Tag Archives: series b

Jajaran kepemimpinan ALAMI Group / ALAMI

ALAMI Tutup Pendanaan Tahap Lanjut, Perkuat Jajaran Kepemimpinan

Startup fintech syariah ALAMI Group mengumumkan penyelesaian putaran investasi growth-stage yang dipimpin oleh Intudo Ventures. Turut terlibat dalam putaran ini East Ventures (Growth Fund), AC Ventures, Quona Capital, Golden Gate Ventures, dan beberapa lainnya. Dana segar akan dioptimalkan untuk memperluas cakupan produk dan operasional bisnis ALAMI yang saat ini mengoperasikan layanan p2p lending dan bank digital.

Putaran ini berhasil dibukukan di tengah kondisi pasar yang sulit, membuktikan bahwa model bisnis yang diusung perusahaan cukup solid. Pada Q1 2023, lewat untuk fintech lending yang dimiliki perusahaan berhasil menyalurkan $367 juta pendanaan ke 11,4 ribu UMKM. Pada tahun 2021, perusahaan mengakuisisi bank syariah di Jakarta lalu mengubahnya menjadi Hijra Bank, sebuah entitas yang sepenuhnya digital dan memperoleh Klasifikasi Penyedia Jasa Pembayaran (“PJK Kategori 1”) dari Bank Indonesia.

Co-Founder & CEO ALAMI Group Dima Djani mengatakan, “Sejak kami meluncurkan aplikasi Hijra Bank pada Desember 2022, pertumbuhan volume transaksi mencapai 3x lipat dan basis pengguna 2x lipat. Pada tahun 2022, bank ini mencapai peningkatan laba 200% year-on-year, dengan peningkatan dana pihak ketiga sebesar 220% dan pertumbuhan aset hampir 200%. Selain itu, distribusi pembiayaan berkembang sebesar 200% dibandingkan dengan tahun 2021.”

Ia melanjutkan, “Dengan investasi ini, kami akan terus mempercepat pertumbuhan dan memperluas basis pengguna Hijra Bank, serta adopsi produk baru seperti Pembiayaan Rumah Hijra dan produk lainnya yang akan datang, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan perbankan sehari-hari pelanggan kami.”

Perkuat kepemimpinan

Bersamaan dengan pendanaan ini, ALAMI juga mengumumkan penunjukan Ade Fauzan sebagai Group COO. Ade adalah seorang banker berpengalaman, yang telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di industri perbankan Islam Indonesia, dengan jabatan terakhirnya sebagai Anggota Dewan dan Kepala Pengembangan Bisnis BTPN Syariah, serta CEO BTPN Syariah Ventura.

Selain itu, Dr. Dian Triansyah Djani juga turut ditunjuk sebagai penasihat. Ia merupakan diplomat berpengalaman, yang telah mewakili Indonesia sebagai Duta Tetap untuk PBB, serta menjabat sebagai G20 Co-Sherpa. Jaringan globalnya akan bermanfaat saat ALAMI menjelajahi ekspansi internasional. Selain itu, Dan Bertoli dan Vincent Yunnaraga bergabung ke tim sebagai anggota dewan dan kepala keuangan.

“Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, konsumen Indonesia ingin solusi keuangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan sensitivitas keagamaan mereka yang unik. Melalui rangkaian produk dan layanan perbankan dan keuangan syariah yang inovatif, ALAMI menawarkan cara yang andal dan aman bagi umat Islam untuk melindungi dan mengembangkan aset keuangan mereka. Kami sangat senang mendukung ALAMI dalam usaha mereka,” sambut Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip.

Sempat lakukan efisiensi

Guna meningkatkan capaian profitabilitas, awal September 2023 lalu ALAMI juga baru melakukan PHK. Manajemen berdalih langkah ini diambil untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang perusahaan. Tidak disebutkan jumlah karyawan yang terdampak dan berlaku untuk divisi mana saja.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan manajemen, ini adalah pertama kalinya mengambil keputusan yang paling menantang tersebut. Selama pandemi di tiga tahun terakhir, perusahaan memastikan untuk mempertahankan karyawannya di saat banyak perusahaan sudah memangkas jumlah karyawan.

Sejauh ini ALAMI telah mengumpulkan beberapa putaran pendanaan, meliputi:

Putaran Pendanaan Nilai Investor
Seed $1,3 juta Golden Gate Ventures, RHL Ventures, Agaeti Ventures, dan Zelda Crown
Lanjutan (Ekuitas dan Debt) $20 juta AC Ventures, Golden Gate Ventures, dan Quona Capital
Pra-Seri B Undisclosed East Ventures, Quona Capital, FEBE Ventures, Capria Ventures
Lanjutan Undisclosed Paragon Beneva Investama
Seri B (sekarang) Undisclosed Intudo Ventures, East Ventures, AC Ventures, Quona Capital, Golden Gate Ventures
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Startup akomodasi berbasis teknologi Bobobox dikabarkan raih pendanaan Seri B bernilai $8,3 juta

Bobobox Dikabarkan Galang Pendanaan Seri B Rp128 Miliar, Salah Satunya dari Kakao Investments [UPDATED]

Startup akomodasi berbasis teknologi Bobobox dikabarkan telah menggalang pendanaan putaran pendanaan seri B. Putaran ini bernilai $8,3 juta (lebih dari Rp128 miliar).

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari VentureCap, sejumlah investor turut serta dalam putaran tersebut, di antaranya Kakao Investments, Best Trade Developments Limited, Bravo Castle Limited, Emtek, dan investor terdahulunya, Alpha JWC Ventures.

Bobobox merupakan startup ketiga asal Indonesia yang bergabung ke dalam portofolio Kakao, setelah Kopi Kenangan dan GoWork.

