Tag Archives: schneider electric

[Tidbit] XL Axiata Tingkatkan Kualitas Layanan 4G, 10.10 Mobile Shopping Day dari Shopee, Solusi Edge Computing dari Schneider Electric

XL Axiata meningkatkan kualitas layanan 4G dengan teknologi 4T4R

PT XL Axiata Tbk (XL) mulai mengimplementasikann teknologi 4T4R 44 MIMO untuk memaksimalkan kinerja layanan 4G LTE. Secara teknis 4T4R merupakan teknologi untuk meningkatkan kecepatan akses data dan kestabilan layanan XL 4G LTE dengan menggunakan teknologi kombinasi multi signal, yaitu kombinasi 4 sinyal transmit dan 4 sinyal receive. Ini hanya dapat dilakukan dengan teknologi 44 MIMO di mana kecepatan transfer data yang didapatkan oleh user mencapai 2 kali lipat daripada yang didapatkan dengan teknologi sebelumnya yaitu 22 MIMO.

Masih dalam rangka meningkatkan manfaat layanan 4G LTE untuk pelanggan dan masyarakat, saat ini XL telah menghadirkan layanan upgrade kartu 4G yang secara mudah dan aman bisa di lakukan sendiri oleh pelanggan XL. Peluncuran layanan self-service upgrade kartu 4G ini adalah bagian dari upaya XL mempermudah adopsi penggunaan layanan 4G untuk pelanggan XL.

Shopee selenggarakan 10.10 Mobile Shopping Day

Shopee, marketplace mobile terkemuka di Asia Tenggara, Asia dan Taiwan berhasil menciptakan revolusi belanja melalui ponsel pertama di Indonesia. 10.10 Mobile Shopping Day, sebuah festival belanja via ponsel pertama & terbesar di Indonesia yang dipelopori oleh Shopee menuai respon positif dari para konsumen Indonesia, di mana terjadi peningkatan transaksi jual-beli hingga 350%. Tepat di hari puncak kampanye Mobile Shopping Day, 10 Oktober, jumlah kunjungan aplikasi Shopee turut mengalami kenaikan hingga tiga kali (3x) lipat dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Shopee 10.10 Mobile Shopping Day di Indonesia mencatat lebih dari 3 juta produk terjual dalam periode kampanye, dari sejumlah 51,000 penjual yang turut berpartisipasi dalam kampanye tahun ini. Penawaran-penewaran tersebut dapat ditemukan secara mudah di aplikasi Shopee Indonesia yang dapat diunduh secara gratis melalui Apple App Store dan Google Play Store.

Solusi edge computing dari Schneider Electric

Konten high-bandwidth, akumulasi data dari Internet of Things dan aplikasi yang sangat rentan terhadap latency dipercaya sebagai faktor-faktor pendorong pertumbuhan edge computing. Kevin Brown, Vice President, Data Center Strategy and Technology, Schneider Electric menjelaskan untuk mendukung kebutuhan IT saat ini dan di masa mendatang, semakin banyak kekuatan komputasi menjadi terdesentralisasi ke jaringan edge.

Schneider Innovation at Every Level menggunakan kekuatan dan fungsi Internet of Things untuk merubah wajah industri data center, mentransformasi perkotaan, dan memperkaya hidup melalui produk-produk yang saling terkoneksi, kontrol terhadap edge, aplikasi, analitik dan beragam jenis pelayanan.

Untuk mendukung lingkungan ini, arsitektur InfraStruxure dan juga modul prefabricated data center dari Schneider Electric memungkinkan pembangunan fasilitas data center regional secara modular dan cepat sehingga mudah untuk dipasarkan dan hanya membutuhkan biaya operasional yang rendah.

Untuk lokasi-lokasi yang terpencil, SmartBunker CX and NetShelter SX dari Schneider Electric memberikan solusi data center satu rak yang aman, terandalkan dan dapat dikelola dari jarak jauh.

Schneider Electric Soroti Peran Edge Data Center Sebagai Solusi dalam Menghadapi Era IoT

Kemarin (17/5), Schneider Electric (SE) menggelar acara Schneider Electric IT Solution Day dengan tema “Mission Possible: Finding The Perfect Infrastructure for Your Edge Data Center”.  Dalam acara tersebut SE menyoroti peran edge data center sebagai salah satu solusi untuk menghadapi era Internet of Things (IoT). Bersamaan dengan itu, SE juga memperkenalkan beberapa solusi edge data center mereka, seperti InfraStruxure, Micro Data Center, Prefabricated Data Center, dan Flexpod Express.

