Tag Archives: sehatq

aplikasi kesehatan

7 Aplikasi Kesehatan sebagai Solusi Terbaik Berobat Jarak Jauh

Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah merambah ke berbagai bidang, tanpa terkecuali di bidang kesehatan. Salah satu bentuknya adalah dengan berkembangnya layanan telemedicine.

Telemedicine sendiri merupakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk berkonsultasi kesehatan secara jarak jauh dengan tenaga medis atau profesional di bidangnya. Telemedicine disebut-sebut sebagai revolusi bagi dunia kesehatan, sebab dengan bantuan aplikasi, masyarakat tidak perlu lagi melakukan tatap muka untuk mengakses layanan kesehatan.

Nah, kali ini Daily Social sudah merangkumkan 7 aplikasi kesehatan yang populer digunakan di Indonesia.

Halodoc

halodoc
©googleplay

Halodoc merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan yang paling populer di Indonesia. Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter dari beragam spesialis mulai dari dokter umum hingga dokter kesehatan jiwa, membeli obat, hingga melakukan pemeriksaan laboraturiom melalui smartphone.

Halodoc sendiri memiliki dua jenis konsultasi yang dapat dilakukan oleh pasien. Pertama adalah konsultasi yang bersifat emergensi yang 68 persen dapat diselesaikan dengan tindakan medis digital. Sementara yang kedua, pasien yang sudah bertemu dengan dokter dapat melakukan follow up dari perawatan yang dijalani.

Alodokter

alodokter
©googleplay

Alodokter juga merupakan salah satu aplikasi telemedicine yang cukup populer digunakan di Indonesia. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur utama, yakni konsultasi dengan dokter, membuat janji konsultasi hingga mencari rumah sakit pilihan.

Kamu bisa melakukan konsultasi dengan dokter secara online pada kolom Tanya Dokter. Tak hanya itu, kamu juga bisa membaca berbagai artikel kesehatan yang ditulis oleh dokter yang berpengalaman.

KlikDokter

klikdokter
©googleplay

KlikDokter merupakan aplikasi kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2008 yang lalu. Kini, KlikDokter memfokuskan diri untuk menyediakan informasi dan layanan kesehatan secara daring dengan mengembangkan berbagai fitur kesehatan.

Kamu bisa mencari berbagai informasi mengenai penyakit, diagnosis, gejala, hingga pengobatannya melalui fitur Indeks Penyakit. Tak hanya itu, kamu juga bisa memesan obat atau alat kesehatan lain secara daring melalui aplikasi ini.

SehatQ

sehatq
©googleplay

Meski tergolong baru, aplikasi SehatQ hadir dengan berbagi fitur kesehatan yang tentunya dapat memudahkanmu dalam mengaksesnya. Dengan aplikasi ini, kamu dapat menikmati berbagai macam layanan kesehatan, mulai dari klinik gigi, klinik kecantikan, laboratorium, dan lain sebagainya.

Tak hanya itu saja, kamu juga bisa menikmati berbagai paket kesehatan yang ditawarkan, seperti paket vitamin, paket sunat, dan promosi kesehatan yang menarik lainnya.

Medi-call

medi-call
©googleplay

Seperti layanan telemedicine pada umumnya, Medi-call juga melayani berbagai macam masalah kesehatan. Bedanya, aplikasi ini tidak hanya menawarkan konsultasi dengan tenaga kesehatan secara daring saja, tetapi kamu juga bisa meminta mereka untuk datang ke rumah.

Aplikasi ini juga menawarkan layanan kesehatan, seperti terapi infus, vaksi, dan vitamin dengan tarif yang bervariasi. Kisaran tarifnya mulai dari Rp. 150.000 hingga Rp. 300.000 tergantung pada jenis pengobatan yang kamu butuhkan.

Good Doctor

good doctor
©googleplay

Good Doctor merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan yang pertama kali hadir sebagai bagian dari Grab pada akhir tahun 2019. Pada Maret 2020, Good Doctor resmi meluncurkan aplikasi layanan telemedicine di Google Play dan App Store.

Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan konsultasi dan tanya jawab dengan tenaga kesehatan ahli, membeli obat, hingga membuat janji kunjungan rumah sakit atau klinik pilihan.

