Tag Archives: Selling

Selling: Pengertian, Kegiatan, Tujuan, dan Prosesnya

Personal selling adalah strategi pemasaran yang melibatkan interaksi langsung antara penjual dengan calon pembeli. Dalam kegiatan ini, penjual berusaha untuk mempromosikan produk atau jasa kepada konsumen secara personal dan menawarkan manfaat serta nilai tambah dari produk tersebut.

Banyak orang menganggap bahwa personal selling merupakan salah satu metode pemasaran yang sangat efektif dalam memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada target pasar serta meningkatkan volume penjualan. 

Pengertian Selling

Selling merupakan proses transaksi yang melibatkan pertukaran antara penjual dan pembeli menggunakan uang sebagai alat tukar. Selain itu, selling juga dapat diartikan sebagai usaha untuk meyakinkan calon pelanggan agar tertarik dan yakin dalam membeli produk yang ditawarkan.

Dalam perspektif lain, selling terjadi karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan baik dari pihak penjual maupun pembeli. Bagi pembeli, selling adalah cara untuk memperoleh barang atau jasa dengan memberikan sejumlah uang sesuai nilai yang disepakati. Sedangkan bagi penjual, selling menjadi ukuran keberhasilan bisnisnya apakah berjalan lancar atau tidak.

Dalam dunia pemasaran, terdapat berbagai metode atau strategi dalam melakukan selling seperti personal selling (penjualan secara langsung), soft selling (pemasaran dengan pendekatan persuasif tanpa tekanan), atau hard selling (pendekatan penjualan agresif). Metode ini digunakan oleh penjual untuk mencapai tujuan mereka dalam menjual produk.

Penting bagi seorang penjual bahwa hasil dari proses selling menghasilkan keuntungan sehingga bisnisnya dapat berkembang. Jika bisnis tersebut tidak menarik minat pembeli, hal ini mungkin menunjukkan ada kesalahan dalam strategi pemasaran yang dilakukan. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi dan perbaikan jika diperlukan guna meningkatkan efektivitas proses selling.

Kegiatan Selling

Kegiatan selling, atau penjualan, adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mempromosikan dan menjual produk atau layanan kepada pelanggan potensial. Kegiatan selling melibatkan berbagai langkah dan strategi untuk mencapai tujuan penjualan. Berikut ini adalah beberapa kegiatan umum dalam proses selling:

  1. Identifikasi Prospek

Mencari dan mengidentifikasi calon pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau minat terkait dengan produk atau layanan yang ditawarkan.

  1. Pengumpulan Informasi

Mengumpulkan informasi tentang prospek seperti data kontak, preferensi, dan riwayat pembelian sebelumnya agar dapat melakukan pendekatan yang tepat.

  1. Presentasi Produk/Layanan

Menyajikan informasi secara komprehensif tentang fitur-fitur produk/layanan serta manfaat yang akan diperoleh oleh pelanggan jika mereka membeli.

  1. Negosiasi Harga/Diskusi Kontrak

Membahas harga, syarat-syarat pembayaran, diskon, garansi, kontrak kerja sama (jika ada), serta menyelesaikan negosiasi agar mencapai kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli.

  1. Penutupan Penjualan

Melakukan tindakan konkret untuk mendapatkan komitmen dari pelanggan untuk melakukan transaksi pembelian seperti menandatangani kontrak atau membuat pesanan resmi.

  1. Pelayanan Pasca-Penjualan

Memberikan pelayanan setelah penjualan seperti pengiriman barang/pelaksanaan layanan sesuai dengan janji yang telah disepakati serta memberikan dukungan teknis maupun bantuan lainnya jika diperlukan.

  1. Pelacakan dan Analisis

Mengikuti kemajuan penjualan, melacak hasil penjualan, serta menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan dalam proses selling untuk meningkatkan strategi di masa depan.

Selain itu, kegiatan selling juga dapat melibatkan penggunaan teknologi seperti pemasaran digital, media sosial, email marketing, dan sebagainya untuk mencapai target pasar secara efektif. Penting bagi para profesional sales untuk mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal yang baik serta pemahaman produk/layanan yang mendalam agar bisa berhasil dalam menjalankan kegiatan selling dengan sukses.

