Secara berkesinambungan, pesatnya perkembangan layanan e-commerce turut berdampak pada meningkatnya kebutuhan layanan jual beli online yang fokus pada barang secondhand [bekas]. Di Indonesia, segmen sudah diisi oleh sejumlah pemain, meski begitu masih banyak peluang yang bisa dimaksimalkan. Salah satunya dengan modernisasi bisnis sirkulasi menjadi sebuah marketplace yang bersaing dengan bisnis barang baru.
Dinomarket, situs e-commerce niche untuk gadget dan elektronik, tertarik untuk menggarap segmen ini dengan merilis SEKO.id. Kepada DailySocial.id, Founder Dinomarket dan SEKO Victor Wiguna mengatakan inisiasi perusahaan untuk merintis SEKO sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum pandemi berlangsung.
Ia sendiri punya ketertarikan untuk bergerak dan mengajak lebih banyak orang berpartisipasi dalam mengurangi sampah dan memiliki gaya hidup sustainable living. “Peran Dinomarket di sini [untuk SEKO] sebagai supporter sisi penggarapan teknis [layanan] e-commerce dan tentunya support fund,” terang dia.
Dinomarket membangun SEKO sebagai pusat sirkulasi barang gadget dan elektronik yang diklaim pertama di Indonesia. SEKO mendukung aktivitas circular commerce, termasuk jual, beli, sewa, barter, tukar tambah, dan donasi barang-barang yang tidak terpakai.
Dengan konsep tersebut, membuat SEKO memiliki nilai lebih di industri, mengingat konsep e-commerce barang bekas ini bukan sesuatu yang baru di Indonesia. SEKO berambisi ingin meningkatkan perannya dalam mengembangkan dan mengangkat proses sirkulasi barang dan sirkulasi ekonomi masyarakat.
Menurut Victor, sebuah barang memiliki nilai ekonomis untuk dipakai ulang atau dimodifikasi menjadi produk lain (ekonomi kreatif). Demikian juga untuk barang yang tidak dibutuhkan lagi oleh pemiliknya bisa disalurkan ke pihak lain yang lebih membutuhkan.
“Peran SEKO sebagai fasilitator agar sirkulasi barang dan sirkulasi ekonomi bisa bergulir tidak hanya sebatas jual-beli, masyarakat juga bisa melakukan sewa-menyewa, bertukar barang, tukar tambah, bahkan bisa melakukan donasi.”
Saat ini SEKO sudah resmi live dan siap menerima listing produk dari 11 kategori, terdiri dari adalah gadget elektronik, peralatan hobi, rumah tangga, buku & majalah, dan fesyen. Karena berbentuk marketplace, jadi semua pengguna bisa menjual barangnya melalui SEKO.
Untuk monetisasi, SEKO mengambil peran secara komersial dan nonkomersial. Dari sisi komersial yang digarap, seperti aktivitas jual-beli, sewa-menyewa, dan tukar-tambah nantinya akan dikenakan biaya platform. Sementara untuk nonkomersial, seperti donasi tidak akan dipungut biaya.
Dia melanjutkan, ke depannya perusahaan akan mengembangkan fitur lebih banyak untuk SEKO, seperti yang telah dikonsepkan secara menyeluruh. “SEKO akan bekerja sama dengan lebih banyak rekanan komersial dan organisasi peduli lingkungan, serta investor. Kami berharap konsep ekonomi sirkular, ekonomi kreatif, dan sustainable living bisa diterima masyarakat secara luas.”
Peran dan perkembangan Dinomarket
Victor menjelaskan, kehadiran SEKO memperkuat visi Dinomarket yang ingin menjadi destinasi shopping online untuk gadget elektronik terbesar di Indonesia. Dengan solusi SEKO, Dinomarket tidak hanya akan dipergunakan sebagai tempat berbelanja, tapi juga platform komunitas yang mendukung sirkulasi produk gadget dan elektronik.
SEKO nantinya akan muncul di laman Dinomarket sebagai pusat sirkulasi barang gadget dan elektronik. Selain itu, ada fitur trade-in (tukar tambah) gadget dan elektronik kerja sama antara SEKO, Dinomarket, brand prinsipal, dan bank. “Dinomarket sendiri juga sedang mempersiapkan program jaminan buyback untuk semua produk gadget dan elektronik yang dibeli.”
Selama 12 tahun beroperasi, mereka tetap konsisten sebagai e-commerce niche untuk produk gadget dan elektronik. Perusahaan pun masih self funded dalam menjalankan operasionalnya. Agar tetap bertahan selama pandemi, perusahaan tetap berinovasi, salah satunya yang sudah diresmikan adalah Dinopoin, layanan digital program loyalitas untuk bank-bank mitra Dinomarket.
Ia juga mengklaim pada tahun ini pengguna Dinomarket tumbuh 50%, meski tidak disertai dengan angka pendukung lainnya. “Sebagai e-commerce yang tumbuh secara organik, Dinomarket mampu mempertahankan customer-customer yang sudah mengenal kelebihan pelayanan selama ini. Kepercayaan customer adalah kunci utama kami bertahan, di samping dukungan kuat partner-partner.”
Pemain e-commerce barang bekas di industri
Laporan e-Conomy SEA tahun 2020 dari Google, Temasek, dan Bain & Company mencatat ekonomi internet di Indonesia mencapai $44 miliar pada 2020 dan akan tumbuh menjadi $124 miliar pada 2025 mendatang. E-commerce menjadi pendorong utama ekonomi internet ini dengan pertumbuhan 54% pada tahun lalu.
Oleh karenanya, pemain e-commerce terus bergerak meraih penggunanya yang belum terjamah dengan layanan digital. Selain SEKO, para pemain marketplace barang bekas ini juga tersebar ke berbagai kategori, ada fesyen, otomotif, gadget & elektronik, dan properti. Mereka di antaranya Carousell, OLX Indonesia, Tinkerlust, Jualo, dan platform marketplace C2C, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.
Jagofon dan Laku6 adalah beberapa contoh pemain yang spesifik menjual gadget bekas. Bersama Tokopedia, Laku6 menyediakan fitur Tukar Tambah yang dapat dipilih konsumen saat ingin tukar-tambah dengan gadget yang dijual di Tokopedia.