Tag Archives: smart home

IT Luncurkan Produk AIoT Smart Home: dari Lampu hingga Air Purifier

Mungkin selama ini konsumen di indonesia mengenal produk IT sebagai aksesoris smartphone. Akan tetapi pada tanggal 25 Oktober 2021, IT meluncurkan produk AIoT yang bakal digunakan didalam rumah, sehingga menjadikannya sebuah Smart Home. Ada beberapa produk yang ditawarkan oleh IT pada peluncurannya kali ini yang disiarkan secara streaming melalui Zoom.

Produk AIoT yang diluncurkan oleh IT merupakan hasil kerjasama antara Erajaya dengan Tuya. Tuya sendiri saat ini juga sudah dikenal dengan berbagai macam produk AIoT-nya. Semua produk AIoT tersebut nantinya bakal dapat dioperasikan langsung melalui sebuah perangkat Android maupun iOS. Semua produk tersebut juga bisa terkoneksi melalui WiFi.

“Pasar smart home dunia di prediksikan akan mencapai nilai USD$174milyar di tahun 2025. IT: Immersive Tech hadir dengan portfolio smart home-nya di waktu yang tepat. Teknologi yang makin user friendly, interoperability dan konektifitas yang membaik akan mempercepat adopsi perangkat seperti ini di Indonesia. Peluncuran portfolio IT Smart Home ini adalah fase awal bukti kesungguhan dan komitmen kami untuk menghadirkan produk-produk IoT yang relevan, dengan teknologi terkini, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat urban. Terhubung dengan aplikasi IT Smart yang dikembangkan berkolaborasi dengan Tuya Smart, seluruh perangkat IT Smart Home dapat dikontrol secara mudah lewat 1 aplikasi saja, menjadikannya suatu ekosistem produk yang integrated,” ungkap Andre Tanudjaja, Project Director, IT: Immersive Tech.

“IT: Immersive Tech dan Erajaya Active Lifestyle adalah partner penting untuk Tuya. Kami bangga dapat menyediakan layanan kami untuk mendampingi IT Smart Home hadir ke pasar dengan cepat di level harga yang menarik. Kami berharap di kemudian hari dapat bersama-sama mengembangkan produk smart home yang inovatif untuk memenuhi kebutuhan pasar yang kian meningkat. Semoga pasar smart home menjadi lebih bergairah dan terinspirasi dengan kesuksesan IT Smart Home,” ujar Ross Luo, General Manager of Asia Pacific Region, Tuya Smart.

Ada beberapa produk yang diperkenalkan pada acara peluncuran kali ini. Yang pertama adalah kelompok lampu pintar yang terdiri dari Smart LED, Filament,  dan Disco Bulb. Selain itu, IT juga memperkenalkan LED Light Strip yang bisa digunting maupun diperpanjang hingga 14 meter. Dua produk selanjutnya merupakan Air Purifier S130 dan Smart CCTV Camera.

Smart LED bulb yang diperkenalkan IT menggunakan daya 9 watt dan dapat diubah warnanya melalui aplikasi mereka. Untuk Smart Filament Bulb merupakan bohlam konvensional yang bisa diterang-redupkan melalui aplikasi. Smart Disco Bulb akan berubah warna saat sebuah musik dimainkan dan akan mengikuti iramanya.

Smart Air Purifier yang merupakan alat untuk memurnikan udara yang diluncurkan kali ini memiliki 3 tahapan penyaringan. 3 Tahapan tersebut adalah Pre-filter, HEPA filter untuk menyaring partikel hingga 0,3 micron, dan Active Carbon untuk menyerap bau. Terakhir, alat ini juga menggunakan sinar UV-C sehingga virus dan bakteri bisa benar-benar dibunuh.

Terakhir, IT memperkenalkan produk CCTV-nya yang bisa dikendalikan melalui koneksi internet. CCTV ini menggunakan kamera dengan resolusi 1080p sehingga dapat menangkap detail gambar lebih baik lagi. CCTV ini juga memiliki speaker dan microphone sehingga bisa berbicara dua arah. Tentunya, semua bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi bawaan IT.

Semua produk dari IT ini dijual mulai tanggal 25 Oktober 2021 pada toko resmi IT di Tokopedia dan setelah tanggal 7 November 2021 akan ada pada semua toko resmi dari Erajaya. Harga dari produk-produk itu adalah sebagai berikut

  • IT Smart LED Bulb 9W Rp. 179.000
  • IT Smart Filament Bulb Rp. 279.000
  • IT Smart Disco Bulb Rp. 299.000
  • IT Smart CCTV Camera Rp. 499.000
  • IT Smart Air Purifier S130 Rp. 1.499.000
  • IT Smart LED Light strip Rp. 329.000

Air Purifier bisa untuk virus Covid?

Semua sistem pemurnian udara saat ini selalu dikaitkan dengan virus yang menjadi pandemi, yaitu COVID-19. Seperti kita ketahui, virus Covid-19 sendiri memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu 0,125 mikrometer. Lalu apakah produk yang ditawarkan oleh IT bisa menanggulangi virus penyebab pandemi tersebut?

Saya pun menanyakan hal ini kepada pihak Erajaya. Jawaban yang diberikan mengatakan bahwa alat ini sudah diuji coba dengan partikel-partikel hingga 0,3 micron. Spesifikasi ini pun juga sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika. Standar ini sendiri ditetapkan untuk membantu mengurangi resiko penularan virus COVID-19 secara airborne.

Alat ini juga sudah menggunakan sinar UV-C yang juga membunuh virus serta kuman. Fitur ini juga membantu memastikan standar dari CDC tersebut untuk bisa membantu resiko penularan lebih rendah jika airborne. Erajaya juga mengatakan bahwa untuk hasil yang maksimal, filternya harus diganti setiap 6 bulan sekali.

Samsung Resmi Hadirkan Rangkaian Produk Bespoke Home Appliances di Indonesia

Samsung mengumumkan ekspansi jajaran perangkat Bespoke Home Appliances ke pasar global pada bulan Mei kemarin, dan sekarang sebagian besar produknya sudah mendarat secara resmi di Indonesia.