Lalu lintas data setiap tahunnya terus mengalami peningkatan karena semakin banyak orang yang terhubung dengan internet. Ini berdampak pada fenomena IoT yang memungkinkan hampir segala perangkat dapat terhubung dengan internet makin menjamur. Hal ini bisa menimbulkan permasalahan latency atau lambatnya komunikasi data melalui jaringan bila tidak diantisipasi dengan baik.

Menurut data perkiraan yang diungkap oleh Schneider Electric pada acara Schneider Electric Solution Day yang digelar di Jakarta kemarin, tiap tahunnya lalu lintas data akan berkembang sebesar 25 persen. Bahkan di tahun 2018 diperkirakan setiap orang akan mentransmisikan 1 GB data setiap harinya, atau setara dengan lalu lintas digital sebesar 10,4 Zettabytes.

Sebagai perbandingan, 1 ZB = 1.000 Exabyte (EB), 1 EB = 1.000 Petabyte (PB), 1 PB = 1.000 Terabyte (TB) dan 1 TB setara dengan 1.000 Gigabyte (GB).

VP Schneider Electric IT Indonesia, Malaysia, dan Brunei Astri R. Dharmawan mangatakan, “Ledakan big data akibat pertumbuhan pesat IoT adalah hal yang tak bisa dihindari. Sudah saatnya perusahan secara proaktif mentransfromasikan data center dan teknologi pendukung yang dimilikinya untuk mengurangi latency. […] Salah satu solusi yang efektif adalah edge data center yang mampu mendistribusikan beban komputasi lebih dekat ke perangkat sehingga dapat mengurangi masalah latency secara signifikan.”

Edge data center dan kriterianya

Diskusi panel membahas mengenai IoT dan pentingnya edge data center untuk mengatasi latency dalam acara Schneider Electric IT Solution Day / DailySocial
Diskusi panel membahas mengenai IoT dan pentingnya edge data center untuk mengatasi latency dalam acara Schneider Electric IT Solution Day / DailySocial

CCO EdgeConneX Clint Heiden mendefinisikan sebuah edge data center sebagai tempat yang menghubungkan setidaknya 80 persen dari konten internet dengan setidaknya 50 persen dari semua pengguna broadband di metro (perkotan besar).

Sementara itu Pendiri ZK Research Zeus Kerravala menjabarkan bahwa ada tujuh kriteria kunci untuk mendefinisikan edge data center. Bila tidak memenuhi tujuh kriteria tersebut, maka itu hanyalah pusat data biasa di Tier 2.

Tujuh kriteria yang dimaksud oleh Zeus adalah, melayani lebih dari 50 persen dari pengguna broadband lokal, 75 persen dari penggunaan internet lokal, terjadi sebuah pergeseran lalu lintas dari inti ke metro yang baru, biaya dan manfaat kinerja yang terukur, memberikan pengalaman media yang lebih kaya, adanya peningkatan keamanan, dan akan menjadi Tier 3, N + 1 pusat data.

Empat solusi edge data center yang diperkenalkan Schneider Electric

Business Vice President Schneider Electric IT Indonesia Astri Dharmawan / DailySocial
Vice President Schneider Electric IT Indonesia, Brunei, dan Malaysia Astri Dharmawan / DailySocial

Bersamaan dengan digelarnya Schneider Electric IT Solution Day, Schneider Electric sebagai pemain lama di bidang data center juga memperkenalkan empat solusi edge data center yang dimilikinya. Di antaranya yaitu, InfraStruxure, Micro Data Center, Prefabricated Data Center, dan Flexpod Express.

InfraStruxure adalah arsitektur ruang IT yang memiliki skalabilitas, fleksibilitas dan modularitas yang tinggi. Solusi ini diklaim mampu secara dramatis membantu mengurangi kompleksitas pusat data, meminimalisir pemborosan energi, dan memberikan infrastruktur yang tangguh dan terandalkan.

Micro Data Center adalah sistem yang self-contained dan aman dalam satu enclosure (rak) yang dipasang dan diuji di pabrik. Solusi ini diklaim Schneider Electric sebagai penggabungan yang efisien antara distribusi power, cooling, rak, sistem keamanan, fire suppression, dan energy management system terbaik yang distandardisasi untuk secara signifikan mengurangi waktu deployment dan kompleksitas pengelolaan.

Prefabricated Data Center adalah solusi pusat data yang tidak membutuhkan infrastruktur sipil (bangunan) karena hadir dalam format movable container. Schneider Electric memperkenalkan solusi ini sekitar tiga bulan lalu untuk menyambut datangnya era IoT.

Terakhir, Flexpod Express yang merupakan infrastruktur terpadu yang terdiri dari unified computing storage dan network yang diletakkan di dalam infrastruktur rak dari Schneider Electric. Flexpod terdiri dari Cisco Unified Computing System (Cisco UCS) server, Cisco UCS Manager, Cisco Nexus family of switches dan NetApp Fabric-Attached Storage (FAS) arrays.

