Tag Archives: SF Express

J&T Express Akuisisi Perusahaan Logistik Tiongkok Fengweng Express

Penyedia layanan logistik asal Indonesia J&T Express mengumumkan akuisisi atas Fengwang Information, anak perusahaan S.F. Holding Co., Ltd, yang mengoperasikan Fengwang Express. Kedua perusahaan telah menandatangani Perjanjian Pengalihan Saham dan J&T Express akan mengakuisisi 100% hak saham senilai ¥1.183 miliar atau lebih dari Rp2,5 triliun.

SF sendiri merupakan penyedia layanan logistik terintegrasi terbesar di Tiongkok, menyediakan layanan rantai pasokan satu atap ujung ke ujung untuk rute domestik dan internasional. Perusahaan berkomitmen untuk membangun ekologi rantai pasokan digital dan menjadi pemimpin dalam rantai pasokan pintar secara global.

Di bawah SF Holdings, jaringan Fengwang Express menawarkan layanan kepada pelanggan e-commerce dan telah menjangkau sekitar 27 provinsi, kotamadya, dan daerah otonom di seluruh penjuru Tiongkok. Tahun lalu saja, layanan ini berhasil membukukan pendapatan lebih dari ¥3,2 miliar atau sekitar Rp6,8 triliun.

Menurut situs perusahaan, di Indonesia sendiri, perusahaan telah memiliki 100 gateway center dengan peralatan profesional, lebih dari 4 ribu titik operasi dan 30 ribu SDM terlatih, dan ribuan armada untuk mendukung layanan messenger antarkota, antarprovinsi, dan lintas pulau.

Berdasarkan keterangan J&T Express, ini merupakan sebuah langkah signifikan dalam sektor pengiriman ekspres e-commerce sejak perusahaan melakukan ekspansi ke pasar Tiongkok pada tahun 2020. Sebelumnya, perusahaan juga telah berhasil mengakuisisi bisnis ekspres Best Inc. di Tiongkok pada akhir tahun 2021.

Mengikuti misi “berorientasi pelanggan dan berbasis efisiensi”, perusahaan menyatakan komitmennya untuk terus mengoptimalkan pengalaman layanan sebagai bagian dari fokusnya pada industri layanan pengiriman ekspres e-commerce.

Dalam keterangan resmi, J&T mengungkapkan, “Akuisisi ini akan meningkatkan kapabilitas layanan terintegrasi J&T Express. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pengembangan industri berkualitas tinggi yang memungkinkannya untuk lebih meningkatkan keunggulan kompetitifnya di sektor pengiriman e-commerce dan berkontribusi pada pengembangan industri berkualitas tinggi,”

J&T Express berkomitmen untuk menyediakan pelanggan dengan solusi logistik terintegrasi melalui infrastruktur cerdas dan jaringan logistik digital, sebagai bagian dari strategi globalnya untuk menghubungkan dunia dengan efisiensi yang lebih besar dan membawa manfaat logistik untuk semua.

Rencana J&T Express

Didirikan pada 2015 oleh Jet Lee dan Tony Chen, J&T Express telah melebarkan sayap bisnis ke luar Asia. Jaringan J&T Express kini telah menjangkau tiga belas negara, termasuk Indonesia, Vietnam, Malaysia, Filipina, Thailand, Kamboja, Singapura, Cina, Arab Saudi, UEA, Meksiko, Brasil, dan Mesir.

Pada 2021 silam, perusahaan dilaporkan memperoleh putaran pendanaan sebesar $2,5 miliar atau setara 35,6 triliun Rupiah. Pendanaan ini mengantar valuasi J&T Express mencapai $20 miliar (sekitar Rp285 triliun), alias sudah menyandang gelar “decacorn”. Hal ini disebut sebagai bagian dari rencana J&T melantai di bursa.

Berdasarkan sejumlah sumber, perusahaan berencana mengincar dana segar antara $1 miliar sampai $2 miliar (antara Rp15,1 triliun-Rp30,3 triliun). Sumber Reuters yang mengetahui kabar tersebut menyebutkan, sebenarnya J&T Express berencana untuk IPO pada tahun lalu, namun ditunda karena kondisi pasar yang tidak menentu.

