Berlangsung sejak bulan Mei 2020 lalu, kini IES Indonesia Championship sudah akan mencapai babak Grand Final. IEL Indonesia Championship sendiri merupakan sebuah kompetisi esports yang mempertandingkan tim dari berbagai provinsi di Indonesia, dengan bantuan pengurus daerah IESPA dari 21 provinsi. Kini setelah babak kualifikasi yang cukup panjang, IES Indonesia Championship tinggal menyisakan 26 tim terbaik, setingkat provinsi.
IES Indonesia Championship 2020 mempertandingkan 4 cabang game, yaitu Dota 2 , Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Autochess. Walaupun merupakan pertandingan diikuti oleh tim-tim daerah, namun patut diakui bahwa mereka yang mengikuti pertandingan memiliki kemampuan yang saling bersaing. Tak hanya itu, turnamen tingkat daerah ini ternyata juga disambut antusias oleh para gamers di masing-masing daerah, dengan total 15.000 peserta mendaftar dapat merebut gelar juara nasional.
Maka dari itu, berikut 26 tim terbaik yang akan berlaga di babak Grand Final IES Smartfren Indonesia Championship 2020.
FINALIS Dota 2
Sumut Dignity
Sulteng Tadulako
Kalbar Equator
Jakarta Tigers
FINALIS Mobile Legends: Bang-Bang
Benteng Kuto Besak – Sumsel
Sulut Fighters
Kalsel Rivers
Jogjakarta Bregada
FINALIS PUBG Mobile
Jatim Heroes
Jateng Gayeng
Jakarta Tigers
Sumbar Pride
Sumut Dignity
Lampung Giants
Kepri Berjaya
Benteng Kuto Besak
Babel Underpass
Kaltara Bornesis
Kalteng Isen Mulang
Kalbar Equator
Sulteng Tadulako
Gorontalo Ilato
FINALIS Autochess
TM Lich & Elfman (Sulawesi)
TM-Naga & BOOM.ay (Jawa)
MSG.Jak & SS.MysT (Sumatera)
MN’LoooN & NGID.Sal (Kalimantan)
26 tim ditambah 8 individu di cabang Auto Chess tersebut nantinya akan bertanding kembali di laga Grand Final, yang akan diselenggarakan secara online pada tanggal 17-18 Oktober 2020 mendatang.
Selain itu, melihat Smartfren yang jadi titlesponsor dalam gelaran IES Indonesia Championship juga menjadi hal lain yang tak kalah menarik untuk dibahas Hal tersebut mengingat Smartfren yang belakangan sedang cukup gencar melebarkan sayapnya di skena esports. Selain turnamen IES Indonesia Championship, Smartfren juga mensponsori tim esports seperti MORPH Team pada Juli 2020 lalu, ataupun Genesis Dogma pada bulan Agustus 2020 lalu.
Baru-baru ini, Genesis Dogma mengumumkan kerja samanya dengan salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia, Smartfren. Mengutip rilis, Smartfren dan Genesis Dogma nantinya akan menyajikan berbagai edukasi virtual lewat kerja sama ini. Edukasi virtual tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk video, yang berisikan berbagai tips dan trik untuk meniti karir di esports, entah itu menjadi player,shoutcaster, ataupun content creator.
Filipus Fendi atau Bangpen, Co-Founder Genesis Dogma memberikan komentarnya atas kerja sama ini. “Genesis Dogma lahir dari semangat berjuang dan kerja keras untuk membuka berbagai peluang di kancah esports, mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Kerja sama dengan Smartfren menjadi sebuah kemenangan besar untuk para gamers. Lewat kerja sama ini, Genesis Dogma ingin membuka berbagai potensi dunia esports Indonesia lewat konten edukasi virtual yang dibuat. Dukungan Smartfren dengan Kuota Nonstop terbaru tentunya juga akan membuat Genesis Dogma jadi lebih kuat secara pengembangan tim.”
Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren menambahkan. “Esports bukan cuma soal keseruan, namun juga kerja keras di baliknya, serta bagaimana seluk-beluk tantangan yang dihadapi untuk bisa mencapai arena tertinggi. Smartfren melihat ada peran yang bisa diambil untuk membuka peluang bagi para gamers nasional, baik itu atlet serius ataupun sekedar rekreasi, dan tidak ada lagi rekan yang paling tepat untuk bercerita soal hal ini selain dari Genesis Dogma.”
Nantinya, konten edukasi virtual tersebut dapat disaksikan di YouTube resmi milik Genesis Dogma. Bukan hanya edukasi saja, tapi hasil kolaborasi Smartfren dengan Genesis Dogma nantinya juga termasuk beberapa konten hiburan yang dapat menemani Anda selama masa pandemi ini.