Riliv

riliv
©googleplay

Berbeda dengan beberapa aplikasi sebelumnya yang menyediakan layanan untuk berbagai macam masalah kesehatan, Riliv hadir sebagai platform khusus yang melayani masalah kesehatan mental pertama di Indonesia. Aplikasi yang didirikan sejak tahun 2015 ini memposisikan diri sebagai teman curhat profesional yang siap mendengarkan cerita kliennya kapan saja.

Berbagai layanan kesehatan mental yang disediakan aplikasi ini meliputi meditasi, cerita tidur, hingga konseling online.

Nah, itulah 7 aplikasi kesehatan yang populer di Indonesia. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi tersebut, kini kamu tidak perlu repot lagi jika ingin mengakses berbagai macam layanan kesehatan.

Setelah pelonggaran regulasi, implementasi telemedicine menjadi lebih mudah. Yang berharga adalah mengukur tingkat pengalaman yang diinginkan pengguna

Penyesuaian Regulasi Jadi Angin Segar Industri Telemedicine Indonesia

Sejak akhir Maret, Indonesia merespon merebaknya pandemi Covid-19 dengan sejumlah regulasi, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar dan larangan mudik bagi mereka yang berada di wilayah terdampak. Salah satu regulasi penting yang dikeluarkan pemerintah adalah pelonggaran aturan untuk layanan telemedicine yang tertuang di Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020. Sebuah aturan yang membuat lonjakan pengguna layanan telemedicine dan percepatan adopsi teknologi pada layanan digital.

Surat Edaran tersebut memberikan beberapa kewenangan kepada dokter, melalui layanan telemedicine untuk melakukan anamnesa, yang mencakup keluhan utama, keluhan penyerta, riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya atau faktor risiko, informasi keluarga dan informasi terkait lainnya yang ditanyakan dokter kepada pasien/keluarga secara online; pemeriksaan fisik melalui audiovisual; pemberian nasihat atau anjuran yang dibutuhkan; diagnosis; pengobatan yang berdasarkan pada diagnosis; penulisan resep; dan menerbitan surat rujukan.

Melonggarnya regulasi telemedicine mendorong lonjakan penggunaan layanan di Indonesia. Halodoc dan Alodokter mengamini hal ini. Permintaan dokter untuk konsultasi online bertumbuh pesat di masa pandemi ini.

“Ada dua hal yang berpengaruh pada peningkatan pengguna layanan telemedicine. Pertama, konsumen menaruh perhatian lebih terhadap aspek kesehatan dan mengadaptasi perilaku yang lebih positif dalam menjaga kesehatan karena khawatir tentang dampak pandemi pada kesehatan mereka. Kedua, pandemi COVID-19 mengakibatkan sebagian besar masyarakat beraktivitas di rumah dan mengurangi interaksi di luar rumah,” terang pihak Alodokter.

Hal senada disampaikan pihak SehatQ dan ProSehat. Pihak SehatQ menyebutkan,”Selama masa pandemi, peningkatan pengguna SehatQ cukup drastis. [..] Dari data kami, pengguna naik lebih dari 600% sejak awal tahun ini, dan ada lonjakan lebih dari 100% untuk chat dokter kami. Toko kesehatan kami juga mencatat peningkatan transaksi 16 kali lipat sejak awal tahun.”

Sementara itu, Founder ProSehat dr G. Bimantoro (Bimo) menerangkan, layanan telekonsultasi mereka tumbuh 3 kali lipat dari sebelumnya. Ia juga menyoroti pertumbuhan permintaan untuk layanan kesehatan on demand lain, seperti permintaan panggilan tenaga kesehatan untuk ke rumah atau perusahaan yang meningkat lima kali lipat.

“Selama kondisi pandemi ini kami telah menambahkan ribuan member berbayar dengan kerja sama perusahaan multi nasional, startup unicorn, rumah sakit, dan lain-lain. Selain itu kami juga mendukung upaya pemerintah lintas organisasi mulai dari Gugus Tugas COVID-19, Kemenkes, Kominfo, dan Dinas Kesehatan Provinsi,” imbuh dr. Bimo.

Industri telemedicine dan pandemi

Industri telemedicine dan layanan kesehatan digital lainnya selama ini berkembang dengan kehati-hatian karena regulasi yang cukup ketat. Hal yang sangat wajar mengingat data kesehatan pribadi sangat krusial. Di masa pandemi ini, kondisi darurat “memaksa” adopsi teknologi dipercepat, salah satunya di sektor kesehatan.