Kepada DailySocial, perwakilan Bobobox membenarkan informasi terkait pendanaan ini. Kemudian, perwakilan Emtek membenarkan adanya investasi ini, namun turut disampaikan juga bahwa investasi ke Bobobox telah diberikan oleh perseroan sejak dua tahun yang lalu.

Hubungan antara Co-founder Bobobox Indra Gunawan dengan Emtek bukanlah baru. Sebagai konteks, Indra sebelumnya pernah merintis startup game Artoncode Indonesia pada 2012. Startup tersebut diakuisisi oleh Emtek, yang saat itu memegang lisensi BBM, pada dua tahun kemudian.

Bobobox terakhir kali mengumumkan pendanaan Seri A senilai $11,5 juta pada Mei 2020. Horizons Ventures dan Alpha JWC Ventures menjadi investor lead dalam putaran tersebut.

Berdiri sejak 2018 di Bandung, Bobobox berambisi ingin menjadi perusahaan gaya hidup yang relevan bagi generasi muda dengan menyediakan pengalaman tidur dan istirahat yang berkesan melalui inovasi teknologi, desain modular yang ramah lingkungan.

Diklaim saat ini perusahaan memiliki lebih dari 1.262 kamar, terdiri dari Bobocabin (elevated camping), Bobopod (hotel kapsul), dan Boboliving (indekos/co-living) yang tersebar di 28 lokasi di Indonesia, seperti Bandung, Banyumas, Bogor, Kintamani, Malang, Ubud, Toba Samosir, umba, dan Yogyakarta.

Adapun untuk tingkat okupansi kamar rata-rata dapat dipertahankan di angka 90%. Sebanyak 80% pesanan penginapan dilakukan secara langsung (direct-transaction) melalui aplikasi Bobobox.

Dengan konsep teknologi ramah lingkungan, perusahaan ikut meramaikan tren wellness tourism yang kian populer di tahun ini. Dari riset berbagai sumber seperti Agoda Travel Trend Survey (2023) dan Wellness Tourism Global Market Report 2023, nilai pasar dari wellness tourism berpotensi tembus $2,1 triliun serta peningkatan CAGR sebesar 12,42% pada tahun 2030.

Hal ini salah satunya didukung dengan peningkatan preferensi wisatawan, terutama di kalangan generasi muda yang cenderung memilih wellness tourism bertemakan alam terbuka. Data menunjukkan 41% generasi milenial sudah mulai menganggarkan untuk investasi di wellness experience, salah satunya wellness tourism tersebut.

*) Kami menambahkan pernyataan tambahan dari Emtek dan Bobobox

Application Information Will Show Up Here
Kolaborasi Novelship dengan Snoop Dogg / Novelship

East Ventures Pimpin Pendanaan Seri B Novelship Senilai 146 Miliar Rupiah

East Ventures memimpin pendanaan seri B startup pengembang marketplace produk sneakers Novelship senilai $9,5 juta atau setara 146 miliar Rupiah. Putaran ini turut didukung sejumlah investor, termasuk iGlobe Partners dan GSR Ventures, dua investor yang juga terlibat di putaran sebelumnya.

Mei 2022 lalu Novelship baru menutup pendanaan seri A mereka dengan nilai yang hampir sama. GSR Ventures dan East Ventures co-lead dalam putaran ini.

“Kami senang melanjutkan dukungan dalam perjalanan Novelship di saat mereka memperbarui pasar dan memberikan nilai yang tak tertandingi bagi para penggemar sneakers dan barang koleksi di wilayah ini. Novelship telah terbukti sebagai marketplace terpadu untuk memenuhi keinginan para kolektor. Kami turut bangga melihat bagaimana Novelship menerapkan praktik-praktik berkelanjutan dalam operasi bisnis mereka,” sambut Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca.

Dana segar yang didapat memperkuat eksistensi brand Novelship di Asia Tenggara. Strateginya mencakup peningkatan kemampuan logistik, penyempurnaan proses autentikasi, memperbanyak koleksi, dan memprioritaskan proses pengiriman yang ramah lingkungan.

Dari data internal yang dibagikan, dalam beberapa tahun terakhir Novelship telah mendapati tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 37% dari sisi pendapatan dan 55% dari sisi transaksi.

“Seiring dengan pergeseran prioritas kolektor ke arah aksesibilitas, efisiensi, dan integritas, Novelship terus berkomitmen untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut di platform kami,” kata Co-Founder & CEO Novelship Richard Xia.

Pangsa pasar sneakerss dan pain point yang ada

Produk sneakers didistribusikan melalui banyak kanal. Sejumlah pebisnis seperti Sneakers Debt memaksimalkan platform marketplace ala Tokopedia; merek lainnya seperti Zalora atau Erajaya Active Lifestyle juga punya layanan e-commerce khusus, bahkan terintegrasi secara O2O dengan retail tradisional. Startup lokal yang menggarap marketplace untuk sneakers pun ada beberapa, salah satunya Kick Avenue.

Di tengah persaingan vertikal dan horizontal layanan distribusi sneakers, permintaan produk ini memang sangat tinggi di hampir semua rentang usia konsumen. Pada 2021 saja secara global ada lebih dari 20 miliar pasang sepatu yang diproduksi.

Novelship melihat dari sudut pandang lain, tingginya produksi menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak terhadap lingkungan. Seiring dengan banyaknya koleksi sepatu yang dimiliki konsumen, jejak karbon yang dihasilkan juga semakin besar. Untuk mengatasi masalah ini, Novelship mempromosikan produk berkelanjutan dan menciptakan kesadaran akan konsumsi yang bertanggung jawab.

Hal ini melibatkan pemilihan barang-barang yang stylish dan ramah lingkungan, disesuaikan untuk konsumen yang cerdas dan teliti. Sejak Juni 2023, Novelship telah menggunakan 100% bahan daur ulang untuk kotak pengiriman mereka di semua pasar.

