Tag Archives: security camera

TP-Link Umumkan Empat Produk Baru, Deco 4 Hingga Switch TL-SF1008P

TP-Link Indonesia hari ini (26 November 2019) telah meluncurkan empat produk terbaru mereka dalam acara bertajuk ‘Reliable Technology‘. Pertama Deco E4, sistem WiFi mesh yang dilengkapi dengan fitur QoS. Berkat teknologi mesh ini setiap unit Deco E4 akan terhubung secara wireless tanpa perlu menarik kabel lagi.

Sementara, fitur QoS pada Deco E4 akan secara otomatis membagi kecepatan internet pada masing-masing aktivitas, mulai dari streaming video, bermain game, dan browsing. Selain itu, Deco E4 memiliki kemampuan untuk mengcover hingga 2.800 square ft area WiFi.

Pengguna Deco E4 dapat menginstal aplikasi Deco di smartphone mereka untuk mengatur Deco E4. Terdapat juga fitur parental control yang bisa memonitor situs-situs web yang diakses dan membatasi akses penggunaan internet di rumah. Harga yang dibanderol untuk Deco E4 ialah Rp1.550.000.

Lanjut ke Tapo C200, Home Security WiFi Camera atau kamera keamanan untuk rumah ini dibanderol Rp400.000 dan mampu menangkap gerakan atau gambar di tempat yang gelap.

Fitur unik dari Tapo C200 ini ialah ‘pan tilt zoom‘, di mana kamera mampu berputar hingga 360 derajat – bisa dikontrol melalui aplikasi bawaan lewat smartphone. Selain itu, speaker yang tersemat dalam perangkat ini memungkinkan pengguna untuk melakukan komunikasi dua arah.

Pindah ke CPE605, sebuah perangkat access point yang bisa memberikan solusi untuk titik-titik lokasi yang tidak bisa dijangkau oleh internet WiFi. CPE605 ini merupakan perangkat outdoor access point yang dapat memancarkan frekuensi hingga 5GHz dan dilengkapi antena internal yang mampu menghasilkan kecepatan hingga 150Mbps.

Terdapat teknologi TDMA yang ditanamkan pada CPE605 sebagai transmisi outdoor jarak jauh yang bisa meningkatkan kinerja, serta kapasitas device dalam menangkap dan memancarkan sinyal. Karena memang di desain untuk luar ruangan, CPE605 tahan berbagai kondisi cuaca baik panas maupun hujau. Harga dari CPE605 dijual seharga Rp670.000.

Satu lagi ada TL-SF1008P, switch dengan delapan port yang mampu mendukung kekuatan listrik hingga 15,4 watt dari total seluruh port. Switch sendiri merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk berbagi koneksi internet kepada user lainnya dengan kabel.

Pada kondisi tertentu switch masih diperlukan dan memiliki kelebihan yaitu transfer data menjadi lebih cepat dan koneksi lebih stabil. Di pasar Indonesia, TL-SF1008P dibanderol Rp 700.000. Perangkat ini mengusung kampanye Green Technology, di mana konsumsi daya yang rendah pada perangkat ini akan menghemat penggunaan listrik.

Empat produk yang diluncurkan oleh TP-Link tahun ini dibuat agar sesuai dengan kebutuhan. Serta, diharapkan menjadi solusi yang tepat bagi setiap masalah jaringan dan keamanan yang sering muncul di masyarakat. Mulai dari sistem WiFi mesh yang memecahkan masalah untuk ruang yang tidak dijangkau sinyal WiFi hingga kamera keamanan yang mampu menangkap gerakan dan gambar dengan kualitas baik di ruang gelap.

EverCam Adalah Kamera Pengawas Wireless dari Anak Perusahaan Anker

Kamera pengawas dengan integrasi AI merupakan salah satu tren yang cukup populer di sepanjang tahun 2017. Kini ada satu lagi alternatif yang mencoba mencuri perhatian Anda. Namanya EverCam, dan ia datang dari pabrikan bernama Eufy, yang tidak lain merupakan anak perusahaan Anker.

Keunggulan utama EverCam adalah, ia merupakan perangkat wireless. Di saat kamera pengawas lain harus dicolokkan ke listrik, EverCam bisa beroperasi hanya dengan mengandalkan suplai energi dari baterai berdaya 13.400 mAh. Istimewanya, ia cuma perlu di-charge setahun sekali.

Hal ini dimungkinkan berkat kemampuan EverCam untuk merekam hanya ketika diperlukan saja; semisal ketika ada gerakan terdeteksi, ada objek bersuhu panas atau ada seseorang dengan wajah yang tak dikenalinya. Tentu saja fitur-fitur ini didukung oleh AI yang terintegrasi pada EverCam.

