Pernah mendengar nama Vision Research? Mereka adalah perusahaan di balik lini kamera Phantom, kamera berkecepatan tinggi yang menjadi andalan channel YouTube populer macam The Slow Mo Guys.
Phantom sendiri terdiri dari beberapa seri yang berbeda. Salah satu seri yang menarik adalah Phantom VEO, yang dideskripsikan sebagai kamera high-speed yang compact tapi rugged, dengan rangka bodi yang terbuat dari aluminium utuh. Panjang tiap-tiap sisinya cuma berkisar 13 cm, dan bobotnya di kisaran 2,7 kg.
VEO yang paling baru adalah VEO 1310, diklaim sebagai VEO yang paling sensitif terhadap cahaya. Dalam mode monokrom, VEO 1310 mencatatkan native ISO paling tinggi 25.000, sedangkan dalam mode warna paling tinggi 6400. Ini diwujudkan berkat penggunaan sensor CMOS 1 megapixel berukuran 23 mm x 17,3 mm – ukuran pixel individualnya sangat besar (18 µm) sehingga dapat menyerap lebih banyak cahaya.
Sebagai bagian dari keluarga Phantom, VEO 1310 tentu mampu merekam dalam kecepatan luar biasa tinggi. Paling tinggi di 423.350 fps, tapi itu hanya dalam resolusi 320 x 12 pixel. Yang lebih ideal adalah 14.350 fps, yang dapat dicapai pada resolusi 1280 x 720 alias HD, atau 10.860 fps pada resolusi 1280 x 960.
VEO 1310 bukanlah Phantom yang paling cepat, tapi angka ini sudah tergolong sangat lumayan, apalagi jika melihat dimensinya yang ringkas. Frame rate yang demikian tinggi berarti data yang disimpan bakal sangat besar, dan itulah mengapa VEO 1310 hadir dalam tiga varian kapasitas penyimpanan internal: 18 GB, 36 GB, dan 72 GB.
Selain itu, VEO 1310 juga bakal ditawarkan dalam dua versi: L (Light) dan S (Full). Versi S-nya ini mengemas enam input/output ekstra, kontrol kamera, serta slot kartu CFast 2.0. Selebihnya, kedua versinya identik, termasuk halnya dudukan lensanya yang bisa dilepas-pasang; sehingga pengguna dapat memasangkan lensa-lensa Nikon, Canon EF, C, dan PL, lengkap dengan dukungan kontrol secara elektronik.
Vision Research sejauh ini belum mengungkapkan harga jual VEO 1310 maupun jadwal pemasarannya. Yang pasti jauh dari kata murah.
Ketika diperkenalkan perdana di Indonesia, Samsung pernah menjelaskan bahwa duet Galaxy S9 diracik demi memenuhi segala kebutuhan generasi sosial media. Beberapa fitur unik yang menjadi andalan Galaxy S9 dan S9+ meliputi AR Emoji, pemanfaatan aperture ganda dan janji kepiawaian pengambilan gambar di kondisi temaram, hingga dukungan Super Slow-Mo.
Dari telinga pengguna awam, kemampuan-kemampuan di atas memang terdengar ‘terlalu canggih’. Fungsi fotografi di smartphone contohnya. Mayoritas orang biasanya lebih sering melakukan pengambilan gambar di mode auto. Samsung Galaxy S9 dan S9+ sendiri menjadi penengah antara user ahli dan pemula: penjepretan di auto tetap mampu menghasilkan gambar-gambar apik, tapi kedua smartphone juga mempersilakan mereka yang lebih berpengalaman mengoprek setting lebih jauh.
Dengan penggunaan sosial media yang begitu luas, Samsung menyadari bahwa menciptakan konten telah menjadi kebiasaan manusia di era digital. Dan melalui workshop media minggu ini yang dilaksanakan di pulau Lombok, sang raksasa elektronik Korea Selatan itu mengungkapkan segala macam tip serta trik yang dapat membuat karya-karya Anda jadi istimewa berbekal S9 dan S9+ – baik saat mencoba menciptakan foto maupun video.
