Tag Archives: sensor gambar

Smart-ISO-Pro

Samsung Jelaskan Cara Kerja Teknologi HDR Baru Smart-ISO Pro Pada Sensor Gambar ISOCELL

Pemandangan dengan kontras tinggi kadang dapat dijumpai disela-sela kegiatan sehari-hari. Meski terlihat menakjubkan pada pandangan mata kita, namun tidak mudah untuk mengabadikannya dengan kamera smartphone. Entah itu hasilnya cenderung overexposure atau underexposure, di mana area bayangan terlihat terlalu gelap dan sorotan langit terlalu terang yang menyebabkan hilangnya detail informasi penting.

Untuk memaksimalkan rentang dinamis pada kamera smartphone, Samsung memperkenalkan teknologi High Dynamic Range (HDR) baru untuk sensor gambar ISOCELL buatannya yang disebut Smart-ISO Pro. Untuk memahami cara kerjanya, Samsung menjelaskan cara sensor gambar menangkap cahaya, dalam fotografi digital – conversion gain menentukan sensitivitas cahaya dari sensor dan digunakan untuk mengubah cahaya menjadi voltage.

Saat memotret di lingkungan dengan cahaya redup, detail di area gelap bisa hilang jika conversion gain terlalu rendah. Sebaliknya, sensor juga mungkin tidak dapat mempertahankan informasi warna yang memadai jika conversion gain terlalu tinggi saat memotret di lingkungan terang.

Sebagian besar sensor gambar seluler memiliki conversion gain tetap, imbasnya sulit bagi kamera smartphone untuk secara konsisten menghasilkan foto berkualitas di lingkungan pencahayaan dengan kontras tinggi. Namun dengan teknologi Smart-ISO Pro, sensor memiliki dua tingkat conversion gain yaitu mode ISO tinggi dan rendah untuk meningkatkan dynamic range, sehingga memungkinkan kamera untuk memilih pengaturan yang optimal sesuai kondisi.

Saat pencahayaan rendah, mode ISO tinggi akan mengubah cahaya menjadi voltage dengan conversion gain yang lebih tinggi untuk mempertahan detail pada bayangan sekaligus mengurangi noise. Sementara, mode ISO rendah akan memaksimalkan kapasitas setiap piksel untuk mencegah oversaturation dan meningkatkan reproduksi warna di area yang cerah.

Singkatnya kamera smartphone akan menjepret dua kali, satu dengan mode ISO tinggi dan satu lagi dalam mode ISO rendah. Kemudian menggabungkannya menjadi satu gambar dengan rentang dinamis tinggi untuk mempertahankan detail termasuk pada area gelap dan terang, serta warna yang seperti aslinya berkat dukungan kedalaman warna 12-bit.

Sumber: Samsung

Samsung Mengumumkan Sensor Gambar ISOCELL HM2, GW3, GM5, dan JD1 dengan Piksel 0.7µm

Samsung telah memperkenalkan empat sensor gambar baru dengan piksel berukuran 0.7µm. Dibanding dengan sensor 0.8µm yang sudah ada, sensor anyar ini berukuran hingga 15% lebih kecil sehingga modul kameranya akan lebih tipis 10% dan membuat tonjolan kamera menjadi lebih kecil.

Sensor kamera tersebut masih menggunakan ISOCELL Plus, tetapi Samsung juga berencana merilis versi dengan ISOCELL 2.0 yang baru akhir tahun ini. Keempat sensor tersebut adalah ISOCELL HM2, ISOCELL GW3, ISOCELL GM5, dan ISOCELL JD1.

Samsung-07micrometer-pixel-ISOCELL-Image-Sensor_main_2_F

Mari mulai dari ISOCELL HM2, sensor gambar beresolusi 108MP ketiga dari Samsung ini berukuran 1/1.52 inci. Mengandalkan teknologi Nonacell 3×3 yang berarti sembilan piksel bergabung menjadi satu piksel dan menghasilkan foto 12MP dengan ukuran piksel besar 2.1µm. ISOCELL HM2 juga dapat melakukan lossless zoom sebanyak 3x, memiliki sistem autofocus Super-PD, dan dapat merekam video 4K pada 120fps.

