Tag Archives: smartwatch

10 Smartwatch Harga Rp 500 Ribu Paling Direkomendasikan

10 Smartwatch Harga Rp500 Ribu Paling Direkomendasikan

Smartwatch telah menjadi bagian integral dari dunia teknologi dan pergelangan tangan kita. Berdasarkan informasi dari Wareable, meskipun penelitian terbaru memprediksi bahwa sebanyak 353 juta smartwatch akan dikirimkan pada tahun 2027, meningkat dari hanya 51 juta pada tahun 2017, namun mungkin mengejutkan banyak orang bahwa smartwatch pertama sebenarnya berasal dari tahun 1927. Ada ledakan popularitas smartwatch pada tahun 80-an dan 90-an.

1. Xiaomi Band

Xiaomi Mi Band 2 juga tahan air

Xiaomi Band adalah gelang pintar yang dapat dihubungkan dengan perangkat Android dan memiliki ketahanan air yang impresif. Dengan kapasitas baterai mencapai 41 mAh, perangkat ini menawarkan daya tahan baterai hingga 30 hari. Dilengkapi dengan sensor militer, Xiaomi Band memonitor aktivitas Anda sepanjang hari.

  • Konektivitas: Android
  • Ketahanan Air: Ya
  • Kapasitas Baterai: 41 mAh
  • Daya Tahan Baterai: Hingga 30 hari
  • Sensor: Sensor militer
  • Harga: Sekitar 300 ribu

2. Onix P1

Onix P1 adalah smartwatch yang dapat terhubung dengan Android dan memiliki fitur tahan air. Dengan desain yang simpel dan berbagai pilihan warna, perangkat ini menawarkan layar LED yang menampilkan berbagai informasi.

  • Konektivitas: Android
  • Ketahanan Air: Ya
  • Layar: LED
  • Fitur Tambahan: Mode olahraga, pemantauan tidur, dan pengukuran suhu
  • Harga: Sekitar 200 ribu

3. Amazfit Bip U

Foto: amazfit.com

Amazfit Bip U menawarkan berbagai mode olahraga, mulai dari lari outdoor hingga berenang. Dengan dua sensor, BioTracker 2 PPG dan OxygenBeats, perangkat ini dapat mengukur detak jantung dan kadar oksigen dalam darah.

  • Mode Olahraga: 60 pilihan mode
  • Sensor: BioTracker 2 PPG dan OxygenBeats
  • Fitur Tambahan: Pemantauan tidur nyenyak, tidur ringan, dan tidur REM
  • Harga: 500 ribu

4. Vyatta Fitme Pro X

Fitme Pro X dari Vyatta adalah smartwatch dengan desain dinamis yang cocok untuk semua usia dan gender. Dilengkapi dengan sensor yang dapat mengukur suhu tubuh secara real-time, perangkat ini menawarkan layar berukuran 1,69 inci dengan teknologi IPS Full touchscreen.

  • Layar: 1,69 inci IPS Full touchscreen
  • Proteksi Layar: Scratch Resistant Tempered Glass
  • Sensor: Pengukuran suhu tubuh real-time
  • Fitur Tambahan: Pemantauan aktivitas harian, mode olahraga, dan pemantauan tidur
  • Harga: Sekitar 500 ribu

5. Huawei Band 6

Dengan layar AMOLED berukuran 1,47 inci, Huawei Band 6 menawarkan berbagai fitur kesehatan, termasuk pemantauan detak jantung, mode olahraga, dan pemantauan stres.

  • Layar: 1,47 inci AMOLED
  • Ketahanan Air: Hingga kedalaman 50 meter
  • Fitur Kesehatan: Pemantauan detak jantung, mode olahraga, pemantauan stres
  • Harga: Sekitar 500 ribu

6. Amazfit BIP S Lite

Amazfit BIP S Lite menawarkan daya tahan baterai hingga 30 hari dan memiliki lebih dari 150 Watch Face yang dapat diganti. Dengan 8 mode olahraga dan fitur kesehatan yang lengkap, perangkat ini adalah pendamping sehari-hari yang sempurna.

  • Daya Tahan Baterai: Hingga 30 hari
  • Watch Face: Lebih dari 150 pilihan
  • Mode Olahraga: 8 pilihan mode
  • Harga: Sekitar 500 ribu

7. Onix Cognos U Watch U8

Dapat dihubungkan dengan Android dan iOS, Onix Cognos U Watch U8 memiliki layar sentuh berukuran 1.48 inci. Meskipun tidak tahan air, perangkat ini menawarkan berbagai fitur multimedia dan sensor untuk olahraga.