Untuk pasar tanah air, lineup Samsung Bespoke Home Appliances terdiri dari Bespoke Refrigerator, Bespoke Microwave, Bespoke Air Purifier, Bespoke ShoeDresser, dan Bespoke Jet. Tiga yang sudah tersedia mulai hari ini adalah kulkas, microwave, dan pemurni udara, sedangkan lemari sepatu dan vacuum cleaner-nya dijadwalkan menyusul dalam waktu dekat.

Untuk kulkasnya, Samsung menawarkan total empat model yang berbeda: dua model Multidoor, satu model Bottom Mount Freezer (BMF), dan satu model 1-Door. Sebagai bagian dari keluarga Bespoke, semuanya tentu hadir dalam beragam pilihan warna sekaligus finish yang bisa dicocokkan dengan preferensi masing-masing pengguna.

Proses kustomisasinya pun dapat dilakukan secara online menggunakan Bespoke Simulator di situs Samsung. Namun yang lebih penting lagi adalah, opsi kustomisasinya tidak harus berhenti ketika kulkas sudah tiba di rumah, sebab konsumen masih bisa membeli panel-panel tambahan melalui situs Samsung. Jadi seandainya ingin mengganti desain ruangan, tampilan kulkas Bespoke pun juga dapat terus menyesuaikan.

Berhubung premis utama yang ditawarkan lineup Bespoke adalah kustomisasi, saya pun penasaran apakah Samsung punya rencana untuk bekerja sama langsung dengan produsen furniture maupun desainer interior kenamaan. Michael Adisuhanto, Head of Home Appliances Business Samsung Electronics Indonesia, membenarkan bahwa di negara-negara lain, Samsung ada bekerja sama dengan desainer-desainer lokal untuk produk Bespoke. Samsung Indonesia sendiri juga terbuka untuk melangsungkan kolaborasi serupa.

Modularitas dan fitur-fitur lini perangkat Bespoke

Mix-and-match dengan kitchen set baru satu dari keunggulan yang ditawarkan lini perangkat Bespoke. Keunggulan lainnya adalah perkara modularitas. Idenya adalah supaya perangkat dapat mengikuti life stages masing-masing pengguna. Contohnya, ketika pengguna masih berstatus single, ia bisa membeli kulkas Bespoke model satu pintu. Lalu saat sudah menikah dan memerlukan tempat penyimpanan ekstra, tinggal tambah unit lain untuk dijadikan model multi-door.

Dalam acara virtual yang dihelat via Zoom, Samsung bahkan sempat mendemonstrasikan bagaimana kulkas Bespoke dapat dijejer hingga empat panel secara seamless. Samsung tidak lupa menunjukkan bagaimana perangkat-perangkat Bespoke ini dapat tampil harmonis di tiga ruangan dengan gaya interior yang berbeda-beda.

Selain kulkas, produk Bespoke lain yang juga menganut prinsip modular adalah pemurni udaranya. Idealnya, perangkat ini cocok untuk digunakan pada ruangan dengan luas maksimum 47 m². Namun berhubung modular, Bespoke Air Purifier juga dapat ditumpuk sehingga dapat mengakomodasi ruangan yang memiliki luas lebih dari 47 m². “Lebih hemat tempat sekaligus lebih estetik,” ucap Michael dalam sesi tanya jawab.

Lanjut mengenai fitur, ada satu fitur kulkas Bespoke yang paling mencuri perhatian saya. Namanya Flex Freezer, dan fungsinya adalah untuk mengubah satu unit kulkas menjadi freezer, ataupun sebaliknya. Jadi untuk pengguna yang baru memiliki seorang bayi, pilih saja mode freezer untuk menyimpan ASIP, lalu ketika anaknya sudah bertambah besar, kembalikan ke mode kulkas biasa untuk menyimpan bahan-bahan makanan segar untuk MPASI.

Juga menarik adalah integrasi dengan ekosistem SmartThings. Dua fitur yang sempat Samsung demonstrasikan adalah mengatur suhu tiap-tiap kompartemen kulkas dari smartphone, dan menerima notifikasi ketika ada pintu kulkas yang lupa ditutup rapat.

Harga dan ketersediaan

 

Samsung Bespoke Refrigerator saat ini telah dijual dengan harga Rp16.499.000 untuk tipe Bottom Mount Freezer atau 1-Door, dan Rp32.999.000 untuk tipe Multidoor. Untuk semua model, Samsung memberikan masa garansi hingga 10 tahun untuk komponen digital inverter compressor-nya.

Dalam masa penjualan perdana (25 Agustus – 7 September 2021), konsumen yang membeli Bespoke Refrigerator tipe apapun di Samsung.com berkesempatan mendapatkan bonus senilai hingga 10 jutaan rupiah berupa paket custom panel depan kulkas dan hadiah langsung perangkat Nespresso Coffee Machine.

Untuk Bespoke Microwave, Samsung mematok harga Rp2.199.000, sedangkan produk lainnya dikabarkan segera menyusul.

Berkat On-Device Machine Learning, Generasi Terbaru Google Nest Cam Bisa Lebih Fungsional Tanpa Subscription

Google meluncurkan generasi terbaru kamera pengawas dan bel pintu pintarnya. Total ada empat perangkat yang diperkenalkan: Google Nest Cam (Battery), Google Nest Cam with Floodlight, dan Google Nest Cam (Wired), dan Google Nest Doorbell.

Sebelum membahas fiturnya satu per satu, ada satu hal penting yang perlu kita soroti, yakni bagaimana Google mencoba mengubah model bisnis berbasis subscription yang umum kita jumpai di ranah produk smart home. Google pada dasarnya ingin kamera-kamera pengawas dan bel pintunya ini bisa jadi lebih berguna tanpa harus sepenuhnya bergantung pada layanan berlangganan yang opsional.

