Tag Archives: smart display speaker

Amazon Ungkap Echo dan Echo Dot Generasi ke-4, Serta Echo Show 10

Tahun demi tahun, Amazon terus memperbarui lini perangkat pintar besutannya. Di tahun pandemi ini, Amazon punya tiga perangkat Echo baru – plus layanan cloud gaming bernama Luna – dan ketiganya sudah berubah drastis jika dibandingkan dengan produk yang sama dari generasi sebelumnya.

Kita mulai dari Amazon Echo standar, yang kini sudah memasuki generasi keempat. Seperti yang bisa kita lihat, wujudnya tak lagi silindris, melainkan lebih menyerupai bola sekarang. Menariknya, tahun ini tidak ada Echo Plus, sebab fitur-fiturnya sudah diwariskan ke Echo standar, termasuk kemampuan untuk merangkap peran sebagai smart home hub.

Untuk pertama kalinya juga, Amazon menanamkan sebuah chip bikinan mereka sendiri. Chip bernama AZ1 Neural Edge ini berfungsi untuk mempercepat kinerja machine learning milik perangkat. Bukan cuma itu, kehadiran chip AZ1 juga memungkinkan Alexa untuk memahami instruksi atau pertanyaan dari pengguna dengan lebih cepat.

Sebagai sebuah speaker tradisional, Amazon Echo generasi keempat ini diklaim punya kualitas suara yang jauh lebih baik berkat sepasang tweeter, woofer 3 inci, dan teknologi pengolahan audio besutan Dolby. Lebih lanjut, Echo kini juga mampu mengadaptasikan karakteristik suaranya dengan kondisi ruangan secara otomatis. Kabar baiknya, Amazon tidak mengubah harganya, dan tetap di angka $100.

Kalau itu dirasa terlalu mahal, tentu saja masih ada Echo Dot sebagai alternatif yang lebih mungil sekaligus lebih terjangkau – $50 saja. Seperti kakaknya, Echo Dot juga membulat seperti bola, akan tetapi ia tidak bisa dijadikan smart home hub, dan yang pasti kualitas suaranya juga lebih inferior daripada Echo standar.

Amazon juga menawarkan Echo Dot dalam dua varian lain; satu yang dilengkapi indikator LED untuk menampilkan jam, satu lagi Echo Dot Kids Edition yang berwajah macan atau panda. Kedua varian ini dibanderol sedikit lebih mahal di $60.

Amazon Echo Show 10

Juga ikut diperbarui kali ini adalah lini Echo Show yang masuk kategori smart display speaker. Sesuai namanya, Echo Show 10 hadir membawa layar 10,1 inci beresolusi HD. Di ujung kanan atasnya, tertanam kamera 13 megapixel untuk keperluan video call.

Satu hal yang menarik adalah, bingkai layar dan kameranya ini dapat berputar ke kiri atau kanan. Gunanya adalah supaya kameranya bisa mengatur framing secara otomatis, memastikan pengguna selalu berada di tengah frame kamera selagi sesi video call berlangsung. Cara kerjanya kurang lebih sama seperti yang ditawarkan oleh Facebook Portal.

Amazon cukup bangga bahwa perangkat ini juga dapat dipakai untuk streaming Netflix di samping layanan streaming film besutan mereka sendiri. Kualitas suaranya juga dijamin lebih baik daripada dua generasi sebelumnya, terutama terkait bass mengingat Echo Show 10 memiliki woofer berdiameter 3 inci.

Seperti halnya Echo standar tadi, Echo Show 10 turut dibekali chip AZ1 agar Alexa bisa lebih responsif dari biasanya. Di Amerika Serikat, perangkat ini sekarang sudah dijual dengan harga $250.

Sumber: Amazon via Engadget.

Fitur Ambient Mode di Google Assistant Mulai Rambah Lebih Banyak Perangkat

September lalu, Google memperkenalkan sebuah fitur baru untuk Assistant bernama Ambient Mode. Fitur ini dirancang untuk menyulap tablet atau smartphone menjadi sebuah smart display ketika sedang tidak digunakan, lebih tepatnya ketika perangkat sedang di-charge atau ditancapkan di atas unit docking.

Dua perangkat pertama yang kebagian jatah fitur tersebut adalah Lenovo Smart Tab M8 dan Yoga Smart Tab, disusul oleh smartphone Nokia 7.2 dan 6.2. Selama Ambient Mode aktif, layar perangkat akan menampilkan sejumlah informasi esensial yang biasa smart display suguhkan, macam kondisi cuaca, notifikasi, reminder, dan akses cepat ke perangkat smart home.

