Western Digital Black SSD, kami menggunakan spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Intel Core i9 9900K ES
Motherboard Gigabyte Z390 UD
RAM 2x 8GB Corsair Vengeance RGB Pro DDR4 3200MHz
HSF Noctua NH-D15
PSU AX1600i
Keyboard Corsair K70 RGB MK.2 SE Rapid Fire
Mouse Corsair Harpoon RGB Gaming Mouse
Monitor MSI Optix MAG27C

Paket Penjualan

Sayangnya, Western Digital tidak menyertakan apa pun kecuali SSD itu sendiri pada paket penjualannya. Bentuk dari paket penjualan tersebut adalah sebagai berikut

WD Black SSD - Paket Penjualan

Desain

Western Digital Black NVMe SSD hanya menggunakan satu sisi untuk menaruh semua cip dan transistornya. Empat cip yang ada pun juga ditutup oleh sebuah heat spreader yang membuat suhu SSD ini bakal lebih dingin dibandingkan yang tidak menggunakan pendingin.

WD Black SSD - Belakang

SSD ini memiliki dimensi 22 x 80 x 2,3 mm. Yup, sekecil itu. Dan biasanya penempatan slot M.2 tidak akan memenuhi ruang slot penyimpanan lainnya.

WD SSD Dashboard

Sepertinya Western Digital sudah mempersiapkan semua yang dibutuhkan, termasuk sebuah software yang mampu mendeteksi kegiatan dari WD Black NVMe SSD. Software yang dapat di-download langsung pada website resminya ini bernama SSD Dashboard.

Sayangnya, SSD Dashboard tidak dapat melakukan TRIM yang akan mengembalikan performa SSD setelah lama dilakukan kegiatan penulisan data. Walaupun begitu, kami telah mencoba menggunakan tips TRIM yang sudah kami ulas.

Pengujian

Sebuah SSD dengan interface NVMe merupakan media penyimpanan terkencang yang ada saat ini untuk sebuah komputer konsumen. Oleh karena itu, pengujian pun harus disesuaikan dengan kinerja dari SSD tersebut.

Untuk menguji SSD, kami menggunakan dua metode, yaitu metode sintesis dan metode transfer data. Untuk metode sintesis, kami menggunakan software HDTune dan Crystal Disk Mark. Untuk metode transfer data, kami menggunakan file sebesar 4482 MB yang terdiri dari beberapa ratus foto dan satu file zip dengan besar yang sama.

Sebagai pembanding, kami menyertakan SSD SATA Western Digital Blue yang menggunakan form factor SATA 3. Hal ini untuk menunjukkan seberapa kencang WD Black NVMe SSD dibandingkan dengan SSD SATA yang umum beredar di pasaran. Berikut adalah hasilnya

Dengan hasil seperti ini, kinerja sebuah komputer tentu saja akan meningkat. Kinerja rendering sebuah video saat dikerjakan dengan prosesor paling cepat akan memiliki bottleneck pada penyimpanan. Dengan WD Black NVMe SSD, pekerjaan tersebut akan lebih cepat selesai.

Apalagi jika sebuah game yang saat ini memiliki kapasitas yang besar. Untuk melakukan loading file-file yang banyak dan berukuran kecil, tentu saja akan lebih kencang saat menggunakan SSD dibandingkan HDD. Akan tetapi, dengan menggunakan WD Black NVMe SSD sudah pasti akan lebih kencang lagi.

Verdict

Saat membeli sebuah media penyimpanan memang harus memikirkan dua hal: kinerja dan kapasitas. Saat memilih kapasitas, biasanya pilihan akan jatuh ke HDD yang memiliki kinerja rendah. Saat memilih kinerja, SSD tentu akan menjadi pilihan walaupun kapasitasnya lebih kecil. WD pun memiliki solusi keduanya dengan WD Black NVMe SSD.

Kinerja yang ditawarkan WD Black NVMe SSD memang sangat kencang. Hal ini menandakan bahwa para editor video dan foto serta gamer yang membutuhkan kecepatan loading software tinggi cocok untuk memilikinya. Kinerjanya bahkan melebihi SSD SATA yang ada saat ini.

