Salah satu dompet digital yang cukup banyak digunakan terutama oleh kaum wanita adalah Shopeepay, yang ketika digunakan bisa mendapatkan potongan harga tertentu sesuai dengan promo yang ada dan digunakan secara aktif.
ShopeePay yang awalnya hanya bisa digunakan dalam aplikasi Shopee, sekarang sudah bisa menjadi E-Wallet di manapun. Cukup dengan scan atau memindai QR Code yang disediakan pihak mitra Anda bisa membayar belanjaan Anda dengan saldo Shopeepay Anda.
Salah satu cara top up yang bisa Anda lakukan adalah melalui SeaBank, ini cukup bisa direkomendasikan karena Anda tidak akan mendapat biaya admin tambahan.
Berikut adalah cara mudah top up Shopee Pay melalui Aplikasi SeaBank.
Masuk pada aplikasi SeaBank, lalu pilih menu Top Up E-Wallet
Pilih ShopeePay
Masukkan nomor telepon yang tertaut ke akun E-Wallet yang dituju
Masukkan nominal top up yang Anda inginkan (minimal Rp.10.000,00), lalu klik selanjutnya
Periksa kembali detail transaksi Anda, jika sudah sesuai klik Konfirmasi
Proses top up akan berhasil setelah Anda selesai memasukkan PIN
Transfer menjadi fitur utama dalam dunia perbankan, mulai dari orang sudah terbiasa hingga orang yang baru menggunakan perbankan digital. Transfer sendiri merupakan pemindahan saldo yang Anda miliki di rekening ke rekening yang lain baik rekening orang lain ataupun milik pribadi. Dulu kegiatan transfer ini harus dilakukan melalui mesin ATM ataupun manual melalui teller bank yang digunakan atau yang ingin dituju.
Urusan transfer ini sering sekali membuat orang yang sebal hingga marah-marah. Karena di banyak bank ada yang menerapkan biaya administrasi bagi pengiriman uang ke bank berbeda. Namun, di SeaBank Anda tidak perlu khawatir akan biaya administrasi, cukup dengan menuliskan nomor rekening yang akan Anda tuju dan mengeluarkan uang sejumlah dengan nominal yang ditransfer tanpa tambahan biaya adminstrasi.
Untuk fitur transfer sendiri di SeaBank cukup mudah untuk digunakan. Cara lengkapnya adalah sebagai berikut.
Transfer ke Penerima Baru
Masuk ke halaman transfer
Pilih bank dan masukkan informasi rekening milik penerima, perhatikan hal berikut:
Jika penerimanya pengguna Seabank (intra-bank), Anda dapat memasukan no mor rekening atau nomor handphome milik penerima tersebut.
Untuk Penerima yang merupakan pengguna bank lain, Anda hanya perlu memasukan nomor rekening milik penerima.
Masukkan nominal transfer lalu klik Lanjutkan
Periksa kembali rincian transfer Anda lalu klik Konfirmasi
Masukkan 6 digit PIN Anda
Transfer Anda telah berhasil
Transfer ke Penerima yang pernah menerima transfer sebelumnya
Masuk ke halaman transfer
Pilih salah satu Penerima sebagai tujuan transfer Anda
Masukkan jumlah transfer dan catatan (bila diperlukan) lalu klik Lanjutkan
Periksa kembali rincian transfer Anda lalu klik Konfirmasi
Sebagian besar orang yang menggunakan Shopee pasti sudah tidak aneh dengan aplikasi SeaBank. SeaBank merupakan lembaga keuangan digital milik Sea Group yang menawarkan pengalaman menabung dan mengatur keuangan dengan mudah dan penuh untung. Sesuai klaim SeaBank yang merupakan layanan digital, Anda hanya perlu menggunakan ponsel pintar untuk bisa melakukan transaksi dan mengakses fiturnya melalui SeaBank dari mana pun dan kapan pun.
SeaBank juga tidak hanya praktis dalam pengunaannya, tetapi juga menyediakan banyak keuntungan yang bisa dinikmati oleh penggunanya. Misalnya, memiliki tabungan tanpa minimum saldo, serta bunga tabungan yang kompetitif dibayarkan setiap hari.