Google Assistant Ambient Mode

Kabar baiknya, fitur ini juga sudah mulai merambah lebih banyak perangkat lain. Berdasarkan pantauan XDA Developers di Reddit, sejumlah pengguna mengaku ponselnya telah kedatangan fitur Ambient Mode tersebut. Mereka adalah pengguna Xiaomi Redmi K20 Pro, Pocophone F1, dan Nokia 6.1.

Ya, fitur ini rupanya bukan fitur eksklusif untuk perangkat yang menjalankan OS Android 10 saja. Di Nokia 6.1 misalnya, Ambient Mode dapat diaktifkan melalui pengaturan di dalam aplikasi Google. Untuk perangkat Android 10, aktivasinya bisa langsung melalui submenu Assistant di menu pengaturan.

Tampilan Google Assistant Ambient Mode di smartphone / XDA Developers
Tampilan Google Assistant Ambient Mode di smartphone / XDA Developers

Lalu apakah kehadiran fitur ini bisa diartikan konsumen sama sekali tidak membutuhkan perangkat smart display? Tentu tidak, smart display punya alasan tersendiri untuk eksis, dan salah satunya adalah keberadaan modul mikrofon yang umumnya jauh lebih superior ketimbang yang tertanam di smartphone, yang sanggup menangkap suara pengguna dari kejauhan sekaligus di tengah keramaian.

Sebaliknya, fitur ini justru berpotensi menumbuhkan minat konsumen terhadap perangkat smart display. Anggap saja Ambient Mode sebagai tahap free trial bagi mereka, lalu setelah beberapa waktu, mereka akhirnya bisa memutuskan apakah mereka membutuhkan perangkat terpisah untuk keperluan tersebut atau kehadirannya di ponsel saja sudah cukup.

Sumber: XDA Developers.

Facebook Luncurkan Smart Display Generasi Keduanya, Portal dan Portal Mini

Setahun yang lalu, Facebook secara mengejutkan merilis hardware pertamanya, yakni Portal dan Portal+, sejenis smart display speaker yang mengemban tugas utama sebagai medium video calling. Sekarang, Facebook sudah siap meluncurkan penerusnya.

Hilang sudah istilah “Portal+”, digantikan sepenuhnya oleh Portal dan Portal Mini. Bentuknya pun berubah drastis, kini lebih mirip bingkai foto digital ketimbang smart display pada umumnya. Tidak seperti Portal+, Portal versi anyar tidak dilengkapi layar swivel, akan tetapi orientasinya tetap dapat diubah dengan memutar perangkat secara keseluruhan.

Dimensinya juga menyusut signifikan: Portal mengusung layar HD 10 inci, sedangkan Portal Mini dengan layar HD 8 inci. Sensor ambient light memungkinkan layar kedua perangkat ini untuk menyesuaikan tingkat kecerahannya secara otomatis, tidak ketinggalan juga temperatur warnanya, bergantung pada kondisi pencahayaan di sekitarnya.

Facebook Portal

Fitur-fitur pendahulunya, macam kamera bertenaga AI yang dapat melakukan panning dan zooming secara otomatis, tetap menjadi unggulan Portal dan Portal Mini. Di samping itu, Facebook turut membekali keduanya dengan fitur Smart Sound, yang disebut dapat meminimalkan suara background selagi ada seseorang yang berbicara dalam sesi panggilan video.

Berhubung ini Facebook yang kita bicarakan, topik mengenai privasi tentu harus ikut dibahas, dan seperti sebelumnya, Facebook sadar betul akan kelemahan mereka di bidang ini. Untuk itu, mereka telah merancang agar konsumen dapat menonaktifkan kamera sekaligus mikrofon milik Portal dan Portal Mini dengan mudah. Kalau perlu, kameranya bahkan bisa ditutupi secara fisik berkat cover terintegrasi.

Fitur-fitur berbasis AI yang tersedia pun dipastikan berjalan secara lokal, bukan mengandalkan komunikasi dengan server Facebook. Sebagai bonus, Facebook turut menambahkan fitur WhatsApp Calling pada versi anyar Portal ini, dan lagi-lagi semuanya dipastikan berjalan dengan enkripsi yang menyeluruh.