“Kami berharap dapat semakin mengakselerasi terbentuknya ekosistem IoT yang lebih solid di Indonesia sehingga kekuatan infrastruktur IT kita dapat disejajarkan dengan negara-negara lain,” tutup Astri.

Schneider Tawarkan Solusi Pusat Data Prefabrikasi Modular untuk Sambut Tren IoT

Jumat kemarin (19/2), Schneider Electric Indonesia memperkenalkan solusi pusat data terintegrasi untuk menjawab tren Internet of Thing (IoT) yang terus tumbuh. Di samping itu, Schneider juga menghadirkan dukungan berupa data center infrastructure management (DCIM) yang memungkinkan pelanggan memonitor kebutuhan dan aktivitas pusat data dari jauh.

Laju pertumbuhan teknologi yang sudah tidak terbendung lagi telah berhasil mendorong berbagi tren baru naik ke permukaan, di antaranya adalah IoT dan Big Data. Kedua fenomena tersebut memiliki potensi untuk merubah berbagai aspek bermasyarakat dalam pendekatan terhadap teknologi, mulai dari gaya hidup hingga perputaran roda ekonomi. Inovasi yang naik ke permukaan saat ini adalah teknologi wearable devices, smart home sampai smart city.

Berdasarkan data dari perusahaan analis Gartner sendiri pada tahun 2020 akan ada lebih dari 26 miliar perangkat yang saling terhubung, termasuk wearable technology, peralatan elektronik di rumah dan banyak lagi.

Business Vice President Schneider Electric divisi IT untuk Indonesia, Malaysia, dan Brunei Astri R Dharmawan mengatakan, “Besarnya koneksi jaringan dan jumlah perangkat elektronik yang saling terhubung menciptakan permintaan yang lebih tinggi untuk kapasitas data center [pusat data]. Namun, hal ini menimbulkan tantangan khusus bagi data center, terutama di bidang infrastruktur, keamanan, kapasitas data, manajemen storage, server dan jaringan data center.”

Prefabrikasi Data Center

Berangkat dari alasan tersebut, Schneider coba menawarkan solusi pusat data prefabrikasi modular yang dinilai dapat menghemat waktu dalam membangun pusat data. Sistem ini juga diklaim Schenider dapat diandalkan di berbagai kondisi karena dirakit dan melalui berbagai tahap uji di pabrik untuk kondisi yang berbeda. Tren yang berkembang terkait pusat data prefabrikasi modular ini dan dilirik oleh perusahan adalah Micro Data Center yang terdiri dari 1 hingga 10 rak server.

Pasar yang dibidik sebagai pengguna Micro Data Center sendiri adalah perusahaan dengan skala besar. Beberapa di antaranya yaitu industri perbankan dan retail, pabrik otomotif, industri migas, pemerintahan dan militer, sampai ke perusahaan telekomunikasi.

Dusebutkan Enteprise Sales Director APC by Schneider Electric Yana Haikal, untuk solusi ini Schneider memiliki empat pilihan produk yang diunggulkan. Keempat produk itu adalah SmartBunker SX untuk ruang IT tradisional, SmartBunker CX yang dioptimasi untuk lingkungan perkantoran, SmartBunker FX, dan SmartShelter dengan multi-rack dan diklaim tangguh di berbagai kondisi.

Micro Data Center Schneider

Disamping itu, Schneider juga memperkenalkan solusi untuk Data Center Lifecyle Service dalam bentuk perangkat lunak DCIM bernama StruxureWare. Menurut Schneider, DCIM tersebut akan memungkinkan pelanggan melakukan monitoring perangkat di dalam pusat data dari ancaman seperti panas berlebih, kebocoran air, kelembaban, hingga menghitung estimasi kebutuhan listik dan penambahan server.

“Melalui berbagai solusi inovatif data center yang kami tawarkan, kami akan terus berkomitmen untuk membantu meningkatkan daya saing pelanggan kami di tengah pertumbuhan IoT, khususnya dalam berdaptasi dengan perubahan teknologi yang sangat dinamis,” pungkas Astri.

Pengelolaan Maksimal Smart Building Akan Memberikan Butterfly Effect Positif


Artikel ini hasil kerja sama DailySocial dengan Schneider Electric

Berbicara tentang perkembangan teknologi dewasa ini, kita tidak akan lepas dari kata pintar. Jam tangan pintar, mobil pintar, kulkas pintar, dan tentu saja gedung serta kota pintar.

Salah satu yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari adalah smart building atau gedung pintar. Saat bekerja, kita akan berada di dalam gedung, saat sakit kita pun ada dalam gedung, bahkan saat makan juga ada dalam bangungan mall atau tempat makan. Lalu apa manfaat dari bangunan pintar ini?

