Tag Archives: simon loong

Digital Bank WeLab Indonesia

Startup Fintech Hong Kong WeLab Akuisisi Bank Jasa Jakarta, Siap Bersaing di Industri Bank Digital Indonesia

Startup fintech asal Hong Kong WeLab siap bersaing di industri bank digital Indonesia. WeLab resmi mengakuisisi PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) untuk mendirikan bank digital yang diperkirakan beroperasi pada paruh kedua 2022.

Berdasarkan keterangan resminya, konsorsium WeLab melalui Welab Sky Limited (WeLab Sky) menandatangani kesepakatan dalam Share Purchase and Subscription Agreement dengan seluruh pemegang saham BJJ untuk menjadi pengendali tunggal.

Sebagai langkah awal, WeLabSky telah menggenggam 24% saham BJJ, yang mana saham tersisa untuk dikendalikan secara mayoritas akan diselesaikan usai memperoleh persetujuan dari regulator terkait, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun, J. P Morgan bertindak sebagai penasihat keuangan WeLab pada aksi akuisisi ini.

Langkah WeLab telah menarik minat investor baru dan lama (existing) untuk mengucurkan dana sebesar $240 juta atau sekitar Rp3,46 triliun–juga mengklaim sebagai pendanaan fintech terbesar di Indonesia di 2021–demi melancarkan aksi korporasi ini.

Founder &  Chief Executive WeLab Simon Loong menegaskan bahwa BJJ telah membangun reputasi yang sangat baik sebagai bank ritel terpercaya di Indonesia selama lebih dari 40 tahun.

“Kami tak sabar membangun landasan ini, berbekal keahlian fintech dan kesuksesan kami mengoperasikan bank digital berlisensi di Hong Kong, untuk membangun tech-driven digital bank yang akan memberikan layanan keuangan inklusif bagi masyarakat Indonesia

Sementara itu, Presiden Direktor BJJ Handrie Wirawan meyakini pengalaman dan keahlian WeLab di industri fintech dan digital banking dapat mendorong BJJ untuk meningkatkan layanan keuangan dengan dukungan teknologi.

“Kami senang menyambut WeLab sebagai pemegang saham baru dan membawa BJJ ke era baru digital banking. BJJ telah melalui transformasi digital sejak 2018, dan inisiatif strategis ini sejalan dengan komitmen dan visi kami dalam menawarkan layanan perbankan ke banyak konsumen,” paparnya.

Profil perusahaan

WeLab merupakan startup p2p lending yang beroperasi di tiga negara melalui tujuh merek produk keuangan, di antaranya WeLend dan WeLab Bank di Hong Kong; WeLab Digital, Taoxinji, Wallet Gugu, dan Tianmian Tech di Tiongkok; serta Maucash di Indonesia.

Sedikit informasi, Maucash merupakan produk keuangan milik Astra WeLab Digital yang merupakan usaha patungan (joint venture) milik Astra Financial dan WeLab yang didirikan di 2018. Dengan demikian, bank digital ini akan menjadi portofolio bisnis kedua WeLab di Indonesia setelah Maucash.

WeLab Bank tercatat telah memiliki 50 juta pengguna dan menyalurkan pinjaman lebih dari $10 miliar. Sementara, WeLab mengantongi 150 ribu pengguna digital banking di Hong Kong.

Sementara, Bank Jasa Jakarta merupakan bank ritel yang menawarkan produk simpanan, pinjaman, dan layanan perbankan. BJJ memiliki 11 kantor cabang pembantu dan tiga kantor kas dengan jaringan ATM tergabung dalam jaringan Prima di seluruh kota besar Indonesia.

Produk lending dan wealth

Mengutip Business Times, Loong mengatakan akan membawa pengalaman membangun WeLab Bank dan keahliannya di bidang fintech sebagai keuntungan kuat masuk ke bank digital. Terlebih, industri dan model bisnis bank digital masih terbilang baru di Indonesia.

Perpaduan antara pengetahuan mendalam tentang pengoperasian aset perbankan dan kultur agile perusahaan teknologi dinilai menjadi strateginya agar berhasil mengoperasikan bank digital.

“Kami punya 2-3 tahun untuk memulai membangun dan mengoperasikan bank digital. Banyak perusahaan masih bicara tentang [bagaimana] membangun bank, sedangkan produk kami justru sudah siap,” paparnya.