Beralih ke ISOCELL GW3, sensor ini berukuran 1/1.97 inci dan mengemas resolusi 64MP. Samsung menggunakan teknologi Tetracell 4-in-1 dengan fitur Smart-ISO untuk menangkap cahaya dengan lebih efektif. Foto optimal yang dihasilkan adalah 16MP dengan piksel 1.4µm dan dapat perekaman video 4K pada 60fps dengan dukungan fitur electronic image stabilization.

Bila ISOCELL HM2 dan GW3 dirancang sebagai kamera utama, selanjutnya sensor ISOCELL GW digunakan untuk kamera sekunder dengan lensa zoom periscope dan ultrawide. Sensor ini berukuran 1/2.55 inci beresolusi 48MP dan menggunakan teknologi Tetracell 4-in-1. Bila digunakan sebagai mode wide-angle, sensor ini dapat merekam video 1080p pada 480fps dan 4K 120fps. Sedangkan bila digunakan dengan lensa telephoto mendukung 4K 120fps.

Satu lagi adalah ISOCELL JD1 untuk kamera depan, baik dalam desain punch hole ataupun pop up camera. Sensor ini mengemas resolusi 32MP dan diklaim sebagai yang terkecil di industri yaitu 1/3.14 inci. Selain itu, ISOCELL JD1 dan GM5 merupakan sensor pertama Samsung yang mendukung HDR yang lebih cepat dan irit daya.

Samsung-07micrometer-pixel-ISOCELL-Image-Sensor_main_1

ISOCELL HM2, GW3, dan J1 saat ini sudah diproduksi secara massal, sedangkan GM5 telah dikirim ke produsen untuk dievaluasi. Saat ini, keempatnya menggunakan ISOCELL Plus yang mana sensitivitas terhadap cahaya meningkatkan hingga 15% dan versi ISOCELL 2.0 akan diperkenalkan pada akhir tahun ini dengan peningkatan sebesar 12% dibanding ISOCELL Plus.

Sumber: GSMArena

Sensor Baru Canon Kecil tapi Sangat Cekatan Mengambil Video di Kondisi Nyaris Gelap Gulita

Makin besar penampang fisik suatu sensor kamera, makin bagus kualitas gambar yang dihasilkannya pada malam hari. Itu patokan sederhananya. Namun kalau ditelaah lebih jauh lagi, faktor seperti ukuran pixel juga sangat penting untuk urusan mengambil gambar di lokasi yang minim cahaya, terlepas dari seberapa luas sensor yang menjadi rumahnya.

Kalau perlu bukti, lihat saja sensor CMOS baru yang dikembangkan Canon. Sensor bernama LI7050 ini punya ukuran cuma 1/1,8 inci, jauh lebih kecil daripada sensor full-frame, dan lebih mendekati ukuran sensor kamera saku secara umum. Namun berkat ukuran masing-masing pixel sebesar 4,1 µm, sensor ini mampu merekam video full-HD dalam kondisi nyaris gelap gulita.

Lebih istimewa lagi, sensor ini juga dilengkapi mode HDR, dan ketika diaktifkan, ia bisa mengambil gambar pada suatu area dengan perbedaan intensitas cahaya yang sangat drastis (antara 0,08 lux sampai 80.000 lux) selagi memastikan area yang terang tidak kelihatan terlalu terang, dan yang gelap tidak kelewat gelap sehingga semua masih bisa menampilkan detail secara jelas.

Video demonstrasi yang Canon berikan di atas benar-benar bisa menggambarkan keunggulan dari sensor ini. Canon melihat potensi pengaplikasiannya pada produk-produk seperti kamera pengawas maupun kamera wearable yang umum dipakai oleh petugas keamanan di malam hari. Kamera-kamera jenis ini umumnya merupakan kamera inframerah yang hanya bisa merekam dalam format monokrom saja.