Genesis Dogma merupakan salah satu dari 5 tim esports pendatang baru di tahun 2020. Tim ini digagas oleh Bangpen bersama dengan sosok artis serta presenter, Grace Blessing Marbun. Musim lalu, Genesis Dogma menjadi salah satu peserta dalam gelaran PMPL ID 2020 Season 1. Beranggotakan El, Danzo, Stussy, dan Fallen, performa Genesis Dogma belum bisa memenuhi harapan para penggemar, sehingga mereka akhirnya harus puas terhenti di peringkat 21 pada akhir babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 1.
Tim esports yang belum lama terbentuk, MORPH Team, mengumumkan kerja sama dengan provider telekomunikasi Smartfren. Melalui keterangan resmi disampaikan bahwa inisiatif yang diambil oleh Smartfren adalah bentuk dukungan pada skena esports Indonesia yang tengah berkembang dengan pesat.
Sebagai tim pendatang baru, divisi PUBG Mobile dari MORPH Team terbilang bisa mencatatkan prestasi yang mengejutkan di awal kemunculannya. Divisi PUBG Mobile, tercatat MORPH Team mendominasi jalannya gelaran turnamen Dunia Games League 2020 dan berhasil mengalahkan tim Bigetron Red Aliens yang lebih dulu terkenal dengan prestasinya di kancah internasional.
Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren mengatakan, “fokus kami memang ada di layanan yang memberikan pengalaman berinternet yang luar biasa. Atlet-atlet esports terbaik Indonesia memang pantas untuk mendapatkan pengalaman terbaik ini saat mereka mengharumkan nama bangsa di kancah dunia.”
Menurut Smartfren, kehadiran fenomena mobile gamers dan mobile esports di Indonesia memerlukan dukungan dan perhatian lebih. Mengingat dalam permainan kasual maupun esports memerlukan kestabilan internet yang baik, Smartfren ingin menyediakan pengalaman bermain terbaik. Melalui produknya Smartfren menyajikan kuota internet dengan harga terjangkau yang bisa diakses dengan mudah melalui aplikasi pada smart phone Android dan iOS.
Di waktu yang sama smartfren juga tengah menggelar turnamen esports bertajuk Indonesia Esports Series Smartfren Championship 2020. Bekerja sama dengan IESPA dan Ligagame, turnamen ini mempertandingkan 4 divisi antara lain, PUBG Mobile, Dota 2, Mobile Legends, dan Auto Chess.
Sejumlah atlet esports berpengalaman mengisi roster MORPH Team. Divisi PUBG Mobile terdiri dari duo Ariezky “RensKy” Haridjaya dan Ezra “Zabrol” Haridjaya ditambah juga Herli “Jeixy” Juliansyah dan Fiqri “noMrcy” Syachputra. Jejeran nama di atas muncul dan menghentak banyak tim lain di beberapa gelaran turnamen PUBG Mobile di Indonesia. Tidak lama lagi MORPH Team juga akan berlaga dalam gelaran pemuncak esports PUBG Mobile yaitu, PUBG Mobile World League divisi East di akhir pekan mendatang.
Reza Oktovian selaku Founder dari MORPH Team menyatakan, “kerja sama dengan Smartfren ini bukan cuma kemenangan besar untuk MORPH Team, tapi lebih ke untuk semua gamers, karena akan banyak potensi esports tanah air yang bisa kita kembangkan bersama.”
Aktivitas bekerja dan belajar di rumah masih tinggi setelah “dibiasakan” lebih dari tiga bulan sejak pandemi berlangsung, akibatnya berdampak pada tingginya kebutuhan internet rumah yang memadai. Peluang tersebut akhirnya dicoba dijawab oleh Telkomsel dengan merilis Telkomsel Orbit. Induknya, sudah lebih dulu masuk ke segmen ini, dengan merilis Indihome sejak 2015.
Head of Home LTE Telkomsel Arief Pradetya menjelaskan, optimisme perseroan masuk ke segmen ini berbekal data yang dikutip bahwa penetrasi home broadband di Indonesia tergolong sangat rendah, hanya 15% jika dibandingkan negara-negara lainnya. Sementara terjadi pertumbuhan untuk jumlah populasi rumah tangga beserta rata-rata pendapatannya.
Bisa dikatakan potensi pasar di segmen home broadband ikut membesar. Adapun total pasar home broadband diperkirakan akan mencapai 26 juta rumah tangga di tahun 2025. Dari angka tersebut, 15 juta di antaranya dapat dipenuhi dengan akses internet kabel, sementara sisanya 11 juta dengan akses nirkabel (wireless).
“Hal ini menjadi tantangan kondisi geografis Indonesia yang menyebabkan akses wireline to the home tidak semudah itu digelar, sehingga akses wireless/nirkabel (seperti selular dan satelit), menjadi alternatif teknologi untuk memenuhi kebutuhan pasar,” ujarnya kepada DailySocial.