Di bawah ini, Anda bisa menyimak rangkuman tip esensial yang saya kumpulkan dari sesi sharing dua fotografer berpengalaman di acara lokakarya Samsung tersebut.
Video dan fitur super slow motion
Sesi workshop video dipandu oleh David Soong selaku founder Axioo dan Sweet Escape. Di bagian ini, David fokus pada satu fitur distingtif bertajuk Super Slow-Mo. Mungkin Anda sudah pernah mendengar sebelumnya, Super Slow-Mo memungkinkan kamera merekam di 960-frame per detik, membuat bagian-bagian di video bergerak lebih lambat dengan meregang action berdurasi 0,2 detik jadi enam detik. Dalam satu video, Super Slow-Mo dapat digunakan sampai 20 kali.
Efeknya, Super Slow-Mo membuat adegan biasa – seperti saat menemani buah hati berenang atau sewaktu mendampingi pasangan Anda memasak – menjadi begitu dramatis. Ketika membuat video gerakan lambat via metode tradisional membutuhkan perangkat keras serta software yang memadai, Super Slow-Mo dapat dilakukan secara sederhana lewat satu dua langkah saja. Anda hanya tinggal masuk ke aplikasi kamera dan memilih mode.
Saya akui, latihan dan jam terbang memang dibutuhkan untuk menghasilkan video slow motion yang memuaskan. Anda juga perlu mengetahui kapan saat yang tepat buat menggunakan mode auto dan kapan mode manual diperlukan.
Di mode manual, Super Slow-Mo aktif setelah Anda menekan tombol sekunder sesudah perekaman dimulai. Di mode auto, Anda tinggal menentukan zona slow motion, lalu gerakan di dalam area tersebut akan memicu Super Slow-Mo secara otomatis.
Terlepas dari dua mode tersebut, David menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan:
1. Memilih objek utama yang akan direkam
Semakin cepat gerakan objeknya, maka kian dramatis pula efek Super Slow-Mo-nya. Tak perlu muluk-muluk, Anda bisa memilih anggota keluarga atau bahkan orang asing ketika mereka sedang beraktivitas sebagai modelnya. Beberapa contoh skenarionya: saat si kecil sedang melompat ke kolam renang atau sewaktu ada atlet berlari di lintasan.
2. Perhatikan kondisi pencahayaan
Dukungan cahaya yang konsisten merupakan faktor wajib agar kita bisa mendapatkan video super slow motion yang memuaskan, karena perubahan sedikit saja (walaupun kita tidak merasakannya) betul-betul memengaruhi hasilnya. Menurut David, matahari ialah sumber cahaya paling ideal karena intensitasnya stabil dan frekuensinya sempurna. Jika mengandalkan pencahayaan buatan seperti lampu, boleh jadi Super Slow-Mo malah mengekspos efek flickering yang tidak dapat dilihat mata.
3. Sempurnakan dengan musik
Sesudah sebuah adegan selesai direkam dan Anda puas pada hasilnya, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah menambahkan musik latar belakang. Samsung telah menyediakan beragam preset dengan tema berbeda. Alternatifnya, Anda dapat memasukkan lagu favorit di video tersebut.
Foto ‘kece’ untuk sosial media
Setelah segmen video usai, giliran Putri Anindya yang maju ke depan untuk membagikan sebagian ilmu dan pengalamannya dalam menciptakan foto-foto menarik. Gadis dengan sapaan akrab Puan ini ialah seorang fotografer yang juga aktif di sosial media. Silakan kunjungi akun Instagram-nya, dan Anda akan melihat ribuan foto travel dan landscape super-cantik. Puan bilang, foto-foto tersebut ia unggah sebagai cara berbagi cerita serta inspirasi.