  • Konektivitas: Android dan iOS
  • Layar: 1.48 inci touchscreen
  • Fitur Multimedia: Ya
  • Harga: Sekitar 100 ribu

8. Honor Band 6

Mirip dengan Smart Band, Honor Band 6 menawarkan fitur yang lebih lengkap dengan desain yang elegan. Dengan layar AMOLED berukuran 1.47 inci, perangkat ini menawarkan tampilan yang jelas dan tajam.

  • Layar: 1.47 inci AMOLED
  • Desain: Elegan
  • Fitur Tambahan: Pemantauan tidur, mode olahraga, dan pemantauan stres
  • Harga: Sekitar 500 ribu

9. OASE Horizon W1

Dengan desain minimalis, OASE Horizon W1 cocok untuk semua bentuk tangan. Perangkat ini menawarkan fitur lengkap dan daya tahan baterai yang lama. Layarnya dilindungi oleh Tempered Glass, menjadikannya tahan terhadap goresan.

  • Desain: Minimalis
  • Proteksi Layar: Tempered Glass
  • Fitur Tambahan: Pemantauan aktivitas harian, mode olahraga, dan pemantauan tidur
  • Harga: Sekitar 500 ribu

10. VYATTA Fitme Pro X

Mirip dengan Vyatta Fitme Pro X, produk ini menawarkan sensor untuk mengukur suhu tubuh dan layar IPS Full Touch Screen berukuran 1,69 inci.

  • Layar: 1,69 inci IPS Full Touch Screen
  • Sensor: Pengukuran suhu tubuh real-time
  • Fitur Tambahan: Pemantauan aktivitas harian, mode olahraga, dan pemantauan tidur
  • Harga: Sekitar 500 ribu
Honor-Watch-GS-5

Honor Umumkan Watch GS 3, Smartwatch Stylish Dengan Bodi Stainless Steel

Pada bulan September 2021 lalu, Honor memperkenalkan Watch GS Pro. Jam tangan pintar ini ditujukan untuk penggemar aktivitas outdoor dan para petualang.

Kini Honor kembali mengumumkan smartwatch baru seri GS, yakni Watch GS 3. Sangat kontras dengan Watch GS Pro, Watch GS 3 justru tampil stylish dengan bodi lebih ramping, pelacakan lokasi yang lebih baik, dan dilengkapi rangkaian fitur pelacakan kesehatan yang lengkap.

 

Dari segi desain, Watch GS 3 mengemas kaca lengkung 3D baru di depan panel AMOLED 1,43 inci beresolusi 466×366 piksel (336 ppi) berbentuk bulat dengan diameter 45,9 mm. Ia hadir dalam pilihan warna silver, gold, dan black dengan tali kulit atau tali karet yang tahan lama.

Sasisnya terbuat dari 316L low-carbon stainless steel dengan ketebalan 10,5 mm dan beratnya hanya 44 gram. Bodinya juga sudah tahan air dengan sertifikasi 5 ATM, jadi bisa dipakai saat mandi atau aktivitas berenang.

Berkat sensor pemosisian dual-frequency baru yang mendukung lima konstelasi satelit utama, perangkat wearable ini dapat melacak pengguna ke mana pun perginya meski tak terhubung dengan smartphone. Ia juga dapat menyajikan data yang lebih akurat saat berlari, mendaki, dan melakukan aktivitas outdoor lainnya.

Tentunya Honor Watch GS 3 juga dilengkapi dengan rangkaian fitur kesehatan yang ditingkatkan. Ia memiliki modul PPG 8-channel yang dapat memberikan akurasi minimum 97% saat melacak detak jantung. Serta, dapat melacak kadar oksigen dalam darah, kualitas tidur, dan ada lebih dari 100 mode olahraga termasuk 10 mode olahraga profesional.

Jeroannya menggunakan chipset Apollo4 dengan penyimpanan internal 4G dan menjalankan LiteOS yang mendukung banyak aplikasi pihak ketiga. Rangkaian sensornya mencakup accelerometer, gyro, compass, air pressure, dan ambient light.

Dengan baterai 451 mAh, smartwatch ini menjanjikan masa pakai hingga 14 hari untuk penggunaan biasa atau 30 jam dengan pelacakan GPS terus menerus. Bila sedang terburu-buru, cukup mengisi daya selama 5 menit dan pengguna akan mendapatkan daya yang cukup untuk bertahan sepanjang hari. Pengisian dari baterai kosong sampai penuh akan memakan waktu kurang dari satu jam.

Harga Honor Watch GS 3 di Tiongkok dibanderol mulai dari CNY 1.300 (Rp2,9 jutaan) dengan tali karet atau CNY 1.500 (Rp3,3 jutaan) dengan tali kulit.

