Tag Archives: siklus akuntansi

Contoh Jurnal Umum, Perusahaan Dagang dan Jasa Serta Cara Membuatnya

Jurnal umum atau general journal dalam bidang ilmu akuntansi seperti adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dan harus diketahui fungsi, tujuan, dan cara membuatnya. Namun, bagi pemula yang belum tahu, penting sekali memahami langkah langkah dalam membuat jurnal ini.

Dengan langkah-langkah yang tepat, maka jurnal umum bisa menunjukkan angka yang valid untuk kelangsungan bisnis. Untuk penjelasan mengenai jurnal umum kamu bisa mengakses artikel tersebut.

Sebelum melihat contoh, DailySocial.id akan menjelaskan mengenai langkah-langkah dalam membuat jurnal umum.

Cara Membuat Jurnal Umum

Untuk bisa membuat jurnal general journal dengan baik perlu beberapa langkah berikut ini untuk diterapkan. Simak baik-baik alasannya berikut ini.

1. Pahami Persamaan Akuntansi

Sebelum membuatnya pastikan untuk paham persamaan akuntansi. Pemahaman ini penting agar tahu bagaimana cara mencatat transaksi dalam jurnal, akun mana yang harus digunakan hingga posisi debit-kredit yang benar. Dengan pemahaman ini maka nantinya bisa menjurnal dengan lebih cepat dan tepat.

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai persamaan dasar akuntansi, kamu bisa membacanya melalui artikel tentang persamaan dasar akuntansi.

2. Kumpulkan dan Identifikasi Bukti Transaksi

Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan bukti transaksi seperti invoice, nota, faktur atau bahkan kuitansi. Kemudian, lanjutkan dengan identifikasi transaksi. Ingat, hanya transaksi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan saja yang boleh dicatat dalam jurnal. Dalam satu transaksi, minimal ada dua akun yang pasti terpengaruh.

3. Pencatatan Jurnal Umum

Selanjutnya, bisa melakukan pencatatan transaksi yang sudah diidentifikasi ke dalam jurnal. Sistem pencatatan ini akan menggunakan double-entry system yaitu setiap transaksi yang dicatat akan memiliki dampak pada dua posisi keuangan (debit dan kredit) dalam jumlah yang sama.

Contoh Kasus  Jurnal Umum Perusahaan Dagang

Berikut ini adalah contoh data transaksi  PT. Dimas Jaya yang telah dikumpulkan dan terjadi pada bulan Desember 2019 :

  • Desember 1:Dibeli barang dagangan secara kredit dari PT. Laba laba seharga Rp. 160.000.000,- dengan termin 2/10, n/30.
  • Desember 2: Dijual barang dagangan kepada Tn Fahmi senilai Rp. 50.000.000,- dengan termin 1/10,n/30.
  • Desember 4 : Dijual barang dagangan kepada Tn Irfan senilai Rp. 80.000.000,- dengan termin 2/10,n/30.
  • Desember 4 : Dikembalikan barang yang dibeli pada tanggal 1 Desember seharga Rp 20.000.000,-.
  • Desember 8 : Dibayar seluruh hutang kepada PT. Laba laba untuk pembelian barang dagangan yang dilakukan pada tanggal 1 Desember.
  • Desember 9 : Diterima pengembalian barang dagangan yang dibeli oleh Tn Irfan seharga Rp. 10.000.000,-
  • Desember 11 : Diterima pembayaran secara penuh dari Tn Fahmi untuk barang dagangan yang dijual pada tanggal 2 Desember.
  • Desember 13 : Diterima pembayaran secara penuh dari Tn Irfan untuk penjualan barang dagangan pada tanggal 4 Desember.
  • Desember 12 : Dibeli barang dagangan dari Firma Putra seharga Rp. 600.000.000,- dengan termin 5/10,n/30.
  • Desember 15 : Dibeli perlengkapan kantor seharga Rp. 90.000.000,- dengan termin 1/10,n/30.
  • Desember 16 : Dibayar biaya pengangkutan untuk pembelian barang dagangan yang dilakukan 12 Desember sebesar Rp. 6.000.000,-
  • Desember 18 : Dijual barang dagangan kepada CV. Metafors kredit seharga Rp. 60.000.000,- dengan termin 2/10,n/30.
  • Desember 20 : Dijual barang dagangan secara tunai seharga Rp. 40.000.000,-
  • Desember 22 : Dibayar Hutang kepada Firma Putra untuk pembelian barang tanggal 12 Desember.