Facebook Portal TV

Namun Facebook rupanya belum puas dengan dua perangkat saja, sebab mereka juga menyingkap Portal TV. Perangkat ini pada dasarnya mengemas semua fitur yang sama seperti Portal maupun Portal Mini, termasuk halnya integrasi Amazon Alexa. Yang membedakan, Portal TV tidak memiliki display; TV kitalah yang menjadi display-nya.

Itulah mengapa Facebook juga menyediakan akses ke layanan Amazon Prime Video, sehingga pengguna Portal TV bisa langsung menikmati tayangan favoritnya tanpa harus mengganti input TV terlebih dulu.

Rencananya, Facebook Portal dan Portal Mini akan dipasarkan mulai 15 Oktober mendatang, masing-masing seharga $179 dan $129. Portal TV baru akan menyusul di awal November dengan banderol $149. Selain di AS dan Kanada, Facebook juga bakal memperluas penjualannya ke negara-negara lain seperti Inggris, Perancis, Itali, Spanyol, Australia dan Selandia Baru.

Sumber: Facebook.

Google Luncurkan Smart Display yang Lebih Besar dan Lebih Canggih: Nest Hub Max

Google mengakuisisi produsen perangkat smart home Nest pada awal tahun 2014. Pasca akuisisi, Nest rupanya masih beroperasi sendiri, hingga akhirnya pada pertengahan tahun lalu, diumumkan bahwa tim Nest resmi dilebur dengan divisi hardware Google yang menangani produk-produk seperti smart speaker Google Home maupun Chromecast.

Namun itu bukan berarti nama Nest sudah tinggal sejarah. Sebaliknya, Google justru baru saja mengumumkan bahwa mereka bakal mulai memasarkan lini produk Google Home di bawah branding Nest. Salah satu contohnya adalah Google Home Hub yang kini telah berganti nama menjadi Nest Hub.

Bersamaan dengan itu, Google turut mengungkap smart display speaker yang lebih gres lagi, yaitu Nest Hub Max. Sesuai namanya, ia merupakan versi lebih bongsor dari Nest Hub. Kalau Nest Hub cuma mengemas layar sentuh 7 inci, Nest Hub Max mengusung layar sentuh 10 inci dengan resolusi 1280 x 800.

Tubuh yang lebih besar juga berarti Hub Max lebih mumpuni perihal performa audio, dan itu diwujudkan lewat sepasang tweeter 18 mm dengan output 10 W, didampingi oleh subwoofer 75 mm dengan output 30 W. Namun ternyata Google tidak menyia-nyiakan ruang ekstra yang dimiliki Hub Max untuk itu saja.

Google Nest Hub Max

Berbeda dari Nest Hub, Hub Max mengemas kamera depan 6,5 megapixel dengan sudut pandang seluas 127 derajat. Video call jelas merupakan salah satu kegunaannya, dan Google pun tak lupa menyertakan fitur auto-framing supaya penggunanya selalu diposisikan di tengah bingkai layar selama percakapan video berlangsung – mirip seperti fitur yang ditawarkan Facebook Portal.

Juga menarik adalah bagaimana kehadiran kamera dapat membuat Hub Max jadi bisa difungsikan sebagai kamera pengawas suatu ruangan ketika penggunanya sedang berada di luar rumah. Seperti halnya kamera pengawas keluaran Nest, semuanya bisa dimonitor secara remote via aplikasi pendamping di smartphone.

Akan tetapi yang paling menarik adalah fitur bernama Face Match. Sebelum ini, Nest Hub sudah lebih dulu menawarkan fitur Voice Match, di mana Google Assistant yang terintegrasi mampu mengenali suara individu yang berbeda dan merespon dengan lebih spesifik. Face Match punya fungsi yang serupa, tapi yang dikenali bukanlah suara, melainkan wajah.

Jadi usai melewati proses pengenalan wajah dan datanya disimpan secara aman di perangkat, pengguna dapat langsung menikmati fitur Face Match. Setiap kali pengguna bergerak menghampiri Hub Max, kameranya bakal mengenalinya, lalu perangkat akan menampilkan informasi yang spesifik buat individu tersebut; entah itu agenda harian, panduan navigasi maupun info lainnya.

Google Nest Hub Max

Di Amerika Serikat, Nest Hub Max bakal dipasarkan mulai musim panas mendatang seharga $229. Google juga berencana membawanya ke lebih banyak negara, sayang Indonesia masih belum termasuk salah satunya (yang paling dekat adalah Singapura).