Sumber: GSMArena

CES 2022: Razer Umumkan Konsep Meja Gaming Radikal dan Sejumlah Produk Baru Lainnya

Event teknologi tahunan CES terasa kurang afdal tanpa konsep gadget liar dari Razer. Brand periferal tersebut bahkan sudah memulai tradisi ini sejak tahun 2014, tepatnya ketika mereka memperkenalkan sebuah konsep PC modular bernama Project Christine.

Konsep tersebut memang tidak pernah terealisasi, namun itu tidak mencegah Razer untuk terus mengeksplorasi ide-ide liarnya. Di CES 2022, mereka kembali memperkenalkan sebuah konsep PC modular yang tidak kalah ambisius. Menurut saya, Project Christine bahkan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan konsep baru bernama Project Sophia ini.

Bukan, gambar di atas bukanlah sebuah laptop gaming berukuran jumbo yang dibekali dua pasang kaki. Secara sederhana, Project Sophia dapat dideskripsikan sebagai meja gaming futuristis yang mendukung kustomisasi tingkat ekstrem berkat rancangan modularnya.

Secara total, Project Sophia bisa diisi dengan 13 modul yang berbeda. Modul utamanya adalah sebuah custom PCB yang mengemas komponen-komponen inti seperti prosesor dan kartu grafis. Modul tersebut menancap ke bagian bawah meja secara magnetis, dan saat tiba waktunya untuk upgrade, pengguna bisa melepasnya dengan mudah, lalu mencopot komponen-komponennya untuk diganti dengan yang lebih baru.

Modul-modul lainnya sangat bervariasi dan sengaja dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna yang berbeda-beda. Anda seorang desainer grafis? Pasang saja modul pen tablet di ujung kanan bawah. Anda bekerja di bidang produksi musik? Ada modul audio mixer yang menanti untuk dipasang. Ya, skenario-skenario yang saya sebutkan ini memang tidak ada sangkut-pautnya dengan gaming sama sekali, tapi justru itulah nilai praktis yang Project Sophia tawarkan: satu meja untuk memenuhi segala macam aktivitas yang melibatkan komputer.

Seperti halnya konsep-konsep rancangan Razer lain, tidak ada jaminan Project Sophia bakal terus dikembangkan hingga menjadi produk yang siap rilis. Ide akan sebuah meja yang bisa dijejali komponen-komponen PC sendiri bukanlah hal baru, dan siapa tahu ke depannya eksekusinya bisa selevel Project Sophia.

Razer Enki Pro HyperSense

Project Sophia bukan satu-satunya perangkat konsep yang Razer umumkan di CES 2022. Konsep lainnya adalah kursi gaming Enki Pro HyperSense, yang lebih mungkin untuk direalisasikan dalam waktu dekat.

Kursi ini pada dasarnya sama seperti yang Razer perkenalkan Oktober lalu, tapi yang sudah ditandemkan dengan teknologi haptic feedback bikinan D-BOX demi menyajikan sensasi immersive selama bermain. Unit aktuatornya diposisikan di bagian dasar kursi, akan tetapi sensasi getarannya dapat dirasakan di bagian bokong sekaligus punggung. Selain bergetar, bagian dudukannya juga bisa miring ke empat arah yang berbeda.

Semuanya berlangsung secara real-time, dengan tingkat respons sampai secepat 5 milidetik kalau kata Razer. Agar bisa bekerja dengan baik, tentu saja game yang dimainkan harus dibuat jadi kompatibel lebih dulu. Namun seandainya memainkan game yang tidak kompatibel, pengguna masih bisa merasakan feedback berdasarkan input dari controller, mouse, ataupun keyboard.

Selain game, aktuatornya juga dirancang untuk bereaksi selagi pengguna menonton film atau mendengarkan musik. Razer bilang ada lebih dari 2.200 judul game, film, dan lagu yang kompatibel dengan sistem haptic feedback milik Enki Pro HyperSense.

Razer X Fossil Gen 6

Konsep sudah, saatnya membahas produk-produk baru yang akan segera Razer pasarkan dalam beberapa bulan ke depan. Kita mulai dari Razer X Fossil Gen 6 terlebih dulu. Bukan, ini bukan smartwatch gaming, melainkan kolaborasi antara Razer dan Fossil untuk menciptakan edisi spesial dari smartwatch Fossil Gen 6.

Spesifikasinya identik dengan Fossil Gen 6 versi standar: diameter 44 mm, layar AMOLED 1,28 inci beresolusi 416 x 416, serta diotaki chipset Snapdragon Wear 4100+. Bodinya terbuat dari bahan stainless steel, dan perangkat secara keseluruhan tahan air hingga kedalaman 30 meter. Yang berbeda, edisi spesial ini dibekali tiga watch face eksklusif Razer, serta dua opsi warna strap khas Razer.