Setelah regulasi melonggar, tantangan selanjutnya adalah pelayanan prima untuk memberikan pengalaman terbaik bagi mereka yang belum pernah bersentuhan dengan teknologi. Hal ini terkait ketersediaan dokter, kualitas layanan, dan yang paling penting proteksi data.

Untuk saat ini layanan telemedicine telah menjadi solusi menekan angka konsultasi tatap muka (face-to-face). Situasi pandemi yang tak kunjung usai membuat kondisi paling aman untuk konsultasi dan pemeriksaan awal dilakukan menggunakan teknologi.

Di masa seperti ini, lahir pula beberapa inovasi yang  mengakselerasi pertumbuhan industri telemedicine. YesDok mengembangkan layanan konsultasi berbasis video dan telah terintegrasi dengan DANA atau SehatQ yang fokus pada pengembangan fitur yang berkaitan dengan layanan kesehatan di masa pandemi.

“[Inovasi] yang pertama adalah Health Passport, yaitu integrasi dengan RS/Klinik penyedia tes Covid-19, sehingga pasien bisa melakukan booking tes Covid-19 hingga akses hasil tes, semua di satu aplikasi SehatQ. Yang kedua adalah kanal telemedicine RS/Klinik, sehingga pasien bisa tetap melakukan konsultasi online dengan dokter di RS/Klinik langganannya. Yang ketiga adalah fitur booking tes Covid-19 melalui SehatQ, di mana pengguna bisa dengan mudah memilih dari 100 lokasi tes rekanan faskes SehatQ di seluruh Indonesia,” ujar tim SehatQ.

Sementara itu, dr Bimo menceritakan, ProSehat telah mengembangkan TeleProSehat menggunakan chatbot, sehingga masyarakat bisa mengakses layanan telekonsultasi tanpa perlu melakukan instalasi lagi.

“Cukup dengan WhatsApp saja masyarakat kota dan desa semua bisa langsung berkonsultasi dengan aman dengan dokter dan menggunakan link video call untuk langsung membuka di browser. Tentunya kami senantiasa menjaga keamanan dan privasi untuk setiap telekonsultasi ini,” imbuh dr. Bimo.

Asosiasi Telemedicine Indonesia

Indonesia sekarang memilki Atensi atau Asosiasi Telemedicine Indonesia. Di dalamnya terdapat puluhan penyedia layanan telemedicine dengan berbagai macam konsep dan spesialisasi. Nama-nama seperti Halodoc, Alodokter, SehatQ, ProSehat, dan YesDok termasuk di dalamnya.

Sekertaris Atensi dr. Karina Andini kepada DailySocial menyampaikan, Atensi lahir membawa visi dan misi untuk mengembangkan alternatif pelayanan kesehatan yang lebih mudah, relatif murah, namun tetap memperhatikan keselamatan pasien maupun dokter untuk masyarakat Indonesia.

Pelayanan yang diharapkan tidak hanya kuratif, tetapi juga holistik, mulai dari pemberian informasi yang benar, konsultasi kesehatan yang lengkap, memberikan rujukan diagnosis yang seksama, sampai merujuk sesuai dengan sistem rujukan di Indonesia.

“Industri telemedicine di Indonesia saat ini baru dalam awal fase pertumbuhan. Ia akan bertumbuh besar, karena penduduk Indonesia dengan jumlah besar dengan lebih dari 50 % sudah tinggal di perkotaan, kondisi alam negara yang terdiri atas ribuan pulau, dan perkembangan Industri telekomunikasi yang luar biasa pesat di Indonesia,” jelas dr Karina.

Kehadiran Atensi juga diharapkan bisa membantu pemerintah menyusun dasar regulasi. Saat ini regulasi yang ada belum bisa mengatur perkembangan teknologi kesehatan di Indonesia secara menyeluruh.

dr Bimo menambahkan, regulasi telemedicine saat ini perlu banyak dirapikan dan masih dalam tahapan yang memberikan relaksasi selama masa penangangan pandemi COVID-19. Namun ia cukup yakin bahwa berbagai aturan terkait akan dapat segera dirilis setelah Surat Edaran dari Menteri Kesehatan No. HK.02.01-MENKES-303-2020.

Hadirnya peraturan Konsil Kedokteran Indonesia dan fatwa Majelis Kehormatan Etika Kedokteran bagi para tenaga medis, serta munculnya Peraturan BPOM No.8 tahun 2020 Tentang Pengawasan Obat dan Makanan yang diedarkan secara Daring, menunjukkan betapa responsifnya berbagai pihak yang terkait untuk mendukung regulasi telemedicine ini.