Orbit masuk ke segmen internet rumahan dengan menawarkan jaringan nirkabel alias mobile wifi berbasis jaringan 4G LTE. Segmen penggunanya adalah rumah tangga yang tidak bisa menjadi pelanggan home broadband berbasis kabel. Berdasarkan profil ekonomi, target pengguna Orbit adalah rumah tangga dengan social economic status (SES) B dan upper C.
Sejumlah perbedaan tersebut, menurut Arief, menjadi pembeda mendasar antara Telkomsel Orbit dengan Indihome. Sehingga Telkomsel Orbit diposisikan bukan menjadi produk kanibal dari Indihome.
“Apakah karena lokasi rumahnya yang relatif sulit dijangkau atau karena daya beli yang belum mencapai paket harga layanan yang ditawarkan penyedia home broadband berbasis kabel. Dari penjelasan ini berarti bahwa layanan Telkomsel Orbit semakin melengkapi layanan Indihome dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga terhadap koneksi internet rumah.”
Solusi Telkomsel Orbit sendiri hadir dalam dua varian modem, yaitu Orbit Star dan Orbit Max. Perbedaan dari keduanya hanya terletak dari jumlah perangkat yang dapat terhubung. Orbit Star dapat terhubung dengan 32 perangkat sekaligus, sementara Orbit Start lebih banyak hingga 64 perangkat.
Di samping itu, konsumen dapat melakukan monitoring paket data secara transparan melalui aplikasi MyOrbit. Berikutnya, mengendalikan perangkat yang terkoneksi, pemantauan pemakaian kuota, pengaturan waktu penggunaan internet, dan pembelian paket data. Aplikasi ini sudah bisa diunduh di Play Store dan dalam waktu dekat untuk tersedia di App Store.
“Untuk memastikan pelanggan mendapatkan pengalaman terbaik, Telkomsel Orbit juga telah memperhitungkan fitur dan konfigurasi perangkat BTS, kapasitas jaringan, jarak lokasi pelanggan ke BTS 4G LTE, serta jumlah pengguna maksimal yang dapat dilayani per BTS dalam menentukan lokasi penyelenggaraan layanan Telkomsel Orbit.”
Komitmen berikutnya
Pada peluncuran tahap awal, Telkomsel Orbit telah menjangkau 50 kota di seluruh Indonesia dan akan terus memperluas cakupan layanannya secara bertahap. Secara infrastruktur jaringan, diklaim sudah sangat siap.
Saat ini Telkomsel memiliki jumlah BTS lebih dari 219.000 yang tersebar di seluruh Indonesia, lebih dari 86 ribu unit BTS di antaranya merupakan BTS 4G.
“Maka dari itu penyediaan layanan Telkomsel Orbit sangat berimbang antara Pulau Jawa dan luar Jawa. Hal ini sebagai wujud komitmen kami untuk terus menyediakan solusi digital yang mampu memberdayakan masyarakat secara menyeluruh dan berkelanjutan.”
Pihaknya berharap bahwa produk ini dapat terus berkembang dari sekadar layanan konektivitas internet/broadband, menjadi platform/enabler untuk berbagai aktivitas keluarga agar tetap produktif.
“Sebagai platform, kami akan semakin menguatkan upaya kolaboratif dengan berbagai mitra strategis seperti penyedia konten dan value added services, home IoT (CCTV, smart home equipment, sensor, dan automation), convergence dan masih banyak lagi seiring dengan semakin berkembangnya teknologi telekomunikasi.”
Pemain sejenis
Segmen ini awalnya kuat dikuasai oleh Smartfren pasca Bolt kolaps pada 2018, lalu mulai dilirik oleh operator telekomunikasi lainnya. Analis Indo Premier Hans Tantio mengatakan Orbit menggunakan spektrum 900MHz, 1.800MHz, dan 2.300MHz (vs spektrum 2.300MHz dari Smartfren). Artinya spektrum yang bervariasi akan menyediakan jaringan yang lebih luas.
Dia memprediksi Smartfren memiliki lebih dari 10 juta pelanggan broadband nirkabel yang sebagian besar berlokasi di Jawa. Sementara Bolt memiliki 3 juta pelanggan sebelum bangkrut.
“Telkomsel akan memiliki potensi yang lebih besar karena dapat melayani pelanggan di Jawa dan eks-Jawa dengan memanfaatkan spektrum dan BTS yang ada,” ujarnya dia dikutip dari Kontan.
Operator telekomunikasi lainnya, yang turut masuk ke segmen ini adalah XL Home berbasis fiber optic, Smartfren juga memperkuat rangkaian produknya dengan merilis mobile wifi. Perwakilan XL mencatat terjadi lonjakan permintaan dan trafik data.