Rencananya, Razer X Fossil Gen 6 akan segera dijual dengan harga $329, tapi dalam jumlah yang terbatas saja, persisnya 1.337 unit.

Versi baru Razer Blade 14, Blade 15, dan Blade 17

Sehubungan dengan diluncurkannya prosesor-prosesor laptop baru dari AMD dan Intel sekaligus, belum lagi kartu grafis laptop anyar besutan Nvidia, Razer pun dengan sigap mengumumkan versi baru dari trio laptop gaming-nya yang sudah menerima penyegaran spesifikasi dan sejumlah penyempurnaan lain.

Pada versi terbarunya, Razer Blade 14, Blade 15, dan Blade 17 kini menawarkan RTX 3070 Ti maupun RTX 3080 Ti sebagai opsi GPU-nya. Untuk prosesor, Blade 14 mengandalkan Ryzen 9 6900HX, sementara Blade 15 dan Blade 17 mengandalkan penawaran dari kubu Intel, spesifiknya Core i9-12900H pada konfigurasi termahalnya. Ketiga laptop ini juga mengemas RAM DDR5, tapi khusus untuk Blade 14, RAM-nya tidak upgradeable.

Selain mengunggulkan komponen-komponen terbaru, trio Razer Blade anyar ini juga hadir dengan beberapa penyempurnaan seperti keyboard yang berukuran lebih besar, laser-cut speaker, rancangan engsel yang lebih tipis, serta ventilasi ekstra guna semakin mengoptimalkan sirkulasi udaranya.

Di pasar Amerika Serikat, ketiga laptop baru ini akan dipasarkan pada kuartal pertama 2022. Untuk harganya, Blade 14 dibanderol mulai $2.000, Blade 15 mulai $2.500, dan Blade 17 mulai $2.700.

Sumber: Razer.

Xiaomi Juga Umumkan Smartwatch Watch S1 dan TWS Buds 3

Smartphone flagship Xiaomi dengan chipset Snapdragon 8 Gen 1 telah resmi diperkenalkan, mereka adalah Xiaomi 12 dan 12 Pro. Untuk menambah pengalaman premium di smartphone, Xiaomi turut menghadirkan perangkat wearable smartwatch dan TWS terbarunya yakni Watch S1 dan Buds 3.

Watch S1 adalah smartwatch paling premium yang pernah dibuat oleh Xiaomi. Ia punya rangka baja tahan karat, bodi tahan air 5ATM, layar AMOLED yang diproteksi kaca safir, dan mendukung aplikasi pihak ketiga.

Layar sentuh AMOLED jam tangan pintar ini berbentuk bulat dengan ukuran cukup lapang 1,43 inci sehingga mempermudah navigasi dan mengontrol aplikasi. Untuk mendorong gaya hidup sehat, Xiaomi melengkapinya dengan lebih dari 117 mode olahraga.

Xiaomi turut menyematkan sensor heart rate dan blood oxygen, serta kemampuan sleep tracking. Juga ada NFC untuk pembayaran digital, pemosisian GNSS, serta mikrofon dan speaker bawaan yang memungkinkan pengguna menerima panggilan telepon dari smartphone yang terhubung.

Berbekal baterai 470 mAh, Xiaomi mengklaim Watch S1 akan bertahan hingga 12 hari dengan penggunaan campuran. Harganya dijual mulai dari CNY 1.049 (sekitar Rp2,3 jutaan) untuk versi gelang karet dan CNY 1.199 (Rp2,6 jutaan) untuk model tali kulit.

Beralih ke TWS Xiaomi Buds 3, perangkat ini hadir dengan fitur active noise cancellation (ANC) dan memiliki tiga mikrofon berbeda untuk membantu mengurangi kebisingan hingga 40dB di lingkungan sekitar. Ada tiga mode ANC yang dapat dipilih yaitu mild noise reduction, balanced noise reduction, dan deep noise reduction. Juga tersedia mode transparansi untuk membantu pengguna berkomunikasi dengan orang lain atau mendengar suara sekitar tanpa perlu melepas earbud.

Untuk menghadirkan output audio dengan detail di semua level, Buds 3 dilengkapi dengan unit driver dual-magnetic ultra-dynamic. Xiaomi juga menyertakan HRFT tuning curve miliknya yang diklaim dapat membantu menyuguhkan kualitas suara tingkat studio.

Kuncupnya sudah tahan debu dan air dengan sertifikasi IP55, serta mendukung gerakan sentuh untuk menjawab panggilan suara atau menyesuaikan output audio. Untuk terhubung ke smartphone, Xiaomi mengandalkan konektivitas Bluetooth versi 5.2.

