Tag Archives: Sate Ratu

Jogja’s Sate Ratu Uses Online Channels to Acquire Tourists

Was established in 2015, the name “Sate Ratu” is now associated with other ‘legend’ culinary destinations in Yogyakarta, targeting foreign tourists. It’s not an instant growth; with various perfectly-mixed satay seasonings, the business strategy is also well planned. We’ve come to the conclusion after talking with the culinary business owner, Fabian Budi Seputro.

He told DailySocial that he first started the business by optimizing online channels for promotion. Social media such as Instagram, Facebook, Twitter until recently launched a website; managed to introduce its products to potential buyers. In addition, a good relationship with consumers also helps Sate Ratu to get more impressions on the internet.

Online presence

Online presence (online presence) is a must for business, as Seputro said. It’s not without reason, quite basic, because society trends are shifting. Search engines and social media have become a space where people ask questions. We might do so when planning a vacation to a city, the first thing is to googling about unique places, delicious culinary, and other things in there.

The digital strategy is not only about displaying product photos or videos online. There is a direct interaction with customers, in order to encourage them to make a review of their visit.

“When tourists come to Sate Ratu, I usually talk to them, sometimes they also document their presence and said their impressions of our cuisine. I sometimes ask them to give testimonials, through TripAdvisor,” Seputro explained.

TripAdvisor is a travel directory site that covers global markets, becoming a reference for tourists from home and abroad in search of information about recommended objects by users.

Sate Ratu review on TripAdvisor
Sate Ratu review on TripAdvisor

“Our location may not be so near to a crowd of foreign tourists like the Prawirotaman area in Yogyakarta, however, we are located on the main road where tourists will pass when going to the most popular attractions. Therefore, our detailed information is quite important on the internet – there is a chance for our place to be visited,” he added.

Require research and data

Sate Ratu have no specific social media or digital marketing team, the existing accounts are simply managed by Budi. He also admitted to investing several times in promotions through Google Ads, though not in a large sum.

“I use Google Ads sometimes, usually for a specific target of international tourists. When there is a crowd of Singaporean tourists attending certain events, I’ll target the advertising there. The results were effective in helping Sate Ratu to be seen,” Seputro said.

In order for the investment wasted and misdirected, Budi must actively find the appropriate data. He must do some research to find moments in Yogyakarta which brings more tourists from abroad.

He also archived photos from tourists who stopped by his shop in its Instagram account. Currently, if you look at @sateratu, there are story-highlights illustrating a particular country’s flag that contains photos and videos of the Sate Ratu reviewer from such countries. There are the United States, Venezuela, the Philippines, Germany, the Netherlands, and many others.

“Digital media is very effective in helping businesses expand – in the sense of reaching potential customers from a wider area,” he added.

Strategy for business diversification

One of the products in Sate Ratu's menu
One of the products in Sate Ratu’s menu

In fact, there are many satay sellers around Yogyakarta, moreover, especially the signature dish like Sate Klathak. Seputro also tried to present a product with a unique blend. He thought unique selling points like this are important for a business, especially the newcomers.

If the culinary products with a long time history can rely on mouth marketing for its popularity, the new players will have to struggle to introduce their products. Sometimes, unique and delicious dishes might not sell in the market without good marketing and business traction.

The use of digital channels is Sate Ratu’s way to popularize its business products. Especially, since they’re targeting a niche tourist,  although it’s not limited for domestic tourists.

“Initially, the online promotion brought tourists to Sate Ratu, since then, we build interactions that made visitors increase our online presence. They post and give a review. Currently, reviews or posts from visitors are used for promotion, to be posted in other media,” Budi said.

Although without any exact figures, Sate Ratu is regularly visited by hundreds of foreign tourists every month.


This article is a part of the New Economy initiative. DailySocial is currently reporting on success stories of SMEs or non-technology businesses that capable to leverage growth through digital channels. Do you have some stories on the New Economy initiative? Feel free to share it with randi@dailysocial.id.

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Fabian Budi Seputro

Sate Ratu di Yogyakarta, Manfaatkan Kanal Online untuk Pikat Tamu Mancanegara

Kendati baru berdiri sejak tahun 2015, nama “Sate Ratu” kini bersanding dengan destinasi kuliner legendaris lain di Yogyakarta, khususnya yang targetkan wisatawan mancenagara. Capaian itu tidak didapat begitu saja; sama seperti aneka bumbu sate yang diracik sempurna, strategi bisnisnya juga matang terencana. Demikian kesimpulan kami setelah bebincang dengan pemilik bisnis kuliner tersebut, Fabian Budi Seputro.

Kepada DailySocial ia bercerita, sejak awal memulai bisnis sudah mengoptimalkan kanal-kanal online untuk promosi. Media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter hingga sekarang turut luncurkan website; dikelola untuk mengenalkan produk-produknya kepada calon pembeli. Tidak hanya itu, interaksi baik yang dijalin dengan konsumennya juga membantu Sate Ratu untuk mendapatkan impresi lebih di internet.

