PT Ojesy Syari Indonesia (Ojesy), platform layanan transportasi khusus perempuan, siap menambah satu layanan baru sebagai langkah diversifikasi bisnis perusahaan, yakni antar jemput (shuttle service) siswi sekolah dengan memakai mobil. Pada tahap awal, Ojesy akan melakukan analisis pasar selama dua bulan di Surabaya dengan menyediakan 10 mobil berkapasitas 7 penumpang.
Reza Zamir, CEO Ojesy, mengatakan analisis pasar menurutnya penting dalam proses validasi pasar sebelum layanan tersebut benar-benar diaplikasikan.
Rencananya dalam satu komplek perumahan setiap orang tua melakukan pemesanan dengan sistem ride sharing. Pengemudi akan mengantar dan menjemput penumpang sesuai tujuan masing-masing.
Dari hasil survei sementara yang dilakukan Ojesy, ungkap Reza, secara rerata jarak antara rumah dengan sekolah sangat bergantung dari tingkatan pendidikannya.
Untuk tingkat SD jaraknya tidak jauh dari rumah, bisa kurang dari 5 kilometer, sementara SMP sedikit lebih jauh jarak SD, SMA biasanya jaraknya terjauh dari SD dan SMP. Untuk masalah penghitungan tarif, sambungnya, saat ini masih dikaji perusahaan. Begitu pula untuk mobil yang akan digunakan pengemudi nantinya.
Menurut Reza, ada dua opsi yang bisa dipakai. Pertama, melakukan kerja sama dengan pihak penyedia jasa penyewaan mobil atau menyewa mobil dari orang yang memiliki mobil namun jarang memakainya.
“Alasan kami menambah pelayanan ini karena hampir separuh dari konsumen kami adalah siswi sekolah. Hal ini juga memicu kami untuk lebih variatif dalam memberikan pelayanan untuk mereka. Dalam dua bulan ini kami masih analisis pasar, diharapkan setelah itu sudah bisa diterapkan secara nyata,” terang Reza.
Layanan baru Ojesy dengan konsep shuttle service sebelumnya telah dilakukan beberapa pemain startup transportasi, sebut saja ada UberPOOL, Ompreng, Karpul, dan Nebengers. Hanya saja, Ojesy lebih mengerucut sasaran bisnisnya untuk siswi sekolah saja.
Butuh dana segar
Untuk akselerasi bisnis Ojesy, Reza mengungkapkan saat ini pihaknya sedang membutuhkan dana segar baru. Dana tersebut menurut rencana akan digunakan untuk menambah armada pengemudi sehingga target pengguna sebanyak 9 juta perempuan di 22 kota, yang menjadi target konsumennya, bisa tercapai.
Selama setahun Ojesy berdiri, dana yang telah dikucurkan mencapai kurang dari 100 juta Rupiah. Ojesy sudah merambah ke 20 kota besar di Indonesia, seperti Makassar, Malang, Bandung, Surakarta, Semarang, Bogor, Jabodetabek, Sidoarjo, dan lainnya. Selain itu, jumlah order dia mengklaim sudah menyentuh angka 12 ribu.
“Budget kami selama setahun ini cukup tipis, tapi dengan itu kami sudah bisa jangkau ke 20 kota. Kami butuh kucuran dana segar agar kami bisa bergerak lebih cepat untuk menyentuh angka target 9 juta wanita dari hasil riset kami tersebut.”
Dia menambahkan, selama ini kebanyakan investor yang sudah menghampiri Ojesy belum benar-benar berkomitmen penuh sebab bisnis Ojesy beririsan dengan pesaing utamanya, yakni Go-Jek. Padahal semangat yang ditawarkan Ojesy berbeda. Mereka ingin menjadikan perempuan sebagai pahlawan bagi perempuan lainnya.
Sejauh ini, layanan transportasi online yang sama-sama secara khusus hanya menyasar perempuan sebagai pengemudi dan penggunanya hanyalah Ojesy dan LadyJEK yang didirikan pada Oktober 2015.
“Pendekatan kami untuk mendapatkan pengguna dan driver berbeda, karena kami memanfaatkan kekuatan dari komunitas wanita. Kami banyak masuk ke sana. Hal ini yang menjadikan dana tipis bisa sangat dimanfaatkan dengan baik. Namun, belum sepenuhnya para investor sepaham dengan semangat yang ingin kami deliver,” pungkasnya.