Dengan kinerja tinggi tentu saja akan berdampak pada harganya. WD Black NVMe SSD ini dijual dengan harga Rp. 5.400.000 (MSRP). Dengan harga ini, memang pasar yang disasar menjadi menengah ke atas. Oleh karena itu, untuk harga yang lebih terjangkau, WD masih menyediakan alternatif lain, yaitu WD Blue SSD.

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Tidak panas
  • Kapasitas besar

Slacks

  • SSD Dashboard tidak menyertakan fungsi TRIM
  • Harga cukup mahal

[Review] SanDisk Extreme Pro 128 GB: Kencang, Luas, Kecil

Semakin lama, penggunaan kartu memori untuk menampung data pun semakin banyak. Saat ini, kartu memori sering digunakan pada smartphone dan juga kamera. Data yang ditempatkan pada kartu memori pun kebanyakan adalah gambar dan video.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - Paket PenjualanDalam membuat sebuah video dengan resolusi tinggi, sebuah memori yang cepat memang sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, sebuah kartu memori yang memiliki kecepatan tinggi juga dibutuhkan agar tidak ada lag yang terjadi saat perekaman.

Berbicara mengenai kartu memori, kartu SD dan microSD merupakan media yang paling umum digunakan saat ini. Oleh karena itu, sang pelopor kartu Secure Digital, SanDisk selalu mengeluarkan media yang lebih cepat dari sebelumnya. Kami pun mendapatkan sampel kartu microSD terbaru mereka, SanDisk Extreme Pro 128 GB.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - Camera

Saat mencoba kartu memori ini, kami pun cukup dibuat repot. Pasalnya, SanDisk menjanjikan kinerja yang sangat tinggi pada kartu ini, yaitu hingga 170 MB/s. Sayangnya, belum banyak card reader yang mendukung kinerja tinggi tersebut. Bahkan beberapa perangkat Android dan laptop juga belum dapat menggunakan kinerjanya secara menyeluruh.

Kartu ini pun memiliki standar baru, yaitu A2. Standar A2 merupakan standar dimana kartu ini dapat digunakan pada perangkat Android sehingga dapat diinstalasikan aplikasi. Dengan begitu, aplikasi yang ada bakal dapat berjalan lebih cepat. Hal tersebut dikarenakan Sandisk telah meningkatkan kinerja IOPS sampai dengan 4500.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - Smartphone

Standar ini memang bagus, namun sayang sampai saat ini belum ada daftar mengenai perangkat mana yang dapat menggunakannya. Selain itu, Google juga menginginkan aplikasi di Android ditaruh pada internal sehingga kinerjanya lebih kencang.

Sandisk Extreme Pro 128 GB dijual dengan harga Rp. 799.000. Harganya memang cukup tinggi, namun kinerja yang dijanjikan pun juga tidak serendah kartu dengan harga yang ada dibawahnya.

Unboxing

Saat dibuka, hanya dua kartu inilah yang tersedia

Sandisk Extreme Pro 128 GB - With Adapter

Pengujian

Untuk menguji kartu memori yang satu ini, memang harus digunakan perangkat pembaca yang memang bisa membaca dengan kecepatan tinggi. Saat menggunakan pembaca biasa, kinerja baca hanya bisa sampai 80 MB/s saja. Tentunya, hal tersebut cukup jauh dengan apa yang bisa dicapai oleh kartu memori tersebut.

Kami pun menggunakan sebuah card reader yang mampu membaca dengan kecepatan tinggi. Akan tetapi, ternyata kartu ini seperti menolak untuk diajak “berlari” pada kecepatan 100 MB/s. Namun setidaknya, kami mendapatkan nilai yang memang cukup fantastis untuk sebuah kartu microSD.

Dengan kecepatan tersebut, tentu saja sebuah video 4K dengan bitrate standar akan dapat direkam tanpa cela. Dengan frame rate 45 Mbps saja, kartu ini sudah mampu untuk merekam secara sequential. Oleh karenanya, untuk kebutuhan fotografi saja, kartu ini sudah lebih dari cukup.

