Tahun ini, Qualcomm kembali membuat para pengguna perangkat Android terkejut. Pasalnya, dua system on chip (SoC) dari mereka, yaitu Snapdragon 636 dan 660 sukses terjual dengan harga terjangkau di pasaran. Perangkat Snapdragon 636 sendiri dapat dibeli dengan kisaran harga harga Rp. 2.2 juta.
Mulai dari Snapdragon 636, pengguna dapat bermain game berat seperti PUBG Mobile dengan kinerja yang mumpuni. Begitu pula dengan SoC yang di atasnya, Snapdragon 660 yang mampu diajak bermain lebih lincah lagi.
Tidak sampai satu tahun, ternyata Qualcomm mengeluarkan sudah mengeluarkan Snapdragon 670. Dan belum sampai setengah tahun Qualcomm mengeluarkan Snapdragon 670, saat ini mereka mengumumkan bahwa SoC terbarunya adalah Snapdragon 675.
Pengumuman ini dilontarkan pada saat acara 4G/5G Summit di Hong Kong. Sasaran pengguna dari Snapdragon 675 adalah untuk para gamer. Chipset ini juga didesain untuk perangkat dengan harga $300-$500.
Snapdragon 675 menggunakan proses pabrikasi 11 nm, berbeda dengan Snapdragon 670 yang menggunakan pabrikasi 10 nm. Qualcomm sendiri memilih pabrik Samsung dalam mengerjakan Snapdragon 675. Walaupun proses pabrikasinya lebih besar, Samsung menggunakan teknologi campuran pabrikasi 14nm dan 11nm.
Snapdragon 675 memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Snapdragon 670 | Snapdragon 675 | |
Prosesor | 2xKryo 360 HP (Cortex A75) 2.0 GHz
6xKryo 360 LP (Cortex A55) 1.7 GHz |
2xKryo 460 HP (Cortex A76) 2.0 GHz
6xKryo 460 LP (Cortex A55) 1.8 GHz |
Graphics | Adreno 615 | Adreno 612 |
DSP | Hexagon 685 | Hexagon 685 |
ISP | Spectra 250 | Spectra 250 |
Modem | Snapdragon X12 LTE | Snapdragon X12 LTE |
RAM | LPDDR4X 1866 MHz | LPDDR4X 1866 MHz |
Proses Pabrikasi | 10 nm | 11 nm |
Secara spesifikasi, Snapdragon 675 memiliki kelebihan pada prosesor high performance yang mengadopsi prosesor ARM Cortex A76 yang memang lebih kencang dibandingkan Cortex A75. Pada sisi cluster low power, Kryo 460 LP yang diadopsi dari Cortex A55 memiliki clock 100 MHz lebih tinggi dari Kryo 360 LP.
Qualcomm juga mengatakan bahwa SoC terbarunya ini dapat mendukung monitor 120 Hz. Hal tersebut nantinya tergantung dari produsen layarnya apakah bisa membawa teknologi mahal ini ke tingkat mainstream atau tidak. Qualcomm juga melaporkan bahwa mereka sedang bekerja sama dengan developer dari Unity dan Unreal agar dapat dijalankan pada chipset seri 600.
Fungsi AI sendiri juga sudah ditingkatkan sebesar 50% dari Snapdragon 670. Hal ini disebabkan 675 bisa menggunakan beberapa inti prosesor yang ada, seperti Hexagon DSP, Adreno GPU, dan Kryo CPU.
Semua hal menarik tersebut nantinya bakal bisa dirasakan pada kuartal pertama tahun 2019 yang tinggal beberapa bulan ini. Semoga saja, para produsen smartphone tidak akan melekatkan label kata gaming pada perangkat mereka karena hanya ingin meningkatkan harga jual, tetapi benar-benar menyematkan spesifikasi yang mumpuni dengan label sewajarnya.
Sumber: Qualcomm Press Release dan Anandtech.