Angkanya mencapai 20% dibandingkan trafik pada kondisi normal. Hal tersebut akhirnya diantisipasi dengan peningkatan kapasitas jaringan untuk menjaga kenyamanan pelanggan. Akan tetapi, bagi Smartfren, tren home broadband tidak akan berlangsung lama. Smartfren sendiri mencatat kenaikan trafik penggunaan layanan home broadband dari Maret hingga Mei 2020 mencapai 10%-20%.
“Home broadband akan tumbuh ketika banyak aktivitas di rumah, pada saat sudah normal beraktivitas, maka saya yakin (pengguna) akan kembali ke mobility service dengan smartphone,” ujar Deputy CEO Mobility Smartfren Sukaca Purwokardjono.
Amid the stagnant industrial growth, telco operators continue to seek new breakthroughs through their products/services. Experienced in failing to develop a digital business, operators are getting serious to enter the application-based prepaid card service since last year.
In Indonesia, this service is considered new by the way it works very differently from ordinary prepaid cards. All activities from card ordering, number selection, registration, and data purchases are made through the application.
This service was first launched in Indonesia by Telkomsel in October 2019 under the brand by.U. A few months later, a similar service Switch Mobile was launched on the market. Switch Mobile is the latest Smartfren prepaid product.
In addition to the two operators, XL Axiata (XL) will dive into digital-based prepaid services in the near future. Based on DailySocial’s data, XL will soon join the club with Live.On.
The Live.On application is available on Google Play, but is not yet run officially. In our observation, XL opened Live.On official shop in Shopee to purchase the starter packs.
XL did not comment on this matter. Although, our sources say XL has partnered with Circles.Life to build Live.On. The Live.On app link on Google Play is similar to Circles.Life.
Circles Life is a digital telco startup (MVNO) available in Singapore, Australia, and Taiwan. Circles Life has indeed planned expansion to Indonesia since last year. It is not clear what kind of partnership between XL and Circles Life.
Provide young generations with “refreshment”
The initiative to develop a digital prepaid business indicates cellular operators to seriously targeting young people through branding and business models which is different from the previous cellular products.
Operators strive to present products to be personalized by user demands. This product is considered suitable for young people who tend to choose specific services.
Previously, former Telkomsel’s Managing Director Emma Sri Hartini had mentioned that Telkomsel had been established for 25 years and was seen as an old brand. The launch of by.U is considered to be a “refreshment” step to embrace generation Z without cannibalizing its existing products, such as simPATI, AS, and Loop.
“Gen Z does not want to have boundaries in terms of products, they are not product-driven. In contrast to all this time products that have been driven by the operator. Well, this by.U can be customized according to user demands,” Emma said.
Contacted separately, Smartfren’s President Director Merza Fachys said similar things. He said he wanted this cellular brand [Switch Mobile] to be known as a new product on the market without the need to be associated with the existing Smartfren brand.
“To date, our customers are mostly in class C and D. With this switch product, we aim at higher markets in B and C classes,” Merza said.
Enough with the price war
Furthermore, Merza, who is also the Deputy Chairperson of the Association of Indonesian Telecommunications Providers (ATSI), acknowledged that the telecommunications industry is starting to move towards digital prepaid services. The market awaits whether Indosat and Tri Indonesia to enter similar services.
In fact, prepaid products are actually common. Each operator has more than one cellular product targeting different market segments. However, digital-based prepaid products can be a new strategy for operators to get out of the long-standing price war.
Digital prepaid services promote brand and product novelty without being associated with telecommunications companies. According to Merza, this service can open up opportunities to compete in two market segments, which are affordable and premium markets.
After the failure era of e-commerce, e-wallet, and OTT, operators are still trying to find the right business model to become a digital telco (digico) operator. However, it is yet to find whether this strategy can have a positive impact on the growth of the telecommunications industry. Moreover, the growth space for cellular customers in Indonesia is increasingly difficult.
“To play on existing products, operators can no longer raise prices, customers will started to leave,” he explained.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Di tengah stagnannya pertumbuhan industri, operator telekomunikasi terus berupaya mencari gebrakan baru melalui produk/layanannya. Berpengalaman gagal mengembangkan bisnis digital, sejak tahun lalu satu per satu operator mulai masuk ke layanan kartu prabayar berbasis aplikasi.
Di Indonesia, layanan ini mungkin bisa dibilang baru karena cara kerjanya sangat berbeda dengan cara masyarakat biasa membeli kartu prabayar. Segala aktivitas mulai dari pemesanan kartu, pemilihan nomor, registrasi, hingga pembelian paket dilakukan melalui aplikasi.
Layanan ini pertama kali di Indonesia diluncurkan oleh Telkomsel pada Oktober 2019 dengan merek by.U. Berselang beberapa bulan kemudian, layanan serupa Switch Mobile juga hadir di pasaran. Switch Mobile merupakan produk prabayar terbaru Smartfren.