Dalam kesempatan yang sama, Google juga memperbarui banderol harga tiap-tiap produk dari lini Home-nya. Nest Hub (Google Home Hub) kini dijual seharga $129 saja di Amerika Serikat, sedangkan Google Home dan Google Home Max sekarang dihargai masing-masing $99 dan $299.

Sumber: Google.

Bukan Sembarang Penunjuk Waktu, Lenovo Smart Clock Dibekali Integrasi Google Assistant

Masih ingat dengan Lenovo Smart Display? Perangkat unik dengan sistem operasi Android Things itu baru saja kedatangan adik kecil bernama Lenovo Smart Clock. Sesuai namanya, ia bukan sekadar penunjuk waktu biasa, melainkan yang didukung oleh kecerdasan Google Assistant.

Integrasi Google Assistant memungkinkan Smart Clock untuk difungsikan sebagai pengendali perangkat smart home, dan ini pun dapat diautomasi berkat fitur Actions milik Assistant. Contoh yang paling gampang, Smart Clock dapat menginstruksikan smart coffee maker yang kompatibel untuk menyeduh kopi ketika alarm berbunyi sehingga Anda bisa langsung menikmatinya setelah beranjak dari kasur.

Lenovo Smart Clock

Perangkat dilengkapi layar sentuh IPS berukuran 4 inci, sehingga ia dapat menampilkan beragam informasi seperti agenda harian, reminder maupun penunjuk arah menuju tempat bekerja. Di samping itu, perangkat juga dapat digunakan sebagai pemutar musik, audiobook maupun podcast jika perlu.

Di balik tubuh mungil berbalut kainnya, tersimpan speaker 6 W dan sepasang passive radiator, cukup untuk mengisi satu kamar tidur berukuran besar sekalipun. Kemudian di bagian belakangnya, ada port USB yang bisa dipakai untuk mengisi ulang baterai smartphone.

Tidak seperti Lenovo Smart Display, Lenovo Smart Clock dibanderol cukup terjangkau: $80. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai musim semi mendatang di Amerika Serikat.

Sumber: Lenovo.

Update Facebook Portal Hadirkan Integrasi Instant Games dan Kontrol Kamera Manual

Diperkenalkan pada bulan Oktober lalu, Facebook Portal dan Portal+ mendapat update perdananya baru-baru ini. Sederet fitur anyar menanti para penggunanya, namun yang paling utama adalah integrasi Facebook Instant Games dan kontrol kamera manual.

Ya, kedua smart display speaker beda ukuran ini sekarang bisa dipakai untuk bermain. Total ada 7 game yang sudah siap dinikmati sejauh ini: Battleship, Disney Tsum Tsum, Draw Something, Shake It Up-Poker Dice, Sudoku, Super Baseball, dan Words With Friends. Seperti yang bisa Anda lihat, mayoritas adalah game yang asyik dimainkan beramai-ramai.

Lewat update ini, Facebook pada dasarnya menyiapkan Portal untuk menyambut musim liburan. Selain Instant Games, ada pula koleksi efek AR kamera tema liburan dan konten baru untuk fitur Storytime. Akses ke YouTube kini juga tersedia, meski harus melalui browser ketimbang aplikasi terpisah – jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Lebih lanjut, kontrol kamera manual juga merupakan pembaruan yang menarik untuk Portal. Pasalnya, sebelum ini pergerakan kamera hanya bisa berjalan secara otomatis. Jadi ketika yang berbicara di depan Portal hanya satu orang, kameranya akan otomatis zooming lebih dekat. Sebaliknya, kalau yang berbicara ada banyak, kamera pun akan zoom out supaya semuanya bisa ikut tampil.

Masalahnya, kita semua tahu tidak selamanya AI bisa diandalkan. Ada kalanya fitur tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya, dan ketika itulah kontrol kamera manual akan sangat membantu.

Juga menarik meskipun sepele, pengguna sekarang bisa memulai video chat berdasarkan status relasinya di Facebook. Jadi semisal pengguna hendak menelepon ibunya, cukup ucapkan “call mom” dan Portal akan langsung paham siapa kontak yang dimaksud.

Sumber: VentureBeat.