Yang paling utama adalah kemampuan perangkat untuk mendeteksi orang, hewan, kendaraan, dan paket kiriman dengan memanfaatkan on-device machine learning. Di generasi sebelumnya, fitur ini sepenuhnya mengandalkan pengolahan berbasis cloud, sehingga hanya bisa dinikmati jika pengguna membayar biaya berlangganan.

Fitur on-device machine learning ini dapat diwujudkan berkat penggunaan chip Tensor Processing Unit (TPU). Sebagai konteks, Google baru-baru ini juga mengumumkan bahwa smartphone Pixel 6 dan Pixel 6 Pro bakal menggunakan chip rancangannya sendiri yang bernama Tensor, dan salah satu tujuannya juga untuk menghadirkan kapabilitas on-device machine learning.

Dipadukan dengan komponen storage internal, keberadaan on-device machine learning pada dasarnya memungkinkan kamera-kamera pengawas baru ini untuk bekerja secara offline, sangat berguna seandainya listrik tiba-tiba mati. Lalu apakah itu berarti layanan subscription sudah tidak relevan lagi di kategori smart home?

Tidak juga, sebab pabrikan tentu masih bisa menawarkan fasilitas ekstra lewat layanan subscription. Dalam konteks Google Nest Cam, salah satu fasilitasnya adalah penyimpanan video hingga 30 atau 60 hari ke belakang, tergantung jenis paket berlangganannya. Tanpa subscription, yang bisa dipantau hanyalah rekaman dari tiga jam ke belakang.

Fasilitas lainnya adalah facial recognition, yang memungkinkan perangkat untuk membedakan mana wajah yang familier dan mana yang tidak, sehingga pada akhirnya dapat memberi peringatan yang lebih tepat sasaran.

Mayoritas produsen perangkat smart home memang tidak pernah mewajibkan layanan subscription, akan tetapi sering kali fungsi-fungsi perangkatnya jadi begitu terbatas. Yang Google lakukan di sini pada dasarnya cuma memperluas batasan tersebut, dan mereka tentu berharap bisa menarik minat lebih banyak konsumen dengan cara ini.

Google Nest Cam (Battery)

 

Google menjual kamera ini seharga $180. Di situsnya, Google mencantumkan kata “battery” pada namanya, sebab secara default perangkat ini memang dirancang untuk beroperasi menggunakan baterai rechargeable meski ditempatkan di luar.

Daya tahan baterainya sendiri bervariasi antara 1,5 bulan sampai 7 bulan per charge, tergantung seberapa sibuk ia mendeteksi pergerakan di area jangkauannya. Perangkat mengandalkan magnet agar bisa dilepas-pasang dari dudukannya dengan gampang untuk memudahkan charging, tapi ini juga berarti ia bisa jadi sasaran empuk para maling — sehingga jadi agak ironis karena ia sebetulnya bertugas untuk mengawasi keamanan rumah.

Itulah mengapa Google turut menawarkan sejumlah aksesori opsional, salah satunya kabel tether untuk mengamankan sang kamera. Alternatifnya, instalasi permanen menggunakan kabel juga dapat dilakukan.

Dari sisi teknis, kamera ini mengandalkan sensor 1/2,8 inci dan lensa dengan sudut pandang seluas 130° untuk merekam video beresolusi 1080p 30 fps. Google tidak lupa melengkapinya dengan dukungan fitur HDR dan night vision. Rangkanya yang tahan air (IP54) turut mengemas komponen-komponen esensial macam Wi-Fi, speaker, dan mikrofon.

Google Nest Cam with Floodlight

Dibanderol $280, kamera yang satu ini pada dasarnya adalah Google Nest Cam yang didampingi oleh sepasang lampu sorot dengan tingkat kecerahan maksimum 2.400 lumen. Ia tidak memiliki baterai dan membutuhkan instalasi permanen. Fisiknya tahan air dengan sertifikasi IP65.

Google Nest Cam (Wired)

Paling murah dengan harga $100, Nest Cam (Wired) tidak dibekali baterai maupun bodi tahan air seperti Nest Cam (Battery), akan tetapi kapabilitas kamera maupun kecerdasannya sama persis. Model ini dimaksudkan untuk pemakaian secara indoor, dan Google menawarkannya dalam empat pilihan warna sehingga dapat diselaraskan dengan interior rumah.

Google Nest Doorbell

Sama seperti Nest Cam (Battery), Nest Doorbell yang dibanderol $180 ini juga dibekali sertifikasi ketahanan air IP54 dan baterai rechargeable. Google bilang daya tahan baterainya berada di kisaran 2,5 bulan per charge, tapi sekali lagi ini sangat bergantung terhadap seberapa sibuk ‘lalu lintas’ di depan pintu rumah masing-masing pengguna.

Mengenai kameranya, Nest Doorbell menggunakan sensor 1/3 inci dan mampu merekam video beresolusi 960 x 1280 pixel di kecepatan 30 fps. Sudut pandang vertikalnya sangat luas di angka 145º, dan ini dimaksudkan supaya pengguna bisa melihat pengunjung dari kepala sampai kaki meski ia berdiri sedekat 8 inci dari pintu. Sama halnya seperti Nest Cam, night vision maupun HDR juga tersedia di sini.

Di Amerika Serikat, Google bakal memasarkan Nest Cam (Battery) dan Nest Doorbell mulai akhir Agustus, sedangkan Nest Cam with Floodlight dan Nest Cam (Wired) akan menyusul.

Sumber: 1, 2, 3.

Ikea Starkvind Adalah Air Purifier yang Berkamuflase Sebagai Meja

Siapa yang tidak kenal dengan Ikea? Sebagian mengenalnya sebagai salah satu produsen furnitur terbesar di dunia, sebagian lain mengenalnya sebagai toko mebel dengan kantin yang menggugah selera. Lalu ada juga orang-orang seperti kita, yang mengenal Ikea sebagai sekumpulan desainer yang sangat pandai menyamarkan produk teknologi sebagai perabot rumah tangga sehari-hari.