Tujuan Selling

Tujuan dari novel romantis dapat bervariasi tergantung pada penulis dan cerita yang dituangkan dalam karya tersebut. Beberapa tujuan umum yang mungkin ingin dicapai melalui novel romantis adalah:

  1. Menghibur pembaca: Novel romantis sering kali bertujuan untuk memberikan hiburan kepada pembaca dengan menghadirkan kisah cinta yang menggetarkan hati dan memikat perhatian mereka. Dengan menyajikan konflik, ketegangan, dan momen-momen manis dalam hubungan asmara antara tokoh-tokoh utama, novel ini dapat menjadi sumber kesenangan dan pelarian dari kehidupan sehari-hari.
  1. Menyampaikan pesan tentang cinta: Melalui cerita percintaan yang dikisahkan, penulis bisa memiliki niat untuk menyampaikan berbagai pesan atau nilai-nilai tentang cinta, seperti pentingnya komunikasi dalam hubungan, pengorbanan demi orang yang dicintai, belajar menerima kekurangan pasangan kita sendiri,dll.
  1. Membangkitkan emosi dan resonansi emosional: Novel romantis juga bertujuan untuk menciptakan ikatan emosional antara pembaca dengan karakter-karakter dalam cerita. Dengan merasakan sukacita atau penderitaannya bersama tokoh-tokohnya, pembaca dapat merasakan kedekatan serta mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang kompleksitas perasaan manusia terkait dengan cinta.
  1. Menginspirasi harapan akan cinta sejati: Banyak novel romantis membawa pesan bahwa ada kekuatan besar di balik kasih sayang dan hubungan yang berarti. Dengan menampilkan kisah cinta yang kuat dan mengharukan, novel ini dapat membangkitkan harapan bahwa cinta sejati dan hubungan yang mendalam adalah sesuatu yang mungkin di dunia nyata.
  1. Mengeksplorasi dinamika hubungan: Novel romantis juga bisa bertujuan untuk mengeksplorasi berbagai aspek dalam hubungan manusia, seperti perjuangan melalui konflik internal atau eksternal, pertumbuhan pribadi dalam konteks percintaan,dll. Melalui naratifnya, penulis dapat menjelajahi bagaimana karakter-karakter berkembang dan belajar dari pengalaman mereka dalam mencapai kebahagiaan bersama.

Penting untuk dicatat bahwa setiap novel romantis memiliki tujuan uniknya sendiri tergantung pada niat penulisnya serta cerita yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Proses Selling

Proses selling biasanya mencakup beberapa langkah, seperti:

  1. Persiapan

Penjual melakukan persiapan sebelum bertemu dengan calon pembeli, termasuk memahami kebutuhan dan preferensi calon pelanggan serta menyiapkan strategi penjualan yang efektif.

  1. Pendekatan

Penjual mendekati calon pelanggan secara aktif dengan menerapkan pendekatan yang sesuai, misalnya menyapa mereka dengan ramah dan mengenali nama mereka.

  1. Presentasi

Setelah mendapatkan perhatian calon pembeli, penjual akan memberikan informasi tentang produk atau jasa yang ditawarkan secara persuasif dan relevan dengan kebutuhan mereka. Ini dapat melibatkan demonstrasi produk, menjelaskan manfaatnya, serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari calon pelanggan.

  1. Negosiasi

Jika terdapat hambatan-hambatan (seperti harga), penjual akan berusaha bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

  1. Penutupan

Saat semua hal telah dibahas dan kesepakatan dicapai, penjual akan mengarahkan proses menuju transaksi akhir yaitu melakukan closing sale atau membuat kesepakatan tertulis jika diperlukan.

  1. Tindak Lanjut

Setelah penjualan, penjual dapat melakukan tindak lanjut dengan memastikan kepuasan pelanggan, memberikan layanan purna jual, dan menjaga hubungan yang berkelanjutan.

Dengan demikianlah penjelasan mengenai selling dari pengertian hingga proses melakukan selling. Semoga bermanfaat!

Seni Menjual Harus Dimiliki Setiap Founder Startup

Salah satu DNA dalam proses bisnis adalah “seni menjual”. Mulai dari bisnis tersebut dimulai atau membangun inti dari dalam, hingga memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan tepat. Sangat mustahil bisnis akan berjalan tanpa adanya pemahaman tentang cara untuk menjual tersebut.

Dimulai dari menjual visi untuk lingkup internal

Ketika sebuah ide dicetuskan, seorang founder perlu meramu susunan yang tepat untuk memastikan roda bisnis berputar dengan baik. Apa yang perlu ia lakukan? Tak lain menjual visi, baik kepada orang lain sebagai mitranya maupun kepada investor untuk dapat mengakselerasi bisnisnya.