Diversifikasi kategori dan produk in-house

Novelship secara aktif melakukan diversifikasi koleksinya untuk menjangkau pasar wanita yang terus berkembang. Untuk mendukung hal tersebut, mereka meningkatkan SKU sepatu sneakers yang dibuat untuk wanita sebanyak 100 SKU, mendukung inklusivitas dan keterjangkauan bagi semua kolektor.

Seiring dengan berkembangnya basis pelanggan, Novelship juga meningkatkan pasokan sehingga menghasilkan pertumbuhan daftar barang sebesar 150% pada tahun fiskal 2022, termasuk lonjakan sebesar 140% pada SKU yang berpusat pada wanita.

Mengikuti kolaborasi Novelship dengan Snoop Dogg untuk memperluas koleksi, perusahaan juga turut meluncurkan produk inhouse atau dengan brand Novelship, termasuk kaos, kaus kaki, tali sepatu, dan pelindung sol sepatu.

“Kami percaya semua produk yang dibuat perlu dapat diakses oleh semua orang. Perluasan koleksi dan pengenalan produk in-house mencerminkan komitmen kami untuk menyediakan aksesibilitas yang lebih luas bagi semua kolektor. Dengan mendiversifikasi dan meningkatkan produk untuk  wanita, kami ingin menciptakan ruang yang lebih inklusif dalam komunitas sneakers, memastikan bahwa keinginan setiap orang terpenuhi dan dihargai,” tambah Richard.

Application Information Will Show Up Here
Startup penyedia platform pengelola pekerja Staffinc dikabarkan galang pendanaan Seri B sebesar $3,9 juta dipimpin oleh Altara Ventures / Staffinc

Startup Pengelola Pekerja Staffinc Dikabarkan Galang Pendanaan Seri B [UPDATED]

Startup penyedia platform pengelola pekerja Staffinc dikabarkan galang pendanaan seri B sebesar $3,9 juta (lebih dari Rp59,4 miliar). Berdasarkan regulatory filings seperti dikutip dari Venture Cap, Altara Ventures menjadi lead investor, dengan partisipasi dari Antler, Access Ventures, K9 Industries, dan Pacific Trustees.

Kepada DailySocial, Co-founder dan CEO Staffinc Wisnu Nugrahadi menyampaikan belum bisa berkomentar lebih lanjut terkait kabar pendanaan ini.

“Untuk saat ini, kami belum bisa menyampaikan apapun terkait pendanaan. Kami saat ini sedang fokus untuk mengembangkan teknologi untuk mempermudah proses ketenagakerjaan dari perusahaan skala besar,” kata dia.

Altara adalah investor lama yang sebelumnya memimpin dalam putaran seri A pada 2021 senilai $5 juta. Diikuti jajaran investor lainnya, yakni Access Ventures, XA Network, iSeed SEA, serta dua investor di putaran sebelumnya yakni Golden Gate Ventures dan Antler.

Didirikan pada 2018, Staffinc mengawali bisnisnya sebagai Sampingan (brand sebelumnya), sebuah platform yang menghubungkan pekerja kerah biru pada beragam pekerjaan. Dalam data terakhir yang diungkap, hingga saat ini Staffinc memiliki lebih dari 1,7 juta pekerja di lebih dari 180 kota di Indonesia. Layanannya telah digunakan oleh lebih dari 310 perusahaan.

Setelah rebranding dengan nama baru, Staffinc memastikan bahwa kini perusahaan tidak hanya fokus pada pekerja kerah biru untuk posisi part time saja, namun juga full time, dan potensi-potensi lainnya.

Solusi Staffinc memungkinkan para klien perusahaan untuk menyederhanakan proses rekrutmen, dengan mencocokkan persyaratan spesifik setiap proyek dengan kandidat pekerja yang paling sesuai secara otomatis. Solusi tersebut memastikan mereka dapat menerima tenaga kerja berkualifikasi dengan keahlian dan pengalaman yang diperlukan agar untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.

Selain itu, platform tenaga kerja Staffinc Suite juga dapat dimanfaatkan untuk memudahkan proses administrasi seperti absensi, penjadwalan kerja, penugasan serta penggajian secara otomatis, sehingga memungkinkan klien untuk fokus memberikan layanan yang optimal.

Melalui beberapa program Staffinc juga menawarkan benefit kepada pekerja. Di antaranya, pelatihan yang lebih ke arah upskill dari pekerja tersebut, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Yang kedua adalah akses finansial bagi mereka yang telah terkurasi oleh Staffinc dalam bentuk Earned Wage Access (EWA).

Layanan tersebut dihadirkan setelah menerima feedback dari para pekerja yang kerap kesulitan untuk bekerja karena berbagai alasan, mulai dari tidak ada biaya untuk membeli bahan bakar dan lainnya.

 

*) Kami menambahkan tanggapan resmi dari Staffinc

Application Information Will Show Up Here
ALVA fokus mengembangkan kendaraan roda dua listrik untuk pasar Indonesia / ALVA

ALVA Rampungkan Pendanaan Seri B 766 Miliar Rupiah Dipimpin Horizons Ventures

PT Ilectra Motor Group (IMG atau ALVA) dengan brand kendaraan listrik ALVA telah merampungkan penggalangan dana seri B, dengan nilai investasi hingga $50 juta atau setara 766,4 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini mencakup semua investor terdahulu yang dipimpin oleh Horizons Ventures.

Sedangkan investor yang termasuk HH-CTBC Partnership L.P. (Foxconn Co-GP Fund), yang bersama dengan Horizon Ventures dan Indika Energy, menjadi investor terbesar hingga saat ini. Selain Foxconn Co-GP fund, investor baru yang terlibat dalam putaran pendanaan kali ini yaitu Brama One Ventures.

Rencananya dana segar akan digunakan oleh perusahaan untuk terus mengakselerasi pengembangan produk ALVA dan memperluas jaringan untuk melayani lebih banyak konsumen di seluruh Indonesia. Akhir tahun 2022 lalu Standard Chartered Indonesia juga telah memberikan dukungan pendanaan sebesar $10 juta (lebih dari 156 miliar Rupiah).