Dalam sekali pengisian daya, TWS Xiaomi ini bisa dipakai hingga tujuh jam dengan catatan fitur ANC mati dan total 30 jam dengan case charging. Terakhir harga, Xiaomi Buds 3 dibanderol CNY 449 atau sekitar Rp1 jutaan.

Sumber: GSMArena

Imoo Pembuat Watch Phone untuk Anak Resmi Bergabung dengan Olike Indonesia

Smartwatch merupakan perangkat wearable yang menjadi pendamping sempurna untuk smartphone. Umumnya jam tangan pintar ini didesain untuk mendukung gaya hidup sehat, tetapi ada juga perangkat khusus yang ditujukan untuk anak-anak.

Salah satunya dari imoo dengan produk watch phone yang mementingkan dua hal, yaitu komunikasi dan keamanan. imoo sendiri menjual produk jam tangan yang bisa bertelepon khusus untuk anak berumur 3-12 tahun sejak tahun 2019.

Kini imoo resmi bergabung dengan Olike Indonesia, PT. OASE Teknologi Asia yang menaungi Olike Indonesia resmi bekerja sama dan menjadi distributor utama dari produk imoo. “Kami berbahagia dengan bergabungnya imoo ke dalam keluarga besar kami. Produk yang sangat digemari dengan fitur canggihnya yang membuat anak dan orang tua merasa aman dan nyaman,” Ungkap Anthoni Roderick P. selaku Public Relations Olike Indonesia.

Sejauh ini imoo telah merilis empat watch phone dengan mengedepankan dua hal penting tersebut. Berawal dari imoo Y1 yang merupakan watch phone pertama yang bisa melakukan panggilan telepon dan pesan suara bagi anak. Kemudian ada Z2 bisa melakukan panggilan video, Z5 dilengkapi konektivitas 4G dengan chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, hingga yang terbaru Z6 dengan dual flip camera.

Berbagai fitur canggih juga dimiliki semua tipe watch phone imoo. Sebut saja, swimming waterproof IPX8 yang membuatnya bisa dipakai berenang hingga kedalaman 20 meter, long standby battery berkapasitas 680 mAh yang mampu bertahan hampir 7 hari dalam sekali charge, dan GPS yang membuat lokasi semakin akurat.

imoo juga menyediakan fitur untuk mendukung tumbuh kembang anak seperti pada Z6 yaitu adanya fitur AI Scanner untuk memberitahu apa saja yang ada di sekitar anak. Fitur ini di gunakan dengan cara memotret hewan maupun tumbuhan, lalu sistem akan membaca gambar dan memberikan informasi terkait gambarnya. Selain itu ada pula fitur hitung langkah, class mode, hingga beragam aplikasi edukatif yang di kemas dengan menyenangkan untuk belajar berhitung dan berbahasa inggris.

Jam tangan pintar imoo sendiri tahun ini mengalami peningkatan penjualan sebesar 28% dibandingkan tahun 2020 di Indonesia. Di penghujung tahun ini, imoo juga menghadirkan beragam promo spesial di e-commerce official imoo dan imoo official shop.

Jelang Akhir Tahun, Huawei Luncurkan Nova 9, MateBook 14, dan GT Runner

Sepertinya di penghujung tahun 2021, banyak vendor yang berlomba-lomba untuk menjual produk terbarunya di pasar Indonesia. Salah satu yang meluncurkan banyak perangkat pada bulan Desember 2021 ini adalah Huawei. Kali ini, Huawei meluncurkan 4 buah produk yang ada dalam kategori smartphone, laptop, dan juga AIoT. Acara peluncurannya sendiri diadakan pada tanggal 8 Desember 2021 yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube resmi Huawei Indonesia.

Perangkat pertama yang diperkenalkan kali ini adalah laptop Huawei MateBook 14s dan 14. Kedua laptop ini memiliki desain tipis, hanya 16,7 mm, serta memiliki bobot hanya 1,43 kg. Layarnya yang memiliki resolusi 2,5K (2520 x 1680) dengan rasio 3:2 ini menggunakan refresh rate 90 Hz dengan 1,07 miliar warna dan gamut warna 100% sRGB. Untuk Matebook 14, layarnya memiliki resolusi 2K.

Kedua laptop ini menggunakan prosesor Intel Core H Generasi ke 11 yang tentunya memiliki kinerja tinggi. Selain itu, GPU yang ada sudah menggunakan Iris Xe sehingga mampu memainkan banyak game yang saat ini sudah beredar di pasaran, walapun dengan setting rendah. Laptop ini menggunakan bodi dengan bahan aluminium dengan finishing matte mengkilap. Untuk pengisian daya, kedua laptop tersebut akan diisi melalui port USB-C dengan daya 90 watt.