Ikea memang belum terlalu lama melakukan hal ini, tapi sejauh ini mereka sudah menghasilkan tiga ‘gadget siluman’. Ketiganya merupakan speaker yang masing-masing menyamar sebagai rak dinding, lampu meja, dan lukisan. Sekarang, tim desainer Ikea melirik kategori produk elektronik lain yang mendapat sorotan ekstra semenjak pandemi berlangsung, yakni air purifier.

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas, meja tersebut punya ‘laci’ aneh dengan lubang-lubang di sekujur permukaannya. Tentu saja itu bukan laci benaran, melainkan rangka bodi mesin pemurni udara. Namanya produk elektronik, tentu harus ada sumber listrik yang menenagainya, dan di sini Ikea telah menyembunyikan kabelnya di sepanjang salah satu kaki mejanya supaya terlihat lebih estetis.

Tidak bisa dipungkiri estetika memang menjadi bahan jualan utama perangkat bernama Ikea Starkvind ini, terutama mengingat sebagian besar air purifier yang tersedia di pasaran — yang kebanyakan hanya berbentuk balok atau silinder dengan jaring-jaring di bagian depan dan atasnya — bukanlah objek terindah yang bisa kita jumpai di rumah.

Sebagai sebuah meja, Starkvind tentu punya kans lebih besar untuk diposisikan lebih ke tengah di dalam suatu ruangan, sehingga pada akhirnya ia bisa bekerja dengan lebih baik ketimbang jika ditempatkan di sudut ruangan. Menurut Ikea, Starkvind ideal untuk ruangan dengan ukuran maksimum 20 m².

Dalam menjalankan tugasnya sebagai mesin pemurni udara, Starkvind mengandalkan sistem filtrasi tiga tahap. Yang pertama menyaring partikel besar seperti debu dan rambut. Selanjutnya, giliran partikel dengan ukuran 0,1-2,5 mikrometer yang disaring dengan tingkat efisiensi 99,5%. Tidak ketinggalan adalah filter khusus untuk menyerap berbagai macam gas berbayaha maupun bau-bauan yang tidak sedap.

Kecepatan kipasnya dapat diatur secara manual dalam lima tingkatan yang berbeda, atau bisa juga secara otomatis dengan memilih tiga mode yang tersedia, yaitu normal, boost, dan standby. Tingkat kebisingannya berada di kisaran 24 sampai 53 desibel, tergantung seberapa cepat putaran kipasnya.

Starkvind juga dirancang agar kompatibel dengan ekosistem smart home Ikea Tradfri. Jadi selain secara manual, pengguna juga dapat mengoperasikannya menggunakan aplikasi Ikea Home, termasuk halnya mengatur jadwal maupun memonitor kualitas udara di dalam ruangan, dengan catatan mereka sudah punya smart home hub Tradfri Gateway.

Ikea Starkvind model standalone / Ikea

Ikea menawarkan dua kombinasi warna untuk Starkvind, dan mereka berencana menjual produk ini di Amerika Serikat mulai bulan Oktober 2021 dengan harga $189. Alternatifnya, konsumen juga bisa memilih model lain Starkvind yang bukan berupa meja. Model standalone ini dihargai $129, dan bentuknya cukup standar dengan balutan kain di sekujur permukaannya.

Starkvind bukanlah air purifier pertama Ikea. Sebelumnya mereka sudah lebih dulu menjajakan mesin pemurni udara bernama Fornuftig. Bentuknya cukup standar, dan harganya pun jauh lebih murah.

Sumber: SlashGear dan Ikea.

Samsung Pangkas Harga Air Purifier-nya Demi Menyediakan Solusi Praktis di Tengah Pandemi

Meluncurkan air purifier di tengah kondisi seperti sekarang merupakan langkah yang sangat tepat bagi produsen perangkat elektronik. Anjuran untuk mengurangi mobilitas dan sebisa mungkin berdiam diri di rumah membuat kita menaruh perhatian ekstra pada faktor kebersihan, termasuk halnya kebersihan udara. Alhasil, sebagian dari kita pun mempertimbangkan untuk membeli air purifier.

Sebagai salah satu brand teknologi terbesar, Samsung tentu tidak mau melewatkan kesempatan ini. Air purifier bukanlah kategori baru buat Samsung, namun demi menghadirkan solusi praktis buat lebih banyak konsumen, mereka pun menyiapkan promo spesial untuk deretan produk air purifier-nya.

Samsung Air Purifier AX40 / Samsung

Samsung Air Purifier hadir dalam tiga tipe: AX60R, AX40R, dan AX34R. Untuk pembelian di toko online Samsung.com hingga 20 Juli 2021, konsumen bisa mendapatkan harga khusus, yaitu Rp3.299.000 untuk AX60R, Rp2.399.000 untuk AX40R, dan Rp1.999.000 untuk AX34R. Ketiganya memiliki sejumlah perbedaan dari segi fitur maupun kapasitas, tapi yang pasti semuanya efektif dalam hal memurnikan udara di dalam rumah dari berbagai macam polutan.

Menurut Samsung, keberadaan air purifier krusial bukan cuma karena manfaatnya, tapi juga karena sejumlah miskonsepsi yang beredar di kalangan konsumen. Salah satunya adalah anggapan bahwa udara indoor lebih bebas polusi daripada outdoor. Faktanya, berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, level pencemaran udara di dalam ruangan bisa mencapai dua sampai lima kali lebih tinggi ketimbang di luar ruangan.

Samsung Air Purifier AX34 / Samsung

Sumber pencemaran di dalam ruangan bisa bermacam-macam, bisa dari emisi pembakaran api kompor atau rokok, pestisida, atau tentu saja polusi yang masuk dari luar rumah. Samsung menjamin efektivitas air purifier-nya berkat sistem penyaringan berlapis: pre-filter bekerja menyaring partikel debu besar, disusul filter karbon yang mengeliminasi gas berbahaya, dan terakhir High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter bertugas mempurifikasi hingga 99,97% debu, alergen, dan bakteri berukuran hingga 0,3 µm.