Kehadiran online

Kehadiran online (online presence) menurut Budi wajib dimiliki sebuah bisnis. Bukan tanpa alasan, justru sangat mendasar, karena tren di kalangan masyarakat sudah berubah. Sekarang mesin pencari dan media sosial jadi tempat orang untuk bertanya. Mungkin kita juga melakukan, ketika akan berlibur ke suatu kota, yang dilakukan googling tentang tempat unik apa yang ada di sana, kuliner yang enak apa saja dan lain sebagainya.

Strategi digital yang dilancarkan tidak hanya sekadar memajang foto atau video produk secara online. Ada proses interaksi langsung dengan pelanggan yang dilakukan, untuk mendorong mereka secara sukarela memberikan kesan terhadap kunjungannya.

“Ketika ada turis yang mampir ke Sate Ratu, biasanya saya ajak ngobrol, kadang juga mendokumentasikan kehadiran mereka dan menangkap kesan mereka terhadap masakan kami. Saya kadang meminta mereka untuk memberikan testimoni, melalui TripAdvisor,” terang Budi.

TripAdvisor sendiri merupakan situs direktori wisata yang mencakup pasar global, menjadi rujukan turis dari dalam dan luar negeri dalam mencari informasi mengenai objek-objek yang direkomendasikan oleh pengguna.

Ulasan Sate Ratu di kanal TripAdvisor
Ulasan Sate Ratu di kanal TripAdvisor

“Lokasi kami mungkin tidak begitu dekat dengan kerumunan turis asing, seperti area Prawirotaman kalau di Yogyakarta, kendati demikian kami ada di seputaran jalan utama yang dilewati turis ketika akan berkunjung ke tempat wisata unggulan. Sehingga informasi detail mengenai kami sangat penting untuk ada di internet – ada potensi tempat kami disinggahi,” lanjut Budi.

Butuh riset dan data

Sate Ratu tidak memiliki tim media sosial atau pemasaran digital khusus, akun-akun yang ada dikelola langsung oleh Budi. Ia pun mengaku, beberapa kali berinvestasi dengan melakukan promosi lewat Google Ads, kendati tidak dalam nominal yang besar.

“Beberapa kali saya pakai Google Ads, biasanya punya target spesifik ke wisatawan mancanegara tertentu. Misalnya ada potensi banyak turis Singapura dari acara wisata tertentu, ya saya iklankan dengan targeting ke sana. Hasilnya efektif membantu Sate Ratu dilihat mereka,” ujar Budi.

Agar investasinya tidak sia-sia dan salah sasaran, Budi juga harus aktif menemukan data-data yang sesuai. Ia harus riset untuk menemukan momen liburan di Yogyakarta yang berpotensi mendatangkan turis dari luar negeri.

Dokumentasi foto dari turis-turis yang mampir ke kedainya juga ia arsipkan dengan baik di akun Instagram yang dikelolanya. Saat ini jika melihat @sateratu, ada story-highlight bergambar bendera negara tertentu yang berisi foto dan video testiomi penikmat Sate Ratu dari negara tersebut. Ada dari Amerika Serikat, Venezuela, Filipina, Jerman, Belanda dan lain-lain.

“Media digital sangat efektif untuk membantu bisnis lakukan ekspansi – dalam artian menjangkau calon pelanggan potensial dari area yang lebih luas,” imbuh Budi.

Cara berbisnis bisa jadi pembeda

Sate Ratu
Salah satu produk yang disajikan di Sate Ratu / Sate Ratu

Diketahui di seputaran Yogyakarta memang banyak sekali penjual sate, apalagi juga punya kuliner khas seperti Sate Klathak. Budi pun berusaha menghadirkan produk dengan racikan unik. Karena menurutnya unique selling point seperti ini penting bagi sebuah bisnis, apalagi yang masih baru.

Jika produk-produk kuliner yang sudah ada sejak lama tadi bisa mengandalkan promosi mulut ke mulut dari popularitasnya, para pemain baru harus berjuang keras memperkenalkan produknya. Kadang masakan yang unik dan enak sekalipun jika tidak dipasarkan dengan baik maka tidak akan menghasilkan traksi bisnis yang baik.

Pemilihan kanal digital dijadikan cara Sate Ratu untuk mempopulerkan produk bisnisnya. Apalagi sejak awal memang menargetkan ceruk wisatawan yang lebih spesifik, kendati tidak menutup pintu untuk potensi wisatawan domestik.

“Awalnya promosi online menghadirkan turis datang ke Sate Ratu, dari sana kami jalin interaksi yang menjadikan para pengunjung turut meningkatkan kehadiran online kami. Mereka posting dan memberikan review. Untuk sekarang kadang review-review atau postingan dari pengunjung itu yang dimanfaatkan untuk promosi, seperti di-post di media lain,” ujar Budi.

Kendati tidak ada angka pasti, saat ini Sate Ratu rutin dikunjungi ratusan wisatawan macanegara setiap bulannya.

Tulisan ini merupakan bagian dari inisiatif rubrik New Economy. Saat ini DailySocial turut meliput kisah sukses UKM atau bisnis non-teknologi yang berhasil mengakselerasi pertumbuhannya lewat kanal digital. Punya cerita tentang inisiatif New Economy? Kirimkan ke randi@dailysocial.id.