Kesimpulan

Kebutuhan akan penyimpanan portabel memang semakin lama semakin besar. Tidak hanya untuk foto dan video saja, data pekerjaan pun juga kadang tidak akan muat ditaruh pada sebuah tablet atau smartphone. Oleh karena itu, Sandisk mengeluarkan Extreme Pro dengan kapasitas 128 GB.

Sandisk Extreme Pro 128 GB - PC

Kinerja yang ditawarkan memang sangat menawan. Di saat kebanyakan kartu dapat berjalan pada kecepatan 30 MB/s, kartu yang satu ini bisa mencapai kecepatan 96 MB/s! Tentunya menuliskan data foto dan video pada kartu ini bakal lebih cepat dan tanpa cacat.

Dengan harga Rp. 799.000, memang kartu ini lebih cocok untuk dimiliki oleh para fotografer dan videografer. Untuk para pengguna Android, kemungkinan besar tidak akan memerlukan kartu ini untuk meletakkan aplikasi. Dan perangkat Android yang butuh instalasi aplikasi pada kartu memori kebanyakan memiliki harga yang murah. Tentunya, hal ini bertolak belakang.

Sparks

  • Kapasitas besar
  • Kencang
  • Adapter
  • Standarisasi terbaru

Slacks

  • Mahal
  • Kinerja tidak stabil

 

SanDisk Luncurkan Standar Baru, A2 untuk Perangkat Android

Dalam memasarkan sebuah wadah penyimpanan data, tentu saja kecepatan dan kapasitas akan menjadi daya tarik tersendiri. Namun saat berbicara kecepatan, sebuah perangkat Android kerap menjadi pelan saat menjalankan aplikasi yang terinstal melalui microSD.

Gangguan terhadap lancarnya perekaman video dengan resolusi 4K juga membuat para videografer membutuhkan media yang lebih cepat. Rusaknya hasil pengambilan video membuat banyak videografer harus mengambil ulang sebuah konten.

SanDisk A2 Pro - Idris

Idris Effendi selaku Country Manager, Client Solutions, Indonesia Western Digital pun memperkenalkan sebuah kartu microSD baru yang memiliki kecepatan yang paling kencang saat ini. Kartu tersebut adalah SanDisk Extreme Pro.

Kartu SanDisk yang baru ini memiliki standar baru dari SD Association, yaitu A2. A2 mengharuskan sebuah kartu SD memiliki kecepatan IOPS (Input Output Per Second) tulis 2000 IOPS dan baca 4000 IOPS. Hal ini dapat membuat loading aplikasi pada sebuah perangkat Android meningkat jauh dari microSD tanpa A2.

MicroSD berjenis eXtended Capacity ini juga mendukung standar V30 yang membuat sebuah stream video bisa ditulis dalam kecepatan minimal 30 MB/s. Kecepatan tersebut dibutuhkan dalam merekam video dengan resolusi 4K atau Ultra HD.

SanDisk A2 Pro

Secara spesifikasi, microSD SanDisk Extreme Pro ini memiliki kecepatan transfer data yang sangat tinggi. Kecepatan bacanya mencapai 170 MB/s dan kecepatan tulisnya berlari pada 90 MB/s.

Untuk kapasitas 64 GB, SanDisk menjual microSD ini pada harga Rp. 449.000. Sedangkan untuk kapasitas 128 GB, SanDisk menjualnya dengan harga Rp. 799.000. Selain itu, SanDisk juga menjual SanDisk Extreme A2 4 GB dengan kecepatan lebih rendah dengan harga Rp. 349.000.

Perangkat Pendukung?

Dengan keluarnya standar A2, tentu saja pertanyaan akan tertuju kepada perangkat mana yang mendukungnya. Sampai saat ini, belum ada vendor smartphone Android yang secara terang-terangan mengatakan bahwa mereka mendukung standar A1 dan A2.

Idris mengatakan bahwa saat ini feature A1 dan A2 sudah didukung pada sistem operasi Android Marshmallow. Akan tetapi, opsi untuk menggunakan feature tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu oleh para vendor.