Selain deposit, pinjaman, dan pembayaran, Loong mengungkap akan merilis produk wealth yang mana akan tersedia pula di bank digital Indonesia. Ia menilai kehadiran produk wealth ini akan menjadi jalan masuk bagi bank digital baru ini untuk menuju break even point (BEP).

Sebagaimana diketahui, langkah serupa sudah lebih dulu dilakukan oleh sejumlah startup dan bank di Indonesia demi mengambil ceruk pasar pada kalangan kurang terlayani (underbanked) dan belum terlayani (unbanked) oleh produk keuangan.

Ambil contoh, Gojek bersama Bank Jago (awalnya Bank Artos), Akulaku dan Bank Neo Commerce (awalnya Bank Yudha Bhakti), dan Sea Group (induk Shopee) dengan Seabank (awalnya Bank Kesejahteraan Ekonomi).

Sementara, bank asing yang beroperasi di Indonesia dan memiliki posisi serupa dengan WeLab juga di antaranya ada Bank DBS (Singapura) melalui Digibank dan UOB (Singapura) melalui produk TMRW.

Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company di 2019, jumlah kalangan underbanked di Indonesia mencapai 47 juta, sedangkan 92 juta di antaranya adalah unbanked.

Application Information Will Show Up Here
Astra Group and WeLab Establish "AWDA" Fintech Lending Company

Astra Group Partners with WeLab to Establish a Fintech Lending Company Named AWDA

Astra Group, through its investment arm Sedaya Multi Investama (SMI), with p2p lending company from Hong Kong and China WeLab, founded a fintech lending joint venture named Astra WeLab Digital Arta (AWDA). It is Astra’s attempt to fill the gap of fintech lending industry in Indonesia.

The launching of AWDA, Wed (9/5), was attended by Astra International’s management, Astra Financial’s subsidiaries, Financial Service Authority (OJK), and WeLab representatives. AWDA becomes the eleventh company under Astra Financial, a company engaged in financial services.

Suparno Djasmin, Astra International Director explained, SMI has 60% of AWDA shares while WeLab owns the remaining 40%. Both are committed to increasing the capital deposit up to $21 million (around Rp315 billion) in order to support AWDA business in the future. In terms of operation, AWDA will be fully under FIF Group, Astra’s investment arm.

“AWDA is a collaboration of two powers, with Astra dominating the automotive and financial industry, also WeLab having the innovative financial product can boost up the financial inclusion,” he explained.

According to Djasmin, Astra partners with WeLab because they have expertise in fintech lending, in terms of innovation and technology. WeLab business has been operating in Hong Kong and China with the total customers of 30 million.

Simon Loong, WeLab’s CEO and Founder added, WeLab has been eyeing Indonesia since 2016 by studying its market condition. As the conclusion, Indonesia has a similar condition to China in its previous years. Indonesia has become the third market for WeLabs penetration after China in 2014.

“On our side, there will be knowledge transfer for AWDA local talents. We’ll also develop two products we’ve previously mastered, individual and corporate lending.”

AWDA business plan

At the same occassion, AWDA introduces the availability of the Maucash app. It’s currently available for Android. Rina Apriana, AWDA’s President Director explained, Maucash has two lending products, Maucepat and Mauringan.

Maucepat provides lending from Rp1million to Rp3.5 million within 10-30 days tenor. Mauringan provides Rp2 million to Rp8 million with longer tenor of 3-6 months.

“We specifically targeting young people who familiar with the technology for Maucash customers. They can get an easy access for loans and hopefully meet their expectation,” she explained.

This year, AWDA will market their products in sequence through FIF group network. There are 12 target cities, six are in Java and the rest are outside the island. In the early stage, AWDA is expected to acquire 5 thousand customers.

“Next, we expect to grow exponentially upon the ecosystem synergy from Astra Financial or Astra Group,” Djasmin added.

Similar to other p2p lending players, Apriana explained the lending source will be from two sources, either from internal (Astra Group) or external (institutional investor and individual investors).

Currently, individual investors is not able to invest in Maucash. AWDA is still observing the right model to be implemented.

Before the official launching, AWDA has acquired the registration license from OJK and Kominfo for electronic-based service providers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Astra Group dan WeLab Dirikan Perusahaan Fintech Lending "AWDA"

Astra Group dan WeLab Dirikan Perusahaan Fintech Lending “AWDA”

Astra Group, lewat anak usaha Sedaya Multi Investama (SMI), bersama WeLab, perusahaan p2p lending asal Hong Kong dan Tiongkok, mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di fintech lending Astra WeLab Digital Arta (AWDA). AWDA menjadi cara Astra meramaikan potensi fintech lending di Indonesia yang masih mengalami gap yang cukup lebar.