Selain dua operator tersebut, XL Axiata (XL) bakal terjun ke layanan prabayar berbasis digital dalam waktu dekat. Berdasarkan informasi yang dihimpun DailySocial, XL akan masuk dengan merek Live.On.
Aplikasi Live.On telah tersedia di Google Play, tetapi belum resmi beroperasi secara komersial. Menurut pantauan kami, XL membuka toko resmi Live.On di Shopee untuk pembelian kartu perdana.
Pihak XL tidak memberikan komentarnya terkait hal ini. Meskipun demikian, sumber kami menyebutkan XL menggandeng Circles.Life untuk membangun Live.On. Tautan aplikasi Live.On di Google Play serupa dengan Circles.Life.
Circles Life adalah startup telko digital (MVNO) yang telah beroperasi di Singapura, Australia, dan Taiwan. Circles Life memang telah merencanakan ekspansi ke Indonesia sejak tahun lalu. Belum jelas seperti apa bentuk kemitraan antara XL dan Circles Life.
Merangkul anak muda dengan “penyegaran”
Langkah mengembangan bisnis prabayar digital menandakan operator seluler mulai serius membidik segmen anak muda melalui branding dan model bisnis yang berbeda dari produk seluler pendahulunya.
Operator berupaya menghadirkan produk yang dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan pengguna. Produk ini dianggap cocok untuk kalangan anak muda yang cenderung tak ingin didikte dalam menikmati layanan.
Sebelumnya, mantan Direktur Utama Telkomsel Emma Sri Hartini sempat menyebutkan bahwa Telkomsel telah 25 tahun berdiri dan dipandang sebagai merek lama. Peluncuran by.U dinilai dapat menjadi langkah “penyegaran” untuk merangkul generasi Z tanpa menganibalisasi produk existing-nya, yakni simPATI, AS, dan Loop.
“Gen Z itu tidak mau diatur produknya, mereka tidak product-driven. Berbeda dengan selama ini produk-produk yang sudah ada di-drive oleh operator. Nah, by.U ini bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna,” papar Emma.
Dihubungi secara terpisah, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys mengatakan hal senada. Menurutnya, ia ingin merek seluler ini [Switch Mobile] dapat dikenal sebagai produk baru di pasaran tanpa perlu diasosiasikan dengan merek existing Smartfren.
“Saat ini, pelanggan kami sebagian besar berada di kelas C dan D. Dengan Switch ini, kami ingin membidik high market di kelas B dan C,” ungkap Merza.
Keluar dari perang harga
Lebih lanjut, Merza, yang juga adalah Wakil Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), mengakui bahwa industri telekomunikasi mulai mengarah ke layanan prabayar digital. Pasar menanti apakah Indosat dan Tri Indonesia untuk masuk ke layanan serupa.
Sebetulnya, peluncuran produk prabayar adalah hal lumrah. Setiap operator memiliki lebih dari satu produk seluler yang menyasar segmen pasar berbeda. Namun, produk prabayar berbasis digital dapat menjadi strategi baru operator untuk keluar dari lingkaran perang harga yang telah berlangsung lama.
Layanan prabayar digital mengedepankan kebaruan merek dan produk tanpa diasosiasikan dengan perusahaan telekomunikasi. Menurut Merza, layanan ini dapat membuka peluang untuk berkompetisi di dua segmen pasar, yani pasar terjangkau dan premium.
Setelah era kegagalan e-commerce, e-wallet, dan OTT, operator masih terus mencoba mencari model bisnis yang tepat untuk menjadi operator digital telco (digico). Kendati demikian, belum dapat diketahui apakah strategi ini dapat memberi dampak positif terhadap pertumbuhan industri telekomunikasi. Apalagi, ruang pertumbuhan pelanggan seluler di Indonesia semakin sulit.
“Untuk bermain di produk existing, operator tidak bisa lagi menaikkan harga, pelanggannya bisa kabur,” paparnya.
Bertujuan untuk memudahkan pengguna mendapatkan layanan telekomunikasi secara fleksibel, Switch resmi diperkenalkan. Melalui aplikasi ini, pengguna bisa melakukan pembelian kartu perdana dan mendapatkan paket data internet.
Founder & CEO Switch Ega Praditya mengungkapkan, “Cara kerjanya tidak jauh berbeda dengan proses pembelian SIM Card operator lainnya. Hanya dengan mengedepankan proses online, pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi dan memilih nomor SIM yang diinginkan. Usai pembayaran dilakukan kami akan mengirimkan SIM Card tersebut langsung ke rumah pengguna.”
Untuk pembayaran disediakan opsi melalui transfer bank (Permata, Mandiri, dan Danamon), kartu kredit, dan gerai Alfamart. Selain itu Switch menjalin kemitraan dengan dompet digital GoPay dan Dana. Mereka juga merangkul JNE dan GoSend sebagai mitra logistik.