Patrick Ru, Country Head Huawei CBG Indonesia mengatakan “Konsumen akan dapat menggunakan laptop ini untuk apa saja, baik itu tugas kreatif seperti mengolah foto atau video, tugas yang tidak terlalu menuntut seperti membuka spreadsheet dan menjelajahi web, atau bahkan bermain beragam video game. HUAWEI MateBook 14s & 14 akan menjadi pendamping teknologi terbaik untuk gaya hidup digital dengan produktivitas tinggi seperti saat ini.”

Perangkat kedua adalah smartphone Huawei Nova 9, yang diklaim memiliki kamera yang diambil dari DNA seri P. Kamera tersebut ditenagai oleh 50MP Ultra Vision RYYB colour filter array (CFA) dan XD Fusion Engine. Untuk layarnya, Huawei memasangkan panel dengan refresh rate 120 Hz curved display.

Nova 9 saat ini menggunakan Snapdragon 778G, yang walaupun chipset-nya sudah mendukung 5G, namun hanya memiliki konektivitas 4G. Prosesor ini didinginkan oleh VC Liquid Cooling dan graphene sehingga membuatnya menjadi lebih dingin dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Baterainya sendiri memiliki kapasitas 4300 mAh dengan charger 66 watt.

Patrick Ru mengatakan, “Melalui peluncuran HUAWEI nova 9, Huawei mencoba memberikan pengalaman fotografi yang sempurna kepada pengguna, terutama para generasi muda di Indonesia. Menyelaraskan dengan semangat generasi muda, HUAWEI nova Series didesain sebagai produk andalan yang memberikan pengalaman flagship smartphone di kelas harga menengah.”

“Selain itu, melalui dukungan serangkaian perangkat powerful yang terintegrasi dengan sistem operasinya, HUAWEI nova 9 memperkenalkan serangkaian fitur menarik, seperti salah satunya kamera berkualitas prima yang mampu diandalkan di banyak skenario, termasuk dalam keadaan minim cahaya sekalipun. Kamera ini juga mampu merekam video berkualitas 4K, serta didukung oleh Continuous Front/Rear Recording dan Remote Shutter, yang menawarkan beragam cara bagi pengguna dalam membuat video berkesan,”

Perangkat terakhir adalah Huawei GT Runner. Jam tangan pintar yang satu ini, sesuai dengan namanya, ditujukan untuk mereka yang senag berolah raga lari. Modelnya sendiri juga cukup berbeda dengan Huawei GT3. Untuk fungsinya sendiri sama dengan GT 3.

Huawei MateBook 14s dan 14s akan tersedia untuk pre-order mulai tanggal 8 hingga 17 Desember 2021 dengan harga Rp16.999.000 untuk MateBook 14s dan Rp 13.999.000 untuk MateBook 14. Untuk Huawei Nova 9 dijual dengan harga Rp.7.599.000. Terakhir, untuk Huawei GT Runner akan dibanderol dengan harga Rp. 3.399.000.

DNA Kamera dari Huawei P seri berapa?

Saat ini, Huawei mengklaim bahwa kamera dari Nova 9 dibawa dari jajaran kamera seri P. Namun, kita mengetahui bahwa kamera seri P dari Huawei berbeda dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, saya cukup penasaran dari seri yang mana kamera Nova 9 ini diambil.

Edy Supartono selaku Training Director of Huawei CBG Indonesia mengatakan bahwa Huawei Nova 9 dapat dikatakan setara dengan kamera yang ada pada flagship smartphone. Untuk kamera yang ada pada Huawei nova 9, membawa DNA dari Huawei P series khususnya yakni sensor RYYB. Sensor ini pertama kali diperkenalkan pada P30 Pro dan digunakan pada flagship smartphone Huawei. Susunan desain kamera Star Orbit Ring yang ada pada Huawei Nova 9 berasal dari DNA Huawei P 50 Pro.

Edy melanjutkan bahwa smartphone ini sendiri dilengkapi 50MP Ultra Vision AI Quad Camera System. Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah HUAWEI seri Nova, smartphone ini dilengkapi dengan teknologi kamera kelas unggulan seperti RYYB color filter array (CFA) yang meningkatkan pengambilan cahaya hingga 40% lebih tinggi dan XD Fusion Engine. Fitur-fitur canggih ini sangat meningkatkan kualitas gambar yang dihasilkan smartphone, dan membantu mempertahankan lebih banyak detail dalam foto yang diambil.

Kelangkaan chipset pengaruhi stok Huawei MateBook 14s/14?

Huawei MateBook 14s di luar Indonesia diketahui bahwa cukup banyak diminati oleh konsumen. Hal tersebut membuat ketersediaan barang dari MateBook 14s menjadi berkurang dan cukup sulit untuk ditemukan. Apakah hal tersebut bakal terjadi di Indonesia? Bagaimana dengan stoknya di Indonesia?