Untuk memberikan gambaran efektivitas suatu air purifier, produsen biasanya mencantumkan angka Clean Air Delivery Rate, atau biasa disebut CADR. Semakin tinggi angkanya, biasanya semakin baik kinerjanya. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam membeli air purifier adalah ukuran ruangan yang akan ditempati. Dalam konteks trio air purifier Samsung tadi, masing-masing mempunyai kapasitas sesuai angka pada namanya: AX60R cocok untuk ruangan seluas 60 m², AX40R untuk ruangan seluas 40 m², dan AX34R untuk ruangan seluas 34 m².

Robot Vacuum Cleaner Terbaru Samsung Mampu Mendeteksi Beragam Objek Mungil Secara Presisi

Robot vacuum cleaner yang mampu mendeteksi rintangan dengan sendirinya sudah terdengar biasa. Yang tidak biasa adalah robot vacuum cleaner yang sanggup mendeteksi rintangan sekecil 1 cm, memastikan ia tidak akan terjebak akibat objek-objek mungil yang sulit dideteksi selama menjalankan tugas bersih-bersihnya.

Inilah gagasan utama yang ditawarkan Samsung lewat robot vacuum terbarunya, Jet Bot AI+. Diperkenalkan pertama kali di ajang CES pada bulan Januari lalu, perangkat canggih ini sudah siap untuk dipasarkan secara luas di berbagai negara dalam waktu dekat. Di Amerika Serikat, harganya dipatok $1.299.

Samsung mengklaim Jet Bot AI+ sebagai robot vacuum pertama yang dibekali dengan active stereo-type 3D sensor, yang bertugas mendeteksi objek-objek kecil itu tadi. Dibantu oleh kamera 3D depth yang setara dengan 256.000 sensor jarak, perangkat mampu mendeteksi secara presisi berbagai macam objek dengan volume sampai sekecil 1 cm³.

Fitur lain yang turut diunggulkan adalah solusi Intel AI, yang memungkinkan sang robot untuk bernavigasi secara lebih akurat, sebab yang dikenali bukan sekadar objek-objek di atas lantai saja, melainkan juga perabot dan mebel. Alhasil, sang robot bisa menjaga jarak dari objek-objek yang ringkih, seperti misalnya vas bunga berbahan porselen, atau benda-benda lain yang dicap membahayakan, seperti kabel misalnya.

Jet Bot AI+ juga dilengkapi sensor LiDAR, yang bertugas memindai ruangan dan mengalkulasikan lokasinya secara presisi guna mengoptimalkan jalur pembersihannya. Kehadiran LiDAR juga memungkinkan robot ini untuk bekerja di ruangan dengan pencahayaan yang minim.

Terkait kemampuan membersihkannya, Jet Bot AI+ datang membawa Digital Inverter Motor yang akan memaksimalkan daya hisapnya. Sang robot juga dapat mengidentifikasi tipe permukaan lantai secara otomatis sekaligus seberapa banyak debu di atasnya, lalu menyesuaikan sendiri daya hisapnya demi memaksimalkan efisiensi.

Selesai membersihkan, Jet Bot AI+ akan bergerak sendiri menuju ke unit Clean Station untuk memindahkan kotoran yang dikumpulkannya. Clean Station ini memiliki kapasitas tampung sebesar 2,5 liter, dan hanya perlu diganti setiap satu sampai tiga bulan menurut Samsung.

Samsung tidak lupa membekali Jet Bot AI+ dengan sistem filtrasi berlapis guna menjebak 99,99% partikel udara, termasuk yang berukuran sekecil 0,5-4,2 µm. Sistem filtrasi yang sama juga terdapat pada unit Clean Station tadi, memastikan agar tidak ada partikel yang kembali mengontaminasi udara di dalam rumah.

Tanpa perlu terkejut, Jet Bot AI+ tentu sudah terintegrasi dengan ekosistem SmartThings. Perangkat bisa dikendalikan via aplikasi SmartThings, atau dijadwalkan untuk membersihkan ruangan secara selektif (bisa satu ruangan saja atau beberapa ruangan sekaligus). Lewat aplikasi SmartThings, pengguna juga bisa menetapkan ‘area terlarang’ buat sang robot.

Sumber: Samsung dan Engadget.

Samsung Umumkan Ekspansi Global Jajaran Perangkat Bespoke, Lengkap dari Perabot Dapur Sampai Lemari Sepatu

Menjelang libur Lebaran kemarin, Samsung sempat menggelar event virtual bertajuk Bespoke Home 2021. Lewat acara tersebut, Samsung pada dasarnya ingin menyoroti ekspansi global jajaran produk kulkas Bespoke, sekaligus memberikan isyarat terkait peluncuran global lini produk Bespoke Kitchen Package yang akan datang, lengkap bersama dengan beragam lifestyle appliance dan solusi IoT terintegrasi terbaru.

“Kami bersemangat mengumumkan ekspansi global jajaran Bespoke, menawarkan solusi lifestyle yang komprehensif untuk memberdayakan konsumen yang mengeksplorasi kebutuhan lifestyle mereka yang terus berkembang,” kata JaeSeung Lee, President and Head of Digital Appliance Business, Samsung Electronics. “Sudah menjadi misi kami untuk mengembangkan produk-produk yang dapat membantu konsumen mengelola dan menjalankan hidup mereka dengan lebih baik.”

Kulkas customizable hadir ke global

Jajaran kulkas Bespoke kini menjangkau kawasan Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, CIS, Timur Tengah, dan kawasan tertentu di Asia dan Afrika. Sesuai makna kata “bespoke” yang sebenarnya, jajaran kulkas Bespoke hadir dalam lebih dari 20 warna orisinal dan tujuh finish, menyajikan banyak jumlah kombinasi yang bisa dipilih. Tidak lupa, kulkas Bespoke pun hadir dengan ciri khas Samsung selama ini, yang mencakup kapasitas besar, kenyamanan, dan performa pendinginan yang mumpuni.