“Sementara itu yang sangat dibutuhkan dan telah ditunggu-tunggu adalah Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis Elektronik yang sampai saat ini masih dalam pengembangan draft. Karena dengan dasar adanya Rekam Medis Elektronik dan Interoperabilitas Sistem, di mana data pasien dapat direkam dan ditransfer secara legal, akan membuka semakin besar ekosistem healthtech untuk mendukung kemajuan kesehatan di Indonesia secara menyeluruh,” lanjut dr Bimo.

Pentingnya telemedicine untuk Indonesia

Dari data Kementerian Kesehatan, rasio perbandingan tenaga kesehatan di Indonesia adalah 1 dokter melayani sekitar 2500 orang. Berdasarkan data itu, di Asia Tenggara, Indonesia hanya berada di peringkat dua dari bawah, atau hanya lebih baik dari Kamboja. Peringkat tertinggi dipegang Singapura dengan rasio 1 dokter untuk 500 orang.

Efisiensi yang ditawarkan layanan telemedicine menjadi sebuah peluang besar. Layanan ini memungkinkan dokter bisa lebih banyak menangani pasien per harinya. Belum lagi permasalahan ketersediaan fasilitas kesehatan yang mumpuni di daerah. Telemedicine bisa menjadi salah satu alternatif, meskipun belum sepenuhnya menggantikan konsultasi langsung dengan dokter.

Membangun percaya pada layanan konsultasi dokter online di Indonesia. Menjangkau pengguna masih menjadi tantangan, regulasi pun diperlukan

Membangun Percaya pada Layanan Konsultasi Dokter Online di Indonesia

Di Indonesia, layanan teknologi kesehatan diprediksikan sebagai sektor yang menyimpan potensi besar. Salah satu layanan yang ada di industri ini adalah layanan konsultasi dokter online. Sudah banyak penyedia layanan ini tersedia di Indonesia. Sebagai bisnis yang bergantung kepada kepercayaan pengguna, tantangan besar bagi para penyedia layanan untuk bisa menjaganya.

Untuk memahami lebih lanjut tentang layanan konsultan dokter online, DailySocial berbincang dengan tiga penyedia layanan konsultasi dokter online yang ada di Indonesia, Alodokter, Halodoc, dan SehatQ.

Memulai perjalanannya sejak tahun 2014 Alodokter sudah beberapa kali mendapat suntikan dana dan memperkenalkan inovasinya. Dalam hal menjaga kepercayaan pengguna, Head of Marketing Alodokter Arian Vivaldi menjelaskan bahwa pihaknya mengandalkan medical excellence dengan melibatkan dokter pada setiap fitur yang ada, baik chat maupun artikel-artikel yang ada di dalamnya. Ia juga memastikan Alodokter memiliki SOP yang memastikan data-data pengguna dikelola dengan ketentuan yang berlaku. Pun dalam proses rekrutmen, dokter harus memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku untuk menjamin kualitas layanan yang diberikan.

Halodoc pun demikian. Sebagai sebuah bisnis, Halodoc berkembang cukup cepat dalam tiga tahun kiprahnya. Sederet investasi dari investor dan inovasi layanan menghiasi perjalanannya. Mereka sekarang bahkan memiliki layanan pengantaran obat yang bekerja sama dengan apotek-apotek yang ada di berbagai kota.

VP Marketing Halodoc Felicia Kawilarang menjelaskan, ada beberapa upaya mereka untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan pengguna. Salah satunya adalah dengan menjaga data pribadi. Semua data pelanggan disimpan dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia. Data-data yang diserahkan ke Halodoc pun hanya berupa nama dan tanggal lahir, itu pun harus melalui konfirmasi melalui OTP.

Felicia bercerita, Halodoc cukup aktif melakukan edukasi dan pengenalan Halodoc. Dari sana banyak respon positif yang datang, itu mengapa Halodoc masih terus tumbuh sampai sekarang.

“Banyak dari user Halodoc yang sudah terbantu dengan aplikasi kami karena aplikasi kami memudahkan mereka untuk bisa menghubungi dokter dan membeli obat. Misalnya, ada ibu yang cerita saat anaknya sakit. Dia merasa terbantu dengan Halodoc tetap bisa bicara langsung dengan dokter spesialis anak. Apalagi kondisi anaknya itu rewel dan sudah malam hari juga, kalau harus ke rumah sakit agak repot harus nyetir sendiri atau malah kena banyak kuman dan penyakit di rumah sakit,” klaim Felicia.