“Kami terus menetapkan standar untuk kendaraan listrik melalui R&D dan wawasan pasar domestik kami yang kuat, sementara pada saat yang sama meningkatkan dan mendefinisikan kembali pengalaman pelanggan saat kami memperluas cakupan kami ke seluruh Jawa dan Bali pada tahun 2023” kata Direktur Utama & CEO PT Ilectra Motor Group Purbaja Pantja.

Fokus ke pengembangan kendaraan roda dua

Perusahaan telah meluncurkan model kedua produk sepeda motor listriknya yaitu “ALVA Cervo” pada Mei 2023. Sebelumnya mereka juga telah memperkenalkan produk “ALVA One”, model yang diluncurkan pada Agustus 2022. Untuk mendukung operasi end-to-end, fasilitas manufaktur IMG di Cikarang, Jawa Barat, telah beroperasi sejak Q4 2022 dengan total kapasitas 100.000 unit per tahun.

Selain itu, ALVA Experience Center di SCBD Jakarta serta ALVA Studio di Mall Bali Galeria telah beroperasi penuh untuk mendukung brand experience konsumen, penjualan, dan layanan purnajual.

“Produk kendaraan listrik roda dua yang unggul hanya dapat terealisasi dengan bekal wawasan pasar yang kuat dan dedikasi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui layanan pelanggan secara end-to-end yang mulus. Kami sangat yakin bahwa ALVA akan sepenuhnya memanfaatkan potensi pasar yang luas di Indonesia,” kata Chief Investment Officer Foxconn Co-GP Fund James Tu.

ALVA atau Alva One merupakan motor tanpa emisi yang menawarkan desain skuter matic bergaya petualang. Motor ini punya kemampuan bergerak hingga kecepatan maksimal 90 km per jam. Sementara satu baterai terisi penuh mampu menempuh jarak hingga 70 km. Satu baterai dapat terisi penuh dengan durasi 4 jam pengisian.

Potensi motor listrik di Indonesia

Indonesia saat ini memiliki penetrasi kepemilikan kendaraan roda dua tertinggi di dunia — sekitar 42%, berdasarkan jumlah kendaraan yang dimiliki per 100 penduduk; dan merupakan pasar terbesar ketiga untuk kendaraan
roda dua dengan estimasi 6 juta sepeda motor terjual setiap tahunnya.

Dengan sumber daya yang melimpah, kelas menengah yang sedang berkembang pesat, dan komitmen terhadap keberlanjutan, potensi kendaraan listrik di Indonesia dinilai cukup menjanjikan. Tercatat saat ini pasar kendaraan listrik roda dua di Indonesia diproyeksikan tumbuh pesat karena harganya sebanding dengan produk non-kendaraan listrik dengan biaya operasional yang jauh lebih rendah.

Didukung oleh peran aktif pemerintah dalam mendorong elektrifikasi, menyediakan infrastruktur, dan mempromosikan konversi kendaraan listrik. Dengan mengambil langkah-langkah ini, Indonesia dapat mempercepat perjalanannya menuju masa depan yang lebih bersih, didukung oleh kendaraan listrik.

“Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan kendaraan listrik. Kami berharap dapat terus berinovasi dan mengembangkan ALVA, serta memperluas pasarnya di seluruh Indonesia,” kata Vice President Director dan Group CEO Indika Energy Azis Armand.

Application Information Will Show Up Here
Flash Coffee memiliki misi untuk menyajikan kopi premium yang berbasis teknologi kepada kelas menengah di Asia

Flash Coffee Raih Pendanaan 737 Miliar Rupiah; Klaim Profitabilitas dari Bisnisnya di Indonesia

Startup coffee-chain asal Singapura Flash Coffee berhasil mengamankan pendanaan seri B senilai $50 juta atau lebih dari Rp737 miliar dipimpin oleh White Star Capital. Investor lain yang juga berpartisipasi dalam putaran ini termasuk Delivery Hero, Geschwister Oetker, dan Conny & Co. — ketiganya berasal dari benua biru.

Rencananya, dana segar akan digunakan untuk mempercepat misi perusahaan mencapai profitabilitas tingkat grup, termasuk mengembangkan jejaknya secara berkelanjutan di seluruh wilayah Asia Pasifik, menggandakan teknologi dan inovasi produk, serta mengembangkan lebih lanjut kinerja penjualan toko-toko yang ada.

Didirikan pada tahun 2020 lalu, Flash Coffee berhasil memasuki jajaran centaur dalam waktu 2 tahun dan saat ini memiliki lebih dari 200 gerai kopi yang tersebar di Singapura, Thailand, dan Indonesia.

Flash Coffee memosisikan diri sebagai jaringan gerai kopi berbasis teknologi yang menyajikan menu minuman berkualitas tinggi dengan harga terjangkau. Pelanggan dapat menggunakan aplikasi Flash Coffee untuk memesan dan membayar secara online, memilih untuk mengambil pesanan dari salah satu etalase atau memesan untuk pengiriman.

General Partner White Star Capital Joe Wei melihat bahwa Flash Coffee telah menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam waktu yang cukup singkat. “Flash Coffee berpotensi untuk menjadi pemain utama jaringan kopi di kawasan Asia dan kami berharap dapat terus bekerja sama untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan yang berkelanjutan.”

Selama dua tahun terakhir, Flash Coffee telah mengalami pertumbuhan eksponensial, dengan peningkatan pendapatan year-on-year (YoY) sebesar 23 kali lipat pada 2021. Hal ini diikuti dengan peningkatan (YoY) sebesar empat kali lipat pada 2022, sekaligus mencapai lebih dari 100 poin persentase peningkatan EBITDA YoY pada tingkat grup di tahun yang sama.

