Tag Archives: smart strap

Sony Luncurkan Strap Pintar Bagi Penggemar Arloji yang Ingin Mencicipi Kecanggihan Smartwatch

Sekitar empat tahun yang lalu, divisi riset Sony memperkenalkan sebuah smartwatch bernama Wena Wrist. Saya maklum jika Anda baru pertama kali mendengarnya, sebab peluncurannya memanfaatkan platform crowdfunding milik Sony sendiri, dan barangnya pun juga cuma dijual di Jepang saja.

Wena Wrist bukanlah pesaing tangguh buat Apple Watch, apalagi Rolex, Patek Philippe maupun arloji-arloji dari brand mewah lainnya. Secanggih apapun smartwatch, rasanya sulit untuk menandingi nilai-nilai yang ditawarkan jam tangan tradisional. Sony pun berpikir, ketimbang mencoba menantang, kenapa tidak menjadi pelengkap saja?

Kira-kira seperti itulah pemikiran di balik produk bernama Wena Wrist Pro dan Wena Wrist Active berikut ini. Keduanya bukanlah smartwatch, dan lebih tepat disebut sebagai smart strap, sebab mereka memang dimaksudkan untuk menarik perhatian para pemilik Rolex yang enggan bermigrasi ke smartwatch, tapi di saat yang sama ingin mencicipi sejumlah fitur pintarnya.

Wena Wrist Pro / Sony
Wena Wrist Pro / Sony

Wena Wrist Pro adalah yang berbahan logam, tersedia dalam pilihan warna silver atau hitam, serta dalam ukuran 18, 20 dan 22 mm. Hampir semua komponen canggihnya dijejalkan ke bagian gesper, termasuk halnya segaris layar kecil yang dapat dipakai untuk menampilkan notifikasi.

Wena Wrist Pro

Selebihnya, Wena Wrist Pro juga bisa digunakan untuk memonitor sejumlah aktivitas ringan, serta untuk membayar via NFC. Kalau dipikir-pikir, tiga fitur ini memang merupakan yang paling esensial dari sebagian besar smartwatch.

Wena Wrist Active / Sony
Wena Wrist Active / Sony

Namun kalau Anda mendambakan fitur yang lebih banyak serta tampilan yang lebih sporty, maka Wena Wrist Active adalah pilihannya. Strap berbahan silikon ini unik, sebab tanpa tersambung ke jam tangan pun dia sudah bisa beroperasi sebagai sebuah activity tracker mandiri, lengkap dengan integrasi ke platform Apple Health maupun Google Fit.

Tracking-nya juga tidak seterbatas Wena Wrist Pro, sebab Sony turut membenamkan GPS beserta heart-rate monitor pada Wena Wrist Active. Secara keseluruhan, Wena Wrist Active terasa lebih modern, tapi di saat yang sama mungkin ia kurang bisa memikat perhatian para penggemar arloji tradisional sejati.

Wena Wrist Active

Kabar buruknya, Sony baru memasarkan Wena Wrist Pro dan Active ini di dataran Inggris saja, dengan banderol masing-masing £399 dan £349, dan sejauh ini belum ada info mengenai rencana Sony untuk membawanya ke kawasan lain.

Saya juga terkejut melihat harganya yang cukup premium, terutama untuk Wena Wrist Active. Kalau untuk Wena Wrist Pro, saya bisa maklum mengingat target pasarnya adalah mereka yang sudah sanggup membeli arloji mahal, dan ingin mencicipi kecanggihan smartwatch tanpa melengserkan jam tangan kesayangannya.

Sumber: CNET.

Strap Ini Beri Kemampuan Tracking dan Notifikasi pada Jam Tangan Tradisional Apa Saja

Baru saja saya membahas soal Grayton Origin, jam tangan analog yang menyimpan komponen ala smartwatch pada strap-nya, dan ternyata di Kickstarter juga ada produk berkonsep serupa. Namanya Patch, dan ia merupakan sebuah strap pintar yang bermisi menyulap jam tangan tradisional apapun menjadi sebuah smartwatch.

Sedikit berbeda dari yang dilakukan Grayton, tim pengembang Patch yang bermarkas di Singapura ini tidak menciptakan sebuah arloji secara utuh. Mereka hanya mengembangkan strap-nya saja, yang berarti konsumen harus sudah mempunyai jam tangannya sendiri.

Sangat sulit membedakan Patch dengan strap jam tangan biasa. Konsumen bisa memilih yang berbahan kulit atau nilon, dan di baliknya bernaung sebuah PCB (printed circuit board) fleksibel yang menjadi rumah dari accelerometer, modul getaran, modul Bluetooth serta baterai kancing standar. Yup, Patch tidak perlu di-charge, baterainya hanya perlu diganti dengan yang baru setiap tiga bulan.

Patch tersedia dalam empat ukuran yang berbeda / Team Patch Co.
Patch tersedia dalam empat ukuran yang berbeda / Team Patch Co.