Layout kulkas yang ditawarkan bervariasi berdasarkan region. Di Amerika Utara, konsumen bisa memilih mulai dari 4-Door Flex, 1-Door Column, atau 2-Door Bottom-Mount Freezer. Berbagai pilihan warna logam yang unik pun tersedia untuk konsumen di kawasan ini, termasuk Champagne Rose Steel, Navy Steel, dan Matte Black Steel.

Untuk kawasan Eropa, Bespoke tersedia dalam pilihan 1-Door dan Slim 1-Door, serta model Bottom-Mount Freezer dalam pilihan tinggi 1,8 dan 2 meter, dengan enam finish yang berbeda serta warna yang beragam, dari classic white hingga warna-warna pastel yang lembut maupun statement color.

Dapur serba Samsung dan deretan perangkat penunjang lifestyle

Bespoke Kitchen Package terbaru adalah ekspansi global pertama Samsung untuk produk Bespoke di luar kulkas, menerapkan filosofi perangkat yang dapat dikustomisasi ke seluruh bagian dapur, dimulai dengan pasar AS dan Eropa. Diluncurkan pada semester kedua tahun ini, penawaran khusus untuk kawasan Amerika Utara akan berpusat pada kulkas flagship Bespoke dan akan diperluas ke kompor, microwave oven, dan mesin pencuci piring Bespoke, dengan rancangan dan look-and-feel yang sama seperti kulkasnya.

Dari perspektif sederhana, Bespoke Kitchen Package memungkinkan konsumen untuk menyatukan atau mix-and-match estetika dapur mereka dalam warna dan finish favorit, dalam pilihan Matte Black Steel, Navy Steel, Champagne Rose Steel, dan White Glass.

Di tahun 2021 ini, Samsung juga akan memperluas jajaran produk lifestyle appliance yang mereka tawarkan. Dengan rumah yang kini merangkap fungsi ganda sebagai kantor, gym, dan juga ruang kelas, perangkat Bespoke Home terbaru ini akan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memberikan lebih banyak fleksibilitas, automasi, dan higienitas.

Untuk kawasan Amerika Utara dan Eropa, deretan lifestyle appliance terbaru yang akan diluncurkan meliputi:

  • Bespoke AirDresser, yang menghadirkan berbagai solusi perawatan pakaian untuk memastikan bahwa pakaian tetap dalam kondisi prima, tentu saja dalam tampilan Bespoke yang sudah di-upgrade.
  • Bespoke Air Purifier, pemurni udara dengan mekanisme penyedotan dari lima arah untuk memurnikan udara dengan cepat dan intensif, bahkan di ruangan yang luas. Perangkat diyakini mampu menghilangkan 99,9999 persen debu berukuran 0,01 µm, sedangkan teknologi 3-way smart discharge akan menyirkulasikan udara bersih ke berbagai arah.
  • Bespoke Jet, yang hadir dengan clean station dan charging station, sehingga ketika aktivitas vacuum selesai, pengguna bisa menempatkan perangkat di dock untuk mengosongkan tempat debu sekaligus mengisi daya listriknya secara otomatis. Bespoke Jet versi baru ini akan tersedia dalam tiga pilihan warna, dan diluncurkan di Amerika Serikat, Eropa, CIS, dan Asia Tenggara pada semester kedua 2021.
  • Jet Bot AI+, robot vacuum pertama yang ditopang solusi Intel AI. Perangkat ini memanfaatkan teknologi pengenalan objek serta sensor LiDAR dan 3D untuk mengidentifikasi objek dan menentukan jalur pembersihan yang paling optimal. Jet Bot AI+ juga sudah dilengkapi dengan sebuah kamera dan terintegrasi dengan aplikasi SmartThings untuk mendukung remote home monitoring. Pemasarannya juga dijadwalkan berlangsung pada semester kedua 2021.
  • Bespoke ShoeDresser, yang berguna untuk menjaga sepatu supaya tetap segar setelah dipakai. Perangkat ini akan menghilangkan bau, kelembaban, dan mengeringkan sepatu berdasarkan material dan bentuknya, memastikan agar sepatu dirawat dengan cara yang tepat.
  • Bespoke Cube Refrigerator, yang menyediakan penyimpanan modular untuk berbagai produk selain bahan makanan, seperti misalnya anggur, bir, maupun produk kecantikan. Perangkat ini cukup senyap untuk ditempatkan di kamar tidur atau di dekat sofa, atau di mana pun pengguna memilih untuk menyimpan produk-produk khusus yang perlu berada dalam kondisi dingin.
  • Bespoke Water Purifier, yang tersedia dalam varian keran tunggal atau multiple. Perangkat ini dilengkapi sistem filter empat tingkatan dan dapat menyaring hingga 2.500 liter air, cukup untuk diminum oleh keluarga beranggotakan empat orang selama satu tahun. Volume dan suhu airnya dapat diatur dengan kontrol suara menggunakan Bixby.

Terkait ketersediaannya di Indonesia, berikut adalah komentar resmi dari Samsung: “Samsung akan terus memperluas kehadiran jajaran perangkat Bespoke ke seluruh dunia agar lebih banyak orang merasakan manfaat kulkas yang customizable, fleksibel, dan dapat mengangkat estetika ruangan rumah. Untuk kawasan Asia, terutama Indonesia, nantikan update dari Samsung untuk ketersediaannya.”

SmartThings untuk mewujudkan visi connected living

Untuk Bespoke Home, Samsung turut menekankan visi connected living melalui penerapan AI dan automasi. SmartThings mendorong visi tersebut dengan cara menyediakan platform manajemen rumah yang tersentralisasi dan mudah dikendalikan oleh pengguna. Singkat cerita, yang Samsung tawarkan bukan cuma alat yang canggih saja, melainkan juga layanan cerdas untuk melengkapinya.

Ambil contoh SmartThings Cooking. Layanan yang sudah tersedia di Amerika Utara dan beberapa negara di Eropa ini menyediakan meal plan dan resep yang dipersonalisasikan. Tujuannya adalah mencerminkan preferensi pengguna sekaligus stok makanan yang ada di dalam kulkas, dan secara otomatis mengatur suhu serta mode memasak berdasarkan setiap resep, lalu menerapkannya ke peralatan-peralatan memasak yang sudah tersinkronisasi.