SanDisk A2 Pro - Idris with Pro

Saat ditanyakan apakah SanDisk memiliki daftar smartphone yang mendukung standar A1 dan A2, Idris pun mengatakan bahwa mereka belum memilikinya. Akan tetapi, mereka selalu melakukan pengujian A1 pada smartphone OPPO.

Kami pun menanyakan apakah standar ini memiliki pengaruh saat digunakan pada sistem operasi lainnya atau tidak. Idris mengatakan bahwa standar tersebut memang khusus ditujukan untuk perangkat Android. Untuk tablet Windows dan OS lainnya, sepertinya belum bisa digunakan secara optimal.

Untuk microSD yang satu ini, DailySocial sudah mendapatkan sampel pengujiannya. Oleh karena itu, tunggu saja review-nya di Dailysocial.id.

SanDisk Berbagi Tip Untuk Ciptakan Foto Menawan via Smartphone

Kombinasi dari kemudahan akses ke sosial media, semakin terjangkaunya smartphone berkamera canggih dengan dukungan beragam software edit memunculkan segmen baru di ranah fotografi. Hal ini juga mendorong sejumlah perusahaan aksesori untuk beradaptasi mengikuti kebutuhan pengguna. Salah satu nama yang sigap merespons perubahan ini ialah SanDisk.

Produsen produk memori yang jadi bagian dari Western Digital sejak tahun 2016 itu kemarin melangsungkan media workshop singkat yang difokuskan pada cara menghasilkan foto menawan berbekal smartphone. SanDisk mengerti bahwa peran kamera DSLR atau mirrorless memang belum dapat digantikan, namun smartphone memungkinkan kita mengabadikan momen secara ringkas dan bebas ribet. Cukup ideal saat digunakan liputan ataupun jadi alat buat mengabadikan momen ketika liburan.

SD 1

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk yang paling gemar menggunakan smartphone untuk berfoto, dan juga sangat getol mengakses sosial media. Terhitung ada sekitar 53 juta pengguna Instagram aktif di tanah air, angkanya paling tinggi dibanding negara-negara di kawasan Asia Pasifik lain. Dan dengan jumlah foto yang semakin banyak, SanDisk paham pengguna memerlukan aksesori untuk membantu mereka menyimpan, mengelola dan memindahkan file.

SD 3

Inilah alasannya SanDisk memperkenalkan lini Memory Storage Solutions yang siap menunjang berbagai tipe perangkat bergerak, terdiri dari kartu microSD Extreme Pro dan Ultra, OTG SanDisk Ultra Dual USB Drive (ada opsi USB type-A dan type-C), flash drive iXpand yang dikhususkan buat iDevice ber-port Lightning, serta drive wireless SanDisk Connect.

SD 5

Jika smartphone dan segala aksesori pendukungnya nya sudah siap, silakan Anda ikuti sejumlah tip yang di-share oleh fotografer spesialis mobile Renaldi Ahmad.

SD 2

 

1. Susun agenda perjalanan dan daftar objek yang jadi target foto

Saat punya rencana mengunjungi suatu tempat untuk berlibur, tentukan objek menarik yang ada di area destinasi; contohnya bangunan bersejarah, agenda festival budaya, atau pemandangan alam. Akan sangat baik lagi jika Anda mencatat daftarnya karena hal ini akan membantu Anda mengelola waktu sehingga tidak ada pemandangan cantik atau momen menarik yang terlewatkan.

 

2. Apapun perangkat fotografinya, selalu ingat ‘aturan sepertiga’

Renaldi menyampaikan, komposisi punya peran sangat penting untuk membuat foto tampil menarik, dan rule of thirds adalah kuncinya. Dalam live preview, sejumlah perangkat mempunyai opsi untuk mengaktifkan grid yang membagi tampilan jadi tiga zona secara horisontal dan vertikal (total ada sembilan zona). Empat garis ini ialah acuan untuk menempatkan objek foto, dan bisa diterapkan pada apapun – orang, makanan, hingga bangunan.

Dengan menaruh objek di area garis, mereka akan terlihat lebih natural, menarik dan seimbang ketimbang foto dengan objek yang diposisikan jauh dari grid. Tapi perlu diingat, aturan ini boleh dikesampingkan jika hasil jepretan Anda mampu ‘bercerita’.