Bila aksi korporasi ini terlaksana, diprediksi IPO ini akan jadi yang terbesar di Hong Kong pada 2023. Sepanjang 2021-2022, nilai penjualan saham IPO turun 74% menjadi $7,4 miliar di 2022 dari $28,17 miliar di 2021. Faktor pemicunya, menurut Refinitv, dikarenakan perlambatan global di pasar modal sebagai akibat dari kenaikan suku bunga, inflasi tinggi, dan ketegangan geopolitik yang berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri, J&T bersaing ketat dengan sejumlah startup logistik, termasuk SiCepat dan Ninja Xpress, yang sama-sama memanfaatkan tren e-commerce untuk mengakselerasi bisnisnya. Menurut CEO J&T Robin Lo kala itu, jasa logistik dari bisnis e-commerce berkontribusi sebesar 50% terhadap pendapatan perusahaan di 2017.

Application Information Will Show Up Here
ASSA Rent memperkenalkan unit usaha logistik last mile Anteraja, hasil patungan dengan perusahaan logistik Tiongkok SF Express dan PT Semangat Bambu Runcing

ASSA Rent Perkenalkan Unit Usaha Logistik “Last Mile” Anteraja

ASSA Rent (PT Adi Sarana Armada) memperkenalkan unit usaha teranyarnya yang bergerak di bidang logistik last mile Anteraja Peresmian perusahaan sudah dilakukan sejak Februari 2019 dan sebulan kemudian soft launch dengan pilot project layanan di Tokopedia.

CEO ASSA Prodjo Sunarjanto menerangkan, perusahaan sudah didirikan sejak Agustus 2018 berbentuk perusahaan patungan bersama layanan logistik asal Tiongkok SF Express dan PT Semangat Bambu Runcing yang sahamnya dimiliki oleh salah satu pemegang saham di layanan e-commerce terbesar di Indonesia. ASSA menjadi pemegang saham mayoritas sebesar 55%, SF Express 20%, dan Semangat Bambu Runcing 25%.

Prodjo menegaskan Tokopedia tidak bergabung sebagai pemegang saham di Anteraja, sekaligus mengoreksi pemberitaan DealStreetAsia yang menyebutkan Tokopedia memiliiki saham 25% di Anteraja. PT Semangat Bambu Runcing disebut sebagai investasi pribadi co-founder sebuah perusahaan e-commerce ternama.

Kepada DailySocial, VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyampaikan perusahaan tidak berkomentar atas rumor pasar terkait pendirian Anteraja ini.

Tahun ini Tokopedia bakal lebih fokus mengembangkan IaaS (Infrastructure-as-a-Platform), bermitra dengan sejumlah pemain smart warehouse dan logistik.

Anteraja nantinya bukan cuma untuk serving Tokopedia saja, tapi open juga untuk melayani [e-commerce] yang lain dan online retail trading,” terang Prodjo kepada DailySocial.

Menurutnya, pertimbangan ASSA untuk ikut terjun ke layanan logistik karena perdagangan ritel dunia sudah berubah menjadi ekonomi digital. Layanan e-commerce dan perdagangan via sosial media meningkat secara eksponensial. Hal itu perlu didukung oleh pengantaran last mile, pick up, dan fulfillment yang harus mengikuti perkembangan teknologi.

Perseroan ikut mengambil peluang tersebut karena sudah didukung oleh cabang, divisi logistik transporter dan pelanggan yang sudah tersebar secara nasional. Anteraja bisa memanfaatkan seluruh jaringan tersebut.

“Teknologinya memanfaatkan keunggulan SF Express yang telah berpengalaman dan proven sebagai perusahaan teknologi yang berkaitan dengan logistik dan last mile. Mereka sudah one step ahead dari pemain lainnya yang memanfaatkan algoritma untuk menentukan density market.”

SF Express disebutkan mampu mengelola sumber daya kurir dengan teknologi dan pemetaan, sehingga utilisasi dan routing menjadi efisien dan efektif untuk mengantisipasi dinamika pergerakan pasar. Dukungan tersebut diharapkan bisa membuat Anteraja lebih cepat memperdalam penetrasi pasarnya di Indonesia. Terlebih pemain last mile sudah ramai hadir dengan segala solusi yang ditawarkan.

Menurut situsnya, Anteraja memiliki layanan regular dan next day. Untuk pengiriman regular, barang akan sampai dalam kurun waktu 1-2 hari. Sedangkan untuk next day lebih cepat, hanya 1 hari. Ada dua moda kendaraan yang tersedia, roda empat dan roda dua.

Sementara ini, Anteraja baru tersedia di Tokopedia. Ketika konsumen memilih Anteraja, kurir akan mengambil pesanan tersebut dari merchant, lalu mengantarkan ke gudang untuk proses internal. Berikutnya baru diantarkan oleh kurir ke end user. Cakupan layanan baru menjangkau seluruh Jakarta.