Bagi Anda yang ingin mendapatkan keuntungan dari rekening SeaBank, Anda bisa membuka terlebih dahulu rekening SeaBank dari smartphone Anda. Caranya sebagai berikut.
Cara Membuka Rekening SeaBank
Membuka akun SeaBank sangat mudah dan tidak membutuhkan banyak waktu. Anda juga tidak perlu khawatir dan ragu akan keamanannya. Karena, SeaBank sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Selain itu, SeaBank juga menerapkan proses verfikasi dua tahap dan sistem enkripsi terkini untuk melindungi data serta informasi penggunanya. Berikut langkah-langkah membuka rekening SeaBank
Download atau unduh aplikasi SeaBank di PlayStore atau Appstore di handphone
Buka aplikasi SeaBank, lalu pilih ‘Daftar’
Ada 3 pilihan pendaftaran yang bisa Anda pilih, yaitu Daftar dengan Shopee, Daftar dengan Apple untuk pengguna IOS, dan daftar dengan No. Handphone
Apabila Anda memilih Daftar dengan Shopee, Anda akan langsung dialihkan ke aplikasi Shopee untuk menghubungkan akun Shopee Anda dengan akun SeaBank yang sedang dibuat.
Jika Anda memilih mendaftar menggunakan nomor handphone, Anda perlu memasukan nomor handphone untuk verfikasi
Selanjutnya, Anda harus memasukkan kode verfikasi (OTP) yang telah dikirimkan ke nomor handphone yang ada di akun Shopee atau dimasukkan secara manual.
Buat password atau kata sandi. Pastikan password terdiri dari 8-16 karakter, serta menggunkan kombinasi huruf dan angka
Lakukan verifikasi identitas dengan mengunggah foto e-KTP. Siapkan e-KTP Anda dan pilih tombol Ambil Foto e-KTP.
Lengkapi informasi data diri Anda, lalu pilih Selanjutnya
Buat pin akun SeaBank
Setelah itu, klik Mulai video Verifikasi untuk melakukan tahap verfikasi dengan tim SeaBank. Jangan lupa siapkan e-KTP dan koneksi internet yang stabil selama proses verifikasi berlangsung.
Akun SeaBank Anda dapat langsung digunakan setelah preses verifikasi selesai. Jika pengajuan rekening Anda disetujui, Anda akan langsung menerima notifikasi melaluii aplikasi SeaBank, SMS, atau email.
Teknologi yang semakin berkembang sangat memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia. Salah satunya pada sektor perbankan. Inovasi yang biasa disebut branchless banking ini menawarkan kemudahan bagi nasabahnya dengan memanfaatkan teknologi. Nasabah hanya perlu menggunakan perangkat selulernya untuk mengakses layanan yang ditawarkan oleh pihak bank. Sehingga, nasabah tidak perlu repot-repot mendatangi kantor cabang tersebut.
Berbeda dengan online banking, layanan branchless banking ini benar-benar memanfaatkan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi nasabahnya, seperti membuka rekening, menabung, melakukan pembayaran, hingga mengajukan pinjaman. Berikut rekomendasi aplikasi bank digital terbaik yang sudah menggunakan teknologi Branchless Banking.
Line Bank
Line Bank merupakan satu-satunya aplikasi bank digital di Indonesia yang menerbitkan kartu debit dengan desain bergambar karakter Line Friends. Desainnya yang menggemaskan ini membuat kamu merasa senang memiliki kartu debit ini. Selain desain kartunya yang menggemaskan, Line Bank juga memberikan fasilitas gratis transfer ke seluruh bank lokal Indonesia tanpa ditentukan saldo minimum, lho.
Kalau kamu tertarik dengan bank ini, kamu bisa mendaftarkan diri dan membuka rekening dari rumah, karena keseluruhan aktivitas layanannya bersifat online. Namun, perlu diperhatikan fitur pada aplikasi ini terbilang masih sangat terbatas. Bahkan mesin ATM Line Bank pun masih sangat sedikit.
Digibank DBS
Digibank DBS merupakan aplikasi bank digital dari bank DBS Singapura. Aplikasi ini menawarkan banyak layanan yang bisa digunakan dengan mudah, seperti pembukaan rekening tabungan, deposito, investasi, hingga melakukan pengajuan KTA dengan cepat. Sama seperti bank digital pada umumnya, kamu bisa melakukan pembayaran, transfer, hingga melihat rekam jejak keuanganmu pada aplikasi ini.