Co-founder dan CEO Flash Coffee David Brunier juga mengungkapkan bahwa, “Dengan total gerai yang sudah menguntungkan di seluruh wilayah, Flash Coffee telah menemukan target market yang tepat dan siap meluaskan jaringan ke berbagai kota. perusahaan berada di jalur yang tepat untuk mencapai profitabilitas tingkat grup pada tahun 2024.”

Perusahaan juga mengklaim telah mencapai 100% profitabilitas dari 92 outlet di Indonesia. Di Indonesia sendiri, setelah melakukan ekspansi pertama ke Bandung, Flash Coffee disebut akan segera diluncurkan di Surabaya pada Juli 2023 mendatang.

Investasi pada startup coffee-chain 

Dilansir dari The Asian Post, kopi telah menjadi komoditas penting di Asia Tenggara. Produk ini memiliki pasar senilai $6,2 miliar atau 16 persen dari ekspor kopi global. Pada tahun 2017, Indonesia dan Vietnam termasuk di antara produsen kopi utama dunia, masing-masing menyumbang 18 persen dan enam persen terhadap produksi global.

Maraknya bisnis kopi di Indonesia juga terlihat dari kemunculan berbagai startup kopi lokal. Investor pun mulai melirik jaringan gerai kopi yang menawarkan solusi berbasis teknologi. Di akhir tahun 2022 lalu, sebuah startup coffee chain Jago mengumumkan pendanaan senilai Rp34, 2 miliar dipimpin Intudo Ventures dan BEENEXT.

Salah satu modal ventura paling aktif di Indonesia, East Ventures, juga memiliki 3 portofolio startup teknologi yang berfokus pada kopi, seperti Otten Coffee, Fore Coffee, dan Morning. Meskipun sama-sama mengedepankan kualitas kopi yang dijajakan, masing-masing startup juga menawarkan nilai tambah yang berbeda-beda.

Potensi yang besar pada startup coffee-chain ini juga dibuktikan oleh Kopi Kenangan yang telah mencapai tonggak unicorn setelah mengumumkan penutupan puutaran pertama untuk pendanaan seri C mereka. Selain itu, konsep “grab & go” yang juga diusung JIWA Group juga menghantarkan mereka meraih pendanaan dari Openspace dan Capsquare Asia Partners.

Application Information Will Show Up Here
Mangkokku

Klaim Profitable, Mangkokku Rencanakan Galang Dana Seri B

Setelah menjalankan bisnis selama lebih dari tiga tahun, startup F&B Mangkokku mengklaim telah mencapai titik profitabilitas. Pandemi yang sempat mengganggu jalannya bisnis, membuat tim bergerak cepat melakukan adaptasi, berdampak pada akselerasi bisnis perusahaan sampai saat ini.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Mangkokku Randy Kartadinata mengungkapkan, tahun ini selain memperluas area layanan di pulau Jawa mereka juga ingin melihat potensi di daerah lainnya. Menurutnya perusahaan telah memiliki framework yang akurat ketika memutuskan untuk menambah toko offline atau layanan di lokasi baru.

“Saat ini kita telah memiliki 64 outlet di 19 kota. Di kuartal 4 tahun lalu Mangkokku juga telah hadir di pulau Sumatera, tepatnya di wilayah Lampung, Medan, dan Palembang,” kata Randy.

Diklaim olehnya, usai menerima pendanaan seri A tahun 2022 lalu, secara pipeline perusahaan sudah berada pada jalur yang tepat. Pengembangan produk, menjadi fokus perusahaan saat ini dan ke depannya. Mangkokku juga telah memiliki dua brand baru yang dikembangkan sendiri, yaitu Numinum dan Puedes.

Fokus kepada core-business

Puedes salah satu extra brand / Mangkokku

Meskipun saat ini industri F&B di Indonesia sudah sangat tersaturasi, karena kemudahan bagi semua kalangan untuk memiliki bisnis kuliner, ternyata kondisi ini tidak menjadi kendala bagi Mangkokku untuk mengembangkan bisnis mereka. Dilihat dari masih besarnya potensi industri F&B untuk terus berkembang di Indonesia.

“Di Indonesia paling gampang bikin restoran atau bisnis makanan, berbeda dengan negara lain. Mungkin hal tersebut yang membuat kondisinya saturated banyak pemain baru dengan motif yang tidak jelas membangun bisnis kuliner tapi ujung-ujungnya banyak di antara mereka yang tidak bertahan,” kata Randy.

Saat pandemi perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan positif untuk pesanan online. Memanfaatkan marketplace dan food aggregator untuk pemesanan dan pengiriman makanan kepada pembeli, perusahaan belum memiliki rencana untuk merilis aplikasi sendiri.

Sebagai platform F&B, selama ini Mangkokku cukup konsisten dengan menu khas nusantara. Memanfaatkan central kitchen yang digunakan perusahaan untuk mengelola permintaan online dan offline, perusahaan saat ini sudah memiliki dua central kitchen yang terletak di Jakarta dan Surabaya.

Untuk memberikan menu yang relevan dan bervariasi, perusahaan juga telah memiliki 100 bank menu yang mereka kelola memanfaatkan R&D. Dengan demikian dalam waktu satu tahun ke depan sudah bisa diprediksi menu apa yang akan mereka luncurkan.

Agar bisnis bisa terus bertahan dan tentunya tetap relevan, diperlukan inovasi dan langkah strategis yang kemudian wajib untuk dilakukan oleh bisnis. Salah satu cara yang kemudian diterapkan oleh Mangkokku adalah menciptakan resep yang unik namun menyesuaikan selera saat ini. Kehadiran selebriti atau tokoh yang sudah dikenal oleh kalangan masyarakat untuk mempromosikan brand juga memiliki peranan penting saat awal membangun bisnis.