LG XBOOM AI ThinQ WK9 Ramaikan Persaingan Smart Display Google Assistant

Lenovo dan JBL resmi memulai tren smart display Google Assistant pada bulan Agustus lalu, kemudian disusul oleh Google sendiri belum lama ini. Sekarang giliran LG yang unjuk gigi lewat perangkat bernama lengkap LG XBOOM AI ThinQ WK9.

Namanya mungkin terdengar paling kompleks sekaligus konyol, akan tetapi yang menonjol dari perangkat ini sebenarnya adalah fokusnya pada sektor audio. LG mengaku bahwa mereka telah bekerja sama dengan Meridian Audio dalam pengembangan produk ini, dan reputasi Meridian sebagai pemasok sistem audio untuk mobil-mobil mewah besutan Land Rover maupun Jaguar jelas tak boleh diremehkan.

Secara teknis, WK9 memang mirip seperti JBL Link View yang mengadopsi konfigurasi stereo. Bedanya, LG mengklaim WK9 punya output daya yang terbesar di angka 20 W. Jadi selain dapat menghasilkan suara yang jernih, volumenya semestinya juga cukup keras untuk mengisi satu ruangan yang agak besar. Sebagai referensi ekstra, bobot perangkat ini memang cukup berat di angka 1,51 kg.

LG XBOOM AI ThinQ WK9

Sepasang speaker itu mengapit layar sentuh 8 inci beresolusi HD. Apa yang konsumen lihat pada layarnya merupakan tampilan dari sistem operasi yang sama seperti yang terdapat pada Google Home Hub, yakni Android Things. Di atas layar tersebut, ada kamera 5 megapixel untuk video calling.

Seperti halnya smart display lain, WK9 juga dapat digunakan untuk mengontrol beragam perangkat smart home, termasuk halnya jajaran produk LG ThinQ lainnya. Di Amerika Serikat, LG XBOOM AI ThinQ WK9 saat ini sudah dipasarkan seharga $300 – paling mahal di antara kompetitornya yang masih satu platform.

Sumber: LG.

Google Luncurkan Smart Display Speaker dan Chromecast Generasi Ketiga

Google banyak memperkenalkan hardware baru dalam sebuah event yang digelar di kota New York semalam. Bintang utamanya tentu saja adalah Pixel 3 dan Pixel 3 XL, diikuti oleh tablet Chrome OS Pixel Slate.

Namun Pixel bukan satu-satunya lini produk yang kedatangan anggota keluarga baru. Google turut mengungkap Google Home Hub untuk bersaing dengan perangkat seperti Amazon Echo Show dan Facebook Portal di segmen smart display speaker, serta Chromecast generasi ketiga.

Google Home Hub

Google Home Hub

Google Home, seperti yang kita tahu, adalah lini smart speaker yang dibekali integrasi Google Assistant. Hub pada dasarnya menawarkan pengalaman yang lebih interaktif berkat layar sentuh 7 inci yang memenuhi bagian depannya. Entah mengapa Google menolak menyebutkan resolusi panel LCD yang digunakan, tapi semestinya paling tidak sudah beresolusi HD.

Tepat di atas layar tersebut tertanam sepasang mikrofon far-field untuk menangkap perintah suara pengguna dari kejauhan. Di antara mikrofon tersebut, ada sensor yang memungkinkan Hub untuk menyesuaikan tingkat kecerahan dan temperatur warna layarnya secara otomatis, menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan di sekitar.

Google Home Hub

Output audionya ditunjang oleh sebuah full-range driver yang tersimpan di bagian dudukan layar. Bagian ini pun telah dibungkus bahan fabric khas lini Google Home, dengan empat pilihan warna yang tersedia: abu-abu, hitam, pink dan mint. Google tak lupa menyematkan Bluetooth 5.0 pada Hub.

Terkait fungsionalitas, apa yang ditawarkan Hub semestinya sama persis seperti Lenovo Smart Display dan JBL Link View, yang juga merupakan smart display speaker bertenaga Google Assistant, dengan sistem operasi Android Things.

Satu hal yang perlu dicatat, Hub tidak dilengkapi kamera, yang berarti ia tak dapat digunakan untuk video calling. Sebaliknya, video calling merupakan fitur yang dijadikan penawaran utama oleh Facebook Portal.

Google Home Hub akan segera dipasarkan mulai 22 Oktober mendatang di Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Harganya dipatok $149, sudah termasuk gratis berlangganan YouTube Premium selama enam bulan.