 

3. Cari dan ikuti leading lines

Seperti yang sempat disampaikan pula oleh Putri Anindya dalam workshop Samsung di bulan April silam, Renaldi sangat menyarankan kita untuk mencari serta memanfaatkan leading lines. Leading lines adalah garis-garis – bisa muncul dari benda apapun – yang dapat memandu pandangan kita menuju objek utama di foto. Beberapa contoh hal yang bisa dijadikan leading lines di antaranya jalanan, pasir di pantai, atau struktur bangunan.

 

4. Sertakan elemen-elemen kehidupan

Ingat soal bagaimana foto yang berbicara bisa lebih menarik dari jepretan yang sekadar mengikuti aturan sepertiga? Memasukkan aktivitas manusia (walaupun hanya potogan) dapat membuat foto ‘bercerita’, tanpa memerlukan penjelasan dalam bentuk teks. Caranya tidak terlalu sulit. Misalnya ada bangunan unik di pinggir pantai, silakan sertakan orang atau pasangan yang sedang berjalan ke sana; lalu ketika memotret makanan, tak ada salahnya memasukkan tangan yang seolah-olah mencoba mengambilnya.

 

5. Edit, simpan dan backup

Ada banyak aplikasi edit foto tersedia untuk perangkat mobile. Renaldi merekomendasikan kita untuk jangan segan mencoba serta mengutak-atiknya; misalnya mengubah temperatur warna, saturasi, tingkat kecerahan, hingga menerapkan filter. Software-software tersebut biasanya juga mempersilakan kita melakukan cropping. Kapabilitas ini dapat dimanfaatkan untuk mengoreksi komposisi foto, dan lagi-lagi rule of thirds bisa dijadikan referensi.

Beres? Baiklah, selanjutnya buat duplikat agar foto-foto berharga tersebut tidak hilang. Proses backup bisa dilakukan dengan menggunakan opsi drive yang SanDisk telah sediakan. Di acara kemarin, saya sempat menguji Ultra Dual Drive M3.0. Thumb drive ini memiliki dua connector, yaitu microUSB serta USB standar, untuk disambungkan ke smartphone serta PC. Prosedurnya sangat sederhana. Anda hanya perlu mengunduh app SanDisk Memory Zone ke Android.

SD 8

SD 9

 

Menggandakan dan mentransfer file ke drive bisa dilakukan sepenuhnya lewat Memory Zone, dan selanjutnya, ia bisa bekerja layaknya flash drive biasa di sistem ber-OS Windows. Sangat mudah.

SD 4

sandisk-usb-c-flash-drive-1tb-4

SanDisk Pamerkan USB-C Flash Drive Kapasitas 1TB untuk Smartphone di CES 2018

Berapa besar memori internal smartphone yang Anda gunakan? 16GB, 32GB, atau bahkan 64GB dan mungkin itu masih belum cukup.

Ledakan konten di smartphone, seperti aplikasi, game, foto, lagu, video, dan sebagainya, membuat ruang penyimpanan cepat terkuras habis. Layanan cloud storage seperti Google Drive, OneDrive, Dropbox, dan lainnya memang cukup membantu, tapi kapasitas ruang penyimpanan data yang ditawarkan di versi gratis tergolong kecil.

sandisk-usb-c-flash-drive-1tb-1
Gambar via Engadget

Western Digital paham betul mengenai masalah tersebut, di gelaran Consumer Electronics Show 2018 (CES 2018), mereka pun memamerkan prototipe SanDisk USB-C flash drive kapasitas 1TB yang diklaim memiliki bentuk terkecil di dunia.

Kapasitas 1TB atau 1.000 GB tentu sudah lebih dari cukup untuk mengatasi masalah ledakan konten di smartphone. Jika ponsel pintar Anda sudah menggunakan port USB Type-C, maka bisa langsung ditancap ke smartphone. Sayangnya, harga dan detail spesifikasi SanDisk USB-C flash drive 1TB ini belum diungkap.

sandisk-usb-c-flash-drive-1tb-2

Perangkat lainnya yang diperkenalkan (bukan prototipe) ialah SanDisk Ultra Fit USB 3.1 Flash Drive berkapasitas 256GB (read speed 130 mbps) yang juga diklaim memiliki bentuk terkecil di dunia. Dengan kapasitas 256GB, Anda memiliki fleksibilitas untuk menyimpan lebih banyak konten.