Kelebihan lain dari bank digital ini, kamu bisa melakukan transfer uang ke seluruh dunia tanpa dikenakan biaya administras alias gratis. Namun, Digibank mengenakan biaya administrasi sebesar Rp10.000 setiap bulannya apabila saldo yang kamu miliki kurang dari Rp5 juta.
SeaBank
SeaBank merupakan salah satu aplikasi bank digital yang sudah terintegrasi dengan Shopee, aplikasi belanja digital. SeaBank memberikan layanan dengan bunga cukup tinggi di ranah bank digital. Pasalnya, SeaBank memberikan bunga tabungan harian sebesar 7% per tahun. Kamu juga bisa melakukan transfer uang ke seluruh bank tanpa dikenakan biaya admin. Selain itu, SeaBank memberikan layanan tidak menerapkan saldo minimum, baik saat membuka akun atau saldo minimum perbulannya. Sehingga, kamu diberikan kebebasan untuk menarik uang sesuai dengan kebutuhanmu.
Namun, fitur di dalam aplikasinya masih terbatas. Bahkan, SeaBank tidak menyediakan mesin ATM untuk melakukan tarik tunai. Kamu diharuskan melakukan transfer ke rekening lain untuk menarik uang jika dibutuhkan. Aplikasi ini juga belum mendukung pembayaran dengan QRIS/QR Code.
Neo Bank
Neo Bank merupakan salah satu bank digital yang memberikan pelayanan deposito dengan setoran awal kecil, yaitu hanya sebesar Rp200.000 saja. Tenornya pun terbilang sangat fleksibel, mulai dari 7 hari hingga satu tahun. Aplikasi ini memberikan fasilitas pesan instan yang bisa digunakan untuk pembayaran bersama dengan nasabah lain atau patungan, fiturnya pun bisa digunakan untuk mengirim pesan dan membalas pesan.
Kalau kamu tertarik menjadi nasabah Neo Bank kamu bisa mendaftarkan diri membuka akun bank yang dilakukan melalui aplikasi saja. Namun, Neo Bank memiliki kekurangan, yaitu belum bisa melakukan pembayaran menggunakan QRIS/QR code dan tidak menyediakan fasilitas tarik tunai dari mesin ATM.
TMRW UOB
TMRW UOB merupakan salah satu bank digital yang menawarkan fasilitas bebas biaya admin apabila melakukan transaksi, dan biaya minimum saldo nasabah. Aplikasi ini menyediakan fitur pengelola keuangan dimana nasabah diberikan informasi berupa rekam jejak pengeluaran, pemasukan, bahkan memberikan saran berdasarkan rekam jejak transaksi agar nasabah bisa mengelola keuangannya lebih baik lagi.
Nah, fitur yang satu ini sangat jarang sekali tersedia di bank digital lainnya, yaitu gratis biaya top up e-money seperti, Gopay, OVO, iSaku dan LinkAja. Sehingga sangat membantu apabila kamu sering menggunakan e-money. Namun, perlu kamu ketahui TMRW UOB belum bisa melakukan top up ke Shopeepay dan Dana. Selain itu, jumlah ATM terbatas sehingga kamu cukup sulit ketika ingin melakukan tarik tunai.
Bank Jago
Bank Jago merupakan salah satu bank digital pelopor di Indonesia. Nah, kalau kamu merasa keuanganmu terbatas, kamu bisa mengandalkan aplikasi bank digital yang satu ini. Fitur unggulan dari Bank Jago antara lain: gratis biaya administrasi bulanan, tidak ada minimum saldo, saldo ketika membuka rekening nol.
Bank Jago juga memberikan fasilitas gratis top up e-money yang dibatasi sebanyak 25 kali dalam sebulan. Jika lebih, maka akan dikenakan biaya transfer sebesar Rp3.000 kecuali GoPay. Bank Jago memiliki fitur “kantong” yang bisa digunakan untuk mengelola keuangan. Di samping itu ATM Bank Jago masih terbatas hingga agak sulit untuk melakukan penarikan uang, kamu juga belum bisa mengajukan pinjaman, investasi dan kartu kredit.