Sementara itu, penanggung jawab konsultasi online SehatQ dr. Jolinda Johary menjelaskan, ada dua cara agar mereka tetap bisa meningkatkan dan menjaga kepercayaan pengguna, yang pertama soal rekrutmen dokter dan yang kedua SOP dengan standar yang jelas.

SehatQ diklaim memiliki rekrutmen yang cukup ketat. Kualifikasi dan kualitas dokter diperhatikan betul. Para dokter juga harus terdaftar sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia, memiliki Surat Tanda Registrasi, dan memiliki Surat Ijin Praktek. Selanjutnya dokter akan menjalani serangkaian tes, mulai dari interview hingga pengetahuan media.

“Setelah proses rekrutmen, kami memiliki SOP untuk menerapkan standar kualitas layanan bagi pengguna. SOP ini kami kembangkan bersama dokter senior di Indonesia dan dengan input dari sisi internasional melalui Medical Advisor kami dari Mayo Clinic di Amerika Serikat. Dokter pun juga dibekali in-house training, baik untuk pengetahuan perkembangan medis yang ada dan training teknologi platform tanya dokter kami,” cerita Jolinda.

Tidak menggantikan pemeriksaan dokter

Untuk memberikan pelayanan berkualitas dan bertanggung jawab, para penyedia layanan konsultasi dokter secara online bekerja sama dengan para dokter untuk melayani konsultasi pengguna. Kendati demikian, posisi konsultasi yang dilakukan tidak untuk menggantikan pemeriksaan dokter yang dilakukan secara langsung.

Ketentuan ini tertuang dalam laman “Syarat & Ketentuan” di hampir semua layanan semcam ini. Kebanyakan memosisikan diri sebagai bahan konsultasi awal agar pengguna mendapat informasi yang valid. Untuk pengobatan dan diagnosa selanjutnya, pasien harus bertemu dokter secara langsung.

Arian menegaskan, Alodokter sebagai layanan konsultasi dokter tidak mengeluarkan resep dan mendiagnosa penyakit, namun menjadi alternatif pertolongan pertama bagi pengguna.

“Perlu kami garis bawahi lagi bahwa Alodokter tidak mengeluarkan resep dan tidak mendiagnosa penyakit. Kami ingin menjadi pertolongan pertama bagi pengguna dalam menemukan jawaban mengenai masalah maupun keluhan yang dialami pasien. Untuk diagnosa mengenai penyakit yang dialami, kami tetap menyarankan untuk langsung datang bertatap muka dengan dokter terkait,” jelas Arian.

“Digital healthcare sekarang masih early stages di Indonesia. Dari research yang kami lakukan, sebagian masyarakat masih sungkan memakai layanan konsultasi dokter online untuk pertama kalinya karena takut dokternya palsu, dokternya masih mahasiswa, atau malah bot yang menjawab pertanyaan mereka. Ini semua sebenernya salah karena dokter yang ada di Halodoc semua dokter yang berpengalaman dan semua masih praktik di rumah sakit atau klinik pribadi,” jelas Felicia.

Jolinda menambahkan, dari awal SehatQ tidak memosisikan diri sebagai pengganti konsultasi dokter rumah sakit. Ia mengklaim bahwa pengguna SehatQ adalah mereka yang enggan ke dokter dengan berbagai alasan atau melakukan konsultasi topik kesehatan yang dianggap tabu di masyarakat sehingga merasa kurang nyaman jika harus dilakukan secara langsung.

“SehatQ memiliki panduan konsultasi yang disusun oleh tim dokter. Pengguna dapat berkonsultasi dengan tim dokter dalam koridor-koridor yang telah ditetapkan. Misalnya, pengguna dapat bertanya tentang topik-topik kesehatan dalam batas waktu yang telah disepakati. Pengguna sebaiknya menyampaikan pertanyaan-pertanyaan dengan sopan, jangan spam atau mengirim gambar-gambar yang di luar konteks. Jika batasan-batasan ini dilanggar, dokter berhak memutus sesi konsultasi,” terang Jolinda.

Rasa ragu-ragu yang ada di masyarakat tentu menjadi sebuah hal yang wajar mengingat perkara kesehatan adalah sesuatu hal yang sensitif. Di sisi lain, kebiasaan masyarakat yang “gampang” menerima masukan terkait kesehatan dari orang-orang yang tidak berkompeten menjadi masalah yang coba diselesaikan para penyedia layanan.