Tidak hanya sebatas menjadi keren karena gedung yang kita gunakan ada embel-embel pintar serta canggih, namun penggunaan IoT atau Internet of Things dalam sebuah gedung bisa memberikan manfaat yang sangat luas dan menyentuh langsung kehidupan manusia. Tentu Anda penasaran kan dengan konsep IoT? Cari tahu lebih dalam dengan masuk ke sini.

Kenyamanan, keamanan, serta pengaturan konsumsi energi adalah beberapa hal yang bisa didapat dengan pengelolaan gedung pintar. Dengan konsumsi energi yang terdata dan bisa diatur, maka penghematan pun bisa dilakukan. Penghematan energi, listrik misalnya, yang hadir hanya dari satu gedung, bisa jadi tidak akan memberi dampak signifikan.

Nah, bayangkan jika jumlah gedung berkali-kali lipat, penghematan energi ini tidak hanya akan memberikan dampak pada pengelola gedung, tetapi bisa pula masyarakat luas. Atau bayangkan lokasi tertentu yang terkena pemadaman listrik, bagaimana jika di lokasi tersebut ada rumah sakit.

Apa jadinya jika bangunan rumah sakit tersebut tidak bisa bereaksi cepat untuk mengantikan sumber listrik menjadi ke generator? Bagaimana jika ada dokter yang sedang berada di tengah kegiatan operasi dan membutuhkan pasokan listrik yang stabil?

Dengan pengelolaan gedung yang cerdas serta perangkat smart building yang tepat, maka masalah ini bisa dihindari. Ini karena teknisi gedung bisa memantu secara real time dan mendapatkan peringatan saat akan terjadi masalah. Jadi, bisa melakukan penindakan dengan tepat dan cepat.

Contoh lain juga bisa diterapkan ke bangunan publik, toko retail, atau bangunan lain termasuk kantor. Jika bangunan tersebut tidak memiliki pengelolaan pintar, maka ketika terjadi masalah penyelesaiannya akan lambat. Tetapi, tidak jika gedung tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas smart building. Tidak melulu ketika listrik padam, misalnya saja ada masalah pada AC atau bagian gedung seperti lift, lampu ruangan dan lain sebagainya. Dengan monitor yang canggih dalam pengelolaan smart building, masalah ini bisa diketahui dengan tepat dan diselesaikan secara cepat pula.

Pengelolaan smart building juga tentunya bisa menjadi salah satu unsur dalam pembangunan smart city, terutama untuk bangunan publik atau milik pemerintah. Penghematan energi yang bisa dilakukan tidak berdampak hanya pada kenyamanan, namun integrasi dengan layanan lain yang terkait, misalnya aplikasi mobile atau dashboard untuk monitoring. Sehingga, akan berdampak pada penghematan energi yang lebih luas dari sebuah kota.

smart building schneider electric

Salah satu penyedia layanan untuk penerapan smart building seperti yang dijelaskan di atas adalah Schneider Electric, melalui layanan yang bisa diandalkan, yaitu smart panel. Smart panel merupakan solusi untuk menjawab kendala dan tantangan dalam pengelolaan energi di dalam bangunan. Inovasi terintegrasi untuk membuat gedung menjadi lebih efisien dari sisi pemakaian energi. Sebuah layanan untuk mendukung penggunaan gedung pintar.

Dengan smart panel, pengelola gedung bisa mendapatkan berbagai fasilitas, antara lain pengukuran atau measure, penghubungan atau connect, serta penyimpanan data atau save. Pemilik atau pengelola gedung bisa mengukur pemakaian energi dan biayanya dengan akurat, mengakses data dengan mudah lewat komputer desktop, atau perangkat tab, serta dapat memonitor secara real time karena berbasis cloud. Tiga layanan ini akan menjadi tools yang sangat efektif untuk menghemat energi dan memberikan keamanan, serta kenyamanan untuk pengguna gedung.

Schneider Electric sendiri memiliki moto ‘Life is On’ yang memberikan gambaran mengenai sistem gedung yang bisa memberikan kenyamanan serta keamanan bagi penggunanya. Di sisi lain, teknologinya mampu mengkoneksikan berbagai teknologi lain yang ada di gedung. Ini semua bertujuan untuk pengaturan gedung yang lebih baik. Penerapan smart building yang tepat akan memberikan kenyamanan bagi pengelola, pengguna dan dampak luas bagi masyarakat luas, baik dalam jangka pendek dan terlebih dalam jangka panjang.

Schneider Electric sebagai perusahaan yang selalu berinovasi, banyak berkontribusi terhadap kemajuan teknologi yang efektif dan efisien. Pastikan Anda mengetahui hal apa saja yang sudah diberikan bagi kemudahan hidup manusia di masa mendatang.