Jenius BTPN
Jenius BTPN merupakan salah satu bank digital yang memiliki fitur split bill, hingga kamu bisa melakukan pembayaran bersama kerabat dekatmu dengan adil. Nah, kalau kamu menggunakan bank ini kamu tidak perlu kesulitan menghafal nomor rekeningmu, karena yang digunakan adalah nama rekening.
Jenius BTPN menawarkan pengajuan pinjaman uang dengan limit bervariasi di setiap akunnya, mulai dari Rp500.000 hingga Rp200.000.000, tenornya pun bisa menyesuaikan dengan kemampuanmu dari 1 bulan hingga 3 tahun. Namun, jika saldo kamu tidak lebih dari satu juta kamu akan dikenakan biaya admin saat transfer dan tarik tunai.
Nah, setiap bank digital memiliki keunggulan yang berbeda. Kamu harus mempertimbangkan terlebih dahulu keunggulan dari setiap bank digital dengan kebutuhanmu. Agar tidak salah dalam memilih bank digital.
After almost a year of transition, PT Bank Jago Tbk (ARTO) officially introduced the Jago app to the public. This platform provides digital financial services that focus on life-centricity with a collaborative ecosystem approach.
“In order to present innovative and collaborative solutions, we work closely with the ecosystem. We expect this application can provide financial access to the wider community and accelerate financial inclusion. There are many segments we still want to reach in Indonesia,” Bank Jago’s President Director, Kharim Indra Gupta Siregar said at the launching of Jago app in Jakarta.
Currently, Jago app only provides several financial services, such as transfers, bill payments, and e-wallet top ups. Going forward, the company will add more services to target the digital savvy and mass market segments in the middle class, both individuals and entrepreneurs.
This is one of the initiatives of its strategic partnership with Gojek, which is a service that allows millions of customers to open Jago Bank accounts directly through the ride-hailing platform. “Regarding [the partnership with Gojek], our team is still working on the integration process,” Kharim added.
Review of Jago app
Bank Jago claims to be a fully tech-based digital bank. Kharim also emphasized that Bank Jago’s technology and innovation were entirely developed by an internal team. Therefore, DailySocial has the opportunity to try out some of the innovative features of the Jago app.
For first impression, the onboarding process to create an account is very fast, e-KYC only take less than 30 seconds via video call. We then tried the “Pockets” feature which allows customers to simply allocate money for different purposes. As seen in the image below, the Pocket feature can be personalized, including name, color, and profile photo.
The bag (Kantong) has two categories, “Savings” and “Spendings”. Users can add saving bags (Kantong Nabung) with various transfer methods, including digital banking (TMRW, Digibank, Jenius), mobile banking (BCA, Mandiri, CIMB, BRI), SMS banking, internet banking (BCA, Mandiri, BNI, CIMB), ATM (BCA, Mandiri, BNI, BRI, Permata, CIMB), and Jago Branch.
However, the thing is that the money stored in Kantong Nabung cannot be transferred to external account thereby reducing the potential for unnecessary expenses. For transfers, users must move money to the Pay Bag (Kangtong Bayar). If it’s changed, users can make transactions and the interest will be charged to 0.5% p.a. While changing to Kantong Nabung will activate an interest of 3.5% p.a.
In fact, users can invite other account holders (collaborators) to save together. User can authorize a collaborator to “see” or “use” the money in the bag. There is a daily limit that can be set.
Kharim said, the collaborative financial management feature is not yet owned by banks in Indonesia. This feature was developed by research conducted by the company. He said, there are still many use case in financial service to be explored in the future.
In addition, he said that this feature has gone through a risk management process considering that the use case is still relatively new and has the potential to be called a term savings if it is stored for a long time. “This is one of the challenges for the treasury team at Bank Jago. In this case, we simulate what market this fund will be rotated, therefore, we have made adjustments in providing services,” he said.
Meanwhile, Bank Jago’s Digital Banking Director, Peter van Nieuwenhuizen added that collaborative features are very possible to be implemented into financial services. This is because people in Southeast Asia are familiar with collaboration culture, especially Indonesia, which is known to be active in socializing.