EverCam

Di luar itu, EverCam bakal beroperasi dalam mode standby yang sangat irit daya. Perlu dicatat, estimasi daya tahan baterainya tentu saja bergantung pada seberapa sibuk lingkungan di sekitar rumah konsumen. Dalam kasus daya tahan hingga setahun itu tadi, Eufy bilang bahwa penggunaannya berdasar pada 10 kali pendeteksian gerakan setiap harinya, dan durasi perekaman selama 30 detik setiap kalinya.

Semua rekamannya akan disimpan ke dalam microSD sebesar 16 GB, yang sekali lagi diyakini bisa menampung rekaman untuk 365 hari. Untuk melihat isinya, konsumen harus terlebih dulu menancapkan microSD-nya ke base station EverCam. Unit base station inilah yang bertanggung jawab atas komunikasi via Wi-Fi dengan kamera, smartphone maupun komputer.

Bagi yang memerlukan monitoring secara real-time, Eufy menyediakan layanan cloud storage dengan tarif berlangganan sebesar $3 per bulan. Hal lain yang perlu dicatat, semua fitur EverCam di luar live monitoring ini bisa dinikmati tanpa harus berlangganan.

EverCam

Secara fisik, EverCam tahan air maupun suhu sangat dingin dengan sertifikasi IP66, sehingga konsumen bebas menempatkannya di dalam atau luar ruangan. Instalasinya juga sangat mudah; cukup tempelkan kamera ke permukaan logam apapun, atau dengan bantuan dudukan magnetik.

Kameranya sendiri mampu merekam dalam resolusi 1080p, dengan sudut pandang seluas 140 derajat. Eufy turut membekalinya dengan night vision yang bisa menjangkau area sejauh 10 meter. Seandainya ada yang mencoba memindahkan kamera maupun base station-nya, masing-masing perangkat bakal membunyikan sirene dengan sangat keras.

Eufy saat ini tengah memasarkan EverCam melalui Kickstarter. Selama kampanye crowdfunding-nya berlangsung, harganya dipatok $219, atau $329 untuk bundel 2 unit EverCam. Sayang sekali Eufy sejauh ini belum berencana menawarkannya ke pasar Asia.

Sumber: The Verge.

Kamera Pengawas Logitech Circle 2 Siap Ditugaskan di Mana Saja Anda Menginginkannya

Dua tahun silam, Logitech memulai debutnya di ranah kamera pengawas dengan Circle. Tahun ini perusahaan asal Swiss tersebut sudah siap dengan suksesornya, Circle 2, yang mengusung desain baru yang jauh lebih fleksibel.

Di dalam maupun luar ruangan, Circle 2 siap melaksanakan tugasnya kapan saja. Ia bisa diletakkan di atas meja, dipasangkan di tembok di atas pintu garasi, ditempelkan di jendela atau dicolokkan langsung ke stop-kontak dengan bantuan aksesori yang dijual terpisah.

Logitech Circle 2

Tidak seperti pendahulunya, Circle 2 hadir dalam dua varian: Wired atau Wire-Free, menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Anda butuh kamera pengawas di pintu depan yang bisa beroperasi secara konstan, bahkan ketika cuaca sedang tidak bersahabat? Pilih saja varian Wired, ditambah aksesori Weatherproof Extension.

Logitech Circle 2

Circle 2 merekam segala peristiwa dalam resolusi 1080p, dan dalam sudut pandang seluas 180 derajat. Hasil tangkapannya bisa dipantau secara real-time melalui aplikasi smartphone maupun browser, dan semuanya akan disimpan di cloud – total hingga 24 jam secara cuma-cuma, atau dalam durasi yang lebih lama dengan berlangganan.

Logitech Circle 2

Fitur unik seperti Motion Zones dan Person Detection memungkinkan Circle 2 untuk mengirim notifikasi ketika ia mendeteksi ada pergerakan atau seseorang yang datang, dan ia pun turut dibekali night vision. Integrasi dengan platform Apple HomeKit akan segera tersedia, dan perangkat dapat dikendalikan lewat speaker Amazon Echo atau Logitech Pop Smart Button.

Logitech Circle 2 akan tersedia di pasaran mulai bulan Juli ini. Varian Wired dibanderol $180, sedangkan varian Wire-Free seharga $200. Sederet aksesori pendukungnya dijajakan dengan kisaran harga $30 sampai $50.

Sumber: Business Wire.