Edy mengatakan sejalan dengan komitmen Huawei, Huawei ingin memberikan pengalaman terbaik kepada konsumen, dan dapat memiliki juga menikmati teknologi yang dihadirkan, khususnya MateBook 14s. Terkait dengan ketersediaan barang Huawei MateBook 14s, Huawei Indonesia telah mempersiapkan unit dengan memperhitungkan maupun menganalisa permintaan konsumen akan laptop Huawei di tahun 2021 ini dan memastikan agar permintaan selama periode pre-order dapat terpenuhi.

Lalu bagaimana dengan penempatan kelas dari Nova dan Huawei P Lite?

Harga dari Nova 9 saat ini sudah melebihi dari sebuah smartphone Huawei P Lite. Hal ini cukup membingungkan karena kelas Huawei P adalah flagship dan Nova adalah midrange. Lalu bagaimana Huawei menempatkan smartphone-nya untuk ditujukan pada konsumen yang tepat?

Edy menjelaskan bahwa terkait dengan kelas, Huawei nova 9 masih tetap berada di mid-range, karena Huawei P Lite sendiri merupakan bagian dari seri smartphone flagship. Huawei P yang tentunya memiliki spesifikasi yang berbeda dan lebih tinggi. Hadirnya teknologi flagship di Huawei nova 9 menunjukkan komitmen Huawei untuk menghadirkan teknologi terbaik di kelas smartphone mana pun yang kami miliki sekaligus memotivasi kami untuk menghadirkan gebrakan baru di smartphone flagship Huawei, seperti P series di tahun mendatang.

[Review] Samsung Galaxy Watch 4 Classic: Lebih Elegan dengan Wear OS, Lengkap dengan Pengukur Tekanan Darah

Seperti yang kita ketahui, selama ini Samsung selalu menggunakan sistem operasi Tizen pada perangkat AIoT-nya. Seperti halnya Samsung Galaxy Watch yang selalu menggunakan sistem operasi buatan dapur mereka sendiri. Namun, saat ini sepertinya Samsung mengambil keputusan yang besar. Pada jam tangan pintar terbarunya, Samsung Galaxy Watch 4 Classic, Samsung menggunakan Wear OS dari Google!

Samsung Galaxy Watch 4 Classic yang datang ke DailySocial ternyata merupakan versi yang memiliki eSIM. Hal tersebut terlihat dari kartu eSIM dari salah satu operator seluler di Indonesia yang menjadi bundling dari paket penjualannya. Jam tangan pintar ini juga mengedepankan fitur pendeteksi tekanan darah yang selama ini sudah ditunggu-tunggu. Fitur lain yang juga dibawa oleh perangkat ini adalah electrocardiogram yang saat ini masih jarang ditemukan pada perangkat jam tangan pintar lain.

Spesifikasi dari Samsung Galaxy Watch 4 Classic yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

SoC Exynos W920
CPU 2 x 1.18 GHz Cortex-A55
GPU ARM Mali-G68
Layar 1.4 inci AMOLED 450 × 450 Gorilla Glass DX+
Baterai 361 mAh
Konektivitas Bluetooth 5
Sertifikasi IP68
Dimensi 44.4 x 43.3 x 9.8 mm
Bobot 30 gram

Dapat dilihat bahwa pada Galaxy Watch 4 Classic ini, Samsung menggunakan SoC Exynos W920. Exynos W920 sendiri sudah menggunakan proses pabrikasi 5 nm, dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang masih menggunakan 10 nm pada Exynos 9110. Peningkatan dari Cortex A53 ke A55 tentu saja membuat kinerjanya menjadi lebih baik.

Charger

Didalam kotak paket penjualannya, hanya akan ditemukan sebuah alat pengisi baterai. Samsung menggunakan Qi Wireless Charging yang juga bisa digunakan untuk mengisi smartphone Samsung lainnya. Tentunya, charger ini juga sudah dilengkapi dengan magnet sehingga tidak akan tergeser saat mengisi dayanya.

Desain

Seperti semua Galaxy Watch yang dikeluarkan oleh Samsung, perangkat yang satu ini juga memiliki desain bundar. Hal tersebut tentu saja  seperti layaknya sebuah jam tangan pada umumnya. Warna yang saya dapatkan adalah hitam.

Jam tangan yang satu ini menggunakan layar dengan dimensi 1,4 inci dengan resolusi 450 x 450 piksel. Layar dari Samsung Galaxy Watch 4 Classic ini pun sudah menggunakan Corning Gorilla Glass DX+, yang lebih tahan terhadap goresan dibandingkan dengan DX dan generasi yang sebelumnya. Di samping layarnya terdapat bundaran dial yang bisa diputar. Dengan dial tersebut, pengguna bisa menggeser pilihan ke menu lainnya.