“The new [features] we are developing are new models for banking, therefore, it will take 1-2 years to see how do you do with ‘Pockets’ or how to figure out what works best,” Peter said.
Another leading feature by Jago Bank is the payment of invoices with a variable value, post-paid for example. Through this feature, users can automatically make payments or via a reminder to confirm the value of not fixed bills.
Flashback through Bank Jago
Bank Jago officially shifted from Bank Artos in June 2020. This identity change was an effort to transform Bank Jago into a post-acquisition digital bank by a group of investors led by Jerry Ng through PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) and Patrick Waluyo through Wealth Track Technology Limited (WTT).
Gojek Group, through its subsidiary, GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa), is also a 22% shareholder. Then, in early March, the Singapore government-owned investment institution, the Government of Singapore Investment Corporation Private Limited (GIC), also acquired Bank Jago shares.
In conclusion, Bank Jago’s shareholder consists of PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (29.81%), Wealth Track Technology Limited (11.69%), PT Dompet Karya Anak Bangsa (21.40%), GIC Private Limited (9, 12%), and the public (27.99%).
Previously, senior banker and founder of Bank Jago Jerry Ng said that this collaboration could be a key strategy to accelerate the growth of the digital bank business. He gave an example, digital banks in China and South Korea are oriented towards ecosystem collaboratio, therefore, they can pursue growth through products with a wider spectrum.
This also answers various strategic partnership actions from various verticals by Bank Jago since 2020. This inorganic strategy can accelerate growth. Currently, Gojek is a sole strategic partner. This means that this partnership includes opening a direct account (onboarding) through the Gojek application, without the need for the Jago Bank application.
Ecosystem
Vertical
Partnership
Gojek Group
Ride-hailing
Strategic partnership, shareholder
Akulaku
Lending
Loan channeling scheme (Rp100 billion)
Akseleran
Lending
Loan channeling scheme (Rp50 billion)
Kredit Pintar
Lending
unknown
Logisly
E-logistic
unknown
“We have to create a unique value proposition. What we do is combine the two because we both have advantages. Bank is no longer the center of ecosystem, but part of the ecosystem. If we put ourselves in the right position, we will have a strategic role because whatever consumers do, in the end is payment,” Jerry said.
Other digital banks
The competitive map for digital banks in Indonesia will be even stronger this year. After Bank Neo Commerce and Bank Jago officially introduced application-based digital services, several other banks are anticipating their realization to become digital banks. On our records, there are several names, from Bank Digital BCA, SeaBank, and KB Bukopin.
Bank Agro, which is currently applying for a digital bank license to OJK, has recently appointed Kaspar Situmorang as the President Director through the Annual General Meeting of Shareholders (Annual GMS). Kaspar was previously the Executive Vice President of the Digital Center of Excellence, one of the digital transformation divisions in BRI’s holding company.
BRI’s Director of Digital, Information Technology and Operations Indra Utoyo said to DailySocial last year that BRI Agro has a great opportunity to be converted into a digital bank because it has launched the digital lending platform Pinang (Pinjam Tenang) which is the initial test case to the market.
Meanwhile, SeaBank, which is the new identity of Economic Welfare Bank (BKE), is reportedly exploring the potential to acquire another bank to strengthen its capital structure. That way, SeaBank can get a digital bank license. SeaBank is recorded as a Commercial Bank for Business Activities (BUKU) II with a core capital of IDR 1.3 trillion as of September 2020 and total assets of IDR 3.6 trillion as of December 2020.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Setelah hampir satu tahun berganti identitas, PT Bank Jago Tbk (ARTO) akhirnya resmi memperkenalkan aplikasi Jago (Jago app) ke publik. Aplikasi ini menyediakan layanan keuangan digital yang berfokus pada kehidupan (life-centricity) dengan pendekatan pada kolaborasi ekosistem.
“Untuk menghadirkan solusi inovatif dan kolaboratif, kami bekerja sama erat dengan ekosistem. Kami harap aplikasi ini dapat memberikan akses finansial ke masyarakat lebih luas dan mempercepat inklusi keuangan. Masih banyak segmen yang ingin kami jangkau di Indonesia,” ujar Presiden Direktur Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar ditemui di acara peluncuran aplikasi Jago di Jakarta.
