Tag Archives: series H

Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengumumkan Temasek dan Google telah masuk di jajaran pemegang saham perusahaan

Tokopedia Umumkan Investasi dari Google dan Temasek

Melalui akun media sosial miliknya, Co-Founder & CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengumumkan Temasek dan Google kini telah masuk di jajaran pemegang saham perusahaan. Kabar tersebut sebenarnya sudah berhembus sejak bulan lalu, namun kala itu perusahaan masih enggan berkomentar.

Sumber Bloomberg mengatakan, investasi baru ini berada di kisaran $350 juta atau setara 5 triliun Rupiah. Pendanaan ini membawa valuasi perusahaan ke  $7,5 miliar. Dana tersebut akan difokuskan untuk melancarkan agenda ekspansi bisnis pasca-Covid-19. Disampaikan William, misi perusahaan adalah mengakselerasi transformasi digital dan melakukan pemerataan ekonomi melalui teknologi di Indonesia.

Sebelumnya Nikkei Asia Review mengatakan Tokopedia telah mengajukan dokumen ke Kemenkumham, dengan Google memiliki 1,6% kepemilikan, sementara Temasek melalui perusahaan afiliasinya, Anderson Investments, memegang 3,3% saham perusahaan. Angka ini bisa berubah karena belum mencerminkan total investasi di putaran pendanaan kali ini.

Sebelum putaran ini, terakhir Tokopedia mengumumkan perolehan pendanaan senilai $1,1 miliar pada akhir 2018, dipimpin SoftBank Vision Fund dan Alibaba Group. Softbank melalui beberapa pendanaannya diperkirakan, sebelum putaran pendanaan terakhir, memiliki 38,3% saham perusahaan, sementara Alibaba sekitar 25,19%.

Kolaborasi dengan Google

Informasi dari sumber terpercaya, kepada DailySocial menyebutkan, pasca pendanaan ini Tokopedia dan Google sepakat menjalin kemitraan strategis untuk penguatan adopsi layanan komputasi awan. Sumber kami mengatakan, mereka menyusun sebuah joint venture untuk menawarkan produk komputasi awan Google ke merchant Tokopedia yang ingin meningkatkan skala bisnisnya.

Belum dibeberkan secara detail layanan apakah itu, namun jika melihat lini produk yang dipasarkan Google di Indonesia, layanan tersebut bisa berupa Google Cloud untuk solusi hosting dan analisis data, Google Workplace (dahulu G Suites) untuk produktivitas, dan teknologi pemasaran atau iklan digital Google Ads (dahulu AdWords).

Lanskap E-commerce makin menarik

Menurut laporan terbaru e-Conomy SEA 2020, bisnis e-commerce di Indonesia diprediksikan mencapai GMV $32 miliar tahun ini. Laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) mencapai 54% dari tahun 2019. Angka ini diprediksi mencapai $83 miliar pada tahun 2025 mendatang seiring dengan peningkatan penetrasi internet dan infrastruktur.

Hingga Q3 2020, peringkat tiga besar teratas layanan e-commerce Indonesia, berdasarkan jumlah kunjungan, masih diduduki Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak.

Sebelumnya Microsoft telah mengumumkan investasinya ke Bukalapak. Kendati tidak diinfokan detail mengenai nilai dan kesepakatan pendanaan, diperkirakan nilainya mencapai $100 juta atau sekitar 1,4 triliun Rupiah. Selain mengaplikasikan layanan komputasi awan Microsoft Azure di internal Bukalapak, agenda lainnya kedua perusahaan akan bersama-sama meningkatkan kompetensi digital mitra UKM yang berjualan di online marketplace tersebut.

Di lini produk komputasi awan, Google dan Microsoft (dan AWS) memang bersaing ketat sebagai penyedia global. Masuknya investor Amerika Serikat dengan nilai pendanaan yang besar mengindikasikan bahwa ekonomi digital Indonesia makin menarik untuk digarap melalui “pendekatan lokal”, termasuk menggandeng startup lokal.

Application Information Will Show Up Here

Grab Aims for Follow on Funding Over 28 Trillion Rupiah

Grab announces follow on funding worth of US$2 billion (around 28.33 trillion Rupiah) to ease the expansion plan in Southeast Asia. It is to be used for investment or acquisition, there should be six companies by this year.