Namun pada akhirnya produk yang memiliki cita rasa yang lezat dan terbaik, menjadi pilihan bagi pelanggan. Mangkokku sendiri saat ini didukung oleh chef selebriti seperti Arnold Poernomo serta dua putra presiden Joko Widodo yaitu Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep.

Disinggung apakah perusahaan memiliki rencana untuk melancarkan brand aggregator, menurut Randy untuk saat ini Mangkokku masih fokus mengembangkan produk milik sendiri. Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan, brand aggregator akan juga mereka terapkan dalam perusahaan.

“Kita memiliki opsi untuk itu, namun saat ini belum menjadi fokus. Kita lebih memiliki kredibilitas untuk meluncurkan extra brand milik sendiri untuk saat ini,” kata Randy.

Rencana penggalangan dana seri B

Sebagai platform yang didukung oleh perusahaan modal ventura, Mangkokku masih memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana tahapan lanjutan seri B. Masih dalam penjajakan dengan investor strategis, jika dana segar tersebut bisa mereka peroleh tahun ini, rencananya akan digunakan perusahaan untuk melakukan ekspansi di kota lainnya di Indonesia. Mangkokku berharap bisa mengantongi sekitar $10-20 juta dari investor.

“Kita melihat VC sebagai mitra strategis bukan hanya memberikan modal saja tapi juga networking,” kata Randy.

Sebelumnya Mangkokku telah mendapatkan pendanaan seri A sebesar $7 juta atau sekitar 101 miliar Rupiah yang dipimpin oleh Alpha JWC Ventures dan EMTEK, serta partisipasi dari Cakra Ventures. Melalui pendanaan ini, Mangkokku akan menambah jumlah outlet fisik dan membangun ekosistem brand kuliner untuk menjadi grup perusahaan F&B terbesar di Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya Mangkokku telah mengantongi investasi tahap awal dari Alpha JWC Ventures sebesar $2 juta atau sekitar 29 miliar Rupiah di 2020.

Selain penggalangan dana dan ekspansi, tahun ini perusahaan juga memiliki rencana untuk melakukan evaluasi kepada produk mereka. Telah memiliki sekitar 18 menu, tahun ini perusahaan berencana untuk merampingkan beberapa menu, sambil mendorong pemasaran menu favorit mereka. Mangkokku juga memiliki rencana untuk mengembangkan dua brand F&B mereka yaitu Numinum dan Puedes lebih besar lagi.

Startup healthtech SwipeRx, rebrand dari mClinica Pharmacy Solutions, mengumumkan tambahan dana segar sebesar $10 juta dalam putaran Seri B

SwipeRx Umumkan Tambahan Dana Seri B2 151 Miliar Rupiah, Incar Percepatan Ekspansi Farmasi B2B

Startup healthtech SwipeRx, rebrand dari mClinica Pharmacy Solutions, mengumumkan tambahan dana segar sebesar $10 juta (lebih 151,3 miliar Rupiah). Pendanaan ini merupakan lanjutan dari putaran seri B yang sudah berlangsung sejak tahun 2022, menjadikan total perolehan saat ini sebesar $37 juta.

Sejumlah investor baru berpartisipasi dalam seri B2 ini, di antaranya Sanofi Global Health Unit dan Cercano Management (sebelumnya bernama Vulcan Capital milik salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen). Investor lama Susquehanna International Group (SIG), Johnson & Johnson, dan Patamar Capital juga berpartisipasi.

Perusahaan telah mengumumkan kenaikan putaran seri B senilai $27 juta pada Mei 2022. Putaran ini dipimpin oleh MDI Ventures Indonesia dengan partisipasi dari investor global lainnya, termasuk Bill & Melinda Gates Foundation, Johnson & Johnson Impact Ventures, SIG dan investor existing lainnya.

Dana segar akan dimanfaatkan perusahaan untuk:

  1. Memperluas platform Business to Business (B2B) untuk industri farmasi di pasar-pasar utama;
  2. Membangun sistem logistik dan pembiayaan farmasi;
  3. Mempercepat penerapan solusi titik penjualan dan manajemen inventaris yang baru;
  4. Mengembangkan jaringan apoteknya di pasar-pasar utama;
  5. Memperkuat tim data.

Dalam keterangan resmi, Founder & CEO SwipeRx Farouk Meralli menyampaikan, pihaknya berambisi untuk meningkatkan kualitas, ketersediaan, dan keterjangkauan obat-obatan di seluruh Asia Tenggara. Investasi baru ini merupakan bukti kemajuan SwipeRx dalam mencapai misi ini sambil menunjukkan pertumbuhan yang cepat, fundamental ekonomi yang kuat, dan kepemimpinan pasar.

“Kami berharap dapat mempercepat kemajuan kami lebih jauh dengan suntikan modal baru dari jajaran investor ternama ini,” kata Meralli, Kamis (9/2).

Managing Director Cercano MJ Yu menuturkan, “Pandemi Covid-19 telah mempercepat dan memperkuat adopsi layanan kesehatan digital di kawasan ini, namun sistem layanan kesehatan, termasuk industri farmasi, kompleks, dan terfragmentasi. Kami sangat yakin SwipeRx adalah pemimpin kategori regional dalam vertikal B2B ini, dengan digitalisasi, kolaborasi, dan transparansi sebagai intinya. Kami melihat skala dan potensi yang sangat besar dalam masalah yang mereka tangani dan bersemangat untuk mendukung tim dalam fase pertumbuhan berikutnya.”

Head of Sanofi Global Health Unit Jon Fairest menambahkan, SwipeRx berhasil membuktikan kemampuannya untuk mendorong dampak dengan memberdayakan apotek yang paling terpencil sekalipun untuk meningkatkan perawatan yang diberikan kepada pasien.

“Kami sangat bersemangat untuk berperan dalam perjalanan peningkatan SwipeRx sebagai investor dan mitra melalui Impact Fund kami, dengan fokus pada replikasi model di negara-negara berpenghasilan rendah, seperti Kamboja,” ujarnya.