“Kami ingin menghadirkan cara pembelian dengan konsep on demand seperti yang diterapkan oleh layanan e-commerce. Pengguna bisa membeli paket data internet yang diinginkan atau fitur-fitur lainnya sesuai dengan kebutuhan,” kata Ega.
Didukung Smartfren
Kendati founder mengklaim layanan tersebut beroperasi secara independen, inisiatif aplikasi Switch didukung penuh PT Smartfren Telecom (Smartfren). Paket data yang ditawarkan berasal dari nomor-nomor berbasis Smartfren.
“Bisa dibilang proses ini yang membedakan kami dengan operator telekomunikasi lainnya. Meskipun kami menjalankan bisnis layaknya seperti perusahaan operator telekomunikasi pada umumnya, namun kami ingin memangkas penggunaan pulsa yang dibebankan kepada pengguna,” kata Ega.
Konsep serupa sudah diluncurkan Telkomsel. Bernama by.U, aplikasi tersebut didesain untuk memudahkan pengguna mendapatkan paket data dan layanan telekomunikasi lainnya dari perusahaan.
Meskipun tidak benar-benar murni MVNO, konsep yang dihadirkan by.U dan Switch, jika berhasil, menjadi jembatan bahwa branding yang berjalan di atas suatu jaringan seluler tertentu bisa berjalan, terutama jika ditujukan ke kaum muda yang lebih melek digital.
Sebagai pemanis, Switch juga dilengkapi berbagai fitur lain, seperti berita, voucher makanan, game, dan sistem berbasis reward.
“Target kami hingga akhir tahun 2020 adalah terus mengembangkan produk dan menghadirkan inovasi terbaru [..] dan tentunya menampung semua feedback dari pengguna agar kami bisa memenuhi kebutuhan mereka,” kata Ega.
April 2019 sepertinya menjadi satu bulan yang digunakan oleh para operator di Indonesia untuk mengadakan sebuah acara kumpul bersama atau gathering. Salah satu yang mengadakan acara ini adalah Smartfren. Kami pun diundang oleh Smartfren dalam acara yang bertajuk “Smartfren National Media Gathering Bandung” yang berlangsung pada tanggal 24-26 April 2019.
Acara dimulai dengan keberangkatan menggunakan kereta Argo Parahyangan yang berangkat tepat jam 10.30 dari Jakarta. Perjalanan menuju Bandung yang memakan waktu sekitar 3 jam 10 menit tersebut ditemani oleh dua buah MiFi Smartfren S1 yang sudah mendukung CAT 7 untuk sekitar 20-an wartawan dari media Jakarta.
Hal unik yang dirasakan adalah sinyal Smartfren sepertinya sudah terpancarkan hampir di sepanjang jalur Jakarta-Bandung tersebut. Sinyal kencang pada saat kereta sedang berada di tempat yang terlihat ada penduduknya. Akan tetapi, pada saat menanjak di sekitar Subang sampai Padalarang, sinyal beberapa kali terlihat hilang.
Sesampainya di Bandung, kami dibawa ke sebuah restoran bernama Skyline. Di sinilah Smartfren memaparkan semua rencananya untuk tahun 2019 ini. Yang pertama adalah rencana Smartfren untuk melakukan uji coba 5G di Indonesia pada pertengahan tahun 2019 ini.
5G
Penggunaan 5G diprediksikan oleh VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo akan berbeda dengan penggunaan LTE pada saat ini. 5G nantinya bakal lebih digunakan untuk kebutuhan IoT, transportasi pintar, pekerjaan-pekerjaan remote, dan lain sebagainya. LTE sendiri saat ini masih digunakan untuk kebutuhan personal seperti browsing dan media sosial.
5G sendiri nantinya akan menggunakan millimeter wave atau yang sering juga disebut dengan millimeter band. Artinya, 5G nantinya akan menggunakan pita yang berbeda dengan yang digunakan pada 4G, seperti untuk Smartfren ada di 850 MHz dan 2300 MHz. Spektrum yang bakal digunakan adalah antara 30 sampai 300 GHz.
Oleh karena menggunakan millimeter wave, jangkauan sinyal tentu akan menjadi lebih kecil. Teknologi yang nantinya bakal digunakan adalah pemancar dengan teknologi small cell. Menurut Munir, nantinya teknologi ini akan menggunakan tiang-tiang setinggi tiang listrik dengan jarang 200 meter atau sekitar dua blok.
Beberapa teknologi yang ada pada 4G LTE juga masih bakal digunakan seperti MIMO (Multiple in multiple out) dan QAM (quadrature amplitude modulation) yang mampu membuat lebar pita lebih efisien. Beam Forming yang membuat sebuah antena bakal bisa memancarkan sinyal lebih jauh ke satu arah pun juga masih bakal digunakan pada 5G.