The plan is also part of Series H round, closes at US$6.5 billion. Previously, Grab’s Co-Founder and CEO, Anthony Tan said this round is still open for interested investors.

In March 2019, Grab has just announced US$1.46 billion funding (around Rp20.65 trillion) from SoftBank Vision Fund. In this round, Grab has received US$4.5 billion, fully supported by SoftBank and other investors.

The partnership between Grab and SoftBank is tighter and has reached the next level, which has been going on since 2014.

In the official release, Anthony said he met Masayoshi (SoftBank CEO) last week and provided unlimited support for Grab’s growth. The support, along with other investors, will enable Grab to develop intensely this year in all payment, transportation and food services.

“At the current growth rate, we expect to be four times greater than our closest competitors in Indonesia and throughout Southeast Asia by the end of this year,” he added.

In addition, he also said that he would continue to develop Indonesia’s startups and technology talents through such programs as Grab Ventures Velocity and Thinkubator.

Ming Maa, Grab’s President added, along with the massive transformation, there are opportunities to grow in various services such as health, finance and others. For this reason, Grab will do at least six investments or acquisitions this year.

“Among other major markets, Indonesia have privilege to get this latest investment significantly. It will get us on the right track to be 4x bigger than our closest competitor and remain a leader in the on-demand transportation.”

In a previous press conference, Grab’s business is said to grow rapidly with double revenue in 2018. GrabFood is also in line, it has covered 178 cities in Indonesia, growing from 13 cities at the beginning of last year. GrabFood’s shipping volume increased almost 10 times in the same year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Grab

Grab Incar Pendanaan Tambahan Lebih dari 28 Triliun Rupiah

Grab mengumumkan rencana pendanaan tambahan sebesar US$2 miliar (setara 28,33 triliun Rupiah) untuk melancarkan rencana ekspansinya di Asia Tenggara. Dana tersebut akan dipakai untuk berinvestasi atau akuisisi perusahaan, ditargetkan akan ada enam perusahaan tahun ini.

Rencana tersebut masih merupakan bagian dari putaran seri H yang akan ditutup senilai US$6,5 miliar. Sebelumnya Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan menyatakan pihaknya masih membuka putaran ini untuk investor yang berminat.

Pada Maret 2019, Grab baru saja mengumumkan perolehan dana US$1,46 miliar (setara dengan Rp20,65 triliun) dari SoftBank Vision Fund. Pada putaran H ini, Grab telah mengantongi US$4,5 miliar yang didukung penuh oleh SoftBank dan investor lainnya.

Tentunya kemitraan antara Grab dan SoftBank semakin kuat dan dinyatakan telah mencapai tingkat selanjutnya, yang sebelumnya sudah terjalin sejak 2014.

Dalam pernyataan resminya, Anthony mengatakan dirinya bertemu Masayoshi (CEO SoftBank) minggu lalu dan dia memberikan dukungan yang tidak terbatas untuk pertumbuhan Grab. Dukungan tersebut, bersama dengan investor lainnya, akan memungkinkan Grab untuk berkembang sangat agresif di tahun ini di seluruh layanan pembayaran, transportasi, dan makanan.

“Pada tingkat pertumbuhan kami saat ini, kami berharap dapat menjadi empat kali lebih besar dari pesaing terdekat kami di Indonesia dan di seluruh Asia Tenggara pada akhir tahun ini,” katanya.

Di samping itu, dia juga menyatakan akan terus mengembangkan potensi startup dan talenta teknologi di Indonesia melalui program seperti Grab Ventures Velocity dan Thinkubator.

President Grab Ming Maa menambahkan sejalan dengan transformasi yang luar biasa, ada kesempatan yang sudah terbuka untuk terus tumbuh di berbagai layanan seperti kesehatan, keuangan, dan lainnya. Untuk itu, Grab akan melakukan setidaknya enam investasi atau akuisisi di tahun ini.

“Di antara pasar-pasar utama lainnya, Indonesia khususnya akan mendapatkan investasi terbaru ini secara signifikan. Hal ini akan membuat kami berada di jalur yang tepat untuk menjadi 4x lebih besar dari pesaing terdekat kami dan tetap menjadi pemimpin dalam layanan on-demand transport.”