Menjual visi ini menjadi hal yang sangat krusial, pada dasarnya membangun bisnis juga membutuhkan chemistry –sebuah keinginan dan semangat yang sama untuk membawa apa yang telah dirintis ke suatu titik.

Kendati demikian ada cara pragmatis yang dapat dipilih oleh founder. Namun dapat dijadikan pertimbangan, bahwa cara pragmatis akan mengantarkan rekanan yang dipilih pada titik pengguguran kewajiban. Artinya seorang tersebut hanya akan berjalan bagaikan robot, mereka bekerja dengan apa yang diperintahkan. Kecil kemungkinan aktif memberikan sumbangsih untuk improvisasi bisnis yang dibangun.

[Baca juga: 5 Cara Menjadi Orang yang Berpengaruh]

Menjual visi adalah untuk memberikan sebuah kepercayaan. Terlebih bagi startup, umumnya di fase awal tidak ada yang bisa dipamerkan, selain visi tadi. Visi yang dijual adalah sesuatu yang ingin dilihat oleh founder startup tentang bisnisnya di masa mendatang.

Dilanjutkan membawakan produk ke tangan konsumen

Ketika seseorang mulai melangkah dengan bisnisnya, hal yang akan ditemui di lapangan adalah tidak ada orang yang akrab dengan produk yang dikembangkan. Mengapa ini penting untuk menjadi penegasan, karena sering kali pengusaha gagal mengingat ini karena mereka menghabiskan sepanjang hari setiap hari memikirkan produk mereka, dan bagi mereka itu mudah dipahami.

Kenyataannya ketika menunjukkan produk kepada orang lain untuk pertama kali tidaklah mudah. Meskipun mereka dapat melihat bahwa itu baru dan mengesankan, mereka tidak tahu apa yang mereka lihat. Di sini tantangan muncul, lagi-lagi tentang menjual. Solusinya hanya dua, membuat apa yang disampaikan mudah dimengerti atau membuatnya menjadi sangat menarik.

[Baca juga: 8 Strategi Pemasaran Produk untuk Generasi Z]

Seni menjual yang sangat umum adalah dengan melempar ide dan latar belakang tentang solusi yang ditawarkan. Membuat sebuah garis besar masalah yang mungkin dihadapi konsumen dengan cara yang paling ringan. Menceritakan sebuah cerita masih menjadi cara yang efektif untuk menarik perhatian audiens, dan lebih mudah untuk dihubungkan daripada daftar fakta dan gambar.

Semakin penuh warna, bermakna dan sederhana membuat penjelasan, semakin mudah diresapi. Pastikan untuk menjaga agar tetap singkat dan relevan, menguraikan setiap ciri khas produk hingga menyulut kegembiraan pengguna. Dan pada akhirnya, harus ada dorongan penjualan atau komitmen. Beberapa orang sering kali terlihat tertarik pada sebuah produk, namun tidak memiliki minat untuk membeli.

Seni menjual ini sangat dinamis, bahkan bisa dikatakan tidak ada teori tentang bagaimana memenangkan orang atau konsumen dengan strategi yang pasti. Semuanya serba tambal-sulam, dengan maksud sangat bergantung dengan kejelian “sang penjual” dalam membaca keadaan, memberikan penjelasan dan menekankan penawaran.

Social Commerce a la Mutiply: Shopping, Selling and Sharing

Multiply held a press conference in TransForce – Grand Indonesia, Jakarta on May 18, 2011 to introduce Multiply Commerce to the media and also introduce a variety of services available on their latest platform to facilitate the sellers who use Multiply as a place for online buying and selling.

DailySocial has written various updates and developments in Multiply which also showed their pace in Indonesia, most of their stock acquisition by Naspers Limited (e-commerce company in Europe, Asia, Latin America and Africa), including the launch of Multiply Commerce that have been reported also in DailySocial.

As we know Multiply alter their strategies of social networking into social commerce. Taking advantage of social networking to sell, there are important features in Multiply Commerce such as Marketplace, Stock Room, Payment Gateway, Shopping Cart and Buyer Protection. Multiply also provides the facility Multiply Promote, Trusted Seller, and Premium Accounts.

Continue reading Social Commerce a la Mutiply: Shopping, Selling and Sharing