Misalnya saja, 14.000 foto, 10 jam video full HD, 16.000 lagu, dan itupun masih tersisa 64GB yang tersedia untuk menyimpan file lainnya. Jika tertarik, SanDisk Ultra Fit USB 3.1 Flash Drive 256GB dijual US$149,99 atau sekitar Rp2,1 jutaan.

Sumber: GSMArena dan Theverge. Gambar: Engadget dan SanDisk

sandisk-ixpand-base

SanDisk iXpand Base, Solusi Masalah Penyimpanan Terbatas Pada iPhone

Salah satu masalah yang kerap menghantui pengguna iPhone adalah keterbatasan ruang penyimpanan. Maklum saja, Apple memang tidak menyediakan slot memori eksternal.

Namun setiap masalah tentu ada solusinya, contohnya seperti yang ditawarkan oleh Western Digital melalui produk terbaru mereka, SanDisk iXpand Base. Sebuah solusi yang unik dan memudahkan untuk melakukan backup konten.

sandisk-ixpand-base-2

Dengan iXpand Base, Anda dapat mem-backup koleksi foto, video, dan daftar kontak tanpa komputer atau tanpa perlu terhubung iTunes. Cukup hubungkan iPhone ke iXpand Base, lalu secara otomatis (akan terdeteksi secara langsung via aplikasi) akan mem-backup konten sekaligus mengisi ulang baterainya.

Menurut survei yang dilakukan oleh Western Digital, lebih dari 85 persen responden menyatakan bahwa iPhone merupakan perangkat utama untuk mengambil foto dan video. Dengan begitu banyaknya konten yang dihasilkan pada iPhone, banyak pengguna iDevice yang mencari cara baru untuk mengelola data dan proses backup.

Western Digital pun mendorong pengguna iPhone untuk melakukan backup eksternal lebih rutin dengan mengkombinasikan pengisian ulang. Anda tentunya sangat peduli dengan data-data pada smartphone dan paham betul mengenai pentingnya untuk melindungi konten tersebut.

Bentukan dari iXpand Base itu sendiri cukup ringkas, dengan lapisan atas karet halus untuk meletakkan iPhone dan alur melingkar di bagian bawah untuk menjaga kabel Lighting tetap rapi dan terorganisir. Penyimpanannya sendiri mengandalkan kartu memori SDHC.

Dengan daya 15W, Anda dapat mengisi ulang iPhone dengan cepat sambil mem-backup semua data melalui aplikasi iXpand Base. Untuk diketahui, perangkat ini tidak memiliki baterai. Jadi, tidak bisa berfungsi sebagai powerbank, dan iXpand Base harus tetap terhubung dengan listrik (daya) untuk bisa digunakan, baik untuk mengisi daya atau melakukan backup data.

Mengambil kembali konten yang sudah di-backup juga cukup cepat dan mudah. Pasang kabelnya, buka aplikasi iXpand Base dan ketuk ‘restore‘ untuk memindahkan data-data kembali ke iPhone.

Untuk Anda yang tertarik, SanDisk iXpand Base mulai tersedia di Indonesia pada tanggal 5 Desember 2017. Bisa didapatkan di toko online, seperti Lazada, Shopee, dan JD.id. Di Indonesia, harga SanDisk iXpand Base ditawarkan mulai dari Rp783.000 untuk versi 32GB, Rp1.105.000 (64GB), dan Rp1.523.000 (128GB).

 

SanDisk iXpand Base Backup Data iPhone Anda Selagi Mengisi Baterainya

Sejak generasi pertama, iPhone tidak pernah dilengkapi slot microSD. Produsen aksesori pun otomatis harus memikirkan cara lain guna menyajikan solusi penyimpanan ekstra kepada konsumen, contohnya seperti yang dilakukan SanDisk baru-baru ini.