Berikut pencatatan jurnal umumnya:

Contoh Kasus Jurnal Umum Perusahaan Jasa

Berikut ini adalah contoh data transaksi  Tika Salon yang telah dikumpulkan dan terjadi pada bulan Desember 2017 :

  • Pada tanggal 2, Tika menyetorkan Rp50.000.000 sebagai modal awal ke rekening bank atas nama Tika Salon
  • Di ruko 2 sewa seharga Rp12.000.000 per tahun dibayar di muka
  • Pada tanggal 4 membeli peralatan salon secara kredit sebesar Rp6.500.000
  • On 9 menerima uang sejumlah Rp2.000.000 dari pelanggan
  • Pada tanggal 15, Tika Salon mengeluarkan sejumlah biaya sebagai berikut: gaji Rp2.500.000; biaya utilitas (telepon, air, listrik) Rp550.000; dan biaya lainnya Rp300.000
  • Pada tanggal 16 membayar kreditur Rp1.250.000 untuk transaksi ke-4
  • Pada tanggal 18 Tika menerima uang sebesar Rp2.500.000 untuk kebutuhan pribadi
  • Pada tanggal 20 membeli peralatan seharga Rp4.000.000 tunai
  • Tanggal 22 membayar asuransi untuk jangka waktu satu tahun sebesar Rp6.000.000
  • Tanggal 23 memberikan layanan kepada pelanggan seharga Rp250.000 tetapi belum dibayar
  • Tanggal 25, lunasi hutang pada transaksi ke-4
  • Pada tanggal 27 dibeli peralatan seharga Rp2.000.000 secara kredit
  • Tanggal 28 menerima pembayaran untuk transaksi tanggal 23 sejumlah Rp250.000
  • Pada tanggal 30 menerima Rp3.000.000 dari pelanggan untuk layanan tata rias yang akan dilakukan bulan depan

Berikut pencatatan jurnal umumnya:

Itulah contoh kasus dalam pembuatan jurnal umum. Semoga pengetahuan ini membantumu memahami dasar pembuatan jurnal umum dalam siklus akuntansi ya!

Siklus Akuntansi: Penjelasan dan Tahap yang Perlu Dilakukan

Siklus Akuntansi pada sebuah perusahaan bisa diartikan menjadi serangkaian aktivitas buat melakukan identifikasi, analisis, sampai merekam setiap perjalanan keuangan selama perusahaan berjalan.

Umumnya, proses tadi dijalankan pada kurun saat satu tahun, kemudian dalam akhir tahun output proses tadi dilaporkan pada perusahaan. Proses akuntansi ini terus berulang menciptakan sebuah alur yang dikenal menjadi Siklus Akuntansi.

Berikut penjelasan lebih lanjut.

Definisi Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi secara jelas didefinisikan sebagai proses berulang untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mencatat semua aktivitas akuntansi dalam suatu organisasi. Siklus kegiatan akuntansi ini berlangsung dalam waktu satu tahun.

Selama periode ini, semua prinsip, aturan, metode, dan teknik akuntansi diterapkan untuk mencatat semua aktivitas akuntansi perusahaan. Sebagai aturan, siklus ini dimulai pada awal tahun ketika buku dibuka dan diakhiri dengan entri penutup.

Proses akuntansi ini akan terus berlanjut dan berulang selama perusahaan masih aktif. Ini mengubah proses menjadi siklus. Adanya siklus ini membantu memecahkan masalah ini bagi pemilik bisnis.

Tahapan Siklus Akuntansi

Sebagai sebuah siklus, proses akuntansi juga memiliki berbagai tahap yang harus dilalui satu demi satu. Tujuan dari siklus ini adalah untuk menyediakan informasi akuntansi yang tepat untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Untuk mencapai tujuan ini, fase siklus akuntansi sebagai berikut:

Identifikasi Transaksi

Mengidentifikasi setiap transaksi adalah langkah pertama dalam siklus ini. Pekerjaan identifikasi ini harus dilakukan dengan benar oleh seorang akuntan, dan ini dapat dilakukan dengan mencatat semua transaksi yang terjadi.

Transaksi akuntansi yang dicatat adalah semua transaksi yang secara langsung mempengaruhi perubahan posisi keuangan perusahaan dan dievaluasi secara objektif. Transaksi yang dilakukan juga memerlukan bukti transaksi agar dapat dilakukan identifikasi.

Bukti transaksi ini dapat berupa kuitansi, faktur, nota, atau bukti lain yang dianggap sah dalam dunia akuntansi. Oleh karena itu, transaksi akuntansi harus menggunakan bukti transaksi yang dapat dicatat dan diidentifikasi oleh seorang akuntan, terutama yang berkaitan dengan perubahan posisi keuangan perusahaan.

Analisis Transaksi

Setelah tahap identifikasi, auditor harus menganalisis transaksi dalam hal dampaknya terhadap posisi keuangan perusahaan. Sistem akuntansi perusahaan selalu bekerja dengan pembukuan berpasangan.

Ini berarti bahwa semua transaksi akuntansi mempengaruhi posisi keuangan debet dan kredit dan harus dalam jumlah yang sama. Secara matematis, akuntansi biasanya menggunakan rumus.

Aset = Kewajiban + Ekuitas saat menganalisis dan menghitung transaksi yang terjadi. Sebagai contoh, perusahaan menerima investasi tunai sebesar Rp 1.000.000, peralatan dan perlengkapan sebesar Rp 500.000.