Saat ini, aplikasi Jago baru menyediakan beberapa layanan keuangan, seperti transfer, pembayaran tagihan, dan top upe-wallet. Ke depannya, perusahaan akan menambah lebih banyak layanan untuk membidik segmen digital savvy dan mass market di kelas menengah, baik individual maupun wirausaha.
Termasuk salah satu inisiatif dari kemitraan strategisnya dengan Gojek, yaitu layanan yang memungkinkan jutaan pelanggan membuka rekening Bank Jago langsung melalui platform ride-hailing tersebut. “Terkait [kemitraan dengan Gojek], tim kami masih menggodok proses integrasinya,” tambah Kharim.
Menjajal aplikasi Jago
Bank Jago mengklaim sebagai bank digital yang sepenuhnya berbasis teknologi (tech-based bank). Kharim juga menegaskan bahwa teknologi dan inovasi Bank Jago juga seluruhnya dikembangkan oleh tim internal. Maka itu, DailySocial berkesempatan untuk menjajal beberapa fitur inovatif dari aplikasi Jago.
Kesan pertama, proses onboarding pembuatan rekening sangat cepat, pemeriksaan e-KYC hanya berlangsung tak sampai 30 detik via video call. Kami kemudian mencoba fitur “Pockets” atau “Kantong” yang memungkinkan nasabah mengalokasikan uang dengan tujuan berbeda secara sederhana. Sebagaimana terlihat dalam gambar di bawah ini, fitur Kantong dapat dipersonalisasi, baik nama, warna, dan foto profilnya.
Kantong memiliki dua kategori, yaitu “Savings/Nabung” dan “Spendings/Bayar”. Pengguna bisa menambah Kantong Nabung dengan berbagai metode transfer, antara lain digital banking (TMRW, Digibank, Jenius), mobile banking (BCA, Mandiri, CIMB, BRI), SMS banking, internet banking (BCA, Mandiri, BNI, CIMB), ATM (BCA, Mandiri, BNI, BRI, Permata, CIMB), dan Jago Branch.
Namun, perlu dicatat bahwa uang yang disimpan di Kantong Nabung tidak dapat ditransfer ke rekening luar sehingga mengurangi potensi pengeluaran yang tidak perlu. Untuk transfer, pengguna harus memindahkan uang ke Kantong Bayar. Jika diubah ke Kantong Bayar, pengguna dapat bertransaksi dan bunga dikenakan menjadi 0,5% p.a. Sementara mengubah menjadi Kantong Nabung akan mengaktifkan bunga 3,5% p.a.
Menariknya, pengguna dapat mengundang pengguna pemilik rekening lain (collaborator) untuk berkolaborasi untuk menabung. Pengguna dapat memberi kuasa collaborator untuk “melihat” atau “memakai” uang di kantong tersebut. Ada limit harian yang bisa ditetapkan.
Menurut Kharim, fitur pengelolaan keuangan secara kolaboratif belum dimiliki bank-bank di Indonesia. Fitur ini pun dikembangkan riset yang dilakukan perusahaan. Menurutnya, masih banyak use case layanan keuangan yang dapat dieksplorasi di masa depan.
Selain itu, ia mengatakan bahwa fitur ini telah melalui proses risk management mengingat use case-nya masih terbilang baru dan berpotensi disebut tabungan berjangka apabila disimpan dalam waktu lama. “Ini salah satu tantangan bagi tim treasury di Bank Jago. Dalam hal ini, kami buat simulasi dana ini diputar ke pasar apa, jadi kami sudah buat penyesuaian dalam memberikan layanan,” ujarnya.
Sementara, Direktur Digital Banking Bank Jago Peter van Nieuwenhuizen menambahkan bahwa fitur-fitur yang bersifat kolaboratif sangat memungkinkan diimplementasi ke dalam layanan keuangan. Pasalnya, masyarakat di Asia Tenggara kental dengan budaya kolaborasi, terlebih Indonesia yang dikenal aktif dalam bersosialisasi.
“[Fitur-fitur] baru yang kami kembangkan merupakan model baru untuk perbankan sehingga butuh 1-2 tahun untuk melihat how do you do with ‘Pockets’ or how to figure out what works best,” ungkap Peter.