Chromecast (3rd Gen)

Chromecast (3rd Gen)

Untuk Chromecast, perubahan yang dibawa generasi ketiganya ini sebenarnya tidak terlalu banyak. Desainnya direvisi menjadi lebih simpel, dan kini mengusung logo Google ketimbang Chrome. Pilihan warnanya kini cuma ada putih dan hitam.

Dimensinya tetap ringkas, dengan diameter 51,8 mm dan tebal 13,8 mm, serta bobot hanya 40 gram. Kabel HDMI-nya lagi-lagi menyatu dengan perangkat, dan ia masih memerlukan suplai daya dari adaptor via micro USB.

Google mengklaim performanya lebih cepat 15%, tapi yang lebih penting adalah, Chromecast baru ini telah mendukung resolusi 1080p 60 fps, bukan lagi 720p seperti generasi sebelumnya – kalau 4K yang Anda cari, Chromecast Ultra masih bisa dijadikan pilihan.

Chromecast (3rd Gen)

Saat sedang tidak digunakan, perangkat bisa menampilkan koleksi foto yang tersimpan di Google Photos pada TV. Ke depannya, Google juga akan menambahkan dukungan multi-room audio pada Chromecast generasi baru ini sehingga ia dapat difungsikan layaknya Chromecast Audio.

Selebihnya, Chromecast (3rd Gen) masih sama seperti sebelumnya. Harganya pun tidak berubah: $35. Saat ini Google telah memasarkannya di sejumlah negara, dan akan menyusul ke lebih banyak lagi tahun depan.

Sumber: Google 1, 2.

Facebook Portal dan Portal+ Adalah Smart Display Speaker dengan Fokus pada Fungsi Video Call

Facebook resmi terjun ke bisnis hardware. Mereka baru saja memperkenalkan Portal dan Portal+, semacam smart display speaker ala Amazon Echo Show, tapi dengan video calling sebagai fungsi utamanya.

Portal adalah yang paling mirip dengan Echo Show. Ia dibekali layar sentuh 10,1 inci dengan resolusi 1200 x 800 pixel. Tepat di bawahnya, tersimpan dua full-range driver dengan output audio sebesar 10 watt.

Facebook Portal+

Portal+ di sisi lain mengemas layar sentuh 15,6 inci beresolusi 1920 x 1080 pixel. Selain lebih besar dan lebih lebar, layarnya ini bisa diubah orientasinya antara horizontal atau vertikal. Audionya juga lebih bertenaga, dengan output 20 watt dari sepasang tweeter dan sub-woofer 4 inci.

Letak perbedaan Portal dan Portal+ berhenti di sana. Selebihnya, keduanya menjanjikan fungsionalitas yang sama persis. Utamanya adalah kamera 12 megapixel dengan sudut pandang seluas 140°, yang dibantu oleh AI (artificial intelligence) untuk melakukan panning dan zooming secara otomatis.

Facebook Portal

Keduanya turut dilengkapi empat buah mikrofon (dua di depan dan dua di belakang) guna menangkap suara dari segala arah. Pengguna juga dapat mengoperasikan Portal dengan perintah suara; memanggilnya menggunakan frasa “Hey Portal”, atau memanggil Alexa yang sudah terintegrasi sepenuhnya.

Facebook Portal

Integrasi sejumlah layanan streaming tak lupa disematkan (Spotify, Facebook Watch, dll). Sayang sekali tidak ada YouTube maupun Netflix di sini. Facebook berencana menambah jumlah layanan yang terintegrasi, akan tetapi tidak ada yang bisa memastikan apakah nantinya YouTube dan Netflix juga bakal tersedia.

Terakhir, Facebook Portal juga menawarkan fitur Story Time, yang pada dasarnya bakal menyulap sesi panggilan video bersama seorang anak menjadi sesi storytelling yang immersive dengan bantuan AR (augmented reality).

Facebook Portal

Saat semua fitur itu sedang tidak digunakan, Portal dan Portal+ akan menampilkan kumpulan foto dan video dari akun Facebook pengguna. Sejumlah notifikasi juga akan ikut disajikan, termasuk halnya pengingat ulang tahun.

Namun yang menjadi tanda tanya terbesar mungkin adalah seputar privasi. Facebook sadar betul bahwa ini bukan kekuatan utama mereka, namun mereka tetap berupaya meyakinkan konsumen lewat cara-cara berikut ini.