Dalam konferensi pers sebelumnya, Grab mengklaim bisnisnya berkembang sangat pesat dengan pendapatan lebih dari dua kali lipat pada 2018. GrabFood juga berkembang pesat, wilayahnya telah mencakup di 178 kota di Indonesia tumbuh dari 13 kota pada awal tahun lalu. Volume pengiriman GrabFood meningkat hampir 10 kali lipat di tahun yang sama.

Application Information Will Show Up Here

Grab Announces Investment Over 20 Trillion Rupiah from SoftBank Vision Fund

Grab announces funding worth of US$1.46 billion (equivalent to 20.65 trillion rupiah) from SoftBank Vision Fund. It’s claimed to be their biggest in Southeast Asia.

This funding is included in the ongoing series H round and open for interested investors. In total, Grab has received funding more than US$4.5 billion (around 63.65 trillion rupiah).

The other investors involved in this round are Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, and Yamaha Motor. In fact, Grab has named Decacorn in the series G round.

“SoftBank and The Vision Fund are the long-term strategic investors for Grab, and we’re glad for the advanced support for Grab’s development,” Grab’s Co-Founder and CEO, Anthony Tan said, Wed (3/6).

He said this investment ready to support Grab’s vision as the super app in Southeast Asia. It offers more daily services, bigger accessibility, and convenience for all customers.

In addition, service expansion in terms of financial, food and product delivery, content and digital payment, also the latest service announced last year.

Some services that have and soon to available in Grab’s open platform are on demand video service with Hooq, digital health service, insurance, and hotel reservation with Booking Holdings.

He also specifically said most funding will be invested in Indonesia. Compared to other countries, Tan named Indonesia as the biggest with the most significant growth than other country bases.

“Compared to Thailand or Vietnam, both countries have not really significant impact for Grab.”

He also specifically has no interest to involve in exchange, in any country. He said, the support of strategic investors for Grab are more than enough, therefore, exchange is not on the bucket list.

Business plan in Indonesia

President Director for Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata claims Grab as the leading on-demand transportation that covers 60% of two-wheeler and 70% of four-wheeler in Indonesia. The business is going well in Indonesia and income has increased by two times last year. There’s no specific number to describe the claim.

He mentioned this funding is to be used for micro entrepreneur through GrabFood and GrabExpress, empowering tech talents, and developing local startup through Grab Ventures, and new service in Indonesia.

As part of this focus, Grab plans to introduce electric ride and Personal Mobility Device (PMD) in BSD City. Only, he hasn’t shared the bigger picture regarding the plan, it’s still an initial stage.

Either Tan or Kramadibrata confirmed that the company will look for the right solution for electric vehicle in Indonesia. Therefore, it can be just a copy paste from Singapore. What’s Grab decision on this issue in Indonesia will not be the same with what happened in Singapore.

“Currently, Grab owns the largest number of electric vehicles. There are hundreds in Singapore. We partnered up with everyone, including the government, to create the ecosystem. We invest a lot to build healthier environment in Southeast Asia.”

In group, Grab’s profit has increased by two times from March 2018 to December 2018. GrabFood’s increased by 45 times in the same period. The service has been available in 199 cities in 6 countries.

Grab Financial Group is claimed to be the only platform with access to e-money license in 6 SEA countries. Since established in March 2018, Grab has set the monthly transaction increase for almost 5 times up.

Instant delivery and same day delivery volume for GrabExpress is claimed to increase by three times regionally, and available in 150 cities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Grab

Grab Umumkan Investasi Lebih dari 20 Triliun Rupiah dari SoftBank Vision Fund

Grab mengumumkan perolehan pendanaan senilai US$1,46 miliar (setara dengan 20,65 triliun Rupiah) dari SoftBank Vision Fund. Diklaim ini adalah pendanaan terbesar SoftBank di Asia Tenggara.

Pendanaan ini termasuk dalam putaran seri H yang masih berlangsung dan terbuka untuk investor yang berminat. Secara total, Grab telah menerima pendanaan lebih dari US$4,5 miliar (senilai 63,65 triliun Rupiah).

Investor lainnya yang termasuk dalam putaran H adalah Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, dan Yamaha Motor. Perlu diketahui, Grab menyabet status Decacorn pada putaran pendanaan seri G.

“SoftBank dan The Vision Fund adalah investor strategis jangka panjang bagi Grab dan kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan mereka bagi pertumbuhan Grab,” ucap Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, Rabu (6/3).