Fitur menarik lain yang diperkenalkan Bank Jago adalah pembayaran tagihan dengan nilai yang tidak tetap, misal pasca-bayar. Lewat fitur ini, pengguna bisa melakukan pembayaran secara otomatis atau melalui reminder untuk mengonfirmasi nilai tagihan yang tidak tetap.
Kilas balik perjalanan Bank Jago
Bank Jago resmi berganti nama dari Bank Artos pada Juni 2020. Pergantian identitas tersebut merupakan upaya transformasi besar-besaran Bank Jago menjadi bank digital pasca-akuisisi oleh grup investor yang dipimpin oleh Jerry Ng lewat PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Patrick Waluyo melalui Wealth Track Technology Limited (WTT).
Gojek Group, melalui anak usahanya GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa), juga masuk sebagai pemegang saham sebesar 22%. Kemudian, awal Maret lalu, lembaga investasi milik pemerintah Singapura, Government of Singapore Investment Corporation Private Limited (GIC) juga mencaplok saham Bank Jago.
Dengan demikian, komposisi pemegang saham Bank Jago terdiri dari PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (29,81%), Wealth Track Technology Limited (11,69%), PT Dompet Karya Anak Bangsa (21,40%), GIC Private Limited (9,12%), dan publik (27,99%).
Sebelumnya, bankir senior sekaligus pendiri Bank Jago Jerry Ng mengatakan bahwa kolaborasi tersebut dapat menjadi strategi kunci untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis bank digital. Ia mencontohkan, bank digital di Tiongkok dan Korea Selatan berkiblat pada kolaborasi ekosistem sehingga dapat mengejar pertumbuhan melalui produk dengan spektrum yang lebih luas.
Ini turut menjawab berbagai aksi kemitraan strategis dari berbagai vertikal yang dilakukan Bank Jago sejak 2020. Strategi anorganik ini dapat mempercepat pertumbuhan. Saat ini baru Gojek yang menjadi mitra strategis. Artinya, kemitraan ini termasuk membuka rekening (onboarding) di aplikasi Gojek langsung, tanpa perlu di aplikasi Bank Jago.
Ecosystem
Vertical
Partnership
Gojek Group
Ride-hailing
Strategic partnership, shareholder
Akulaku
Lending
Loan channeling scheme (Rp100 billion)
Akseleran
Lending
Loan channeling scheme (Rp50 billion)
Kredit Pintar
Lending
unknown
Logisly
E-logistic
unknown
“We have to create unique value proposition. Yang kami lakukan adalah mengombinasikan keduanya karena sama-sama punya keunggulan. Bank is no longer the centre of ecosystem, tetapi bagian dari ekosistem. Jika menempatkan diri dengan tepat, kita akan punya peranan strategis karena apapun yang dilakukan konsumen, ujung-ujungnya adalah pembayaran,” ungkap Jerry.
Bank digital lainnya
Peta persaingan bank digital di Indonesia bakal semakin kuat di tahun ini. Setelah Bank Neo Commerce dan Bank Jago resmi memperkenalkan layanan digital berbasis aplikasi, beberapa bank lain tengah mengantisipasi realisasinya menjadi bank digital. Di catatan kami, masih ada sejumlah nama, mulai dari Bank Digital BCA, SeaBank, dan KB Bukopin.
Bank Agro yang sedang mengajukan izin menjadi bank digital ke OJK, juga baru saja menunjuk Kaspar Situmorang sebagai Direktur Utama melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS Tahunan). Kaspar sebelumnya merupakan Executive Vice President Digital Center of Excellence, salah satu divisi transformasi digital di induk usaha BRI.
Kepada DailySocial tahun lalu, Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi BRI Indra Utoyo mengatakan, BRI Agro berpeluang besar dikonversi menjadi bank digital karena telah meluncurkan platform digital lending Pinang (Pinjam Tenang) yang menjadi test case awal ke pasar.
Sementara itu, SeaBank yang telah berganti identitas dari Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE), dikabarkan tengah menjajaki potensi akuisisi bank lain untuk memperkuat struktur modalnya. Dengan begitu, SeaBank bisa mengantongi izin bank digital. SeaBank tercatat masih merupakan Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp 1,3 triliun per September 2020 dan total aset per Desember 2020 sebesar Rp 3,6 triliun.