LI7050 di sisi lain sama sekali tidak kesulitan merekam video berwarna yang bersih dan mendetail di kegelapan, dan ini tentu saja bisa membantu operator mengidentifikasi detail-detail seperti warna kendaraan, warna baju, dan lain sebagainya yang sebelumnya tidak dimungkinkan jika memakai kamera inframerah.

Berhubung ukuran sensornya terbilang ringkas, tidak salah apabila kita berharap sensor ini juga bisa diaplikasikan ke smartphone ke depannya. 1/1,8 inci itu lebih kecil daripada ukuran sensor kamera utama Galaxy Note20 Ultra (1/1,33 inci), dan sensor yang dikhususkan untuk perekaman video dalam kondisi low-light semacam ini semestinya bisa menjadi tambahan yang lebih esensial di smartphone daripada kamera macro atau kamera monokrom.

Sumber: DPReview dan Canon.

sony-imx-586-sensor-2

Sony Perkenalkan Sensor Gambar IMX586 Resolusi 48MP untuk Smartphone

Bicara soal kamera smartphone, tentunya tak bisa lepas dari nama besar Sony. Sebagai produsen sensor gambar terbesar di dunia, kepiawaiannya meracik sensor gambar tak perlu diragukan lagi.

Sony baru-baru ini memperkenalkan sensor CMOS IMX586 untuk smartphone dengan resolusi 48-megapixel (8.000×6.000 pixel) dan ukuran pixel 0,8 μm. Resolusi setinggi itu memungkinkan kamera smartphone menghasilkan foto berkualitas tajam meski menggunakan fitur zoom digital dan sangat ideal untuk foto landscape.

sony-imx-586-sensor-1

Ya, resolusinya bahkan lebih besar dari kamera mirrorless full-frame Sony Alpha A7R series yakni 42-megapixel. Tapi keduanya tidak bisa dibandingkan, karena kamera smartphone menggunakan ukuran sensor yang kecil. Sedangkan, kamera mirrorless menggunakan ukuran sensor yang lebih besar.

Selain mengunggulkan resolusi yang sangat tinggi, Sony menggabungkannya dengan filter warna Quad Bayer 2×2 pixel. Di mana 2×2 piksel yang berdekatan akan memiliki warna yang sama.

sony-imx-586-sensor

Jadi, kamera akan menghasilkan output empat pixel yang setara dengan sensor 12-megapixel dan ukuran piksel 1,6 μm. Sehingga mampu menciptakan foto dan video yang minim noise saat memotret di malam hari. Sedangkan, bila memotret dalam cahaya berlimpah maka grid akan kembali ke pemrosesan sinyal yang biasa dengan resolusi penuh 48-megapixel secara real time.

Selain itu, Sony IMX586 juga membawa fitur-fitur seperti image plane phase-difference AF, HDR imaging, kemampuan merekam video 4K hingga 90 fps, dan perekaman video 1080 hingga 480 fps.

Sensor IMX586 sendiri ialah penerus dari sensor gambar 40-megapixel yang tertanam pada Huawei P20 Pro yang juga membawa pengaturan Quad Bayer.  Makin banyak piksel, memang makin detil foto yang bisa direkam.

Sony Xperia XZ3 yang diprediksi meluncur di gelaran IFA 2018 diharapkan akan hadir dengan sensor IMX586. Tapi, mungkin baru bisa kita temui di smartphone flagship lain tahun depan, pengiriman sampel dilakukan pada bulan September 2018.

Sumber: DPreview dan GSMArena

Ikuti Jejak Google, Sony Akan Kembangkan Teknologi Kemudi Otomatis?

Revolusi teknologi dalam industri otomotif rupanya semakin menarik minat pabrikan perangkat elektronik untuk turut menjajal peruntungannya. Google sudah mempunyai prototipe mobil tanpa sopir yang fungsional, sedangkan Apple baru saja dirumorkan memiliki rencana serupa, kali ini giliran Sony yang buka suara, meski sedikit berbeda. Continue reading Ikuti Jejak Google, Sony Akan Kembangkan Teknologi Kemudi Otomatis?