Selanjutnya, ada SmartThings Pet yang tersinkronisasi dengan perangkat rumah tangga seperti Bespoke Air Purifier dan Jet Bot AI+ tadi, sehingga pengguna dapat memonitor hewan peliharaan mereka saat sedang tidak berada di rumah. Rencananyan, layanan ini akan diluncurkan secara global di Eropa, Amerika Latin, dan Asia pada semester kedua 2021.

Contoh lainnya adalah layanan SmartThings Clothing Care yang tersinkronisasi dengan Bespoke AirDresser serta smart washer dan smart dryer demi meningkatkan efisiensi kegiatan mencuci pakaian. Layanan ini akan merekomendasikan siklus dan pengaturan untuk perawatan pakaian yang optimal, sehingga pengguna tidak perlu menebak-nebak.

Terakhir, ada SmartThings Air yang tersinkronisasi dengan Samsung Air Purifier dan AC untuk memonitor kualitas udara di dalam dan di luar rumah pengguna secara real-time.

Aplikasi penyedia data kualitas udara nafas merambah produk air purifier berbasis smart home AirTest dan Pure40 dapat terintegrasi dengan aplikasi nafas

Optimisme nafas Rambah Produk Air Purifier “aria”

Baik buruknya kualitas udara akibat polusi dan hal-hal eksternal lainnya, belum menjadi topik umum bagi sebagian besar orang Indonesia. Perjalanan dalam meningkatkan kesadaran ini masih begitu panjang, yang sekarang dititahkan kepada nafas, sebagai aplikasi penyedia data kualitas udara.

Sementara itu di sisi yang lain, dibutuhkan solusi sebagai aksi nyata untuk meningkatkan kualitas udara di sekitar. nafas pun merambah produk air purifier berbasis smart home dinamai “aria” yang sudah dibeli secara online di platform marketplace.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO nafas Nathan Roestandy menjelaskan bahwa aria menjadi tindakan langsung terhadap peningkatan kualitas udara. Meski segmen ini sudah dihuni oleh banyak merek elektronik multinasional, aria cukup percaya diri dapat bersaing di lapangan karena memiliki proposisi yang unik.

Selama ini produk yang ada di pasaran belum memberikan pengalaman pengguna maksimal karena tidak memberikan umpan balik dari data-data kualitas udara yang ditarik dari ruangan pengguna. Pertanyaan-pertanyaan seperti, apakah air purifier tersebut apakah mampu meningkatkan kualitas udara di sekitar atau tidak, belum mampu dijawab oleh perangkat yang ada saat ini.

Sementara, aria memiliki sensor terhubung dengan nafas yang dapat dimanfaatkan untuk monitor kualitas udara di dalam ruangan adalah yang paling aktual. Sensor kualitas udara mendefinisikan AQI dan kadar PM2.5 yang dapat menjadi panduan aman buat aktivitas pengguna setiap hari.

“Secara product journey, kita bangun nafas dulu baru kurang lebih setahun kemudian aria kami rintis. Sebagian proses manufakturnya kami lakukan di Indonesia dan ada di luar negeri,” terang Nathan.

Aria memiliki dua produk, yakni AirTest untuk memonitor kualitas udara dan memastikan data kualitas udara di dalam ruangan adalah yang paling aktual karena terhubung dengan aplikasi nafas. Lalu, Pure40 yang mampu membersihkan polusi udara di ruangan dengan jangkauan 40 meter persegi (terluas di kategorinya). Pengguna dapat mengatur waktu kapan Pure40 akan dinyalakan serta dimatikan, atur hari dan juga kecepatan yang diinginkan untuk mendapatkan AQI melalui aplikasi nafas.

Kompetisi di pasar

Dalam menciptakan skala ekonomi, terjadi dilema bagi skala startup untuk bersaing dengan korporasi besar, agar dapat bersaing dari segi harga yang lebih terjangkau untuk konsumen. Oleh karenanya, meski saat ini harga aria terhitung lebih di atas harga pasaran, namun ada proposisi lainnya yang ditawarkan ke konsumen.

Nathan menjelaskan, nafas mengedepankan pengalaman akses data kualitas udara kepada lebih banyak pengguna. Ke depannya, perusahaan akan perbanyak lokasi sensor nafas ke kota-kota besar, seperti Bandung, Semarang, dan Medan dari posisi saat ini lebih dari 100 sensor tersebar di Jabodetabek dan Yogyakarta.

Peletakan sensor tersebut ke depannya juga tidak hanya di lokasi privat saja, juga akan masuk ke lokasi publik yang lebih terbuka. Dengan demikian, semakin banyak sensor yang tersebar, maka akan akurat data kualitas udara yang didapat. Lebih banyak pula inisiatif berikutnya yang dapat dilakukan berbekal data tersebut.

Salah satunya adalah lebih intensifnya interaksi antara kualitas udara di indoor dan outdoor dalam membaca kualitas udara. Pasalnya, buruknya kualitas udara terbesar datang dari luar ruangan. “Dengan nafas kita bisa coverage interaksi tersebut dengan analisa-analisa yang bisa lebih berguna untuk pengguna.”

Produksi aria juga ditargetkan lebih masif agar perusahaan dapat menciptakan skala ekonomis, sehingga lebih banyak orang yang mendapat akses dan awareness terhadap kualitas udara kian meningkat. “Tentunya kami ada rencana mengembangkan aria menjadi lebih mass karena dalam skala ekonomi pricing yang lebih ekonomis itu bisa didapat dari produksi skala besar. Itu salah satu dilema dari startup di bidang consumer electronic di awalnya bersaing dari segi harga.”

Meski enggan merinci, Nathan menerangkan saat ini nafas telah mengantongi investasi untuk pengembangan berikutnya dari sejumlah investor yang fokus pada ekonomi berkelanjutan.