SwipeRx akan terus mengembangkan jaringannya dari posisi ini dengan lebih dari 250 ribu apoteker profesional dan 50 ribu apotek di Asia Tenggara. Solusinya memungkinkan penggunanya mendapat akses alat dan informasi digital yang mereka butuhkan untuk melayani pasien dengan lebih baik dan mengelola apotek mereka.

SwipeRx telah bekerja sama dengan perusahaan farmasi terkemuka, pemerintah, dan LSM untuk menghubungkan seluruh ekosistem farmasi. Diklaim, 1 dari 3 apoteker di Asia Tenggara menggunakan solusi SwipeRx. Para penggunanya tersebar di Indonesia, Filipina, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Kamboja.

SwipeRx adalah aplikasi untuk apotek di Asia Tenggara yang menggabungkan komunitas digital terbesar untuk profesional farmasi dengan kemampuan perdagangan B2B digital all-in-one. Di pasar terbesarnya, Indonesia, ada lebih dari 12.000 apotek ritel, yang merupakan seperempat dari seluruh apotek di negara ini, menggunakan SwipeRx dengan lebih dari 8.000 di antaranya juga menggunakan platform B2B.

Selain itu, perusahaan baru-baru ini meluncurkan point of sale (POS) baru dan sistem manajemen inventaris yang telah berkembang pesat sekarang dengan lebih dari 1.000 apotek di negara ini pada platformnya.

Startup pengembang POS iSeller mengumumkan telah merampungkan pendanaan Seri B senilai $12 juta dipimpin oleh Intudo Ventures.

iSeller Tutup Pendanaan Seri B 179 Miliar Rupiah Dipimpin Intudo Ventures

Startup pengembang layanan point of sale “iSeller” mengumumkan telah merampungkan pendanaan seri B senilai $12 juta (lebih dari 179 miliar Rupiah) dipimpin oleh Intudo Ventures. Beacon Venture Capital, turut serta dalam putaran ini bersama dengan investor terdahulu, yakni Mandiri Capital Indonesia dan Openspace Ventures.

iSeller akan memanfaatkan dana segar untuk merilis versi baru dari produk andalannya yang berfokus pada peningkatan pengalaman pengguna, kinerja, dan keandalan yang lebih cepat.

Sebelumnya, putaran pra-seri B telah diumumkan pada Oktober 2021 sebesar Rp120 miliar dari AppWorks dan Openspace Ventures.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (26/1), Founder & CEO iSeller Jimmy Petrus menyampaikan, perusahaan telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa selama beberapa tahun terakhir karena didorong oleh permintaan yang besar dari UMKM dan bisnis online. Mereka membutuhkan solusi omnichannel, mulai dari manajemen stok dan pemasaran, hingga pembayaran dan akuntansi demi meningkatkan efisiensi operasi dan memfasilitasi pertumbuhan bisnis.

“Dengan demikian, solusi kami tidak hanya membantu bisnis merampingkan operasi sehari-hari, tetapi memberikan pertumbuhan bisnis yang terbalik untuk kesuksesan jangka panjang. Kami berterima kasih atas dukungan dari investor baru dan yang sudah ada, dan berharap dapat membangun produk dan layanan baru untuk membantu mendorong transformasi digital perekonomian Indonesia,” ucapnya.

Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip menambahkan, ekosistem pedagang Indonesia secara historis mengalami fragmentasi dan proses yang tidak efisien. Dengan memanfaatkan transformasi digital merchant, iSeller telah mengalami pertumbuhan luar biasa selama beberapa tahun terakhir, memanfaatkan keahlian tim dalam SaaS, teknologi omnichannel, dan pembayaran terintegrasi untuk pasar Indonesia.

Di pasar layanan POS, iSeller saat ini berhadapan dengan sejumlah kompetitor, seperti majoo, Moka, Qasir, Youtap, dan beberapa lainnya. majoo sendiri baru mengumumkan pendanaan seri A 149 miliar Rupiah di Agustus 2022 lalu.

Perkembangan iSeller

Perusahaan yang melabelkan posisinya sebagai “Shopify of Indonesia” ini menawarkan solusi all-in-one buat bisnis dalam mendigitalkan penjualan dan operasi, termasuk POS, penerimaan pembayaran digital, manajemen inventaris, toko online instan, integrasi pasar, dan pengiriman makanan integrasi.

Diklaim selama dua tahun terakhir, iSeller mengalami peningkatan akuisisi dan pendapatan merchant lebih dari empat kali lipat, sementara volume transaksi bruto (GTV) meningkat lima kali lipat menjadi lebih dari $600 juta. Perusahaan melihat hampir 15 kali lipat peningkatan dalam penggunaan fitur integrasi pasar di ekosistem iSeller, dan peningkatan 4 kali lipat dalam adopsi saluran toko online.

Untuk mendukung pertumbuhan dramatis ini, iSeller telah memperkuat tim customer experience dengan lebih dari 100 karyawan baru selama 10 bulan terakhir. Saat ini, iSeller merupakan satu-satunya platform penjualan berbasis omnichannel yang terintegrasi penuh dengan empat marketplace terbesar di Indonesia—yaitu Tokopedia, Shopee, Lazada, dan Blibli.

Kemudian, selama satu tahun terakhir, perusahaan tumbuh pesat karena mendapat daya tarik yang signifikan dalam adopsi pedagang dan pemrosesan pembayaran. Solusinya telah dimanfaatkan oleh merchant yang tersebar 30 kota di seluruh Indonesia dan dipercaya oleh lebih dari 100.000 bisnis, termasuk perusahaan seperti SOGO, OMNILUXE, Jiwa Group, GK Hebat Group, Agung Sedayu Group, Damn! I Love Indonesia, Sinarmas, IT Gallery, Es Teler 77, HopHop, Lemonilo, dan Peripera, di antara banyak lainnya.