Pada teknologi 4G, Carrier Aggregation dapat menghubungkan sebuah perangkat ke dua sampai tiga pemancar. Akan tetapi, pada 5G nantinya sebuah perangkat dapat terhubung ke banyak pemancar secara bersamaan. Dan terakhir, transfer informasi pun juga bakal menggunakan full duplex atau dua arah secara bersamaan.
Semua teknologi yang ada tersebut nantinya bakal menghasilkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi. 5G sendiri nantinya bakal memiliki kecepatan 1-10 Gbps atau lebih. Teknologi ini pun secara serentak rencananya bakal digelar pada tahun 2020. Dan Smartfren pun akan melakukan uji coba sekitar bulan Juni sampai Juli 2019 nanti.
Jangkauan Sinyal
Smartfren juga memiliki rencana untuk perluasan jaringan mereka pada tahun 2019 ini. Perluasan area baru bakal digelar di Indonesia bagian Timur seperti Papua dan NTT. Perluasan jaringan pada pulau-pulau yang sudah dijangkau oleh Smartfren pun juga dilakukan pada tahun ini.
Mereka berharap nantinya Jawa bakal memiliki jangkauan 91%. Selain itu, Sumatera ditargetkan mencapai 76%, Kalimantan 41%, dan Sulawesi 55%. Rencananya, Smartfren menginginkan adanya jangkauan 71% pada akhir tahun 2019 ini.
Mudik Lebaran 2019
Smartfren bakal memastikan bahwa jaringan mereka akan memiliki kapasitas yang cukup dan meningkatkan kualitasnya pada seluruh area pubik, jalur transportasi, serta kota-kota tujuan mudik. Hal tersebut bakal dicapai dengan bantuan sekitar 75 mobile BTS di beberapa titik yang dianggap kurang.
Smartfren juga bakal memastikan bahwa mereka memiliki tim insinyur yang cukup selama masa mudik lebaran. Untuk itu, Smartfren tim mereka semenjak H-7 sampai H+7 lebaran 2019. Hal tersebut untuk menghindari adanya masalah operasional jaringan.
Terakhir, Smartfren juga bakal melakukan monitoring pada seluruh elemen sistem mereka semenjak H-14 sampai H+14. Antisipasi masalah ini langsung dimonitor dari NOC (Network Operating Center) Jakarta dan Surabaya.
Smartfren Roaming
Libur lebaran tidak selalu berhubungan dengan mudik. Beberapa orang juga bakal mengambil momen ini untuk berlibur ke luar negeri. Oleh karena itu, Smartfren juga mengambil kesempatan tersebut dengan memberikan beberapa paket murah untuk roaming.
Smartfren menjual paket data roaming mereka dengan cukup murah. Informasi tersebut dapat langsung diakses melalui website resmi mereka. Walaupun begitu, pengguna yang ingin menggunakan fasilitas roaming harus memastikan bahwa kartu dan layanan roaming tersebut sudah bisa digunakan. Untuk hal tersebut dapat langsung datang ke galeri Smartfren.
Andromax?
Saat ini, Smartfren sudah tidak lagi mengeluarkan smartphone dengan merek Andromax. Menurut pak Munir, Andromax beberapa tahun lalu merupakan solusi Smartfren untuk berganti dari layanan CDMA menjadi 4G. Selain itu, Andromax juga menjadi solusi karena saat itu perangkat LTE masih tidak terjangkau.
Saat ini, Smartfren hanya memiliki fokus untuk menjual perangkat Mobile WiFi atau MiFi saja. Hal tersebut juga imbas dari penjualan smartphone merek lainnya yang sudah terjangkau dan telah mendukung jaringan Smartfren. Lalu apakah mereka akan melangsungkan strategi yang sama?
Bapak Munir menerangkan bahwa kemungkinan strategi yang sama belum akan dipakai untuk 5G. Hal tersebut dikarenakan 5G masih dalam tahap percobaan. Percobaan tersebut lebih kepada apakah teknologi baru tersebut bisa langsung diintegrasikan pada sistem yang telah dimiliki oleh Smartfren. Jadi, pembicaraan mengenai bisnis 5G belum dilakukan saat ini.
Semoga saja, nantinya bakal tersedia lagi perangkat-perangkat 5G yang murah.
Kemarin sore (26 April 2019) adalah momentum puncak bagi gelaran Smartfren 4G Battle. Setelah kualifikasi panjang, kompetisi ini akhirnya menemukan dua tim terbaik untuk bertarung di babak Grand Final Mobile Legends Smartfren 4G Battle.