Regulasi di layanan teknologi kesehatan

Industri healthcare di Indonesia masih jauh dari kata dewasa. Banyak yang harus dibenahi dalam proses menjadi dewasa, termasuk dari segi payung hukum. Selain untuk melindungi masyarakat atau pengguna, regulasi juga berperan dalam memberikan batasan-batasan yang jelas bagi penyedia layanan.

Co-founder dan CEO Medigo Harya Bimo berpendapat, healthcare di Indonesia membutuhkan regulasi yang pasti, terutama yang mengatur tentang rekam medis. Adanya regulasi rekam medis akan memberikan dampak langsung ke beberapa lini bisnis kesehatan seperti asuransi, farmasi, rumah sakit, radiologi, dan lain sebagainya. Sejauh ini regulasi rekam medis hanya ada di Permenkes 269 tahun 2008 dan Undang-undang no 69 tahun 2004

Sementara itu regulasi terbaru yang berkaitan teknologi dan layanan kesehatan adalah aturan menteri kesehatan tentang penyelenggaraan telemedicine antar fasilitas pelayanan kesehatan yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2019.

Aturan menteri tersebut mendefinisikan telemedicine sebagai pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian dan evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk kepentingan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.

Tertuang di dalam Pasal 3 PMK no. 20 tahun 2019, telemedicine termasuk telekonsultasi yang memiliki pengertian berupa konsultasi klinis jarak jauh untuk membantu menegakkan diagnosis, dan/atau memberikan pertimbangan/saran tata laksana yang bisa dilakukan secara tertulis, suara, dan/atau video. Setiap telekonsultasi klinis harus terekam dan tercatat dalam rekam medis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Mengenai aturan baru ini, pihak Alodokter menanggapi positif. Arian menjelaskan bahwa posisi mereka bukan untuk mendiagnosis.

“Alodokter tentu saja merespon positif mengenai adanya PMK no. 20 tahun 2019 tersebut, hal ini sesuai dengan komitmen kami dari awal mengenai business model yang kami jalankan. Kami juga sudah sepakat bahwa untuk diagnose dapat dilakukan dengan langsung bertatap muka dengan dokter,” terang Arian.

Jalan panjang industri teknologi kesehatan  Indonesia

Industri teknologi kesehatan di Indonesia secara umum masih di tahap yang sangat awal. Perjuangan membangun kepercayaan adalah satu dari banyak tugas yang diselesaikan setiap pemain di dalamnya. Khusus untuk layanan konsultasi dokter online, fokusnya adalah mengubah budaya masyarakat mengenai cara mereka mencari tahu informasi tentang kesehatan.

Bertanya ke orang-orang sekitar dulu menjadi pilihan utama. Kini, di era internet, kebiasaan yang “berbahaya” adalah mencari tahu sendiri tentang kesehatan di mesin pencari, tanpa memiliki kemampuan memilah dan memilih sumber valid.

Alodokter, Halodoc, SehatQ, dan beberapa lainnya bersama-sama berusaha mengubah kebiasaan masyarakat untuk berkonsultasi ke pihak kompeten soal  urusan kesehatan.

“Tantangan pertama [untuk menjangkau pengguna] adalah edukasi first response orang sakit untuk tanya ke dokter. Orang Indonesia ada kebiasaan di mana mereka lebih nyaman nanya tentang kesehatan kepada orang-orang terdekat mereka seperti keluarga atau teman,” terang Felicia.

Sambil menunggu masyarakat siap dengan terobosan-terobosan baru dengan sentuhan teknologi, regulasi juga harus menjadi perhatian. Payung hukum yang jelas diharapkan mampu melindungi pengguna dan penyedia layanan. Sinergi antara regulasi dan produk berkualitas diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan pengguna pada industri ini.

Aplikasi Pesan Dokter SehatQ

Permudah Konsultasi dan Pesan Antrean Dokter, SehatQ Luncurkan Aplikasi

Platform healthtech SehatQ secara resmi telah merilis aplikasi. Sejak didirikan satu tahun yang lalu, mereka mengoperasikan layanan melalui website. Aplikasi tersebut hadir dengan dua fitur utama yakni Chat Dokter dan Booking Dokter, serta tersedia dalam dua versi, Android dan iOS.

