Tag Archives: sistem pembayaran digital

Pendanaan Oy!

Oy! Konfirmasi Pendanaan Seri A Senilai 427 Miliar Rupiah dan Statusnya sebagai Centaur

Hari ini (23/9), Oy! resmi mengumumkan perolehan pendanaan seri A senilai $30 juta atau setara 427 Miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh SoftBank Ventures Asia dengan keterlibatan MDI Ventures, Pavilion Capital, AC Venture, CCV, Wavemaker, PT SAT, Saison Capital Pte. Ltd., dan Orion Advisors.

Sebelumnya, pertama kali kami mengabarkan tentang perolehan pendanaan ini pada Juli 2021 lalu. Kala itu pihak terkait masih enggan memberikan komentar lebih lanjut.

Rencananya, pendanaan ini akan digunakan untuk ekspansi bisnis dan memperkuat infrastruktur layanan keuangannya di Indonesia. Beberapa investor sebelumnya seperti Temasek dan Alternate Ventures juga terus berkontribusi dalam membantu operasional bisnis perusahaan.

Didirikan pada tahun 2018, Oy! memosisikan dirinya sebagai aplikasi solusi finansial. Tidak hanya transfer gratis, mereka juga melengkapi layanan dengan fitur-fitur pembayaran yang telah terhubung dengan kartu debit. Saat ini Oy! Indonesia sudah bekerja sama dengan 80 bank dan telah memiliki lisensi dari Bank Indonesia untuk kegiatan transaksi ini.

Founder & CEO Oy! Indonesia Jesayas Ferdinandus mengungkapkan, “Kami saat ini sedang menikmati pertumbuhan yang luar biasa dengan total valuasi lebih dari $100 juta atau setara dengan Rp. 1,4 triliun, ini menempatkan Oy! Indonesia sebagai startup yang sukses menyandang predikat centaur.”

Dalam wawancara bersama media lokal di acara Fintech Week bulan Juni lalu, Jesayas juga berbagi informasi terkait pertumbuhan volume transaksi Oy! yang mencapai 20-30% setiap bulannya. Hal ini bermula sejak masa PSBB yang pertama hingga saat ini seiring pulihnya daya beli masyarakat Indonesia.

Sementara kegiatan offline sudah mulai kembali normal, pihaknya juga menyebutkan tengah menyiapkan layanan sharing service yang bisa digunakan semua perusahaan fintech untuk menjangkau konsumen secara offline. Inovasi ini disebut sebagai hasil kolaborasi bersama beberapa bank dan Bank Indonesia. Hal ini ditengarai karena 70-80% pengguna Oy! adalah korporasi yang membutuhkan infrastruktur transaksi baik online maupun offline.

Jesayas juga menyebutkan bahwa pertumbuhan yang tengah dialami ini harus didukung dengan komitmen untuk mewujudkan visi Oy! Indonesia sebagai penyedia infrastruktur agregator sistem pembayaran terbaik dan terlengkap di Indonesia.

Melalui transformasi dan ekspansi yang berkelanjutan, Oy! Indonesia berencana untuk terus memperkuat layanannya sebagai sistem pembayaran yang memfasilitasi semua transaksi keuangan, mulai dari kebutuhan sehari-hari individu hingga kebutuhan bisnis di antara beberapa institusi, seperti bank umum, bank digital, p2p lending, e-money, dan perusahaan fintech lainnya.

Solusi sistem pembayaran digital di Indonesia

Solusi sistem pembayaran digital terbukti bisa menjadi pilar utama bagi kelanjutan bisnis selama pandemi Covid-19. Hal ini ditunjukkan dari terus meningkatnya transaksi menggunakan uang elektronik di Indonesia yang mencapai Rp24,8 Triliun per Agustus 2021. Selain itu, Bank Indonesia juga mencatat nilai transaksi digital banking sebanyak Rp3.468,4 triliun atau tumbuh sebanyak 61,80%.

Pesatnya perkembangan digital kian mengubah kebiasaan konsumen dalam bertransaksi. Mereka lebih rasional terhadap harga. Mencari layanan yang memberikan harga yang murah, proses mudah, termasuk layanan transfer uang antar rekening. Hal ini telah membuka peluang bisnis yang besar bagi penyedia jasa transfer.

Terkait solusi sistem pembayaran, Partner SoftBank Ventures Asia, Cindy Jin mengungkapkan, “Kami berpikir bahwa solusi sistem pembayaran tidak hanya merupakan peluang pasar yang besar tetapi juga dapat meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. Oleh karena itu, kami menghargai apa yang telah dibangun oleh Oy! Indonesia, yaitu membangun infrastruktur keuangan di berbagai metode pembayaran baik online dan offline.”

Dalam sektor ini, persaingan ketat terjadi antara Oy! dan Flip. Sementara Flip dan Oy! berlomba-lomba menyediakan solusi yang lebih efisien, beberapa layanan dompet digital seperti DANA, LinkAja atau Ovo juga menyediakan opsi transfer tanpa atau dengan biaya admin yang lebih kecil.

Application Information Will Show Up Here

Makin Serius di Bidang Fintech, Razer Akuisisi MOL

Razer belum lama ini memulai debutnya di ranah e-commerce dengan membuka toko game digitalnya sendiri. Selain bertujuan untuk mendongkrak bisnis utama Razer di bidang penjualan hardware, Razer Game Store pada dasarnya juga menjadi medium yang pas untuk sistem pembayaran digital Razer yang bernama zVault.

Razer tampaknya melihat bidang payment ini sebagai industri yang berprospek cerah. Pasalnya, mereka baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk mengakuisisi MOL. MOL, bagi yang tidak tahu, adalah salah satu perusahaan fintech terbesar di Asia Tenggara – meski beberapa orang mungkin lebih mengenalnya sebagai perusahaan yang mengakuisisi Friendster.

Sebelum ini, Razer sebenarnya sudah mengucurkan dana nyaris $20 juta untuk menjadi salah satu investor MOL, tepatnya pada bulan Juni tahun lalu ketika MOL ditunjuk menjadi distributor utama zGold (mata uang dalam sistem zVault). Kerja sama tersebut berujung pada penggantian branding MOLPoints menjadi zGold-MOLPoints.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, Razer berniat untuk menyatukan platform pembayaran digital MOL dengan zVault, yang semestinya berarti MOLPoints akan digantikan sepenuhnya oleh zGold. Ini merupakan berita baik bagi Razer yang memang tengah mencoba peruntungannya di industri e-commerce dan payment di Asia Tenggara, seperti bisa dilihat dari keputusannya menggandeng Lazada sebagai channel resmi toko game digitalnya tidak lama setelah meresmikan Razer Game Store.

CEO Razer, Min-Liang Tan juga bilang bahwa akuisisi ini dapat membantu memuluskan realisasi sistem pembayaran RazerPay untuk negara Singapura yang sempat ia cetuskan tahun lalu. Dengan mengakuisisi MOL, Razer tak hanya bisa membuktikan skala besarnya, tapi juga meyakinkan regulator bahwa mereka memang punya teknologi yang tepat.

Sumber: TechCrunch.