Application Information Will Show Up Here

Apple Luncurkan HomePod Mini, Smart Speaker Mungil Seharga $99

iPhone 12 Mini bukanlah satu-satunya produk bertubuh mungil yang Apple ungkap pada acara peluncuran iPhone 12 semalam. Pada kenyataannya, event tersebut dibuka dengan pengumuman HomePod Mini, alternatif ringkas dari smart speaker bernama sama yang Apple perkenalkan tiga tahun silam.

Tidak seperti HomePod orisinal yang berwujud silindris, bentuk HomePod Mini hampir menyerupai bola. Desainnya langsung mengingatkan saya pada Amazon Echo generasi keempat yang dirilis bulan lalu, akan tetapi bagian atasnya dibuat mendatar sebagai tempat untuk panel sentuh, dan yang juga akan menyala ketika Siri berbicara.

Meski mungil dengan tinggi tidak lebih dari 8,4 cm, HomePod Mini tetap memprioritaskan kualitas suara di atas segalanya, sama kasusnya seperti HomePod standar. Di balik kain bermotif jaring-jaringnya, bernaung satu unit full-range driver racikan Apple sendiri, dibantu oleh sepasang passive radiator untuk menghasilkan bass yang mantap dan treble yang jernih.

HomePod Mini turut dibekali chip Apple S5, yang menurut Apple akan bekerja menganalisis karakteristik dari musik yang dimainkan, lalu mengoptimalkan berbagai parameter secara real-time, termasuk halnya mengatur pergerakan driver dan passive radiator-nya. Seperti halnya HomePod, HomePod Mini juga dirancang supaya dapat menyajikan suara yang konsisten terlepas dari penempatannya di dalam ruangan.

Total ada empat mikrofon yang disematkan pada HomePod Mini. Tiga di antaranya bertugas mendengarkan mantra “Hey Siri”, lalu mikrofon yang keempat berfungsi untuk mengisolasi suara yang keluar dari speaker sendiri agar perangkat dapat mendeteksi suara pengguna dengan lebih baik meski ada musik yang tengah mengalun.

Ya, tentu saja smart speaker non-portable ini masih mengandalkan Siri dan bukan asisten virtual yang lain. Kendati demikian, Apple percaya Siri sudah jauh lebih cerdas daripada sebelumnya, serta mampu mengidentifikasi suara dari beberapa pengguna yang berbeda secara otomatis, sehingga respon yang diberikan akan selalu tepat sasaran.

HomePod Mini juga dapat berperan sebagai sebuah smart home hub, dengan catatan perabot-perabot pintar yang digunakan memang termasuk dalam ekosistem Apple HomeKit. Lalu yang cukup lucu adalah fitur Intercom, yang dirancang supaya pengguna di satu rumah bisa saling berinteraksi lewat beberapa unit HomePod Mini yang tersebar.

Menariknya, Apple juga merancang agar fitur Intercom ini bekerja di perangkat lain seperti iPhone, Apple Watch, MacBook, bahkan AirPods. Jadi kalaupun hanya ada satu HomePod Mini di rumah, semestinya fitur Intercom ini akan tetap berguna, terutama buat konsumen yang memang sudah terlanjur ‘terjerumus’ dalam ekosistem produk Apple.

Rencananya, HomePod Mini akan dipasarkan mulai 16 November mendatang seharga $99. Harganya ini tentu sangat menarik, tapi sayangnya tidak ada integrasi Spotify di sini, yang berarti pelanggan Spotify hanya bisa memutar musik dari layanan tersebut dengan menggunakan metode streaming Bluetooth ketimbang langsung berbicara dengan Siri.

Sumber: Apple.

IFTTT Luncurkan Layanan Berlangganan dengan Sejumlah Kelebihan

Selama bertahun-tahun, IFTTT telah menjadi salah satu layanan yang paling berguna di kalangan pengguna perangkat smart home. Berbekal jutaan ‘resep’ atau applet, pengguna dapat menyambungkan satu perangkat dengan yang lain, maupun memfasilitasi interaksi antar layanan.

Selama ini IFTTT selalu ditawarkan sebagai layanan yang gratis buat konsumen secara umum. Namun baru-baru ini, pengembangnya memperkenalkan sebuah layanan berlangganan bernama IFTTT Pro. Paket berbayar ini akan hadir bersama-sama dengan paket gratisan yang sudah ada sejak lama.

Seperti yang sudah bisa dibayangkan, IFTTT Pro menawarkan sejumlah kelebihan dibanding versi gratisannya. Yang paling utama adalah, satu applet pada IFTTT Pro bisa mengakses data dari beberapa sumber sebelum akhirnya memicu beberapa aksi sekaligus.

Contoh yang paling gampang adalah, pelanggan IFTTT Pro bisa membuat sebuah applet yang akan mengakses data dari Google Calendar dan Slack sekaligus di malam hari, sebelum akhirnya mengirim instruksi ke lampu Philips Hue, serta ke smart speaker untuk memutar playlist Spotify favoritnya.

Sebagai perbandingan, untuk bisa memenuhi skenario di atas, pengguna IFTTT gratisan memerlukan 4 applet yang berbeda; dua untuk menghubungkan data dari Google Calendar dengan aksi di Philips Hue dan speaker, dua lagi untuk menghubungkan data dari Slack.

Sayangnya kehadiran IFTTT Pro juga berarti paket gratisannya ikut di-downgrade. Mulai sekarang, pengguna IFTTT hanya bisa meracik maksimal sebanyak 3 applet saja. Dengan kata lain, skenario yang saya gambarkan tadi cuma bisa diwujudkan hanya dengan berlangganan IFTTT Pro saja. Di samping itu, eksekusi setiap applet juga dipastikan berlangsung lebih cepat buat pelanggan IFTTT Pro.

IFTTT Pro dihargai $10 per bulan. Dalam rangka promosi, pelanggan bisa mendapat potongan harga selama setahun dengan menentukan sendiri tarif berlangganannya, asalkan tidak kurang dari $2 per bulan. Promosi ini hanya berlaku sampai tanggal 7 Oktober 2020.

Sumber: IFTTT via The Verge.