Lighthouse Adalah Kamera Pengawas dengan Teknologi Sekelas Mobil Tanpa Sopir

Kamera pengawas yang dapat membedakan hewan peliharaan dari anak kecil maupun pencuri terdengar seperti properti dalam sebuah film sci-fi. Namun perkembangan teknologi computer vision yang begitu pesat sangat berpengaruh terhadap realisasi produk yang kita anggap fiktif itu tadi.

Buktinya adalah Lighthouse, sebuah kamera pengawas canggih dengan integrasi teknologi 3D sensing, deep learning sekaligus artificial intelligence (AI). Pengembangnya merupakan binaan Playground, sebuah inkubator teknologi yang didirikan oleh Andy Rubin setelah beliau meninggalkan Google. Siapa itu Andy Rubin? Anda pasti belum pernah membaca sejarah Android.

Lighthouse mengerti apa yang sedang dilihatnya dan mampu mengidentifikasi objek yang berbeda / Lighthouse AI
Lighthouse mengerti apa yang sedang dilihatnya dan mampu mengidentifikasi objek yang berbeda / Lighthouse AI

Kembali ke Lighthouse itu sendiri, perangkat ini bukan sembarang kamera pengawas berbekal konektivitas Wi-Fi. Ia sanggup mendeteksi objek yang sedang diawasinya secara akurat. Contoh yang paling gampang, ia tahu kalau yang sedang tidur-tiduran di depan pintu masuk rumah adalah anjing kesayangan Anda dan bukan putra bungsu Anda.

Kepintaran Lighthouse akan semakin terasa ketika Anda mencoba untuk memonitor hasil rekamannya. Di sini Anda bisa melontarkan pertanyaan sederhana seperti, “Siapa yang tadi pagi berdiri di pintu bersama anjing?”, atau yang lebih kompleks seperti, “Jam berapa anak-anak saya pulang hari Selasa lalu?”

Orang maupun hewan peliharaan yang Anda tanyakan akan di-highlight dalam warna biru dan kuning / Lighthouse AI
Orang maupun hewan peliharaan yang Anda tanyakan akan di-highlight dalam warna biru dan kuning / Lighthouse AI

Selanjutnya, Lighthouse akan memberikan jawaban dalam bentuk video dimana orang maupun hewan yang Anda tanyakan itu tadi telah di-highlight dalam warna yang berbeda. Semua ini disimpan dalam jaringan cloud dan dienkripsi, sehingga apapun yang terjadi Anda tetap punya arsip yang lengkap.

Anda bahkan bisa menginstruksikan Lighthouse untuk mengaktifkan fitur-fitur tertentu pada berbagai skenario. Contohnya, Anda bisa meminta Lighthouse untuk mengirim notifikasi ketika anak-anak Anda belum pulang lewat jam 4 sore.

Lighthouse menggunakan teknologi 'penglihatan' mirip seperti yang ada pada mobil tanpa sopir / Lighthouse AI
Lighthouse menggunakan teknologi ‘penglihatan’ mirip seperti yang ada pada mobil tanpa sopir / Lighthouse AI

Teknologi yang digunakan Lighthouse sejatinya mirip seperti teknologi yang digunakan pada mobil kemudi otomatis, dimana mobil dapat mengenali sekaligus membedakan objek di depan mereka dan bertindak menyesuaikan skenarionya. Pada kenyataannya, dua pendiri Lighthouse sebelumnya bisa dikatakan sebagai pionir pengembangan teknologi kemudi otomatis.

Saat ini Lighthouse masih dalam tahap akhir pengembangan sebelum siap dipasarkan mulai bulan September mendatang. Pengembangnya sudah menerima pre-order seharga $399 dengan bonus biaya berlangganan selama dua tahun, $499 selama empat tahun, dan $599 selama enam tahun. Setelahnya, Anda harus membayar biaya berlangganan sebesar $10 per bulan.

Sumber: Fast Company.

Eddie Ialah Action Cam Berkonsep ‘Kamera Keamanan’ All-in-One

Mayoritas tren pembuatan video di tahun 2015 ini sebenarnya didorong oleh ketersediaan teknologi. Sedikit contohnya meliputi efek slow motion, time lapse, drone, sampai dokumentasi ‘amatir’ berbekal action cam. Untuk ranah terakhir ini, evolusi terus berjalan. Kini model serta desainnya sangat beragam, dan kreasi satu tim pengembang asal London tidak kalah unik. Continue reading Eddie Ialah Action Cam Berkonsep ‘Kamera Keamanan’ All-in-One