Dalam menciptakan foto, Puan menekankan pentingnya melakukan hal yang Anda sukai dan mengeksekusinya secara konsisten. Dan ketika Anda sudah mempersenjatai diri dengan perangkat fotografi mumpuni, maka selanjutnya Anda perlu memerhatikan aspek-aspek di bawah ini:
1. Pastikan lensa kamera sudah bersih
Merupakan hal paling standar, tapi karena modul lensa kamera Galaxy S9 dan S9+ jadi bagian dari smartphone, tidak jarang sentuhan tangan kita meninggalkan bekas sidik jari di sana. Kotoran tentu saja bisa membuat gambar jadi buram.
2. Perhatikan leading lines
Puan menjelaskan, leading lines adalah garis-garis yang bisa membimbing pandangan kita menuju objek utama dalam foto. ‘Garis-garis’ ini bisa menjelma dari berbagai hal: pola-pola di lantai/tanah, pilar-pilar yang berjejer, hingga gundukan-gundukan pasir pantai sewaktu air laut surut.
3. Eksperimen dengan perspektif berbeda
Sudah menjadi kebiasaan bagi kita memotret dengan posisi perangkat tidak jauh dari mata, namun Puan sangat menyarankan agar kita mencoba sudut pandang berbeda – misalnya kamera menyentuh tanah dan menjepret dari sudut yang dramatis. Berkat sertifikasi IP68 di Galaxy S9 dan S9+, Anda tidak perlu khawatir ketika ingin mengambil foto tepat dari atas permukaan air.
4. Lengkapi foto dengan bingkai ‘natural’
Ada masanya ketika membubuhkan frame di foto menjadi tren populer, namun menurut Puan, menciptakan bingkai alami membuat hasil jepretan jauh lebih atraktif serta berfungsi mengarahkan fokus pemerhati foto ke objek utamanya. Frame bisa lahir dari berbagai benda: pohon, celah di tembok, atau bahkan memanfaatkan tangan Anda sendiri.
5. Tentukan elemen unik di momen berbeda
Di mana pun dan foto apapun yang ingin dibuat, Anda perlu menemukan dan menentukan objek (atau subjek) utama yang ingin di-highlight. Galaxy S9+ dapat mempermudah kita melakukannya karena kehadiran setup kamera ganda memungkinkan smartphone menciptakan foto bokeh.
6. Jangan lupa menikmati pemandangan langsung dengan mata Anda sendiri
Meski mengabadikan momen-momen via lensa kamera sangat mengasikkan, Puan juga mengingatkan agar kita tidak lupa menikmati keindahan alam beserta penghuninya secara langsung. Tak usah buru-buru, foto-foto koleksi Anda tidak akan ke mana-mana dan bisa diunggah di lain kesempatan.
–
Selamat mencoba!
Update: saya menambahkan tiga video sampel fitur Super Slow-Mo.
Video slow-motion sederhananya tercipta dari video yang direkam dalam kecepatan tinggi, yang kemudian ditonton dalam kecepatan normal. Menggunakan smartphone, kita bisa merekam dalam kecepatan 240 fps, sedangkan menggunakan kamera seperti Sony RX100 V, kecepatannya meningkat drastis menjadi 960 fps.
Ketika video diputar dalam kecepatan normal 30 fps, ini berarti kita menonton videonya dalam kecepatan 32 kali lebih lambat dari adegan aslinya. Namun ini semua tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kamera yang diciptakan secara khusus untuk keperluan slow-motion, seperti kamera bernama Phantom v2640 berikut ini.
Dikembangkan oleh Vision Research, Phantom v2640 sebenarnya ditujukan buat kalangan peneliti maupun engineer. Sensor yang dikemasnya memang cuma beresolusi 4 megapixel (2048 x 1952 pixel), akan tetapi ia sanggup merekam video dalam kecepatan 6.600 fps di resolusi ini.
Kalau resolusinya diturunkan menjadi 1920 x 1080 pixel, kecepatannya malah bisa ditingkatkan lagi menjadi 11.750 fps. Masih kurang cepat? Ganti mode perekamannya menjadi mode monokrom, maka Phantom v2640 siap merekam dalam kecepatan 25.030 fps. Dalam mode ini, kondisi pencahayaan yang minim pun bukan masalah mengingat ISO-nya bisa mencapai angka 16.000.