Di fase awalnya, SehatQ fokus pada konten kesehatan, mulai dari artikel hingga ensiklopedia penyakit dan obat-obatan. Secara total saat ini ada 1165 direktori penyakit, 2196 konten, 6979 direktori dokter, dan 2127 daftar layanan kesehatan.

“SehatQ menawarkan konsep Sehat dalam genggaman, apapun kebutuhan kesehatan pengguna dapat diakses melalui satu aplikasi. Dimulai dari pencarian informasi kesehatan, chat dengan dokter, hingga layanan booking dokter jika akan berobat ke rumah sakit atau klinik,” kata Founder & CEO SehatQ Linda Wijaya.

Sebelumnya, Chat Dokter SehatQ tersedia di website dengan fitur yang lebih terbatas. Data sepanjang Juni-September 2019 menggambarkan bahwa mayoritas penggunanya memanfaatkan layanan untuk berkonsultasi tentang keluhan-keluhan ringan dan cara mengatasinya. Meski demikian, kelompok pengguna lain, yaitu sebanyak 36%, membutuhkan pemeriksaan fisik langsung oleh dokter.

Kini melalui fitur Chat Dokter di aplikasi, pengguna dapat berkonsultasi secara realtime dengan tim dokter SehatQ yang berpengalaman. Berbeda dengan aplikasi lainnya, SehatQ mengklaim bukan hanya untuk membantu mengatasi keluhan kesehatan, namun untuk mendampingi pengguna menerapkan gaya hidup sehat.

Sementara itu pada fitur Booking Dokter, pengguna dapat memilih dan memesan jadwal kunjungan ke lebih dari 8000 dokter masuk dalam daftar SehatQ. Dari jumlah tersebut SehatQ mencatat baru sekitar 2000 dokter yang sudah menjadi mitra di hampir 300 fasilitas. Target SehatQ ke depannya ingin menambah jumlah jaringan mitra layanan kesehatan.

“Bagi rumah sakit dan klinik, fitur Booking Dokter bisa membantu penjadwalan pasien rawat jalan sehingga layanan untuk pasien lebih baik dan efisien,” kata Linda.

Demografi pengguna

Dari beberapa pembahasan yang ditawarkan kepada pengguna, SehatQ mencatat terdapat 5 topik yang paling banyak dicari. Di antaranya kesehatan kulit, seks dan kesehatan organ reproduksi, gangguan pencernaan, gangguan pernapasan, dan kesehatan mental.

Untuk demografinya, 60% pengguna SehatQ adalah perempuan dan 40% adalah laki-laki. Dari kategori usia kebanyakan adalah kalangan milenial sekitar 77%.

“Berdasarkan temuan-temuan di atas, SehatQ berharap dapat meningkatkan pengalaman pengguna dan menawarkan layanan yang lebih baik ke depannya melalui fitur-fitur yang lebih beragam,” kata Linda.

Application Information Will Show Up Here
Startup Kesehatan SehatQ

Mengenal SehatQ, Platform Pengelola Kesehatan yang Menyasar Keluarga Muda

Indonesia merupakan salah satu pasar strategis untuk industri kesehatan. Mengutip dari data Bappenas, jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia pada 2021 diproyeksi mencapai 45 juta penduduk. Angka ini diperkirakan naik dua kali lipat jadi 85 juta di 2022 dan meningkat jadi 145 juta pada 2030.

Artinya, sekarang adalah momentum yang tepat untuk menyeriusinya karena makin tinggi kemampuan ekonomi seseorang, semakin tinggi pula kesadaran untuk memperbaiki gaya hidupnya. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh SehatQ. Startup ini ikut meramaikan di ranah startup kesehatan di Indonesia sejak November 2018.

Head of Communications SehatQ Aniela Maria menjelaskan, perusahaan datang dari pengalaman pribadi founder-nya itu sendiri, yakni Linda Wijaya. Ketika Linda sudah berkeluarga, dia menyadari kesehatan itu penting dalam keseharian. Selalu ada bagian dari unsur kesehatan yang bisa terus dimaksimalkan. Kesempatan tersebut direalisasikan dengan mendirikan SehatQ.

“Secara bertahap kami akan mengembangkan fitur dengan tujuan akhirnya menjadikan SehatQ sebagai asisten untuk bantu orang mengelola kesehatan pribadi dan keluarga muda. Golongan tersebut adalah target pengguna kita,” terang Aniela kepada DailySocial.