Dia menjelaskan investasi ini akan membantu Grab untuk mengembangkan visi perusahaan sebagai super app di Asia Tenggara. Menghadirkan lebih banyak layanan harian, aksesibilitas yang lebih besar dan kenyamanan untuk para penggunanya.

Di samping itu perluasan layanan di bidang keuangan, pengiriman makanan dan barang, konten dan pembayaran digital, serta layanan baru yang telah diumumkan pada tahun lalu.

Beberapa layanan yang telah dan akan segera tersedia di open platform Grab adalah layanan video on demand bersama Hooq, layanan kesehatan digital, penyedia jasa asuransi, dan layanan reservasi hotel bersama Booking Holdings.

Anthony juga menuturkan secara khusus pihaknya akan menginvestasikan sebagian besar pendanaan untuk Indonesia. Dibandingkan dengan negara lainnya, Anthony mengaku Indonesia adalah pasar terbesar dan memiliki pertumbuhan yang paling signifikan dibandingkan negara lainnya di mana Grab beroperasi.

“Kalau dibandingkan dengan Thailand ataupun Vietnam, dua negara ini kurang memiliki dampak yang signifikan bagi Grab.”

Dia juga secara spesifik kurang memiliki ketertarikan untuk rencana melantai di bursa, di manapun negaranya. Anthony memandang, dengan dukungan dari berbagai investor strategis yang sudah didapat Grab sudah lebih dari cukup, sehingga opsi untuk melantai di bursa bukan jadi sesuatu yang dibutuhkan.

Rencana untuk Indonesia

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengklaim saat ini Grab menjadi pemimpin dalam layanan transportasi on-demand yang menguasai 60% pangsa pasar roda dua dan 70% pangsa pasar roda empat di Indonesia. Bisnis Grab di Indonesia tumbuh pesat, dengan pendapatan naik dua kali lipat pada tahun lalu. Tidak angka angka spesifik yang menjelaskan klaim tersebut.

Ridzki mengatakan pendanaan ini akan dipakai untuk penambahan micro entrepreneur lewat GrabFood dan GrabExpress, memberdayakan talenta teknologi, dan pengembangan startup lokal lewat Grab Ventures, serta layanan baru di Indonesia.

“Grab ingin men-double-kan pengusaha mikro agar bisa mendapatkan hasil lebih setelah bergabung dengan kami. Contohnya di GrabFood, rata-rata merchant-nya mendapat pendapatan naik 88%. Mitra Grab pun mendapat pendapatan di atas UMR.”

Sebagai bagian dari fokus di atas, Grab berencana untuk menghadirkan kendaraan elektrik dan Personal Mobility Device (PMD) di BSD City. Hanya saja, dia belum bersedia memberikan gambaran lebih jauh terkait hal tersebut, sebab masih dalam tahap awal.

Baik Anthony maupun Ridzki memastikan perusahaan akan tetap melihat bagaimana solusi yang tepat untuk kendaraan elektrik di Indonesia. Sehingga tidak bisa langsung copy paste dengan Singapura. Apa yang bakal dilakukan Grab untuk hal ini di Indonesia, belum tentu akan sama dengan apa yang sudah terjadi di Singapura.

“Saat ini Grab menjadi pemilik armada kendaraan listrik terbesar. Ada ratusan di Singapura. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintahnya untuk membentuk ekosistem. Kami investasi banyak untuk membangun lingkungan yang lebih sehat di Asia Tenggara.”

Secara grup, pendapatan dari bisnis transportasi Grab naik hampir dua kali lipat dari Maret 2018 sampai Desember 2018. Pendapatan GrabFood tumbuh 45 kali lipat pada periode yang sama. Layanan ini hadir di 199 kota di enam negara.

Untuk Grab Financial Group, diklaim menjadi satu-satunya platform yang memiliki akses ke lisensi e-money di enam negara di Asia Tenggara. Sejak diluncurkan di Maret 2018, Grab telah mencatat pertumbuhan transaksi bulanan hampir lima kali lipat.

Volume instant delivery dan same day delivery untuk GrabExpress diklaim meningkat lebih dari tiga kali lipat di tingkat regional, dan tersedia di 150 kota.

Application Information Will Show Up Here