Salah satu rahasianya terletak pada kemampuan kamera merekam dengan shutter speed secepat 142 nanodetik, alias 0,000142 milidetik. Di samping itu, kamera turut dilengkapi media penyimpanan internal sebesar 288 GB, serta port Ethernet 10 Gb untuk memindah hasil rekaman ke komputer dengan cepat.
Sejauh ini belum ada informasi mengenai harga jual Phantom v2640, tapi bisa dipastikan harganya jauh dari kata murah – ingat, target pasarnya adalah para peneliti dan engineer, bukan konsumen umum. Kalau masih penasaran sekeren apa adegan slow-motion yang bisa ditangkapnya, tonton saja video di bawah.
Sudah bukan rahasia apabila smartphone–smartphone dengan kamera terbaik yang ada di pasaran menggunakan sensor buatan Sony. Pada kenyataannya, bisnis sensor CMOS ini merupakan salah satu bisnis tersukses Sony. Kendati demikian, menjadi pemimpin tidak menghentikan hasrat Sony untuk terus berinovasi di ranah ini.
Baru-baru ini, Sony mengumumkan bahwa mereka tengah mengembangkan sensor CMOS untuk smartphone yang amat istimewa. Istimewa karena sensor ini terdiri dari tiga lapisan, dimana yang berada di tengah merupakan chip DRAM. Desain semacam ini sejatinya sudah Sony terapkan pada lini kameranya, dimulai dari Sony RX100 IV.
Keuntungannya, performa kamera jadi meningkat sangat drastis. Berdasarkan klaim Sony, sensor ini sanggup menangkap gambar 19,3 megapixel dalam waktu 1/120 detik saja, atau empat kali lebih cepat dari sensor konvensional. Hasilnya, problem rolling shutter yang kerap dijumpai saat memotret objek berkecepatan tinggi bisa diminimalkan meskipun smartphone tidak memiliki shutter mekanik.
Namun yang justru lebih mengejutkan lagi adalah kemampuannya merekam video super slow-motion dalam kecepatan yang sangat fenomenal, secepat 1.000 fps tepatnya, dan dalam resolusi full-HD. Dibandingkan Google Pixel misalnya, angka ini sekitar 8x lebih cepat.
Kecepatan setinggi ini pada dasarnya memungkinkan Anda untuk melihat benturan bola bisbol dan tongkatnya maupun atraksi lompat jauh secara mendetail. Hebatnya lagi, karena chip DRAM telah terintegrasi ke sensor, mode super slow-mo ini bisa diterapkan oleh smartphone apapun dengan chip pengolah gambar standar.
Masih seputar slow-mo, Sony sempat menjelaskan kalau mode atau fitur ini nantinya bisa aktif secara otomatis ketika smartphone mendeteksi suatu gerakan cepat. Meski baru masuk tahap pengembangan, potensinya sangatlah menjanjikan. Buat yang ragu, silakan tonton video di bawah ini.
Bicara soal action cam, kualitas gambar masih lebih diprioritaskan ketimbang faktor-faktor lainnya, seperti ketangguhan fisik atau ketersediaan aksesori. Rata-rata action cam terkini sudah bisa menghasilkan video yang apik di siang hari, tapi di saat petang, situasinya pun berubah. Continue reading Action Cam Panasonic HX-A1 Dapat Melihat dalam Kegelapan→
Bagi kalangan casual, judul Superhot dan Hotline Miami mungkin kurang begitu akrab di telinga. Superhot adalah game shooter indie yang diperkenalkan di Kickstarter, sedangkan Hotline Miami ialah permainan action bertempo cepat dengan gaya 2D retro. Keduanya tidak memiliki banyak persamaan hingga Superhotline Miami diperkenalkan oleh Florian Dufour. Continue reading Game Hybrid Hotline Miami dan Superhot Ini Bisa Dimainkan Gratis via Browser→
YouTube telah menambahkan fitur baru pada layanan mereka yang bisa membuat video yang Anda unggah menjadi tampak bergerak lambat. Fitur slow motion kini tersedia di YouTube.