Selaras dengan misinya tersebut, menarik minat Latitude Venture Partners (LVP) untuk gaet SehatQ sebagai proyek binaan pertama. Di luar investasi eksternal yang dilakukan LVP untuk startup yang sudah beroperasi. Linda sendiri merupakan Managing Partner LVP.

Di bawah binaan LVP, SehatQ secara langsung dipantau perkembangannya dan mendapat jaringan yang bisa dimanfaatkan baik dari LVP maupun Grup Sinar Mas. LVP adalah VC yang disiapkan Sinar Mas dengan struktur pendanaan yang berbeda dengan SMDV. LVP bertindak sebagai venture builder dan venture capital.

Penambahan fitur kesehatan secara bertahap

Tim SehatQ / SehatQ
Tim SehatQ / SehatQ

Untuk tahap awal, lanjutnya, SehatQ fokus perbanyak konten kesehatan. Mulai dari artikel kesehatan berbagai topik, ensiklopedia penyakit dan obat-obatan. Secara total ada 1514 direktori artikel, 1115 ensiklopedia penyakit dan obat yang telah diterbitkan.

“Tim konten kami tergolong cukup kuat. Setiap minggunya kami produksi konten hingga 200 artikel lengkap dengan infografis dan data pendukungnya. Ada tim dokter yang bantu kami melihat akurasi konten apakah sudah sesuai atau belum sebelum dipublikasi.”

Berikutnya, perusahaan menambah fitur direktori fasilitas kesehatan berdasarkan lokasi terdekat pengguna. Serta, booking dokter demi permudah pasien membuat janji temu. Untuk masuk ke dalam direktori, perusahaan melakukan sejumlah pengecekan agar dokter yang hadir di SehatQ benar-benar sesuai dengan ketentuan.

Terhitung, SehatQ sudah menampilkan direktori lebih dari 2 ribu dokter dari berbagai spesialisasi di seluruh Indonesia. Diklaim sejak pertama kali situs SehatQ dirilis, telah dikunjungi hingga 1 juta kali per bulannya.

Untuk menuju platform kesehatan yang menyeluruh, rencananya sebelum akhir tahun ini SehatQ akan merilis aplikasi yang sudah dilengkapi dengan fitur telekonsultasi dengan live chat. Menariknya, kata Aniela, fitur ini dapat dimanfaatkan untuk membantu pengguna yang lebih tertarik mengobati diri sendiri dengan obat-obatan yang tersedia di pasaran.

Menurutnya, pangsa pasar orang-orang di kalangan tersebut cukup besar dan ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh SehatQ. Alhasil, dokter tidak dianjurkan untuk membuat resep setiap kali pengguna melakukan live chat. Dia memastikan pangsa pasar ini tidak akan menggantikan lahan dokter yang bertugas di rumah sakit.

“Ada orang yang cenderung berobat dengan herbal, generik, sebelum harus di bawa ke dokter. Namun mereka itu ingin dapat bimbingan dari profesional sebelum mengonsumsinya, agar lebih mendapat kepastian. Itu yang akan kami sasar lewat fitur live chat.”

Seluruh data hasil live chat akan secara otomatis terekam dalam sistem SehatQ dan menjadi catatan medis berbentuk digital. Apabila nantinya dibutuhkan oleh pengguna, mereka dapat langsung memeriksa langsung dari aplikasi.

“Kami akan latih para dokter untuk standarisasi layanannya saat fitur live chat sudah resmi hadir.”

Tak hanya itu perusahaan juga berencana untuk mengintegrasikan sistemnya dengan fasilitas kesehatan dan penyedia jasa kesehatan agar seluruh pengalamannya bisa jauh lebih seamless.

Dia mencontohkan, dari fitur booking dokter yang sudah tersedia sekarang, nantinya ketika sistem terintegrasi antara SehatQ dengan rumah sakit. Pasien bisa mendapat jadwal janji temu yang lebih pasti karena sudah terhubung langsung dengan rumah sakit tempat dokter tersebut praktek. Begitupun dengan penyedia jasa kesehatan, semisal asuransi, proses klaimnya akan lebih seamless.

“Di saat yang bersamaan kami akan mengadakan grand launching, setelah itu kami mulai agresif memasarkan SehatQ untuk menarik banyak pengguna baru,” pungkasnya.

Di Indonesia, selain SehatQ, pemain startup kesehatan lainnya yang sudah lebih dahulu hadir seperti Halodoc, Alodokter, Klikdokter, DokterSehat, Konsula, dan sebagainya.