Dijuluki iXpand Base, ia pada dasarnya merupakan perpaduan charger dan hard disk eksternal untuk iPhone, iPad maupun perangkat lain yang dilengkapi port Lightning dan menjalankan iOS 10. Sepintas wujudnya kelihatan seperti wireless charging, akan tetapi permukaan atasnya yang terbuat dari karet bertekstur hanyalah untuk mengamankan posisi perangkat selagi proses backup dan charging berlangsung.

Sama seperti SanDisk iXpand yang berwujud flash disk, iXpand Base butuh bantuan aplikasi pendamping untuk bisa beroperasi. Usai ter-install di perangkat, pengguna tinggal menancapkannya ke iXpand Base dan proses backup sekaligus charging dalam kecepatan 15 W akan langsung dijalankan.

SanDisk iXpand Base

Namun karena keterbatasan platform iOS, konten yang akan di-backup hanyalah foto, video dan daftar kontak saja. Selain untuk backup, iXpand Base juga dapat digunakan untuk me-restore data, sangat berguna ketika pengguna hendak meng-upgrade iPhone-nya ke yang baru.

iXpand Base juga dapat mem-backup data dari beberapa perangkat yang berbeda, lalu menyimpannya ke folder yang berbeda pula. Andai pengguna mencabut iPhone di tengah-tengah proses backup, iXpand Base bakal mengingatnya dan melanjutkan proses dari data yang terakhir di-backup ketika pengguna menancapkan iPhone-nya kembali.

SanDisk iXpand Base saat ini sudah dipasarkan dalam empat varian kapasitas: 32 GB ($50), 64 GB ($100), 128 GB ($130) dan 256 GB ($200). Perlu dicatat, paket penjualannya tidak mencakup kabel Lightning.

Sumber: Mashable.

SanDisk Perkenalkan Kartu Memori 1TB Pertama di Dunia

Setelah sukses meluncurkan kartu memori (SD card) berkapasitas 512GB beberapa waktu yang lalu, SanDisk kembali membuat kejutan dengan mulai memperkenalkan kartu memori pertama di dunia dengan kapasitas 1TB, SanDisk Extreme Pro SDXC UHS-I.

Meski diklaim sebagai kartu memori paling lega, SanDisk Extreme Pro SDXC UHS-I baru tersedia dalam wujud prototipe. Artinya, ia belum benar-benar siap untuk dipasarkan. Dalam rilis resminya SanDisk juga tidak menyinggung soal tanggal atau kapan memori ini akan diluncurkan ke publik.

Kapasitas lega yang ditawarkan SanDisk Extreme Pro tak lain adalah untuk menjawab kebutuhan ruang simpan yang lebih leluasa mengingat pertumbuhan teknologi kamera 4K dan VR yang semakin pesat. Perangkat juga diyakini dipersiapkan untuk mengantisipasi kehadiran teknologi kamera 8K yang sudah barang tentu bakal melahap lebih banyak ruang simpan ketimbang 4K.

Info peresmian dan harga boleh saja belum dibeberkan, tapi kita bisa mencoba membuat spekulasi dari produk sebelumnya. Perihal tanggal rilis misalnya, perlu diingat bahwa SanDisk mengumumkan kartu memori berkapasitas 512GB di ajang Photokina dua tahun lalu, tapi beberapa bulan kemudian memori tersebut resmi diluncurkan ke publik. Jadi, berkaca pada pola tersebut, mungkin saja kartu memori 1TB ini juga akan diresmikan beberapa bulan ke depan.

Sementara soal harga, memori SanDisk 512GB dijual seharga $800 per unitnya lalu turun ke angka $250 dua tahun kemudian. Mengingat kapasitas varian baru ini dua kali lebih lega, sepertinya selain berpeluang memecahkan rekor kapasitas, SanDisk Extreme Pro SDXC 1TB juga punya kans memecahkan rekor harga.

Catatan terakhir, SanDisk saat ini berstatus anak perusahaan di bawah naungan Western Digital, jadi jangan heran bila nama perusahaan pembuat hard disk itu terpampang di headline rilis persnya. SanDisk dibeli oleh WD senilai $19 miliar pada bulan Oktober tahun 2015 lalu.

Sumber berita SanDisk dan gambar header Mashable.