Selain memonitor jumlah langkah kaki dan kalori yang terbakar, Patch juga dapat mengaktifkan sejumlah fungsi pada smartphone dengan memanfaatkan gesture. Contoh penggunaannya, goyangkan pergelangan tangan untuk mengaktifkan tombol shutter pada aplikasi kamera milik ponsel, atau sentuh strap-nya untuk menolak panggilan telepon saat tengah mengemudi.

Saat Anda tidak sengaja meninggalkan ponsel di meja suatu kafe, Patch akan bergetar guna mengingatkan Anda sebelum sambungan Bluetooth-nya terputus dan ponsel Anda sudah tinggal sejarah.

Berbagai varian desain Patch yang ditawarkan / Team Patch Co.
Berbagai varian desain Patch yang ditawarkan / Team Patch Co.

Secara fisik, Patch tersedia dalam berbagai ukuran sehingga dapat mengakomodasi segudang jam tangan yang ada di pasaran, baik yang memakai strap 18 mm, 20 mm, 22 mm maupun 24 mm. Ia juga telah mengantongi sertifikasi IPX7, sehingga guyuran hujan saja tidak cukup untuk merusak Patch.

Kampanyenya di Kickstarter hingga kini masih berlangsung, dan Anda bisa memesannya seharga $49 untuk yang berbahan nilon, atau $62 untuk yang berbahan kulit selama masa early bird.

Pasang Strap Pintar Sgnl di Arloji, dan Anda Bisa Menelepon Dengan Ujung Jari

Sering mengeluarkan smartphone dari tas akan meningkatkan resiko hilangnya device kesayangan Anda tersebut. Untuk melakukan percakapan di perjalanan, menggunakan headset Bluetooth ialah jalan keluar terbaik. Tapi bagaimana jika Anda sedang mengenakan helm sepeda atau lupa membawanya? Ada sebuah alternatif cerdik ditawarkan oleh developer asal Korea Selatan.

Diprakarsai Hyunchul Choi, Innomdle Lab mencoba memanfaatkan aksesori yang kita biasa pakai sehari-hari: jam tangan. Tunggu dulu, bukankah beberapa smartwatch high-end turut dilengkapi konektivitas mobile? Betul, namun faktor kepraktisannya masih dipertanyakan. Solusi developer adalah memperkenalkan strap pintar Sgnl. Ia didesain buat dipasang di arloji maupun smartwatch, memungkinkan Anda menelpon dengan ujung jari.

Sgnl 2

Cara pemakaiannya sangat unik. Anda cukup mengganti strap standar, baik di jam tangan biasa ataupun jam pintar dengan Sgnl. Ketika ada panggilan telepon masuk, tinggal letakkan ujung jari telunjuk Anda di telinga layaknya speaker smartphone. Anda tidak perlu membawa headset tambahan, tak usah cemas obrolan tersebut akan didengar orang lain, dan hebatnya lagi, suara lawan bicara tetap tersaji lantang meskipun Anda berada di ruang yang gaduh.

Sgnl 3

Sgnl bekerja layaknya speaker di telepon genggam serta dipadu teknologi noise-cancelling. Selain bisa dipasang di jam ataupun smartwatch, Sgnl dapat dikenakan sebagai smart band standalone. Ia dibekali aplikasi mobile, berisi fitur-fitur familier seperti notifikasi app, pesan singkat dan panggilan; juga terdapat fungsi-fungsi kesehatan, misalnya memonitor pola olahraga dan jumlah langkah.

Sgnl 4

Anda pasti penasaran, teknologi apa yang Innomdle Lab usung sehingga Sgnl bisa menyalurkan panggilan ke jari. Metodenya memang tidak sederhana: pertama-tama, Sgnl menerima sinyal suara lewat sambungan Bluetooth. Setelah itu, perangkat akan menghasilkan getaran dari komponen Body Conduction Unit, yang selanjutnya dipancarkan ke ujung jari dan gema jadi lebih keras sewaktu didekatkan ke daun telinga. Transmisi itu sepenuhnya berbasis pada vibrasi dan dijamin tidak mengganggu kesehatan tubuh.

Body Conduction Unit diposisikan di sisi dalam strap. Ia menyimpan dua teknologi, yaitu actuator yang hemat daya listrik buat menghasilkan getaran, dan algoritma audio untuk memperkuat sinyal suara dengan mengubah panjang gelombang.

Sgnl 1

Sgnl mempunyai lebar 24mm, didesain agar pas di segala ukuran tangan (hingga sekecil 160mm) dan memiliki sejumlah tombol dengan fungsi berbeda, misalnya pengaturan volume, menjawab panggilan, serta mengaktifkan mode ‘do not disturb‘.

Tertarik? Sgnl bisa Anda pesan lewat situs Kickstarter seharga mulai dari US$ 120. Proses distribusi buat backer dilangsungkan di bulan Februari 2017.