Petrus melanjutkan, untuk melayani pedagang dengan lebih baik, iSeller telah menjalin kemitraan tingkat nasional dengan Bank Mandiri Indonesia. Dalam kesepakatan tersebut, Bank Mandiri mengadopsi iSeller sebagai platform POS resmi untuk semua pedagang pada program Mandiri Merchant Livin, yang mencakup lebih dari tiga juta bisnis.

Sebagai bagian dari pembiayaan, iSeller juga menyelesaikan akuisisi YUKK—gerbang pembayaran berlisensi PJSP, untuk lebih memperluas layanan pembayaran perusahaan demi inklusivitas keuangan yang lebih besar.

Chief Investment Officer Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratisha menuturkan, iSeller berada di garis depan platform POS berbasis omnichannel di Indonesia untuk pedagang online dan offline. Menurutnya, sektor ritel telah menghadapi banyak tantangan dalam beberapa tahun terakhir, makanya dibutuhkan sistem seperti iSeller untuk tidak hanya membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pertumbuhan untuk kesuksesan jangka panjang.

“Kami sangat senang dengan dampak iSeller terutama dengan Program Merchant Livin Mandiri yang mencakup tiga juta bisnis dan memiliki kepercayaan penuh pada kepemimpinan iSeller, serta lintasan mereka di masa depan,” ucap Dennis.

Jimmy menutup, target perusahaan ke depannya, ia membidik pencapaian titik profitabilitas dalam tiga tahun ke depan dengan berfokus pada perluasan jangkauan melalui mitra strategis, efisiensi akuisisi, dan peningkatan nilai seumur hidup pelanggan (CLTV) melalui layanan nilai tambah merchant yang lebih komprehensif dan terintegrasi.

Application Information Will Show Up Here
Startup insurtech Qoala mengumumkan telah menyelesaikan pendanaan Seri B tambahan sebesar $7.4 juta dari Responsability dan AppWorks

Qoala Umumkan Tambahan Pendanaan Seri B 113 Miliar Rupiah [UPDATED]

*28/3/2023: Kami memperbarui informasi nominal pendanaan sesuai dengan rilis yang diterbitkan oleh Qoala

Startup insurtech Qoala mengumumkan telah menyelesaikan tambahan pendanaan seri B  sebesar $7,5 juta (lebih dari 112 miliar Rupiah). Investor baru dalam putaran ini adalah Responsability dan AppWorks. Sejumlah investor terdahulu juga turut berpartisipasi, di antaranya Eurazeo dan Indogen.

Bila ditotal dengan pendanaan Seri B di Mei 2022 kemarin sebesar $65 juta, maka total perolehan Qoala untuk putaran ini sebesar $72,4 juta (lebih dari 1,09 triliun Rupiah). Putaran ini diikuti oleh investor terdahulu Qoala, seperti Flourish Ventures, KB Investment, MDI Ventures, SeedPlus, dan Sequoia Capital India. Beberapa investor baru juga ikut bergabung, di antaranya BRI Ventures, Daiwa PI Partners, Indogen Capital, Mandiri Capital Indonesia, dan Salt Ventures.

“Sama seperti Series B kemarin, kami ingin gunakan dana untuk mendukung pengembangan teknologi sehingga pelayanan asuransi menjadi lebih baik,” ucap Co-founder & Deputy CEO Qoala Tommy Martin kepada DailySocial.id, Rabu (18/1).

Pencapaian Qoala

Startup yang dirintis pada 2018 ini memosisikan diri sebagai platform insurtech untuk ritel. Qoala menawarkan dua produk, yakni Qoala Plus (keagenan) dan Qoala for Enterprise (B2B dan B2B2C).

Qoala meyakini dapat memecahkan masalah utama bagi pemasar asuransi dan konsumen melalui kecepatan penerbitan polis, penetapan harga instan, dan komisi instan kepada para tenaga pemasar asuransi. Inovasi ini juga dinilai dapat memungkinkan Qoala mengakuisisi konsumen dengan biaya lebih rendah dan mencapai unit ekonomi yang unggul.

Kemudahan ini membantu tenaga pemasar, atau yang disebut Mitra Qoala Plus, memperoleh penghasilan tak terbatas dan instan dengan kebebasan waktu. Variasi produk asuransi milik Qoala Plus yang sesuai kebutuhan dan gaya hidup masyarakat saat ini, seperti asuransi jiwa, kesehatan, asset berharga seperti mobil dan properti, serta asuransi gaya hidup seperti travel dan lainnya; secara otomatis memberikan kesempatan bagi para tenaga pemasar untuk mendapatkan penghasilan lebih.

Dalam paparan perusahaan baru-baru ini, Qoala Plus diklaim berhasil mencatatkan pertumbuhan lebih dari 10 kali lipat sejak awal berdiri di 2019. Selama satu tahun terakhir, Qoala Plus telah menjaring lebih dari 60,000 tenaga pemasar dengan lebih dari 20 kota operasional di seluruh Indonesia dan berencana membuka lebih banyak di masa depan.

Qoala Plus menawarkan 34 jenis produk asuransi yang berbeda sesuai keperluan masyarakat dan terhitung telah membantu sebanyak 115.000 proses klaim polis. Mitra perusahaan asuransi yang telah dirangkul, mulai dari Zurich Insurance, Great Eastern Life Indonesia, KB Insurance, Asuransi MAG, Asuransi Sinar Mas, Tugu Insurance.

Sebagai catatan, dalam mengoperasikan Qoala Plus, perusahaan bermitra dengan PT Mitra Jasa Pratama. Menurut situs Mitra Jasa, Tommy Martin menjabat Komisaris Utama, mengindikasikan posisi perusahaan pialang tersebut terafiliasi dengan Qoala. Kendati, belum ada keterangan resmi yang diungkap terkait ini dari Qoala.

Application Information Will Show Up Here