Diselenggarakan di Highgrounds Indonesia, Pantai Indah Kapuk, pagelaran puncak Smartfren 4G Battle mempertemukan OPi Gaming dan Power Danger Esports. Jalan yang harus dilewati kedua tim ini cukup panjang. Pasalnya, Kompetisi ini diikuti oleh 29.560 peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Mulai digelar sejak 8 Desember 2018 lalu, Smartfren 4G Battle terbagi menjadi tiga musim. Dari 3 musim, ada 5912 tim peserta yang bertarung memperebutkan total hadiah sebesar Rp185 juta. OPi Gaming dan PowerDanger Esports sendiri berhasil lolos ke babak Grand Final setelah menyisihkan para pesaingnya di babak playoff, yang digelar pada 6-7 April 2019 lalu.
Bertanding dalam format best-of-5, OPi Gaming sempat kalah satu kali. Dalam posisi ketinggalan skor, punggawa dari OPi Gaming justru bermain dengan sangat tenang. Mereka tetap berusaha meminimalisir kerugian sambil tetap mencari keuntungan yang bisa mereka dapatkan dari keadaan tersebut. Akhirnya mereka bangkit di game selanjutnya, dan langsung membalikkan keadaan jadi 3-1.
Terkait kompetisi ini, Febrian Anas, selaku Head of Content Smartfren, sempat berbincang-bincang dengan awak media pada gelaran konfrensi pers. Ia menceritakan, bahwa salah satu alasan diadakannya Smartfren 4G Battle adalah untuk merangkul komunitas Mobile Legends di Indonesia. Lebih lanjut Febrian Anas juga bercerita soal keinginan Smartfren, untuk memunculkan bakat-bakat baru di kancah Mobile Legends, mengingat kancah esports game ini yang sedang berkembang pesat.
Kendati Smartfren 4G Battle cukup menarik perhatian komunitas pemain Mobile Legends, lebih lanjut Febrian memberikan komentarnya soal investasi Smartfren di ekosistem esports Indonesia. “Kalau bicara investasi, pastinya kita terus berusaha menyediakan infrastruktur yang mapan, agar para gamers semakin nyaman bermain dengan menggunakan jaringan Smartfren. Tapi kalau bicara soal investasi dalam menyediakan wadah kompetisi yang lebih besar, sejauh ini kami masih belum ada rencana ke arah sana.”
OPi Gaming selaku tim juara berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp20 juta, dilanjut dengan Power Danger Esports selaku runner-up berhak mendapatkan Rp15 juta. Terakhir ada tim Ex-Sultan yang berhak menerima hadiah sebesar Rp10 juta sebagai peringkat ketiga.
Selamat bagi para tim juara! Semoga prestasi kalian bisa terus berlanjut sampai ke tingkat nasional maupun internasional!
Pada tanggal 9 April 2019, Smartfren mengundang para wartawan pada stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta. Pada acara tersebut, Smartfren mengajak para jurnalis untuk bersama-sama menguji jaringan yang ada pada terowongan MRT Jakarta. Sebelumnya, semua operator pun kesulitan untuk menghadirkan sinyal mereka sepanjang jalur bawah MRT.
Deputy CEO Smartfren Djoko Tata Ibrahim mengatakan bahwa Smartfren telah hadir di MRT Jakarta. Hal ini karena mereka ingin menghadirkan kenyamanan dan layanan yang lebih baik untuk para pelanggannya, khususnya pengguna MRT. Smartfren pun juga sudah menghadirkan layanan 4G nya di semua stasiun MRT.
Teknologi yang digunakan oleh Smartfren untuk menggelar layanannya memakai Leakage Cable yang sudah disediakan oleh Tower Bersama Group selaku penyedia sarana telekomunikasi di MRT Jakarta. Hal ini membuat Smartfren hanya harus “menyuntikkan” sinyal dari BTS. Dengan teknologi ini, Smartfren hanya memasangkan empat BTS sepanjang jalur bawah MRT.
Uji coba ini dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan. Walaupun begitu, Smartfren bersama dengan para operator lainnya masih melakukan negosiasi harga pasang sebelum layanan tersebut bersifat permanen. Uji Coba ini sendiri sudah dimulai semenjak akhir Maret atau saat MRT mulai digratiskan. Pihak Smartfren sendiri meminta doa agar negosiasi ini dapat berjalan dengan lancar.
VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo dalam kesempatan yang sama melakukan uji kecepatan internet dengan menggunakan aplikasi Net Velocity. Pada saat didalam terowongan, internet Smartfren mampu berlari pada kecepatan sampai 63 Mbps! Akan tetapi, pada saat di stasiun Lebak Bulus, di mana banyak orang tersambung ke jaringan Smartfren, kecepatannya “hanya” 35-an Mbps.
Terakhir, Merza Fachys selaku Presiden Direktur Smartfren mengatakan bahwa beliau belum tahu pasti kapan negosiasi ini akan berakhir. Beliau berharap bahwa hasil negosiasi bisa tercapai pada saat uji coba ini berakhir. Tentu saja, hal tersebut demi tercapainya layanan Smartfren agar dapat digunakan dengan nyaman oleh para pelanggannya.