Peluncuran AWDA hari ini, Rabu (5/9), turut dihadiri oleh jajaran manajemen Astra Internasional, anak-anak usaha di bawah Astra Financial, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perwakilan dari WeLab. AWDA menjadi perusahaan kesebelas yang bernaung di bawah Astra Financial, perusahaan yang bergerak di jasa keuangan.

Direktur Astra Internasional Suparno Djasmin menjelaskan, SMI memiliki porsi saham 60% AWDA, sedangkan sisanya 40% dimiliki oleh WeLab. Keduanya berkomitmen untuk menambah modal setor ke AWDA hingga $21 juta (sekitar 315 miliar Rupiah) demi menunjang bisnis AWDA ke depannya. Untuk operasionalnya, AWDA akan sepenuhnya ada di bawah naungan FIF Group, anak usaha Astra di bidang pembiayaan.

“AWDA merupakan kolaborasi dari dua kekuatan, Astra punya brand yang kuat di otomotif dan finansial, dan WeLab yang memiliki produk finansial yang inovatif bisa meningkatkan inklusi keuangan,” terang Suparno.

Menurutnya, Astra menggandeng WeLab karena mereka memiliki expertise yang baik untuk fintech lending, baik dari segi inovasi dan teknologi yang dipakai. WeLab secara bisnis telah beroperasi di Hong Kong dan Tiongkok, bila diakumulasi diklaim total nasabahnya mencapai 30 juta orang.

CEO dan Founder WeLab Simon Loong menambahkan, sebenarnya pihak WeLab sudah mengincar pasar Indonesia sejak 2016 dengan mulai mempelajari kondisi pasar terlebih dahulu. Dari kesimpulannya, kondisi Indonesia ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Tiongkok pada tahun-tahun sebelumnya. Indonesia menjadi pasar ketiga yang disambangi WeLab, setelah Tiongkok pada 2014 lalu.

“Dari pihak kami, akan ada transfer knowledge untuk para talenta lokal AWDA. Kami pun akan mengembangkan dua produk yang sebelumnya sudah sangat kami kuasai, yaitu pinjaman ke individu dan korporat.

Rencana bisnis AWDA

Pada saat yang bersamaan, AWDA merilis aplikasi Maucash, sementara baru tersedia untuk versi Android. Presiden Direktur AWDA Rina Apriana menerangkan ada dua produk pinjaman yang ditawarkan, Maucepat dan Mauringan.

Maucepat memberikan pinjaman dari Rp1 juta sampai Rp3,5 juta dengan tenor 10-30 hari. Sedangkan Mauringan memberikan pinjaman Rp2 juta sampai Rp8 juta dengan tenor yang sedikit lebih panjang 3-6 bulan.

“Kami secara khusus menargetkan nasabah usia muda yang paham dengan teknologi untuk menjadi nasabah Maucash. Mereka jadi bisa mendapatkan kemudahaan saat mencari pinjaman, semoga bisa tepat dengan apa yang kami berikan,” terang Rina.

Dalam tahun ini, AWDA akan mulai dipasarkan secara bertahap lewat jaringan FIF Group. Ada 12 kota yang disasar, enam di dalam Pulau Jawa dan sisanya di luar Pulau Jawa. Diharapkan pada tahap awal ini AWDA bisa memperoleh 5 ribu nasabah.

“Berikutnya kami bisa tumbuh lebih eksponensial, apalagi akan ada sinergi ekosistem yang akan dilakukan baik dari Astra Finansial maupun Astra Group,” tambah Suparno.

Sama seperti pemain p2p lending lainnya, Rina menjelaskan untuk sumber dana pinjaman, pihaknya akan membuka dari dua sumber dari institusi, baik dari internal Astra Group maupun dari institusi eksternal dan investor individu.

Untuk saat ini, investor individu masih belum bisa berinvestasi di Maucash. AWDA masih melakukan proses kajian model seperti apa yang cocok untuk diterapkan.

Sebelum diresmikan ke publik, AWDA sudah mengantongi surat tanda terdaftar dari OJK dan Kominfo untuk izin penyelenggara jasa berbasis elektronik.

Application Information Will Show Up Here