Facebook Portal

Yang pertama, kamera dan mikrofon milik Portal dan Portal+ dapat dinonaktifkan dengan satu sentuhan. Kalau itu ternyata masih kurang, pengguna juga dapat menutupi kameranya dengan cover plastik yang termasuk dalam paket pembelian.

Kedua, Facebook juga memastikan tidak ada percakapan video yang mereka dengarkan atau simpan di server. Enkripsi pun tidak lupa diterapkan pada semua sesi panggilan video. Terkait perintah suara, Portal hanya akan meneruskan ke server setelah pengguna mengucapkan mantra “Hey Portal”.

Facebook Portal

Terakhir, fitur-fitur berbasis AI, seperti kemampuan panning dan zooming otomatis kameranya tadi, berjalan langsung di perangkat, bukan melalui server Facebook. Kameranya pun tidak menggunakan teknologi pengenal wajah untuk mengidentifikasi identitas pengguna.

Facebook tentu berharap semua ini bisa cukup meyakinkan konsumen untuk menggunakan Portal dan Portal+ tanpa khawatir perihal privasi. Di Amerika Serikat, keduanya akan dipasarkan mulai bulan November, masing-masing seharga $199 (Portal) dan $349 (Portal+).

Sumber: Facebook.

Lenovo Smart Display Mulai Dipasarkan, Disusul oleh JBL Link View

Perangkat smart display bertenaga Google Assistant akhirnya resmi meluncur ke pasaran, meski baru di Amerika Serikat saja. Kita tahu sejauh ini sudah ada empat pabrikan berbeda yang menyiapkan smart display-nya masing-masing, yakni Lenovo, JBL, LG dan Sony. Namun yang paling cepat membawanya ke publik rupanya adalah Lenovo.

Lenovo Smart Display, demikian nama resminya, terbilang unik karena datang dalam dua ukuran: 8 inci beresolusi HD dan 10 inci beresolusi full-HD. Keduanya sama-sama dibekali speaker 10 watt yang diposisikan di sebelah kiri layar (varian 10 inci punya speaker yang sedikit lebih besar), dan desainnya secara keseluruhan tampak sangat elegan.

Bersamaan dengan peluncuran ini, Google juga menjelaskan lebih detail mengenai apa saja yang bisa konsumen lakukan bersama perangkat smart display. Kita tahu bahwa sistem operasinya, Android Things, tidak bisa diisi aplikasi semudah perangkat Android biasa, akan tetapi Google telah membekalinya dengan cukup banyak aplikasi sekaligus; termasuk layanan-layanan dari mereka seperti Calendar, Duo, Photos, Maps, News dan YouTube.

Bicara soal YouTube, semua konsumen Smart Display bakal mendapat akses ke layanan berlangganan YouTube Premium secara cuma-cuma selama tiga bulan. Untuk konten audio, pilihannya malah lebih banyak lagi: YouTube Music, Spotify, Pandora, iHeartRadio, TuneIn, Google Podcast, bahkan juga Google Play Books.

Fitur Routines milik Google Assistant pun turut tersedia di sini. Cukup dengan mengucapkan “Hey Google, good morning”, perangkat bakal langsung menyajikan ringkasan prakiraan cuaca, informasi lalu lintas, reminder, agenda, beserta video berita terkini. Mengendalikan perangkat smart home pun juga bisa dilakukan via Smart Display.

JBL Link View / JBL
JBL Link View / JBL

Di AS, Lenovo Smart Display dibanderol seharga $200 untuk varian 8 inci dan $250 untuk varian 10 inci. Setelahnya, smart display besutan JBL, yaitu JBL Link View yang akan menyusul di awal bulan September. Layarnya cuma 8 inci, namun harganya dipatok $250, padahal desainnya menurut saya lebih jelek ketimbang milik Lenovo.

Mengapa bisa demikian? Karena JBL Link View semestinya punya kualitas suara yang lebih baik daripada milik Lenovo. Pertama, kita tahu pengalaman panjang JBL di dunia audio. Kedua, di dalamnya bukan cuma satu driver berdaya 10 watt, tapi sepasang driver dengan diameter masing-masing 51 mm.

Secara fungsi keduanya semestinya sama. Sekarang kita tinggal menunggu seperti apa buatan LG dan Sony nanti, dan ada aspek unik apa yang ditawarkannya dibanding besutan Lenovo dan JBL ini.

Sumber: Google dan 9to5Google.