Rp 1.500.000,00 dalam bentuk tunai, perlengkapan dan perlengkapannya, sehingga transaksi tersebut dapat dianalisa. Penambahan ini merupakan peningkatan modal perusahaan sebesar Rp 1.500.000 – karena semua transaksi tersebut merupakan bagian dari modal perusahaan.

Pencatatan Transaksi dalam Jurnal

Setelah bagian akuntansi melakukan analisis transaksi, langkah selanjutnya adalah mencatat semua transaksi dalam jurnal keuangan. Dalam akuntansi, jurnal didefinisikan sebagai catatan deret waktu transaksi yang terjadi. Proses memasukkan informasi ini disebut penjurnalan.

Dalam proses penjurnalan, setiap transaksi dibagi menjadi dua
debet dan kredit. Rekaman ini dapat dilakukan dalam buku harian umum.

Catatan harus berkesinambungan dan lengkap tanpa kehilangan transaksi. Hingga kemudian di akhir memiliki jumlah debit dan kredit yang sama.

Posting Buku Besar

Setelah dicatat dalam jurnal, akuntan menginput semua transaksi ke buku besar. Secara umum, buku besar dapat diartikan sebagai kumpulan akun akuntansi yang berisi informasi tentang aset tertentu yang dicatat selama periode waktu tertentu. Sebuah perusahaan pasti memiliki berbagai daftar akun buku besar.

Setiap akun dalam buku besar diberi nomor kode tertentu. Tujuannya adalah untuk memudahkan proses identifikasi dalam jurnal.

Selain itu, akuntan dapat dengan mudah meninjau atau melihat referensi transaksi yang dicatat dalam buku besar.

Menyusun Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian

Langkah selanjutnya dalam siklus akuntansi yang dilakukan oleh akuntan adalah membuat neraca saldo dan membuat jurnal penyesuaian. Neraca saldo berisi daftar saldo setiap akun dalam buku besar untuk periode tertentu.

Saat menulis neraca saldo, saldo buku besar harus digabungkan dan tetap sama. Jika dalam keadaan tertentu ternyata transaksi tersebut tidak dicatat atau neraca saldo salah, akuntan wajib membuat jurnal koreksi.

Pembuatan jurnal penyesuaian ini bersifat periodik dan prosesnya sama dengan jurnal umum. Setelah dicatat dalam jurnal penyesuaian, hasil laporan keuangan menjadi nyata.

Penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan

Tahapan berikutnya dalam siklus akuntansi adalah penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian dan Laporan Keuangan. Neraca Saldo Penyesuaian dibuat dengan berdasarkan pada buku Neraca Saldo yang sudah dibuat sebelumnya dengan memperhatikan Jurnal Penyesuaian.

Saldo-saldo tersebut terbagi ke dalam kelompok aktiva dan pasiva sesuai dengan statusnya. Kemudian disusun hingga jumlah saldo keduanya sama besar. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Neraca Saldo Penyesuaian ini adalah jumlah saldo pada Aktiva maupun Pasiva berjumlah sama besar.

Bila tidak, maka terjadi kesalahan dalam perhitungan dan tidak bisa dibuat Laporan Keuangannya. Laporan Keuangan ini dibuat setelah jumlah saldo Aktiva dan Pasiva pada buku Neraca Saldo berjumlah sama besar.

Dalam Laporan Keuangan disusun beberapa laporan seperti laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan neraca yang menghitung likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas. Selanjutnya, akuntan masuk ke dalam tahapan terakhir yakni pembuatan Jurnal Penutup.

Menyusun Jurnal Penutup

Tahap akhir dari siklus ini adalah penyusunan jurnal penutup oleh akuntan. Ayat jurnal penutup ini dibuat pada akhir periode akuntansi dengan menutup akun nominal atau laba rugi. Untuk menutup dua akun, caranya bisa dengan membuat nihil nilai rekening tersebut.

Tujuan penutupan akun ini adalah untuk memverifikasi aliran di sumber selama periode penagihan saat ini. Setelah akun tersebut selesai, kamu dapat menggunakan jurnal penutup ini untuk mengukur aktivitas yang terjadi selama periode tersebut.

Periode berikutnya membantu jurnal penutup untuk memulai kembali pada siklus jurnal berikutnya.

Menyusun Nerasa Saldo dan Jurnal Pembalik

Tahapan siklus proses akuntansi periode sebelumnya dapat diselesaikan dengan membuat jurnal penutup. Proses pembuatan neraca saldo dan jurnal pembalik bersifat opsional dan dapat dijalankan atau tidak.

Pada fase ini, neraca saldo berisi saldo akun perpetual dari akun buku besar setelah jurnal penutup. Jurnal pembalik dirancang untuk memudahkan proses pencatatan transaksi tertentu, terutama yang selalu berulang.

Itulah penjelasan sederhana mengenai siklus akuntansi yang harus kamu pahami. Semoga informasi ini membuka wawasan dasarmu!