Pada sisi sebelah kanan dari Samsung Galaxy Watch 4 Classic, terdapat dua buah tombol. Yang bagian atas dengan warna merah merupakan tombol daya, home, serta untuk memanggil Bixby saat ditahan lama. Tombol yang bawah digunakan sebagai back. Menu pada smartwatch ini dapat dilihat saat menggeser layarnya ke kanan atau ke kiri atau dengan menggunakan dial. Saat menggeser ke atas akan ditemukan app drawer dan sebaliknya saat digeser ke bawah akan ditemukan layar quick setting.

Strap pada jam tangan pintar ini juga bisa diganti, sehingga pengguna tidak bosan saat menggunakannya. Mengganti strap-nya juga cukup mudah, tinggal menggeser pin yang berada pada ujungnya sampai terlepas. Pengguna juga bisa menggunakan strap 20 mm yang dijual pada toko-toko jam tangan.

Samsung Galaxy Watch 4 Classic menggunakan Wear OS yang sudah dimodifikasi dengan antar muka One UI Watch 3. Untuk menghubungkan perangkat ini dengan sebuah smartphone, aplikasi Galaxy Wear memang dibutuhkan. Semua setting yang dibutuhkan akan ditemukan pada aplikasi yang satu ini.

Pengalaman menggunakan: Mudah sekaligus rumit

Jam tangan pintar dengan desain bundar? Tentu saja langsung menarik perhatian saya semenjak datang sekitar 3 minggu yang lalu. Oleh karenanya, saya langsung menggunakan Samsung Galaxy Watch 4 Classic pada saat bepergian untuk berbelanja mau pun keperluan lainnya. Hal tersebut tentu saja untuk menjajal sebagian kemampuannya pintarnya.

Saat membuka paket penjualannya yang cukup ramping, saya hanya menemukan jam tangannya dan sebuah paket eSIM dari Smartfren. Jam tangan ini langsung saya charge sambil melakukan setting lainnya. Hal pertama yang saya ingin coba tentu saja fitur kesehatan blood pressure. Namun, hal ini ternyata tidak mudah jika kita tidak memiliki sebuah smartphone Samsung.

Fitur pengukur tekanan darah ini membutuhkan sebuah perangkat yang bisa diinstal aplikasi Samsung Health dan Samsung Health Monitor. Untuk bisa melakukan instalasinya, harus menggunakan Samsung Galaxy Store. Aplikasi ini sayangnya hanya bisa dibuka melalui sebuah smartphone Samsung. Jadi, fitur-fitur kesehatan yang menarik tidak akan jalan jika Anda tidak memiliki smartphone Samsung.

Oleh karena itu, saya meminjam perangkat Samsung Galaxy Flip 3 untuk mencoba fitur ini. Dan benar saja, semua instalasi berjalan sangat lancar tanpa adanya masalah. Dan untung saja, untuk mencoba fitur pengukur tekanan darah ini harus memiliki sebuah alat pengukur tekanan darah digital untuk kalibrasi. Dan setelah melakukan kalibrasi, fitur pengukur tekanan darah ini langsung dapat digunakan kapan saja.

Saya melakukan percobaan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan alat pengukur digital melawan Samsung Galaxy Watch 4 Classic. Ternyata hasilnya cukup mirip antara jam tangan pintar ini dengan alat pengukur tekanan darah digital yang saya miliki. Bahkan setelah kalibrasi, pengukuran tekanan darah tersebut dapat digunakan orang lain dengan cukup akurat. Walaupun begitu, Samsung sendiri meminta agar pengguna tidak menjadikan hasilnya sebagai patokan kesehatan.

Saya juga mencoba fitur-fitur kesehatan lainnya seperti ECG, tingkat Stress, pemindai detak jantung, serta SpO2. Untuk ECG, saya tidak memiliki alat untuk membandingkan hasilnya. Untuk SpO2, hasilnya kurang lebih sama dengan alat pengukur pada jari di mana saya mendapatkan nilai 98%. Sayangnya, saya bukan orang yang sering berolah raga sehingga cukup sulit mencoba fitur olah raganya.

Setelah itu, saya mencoba untuk mendaftarkan eSIM pada jam tangan pintar ini. Ternyata cukup sulit. Hal pertama adalah pengguna harus memiliki SIM dari penyedia layanan yang sama dengan yang ingin diisi, dalam hal ini saya harus menggunakan SIM dari Smartfren agar bisa memasukkan eSIM dari Smartfren. Jika tidak ada SIM, setting pada Galaxy Wear akan menolak terbuka.

Sayang memang, eSIM yang saya dapatkan tidak bisa dimasukkan ke dalam Samsung Galaxy Watch 4 Classic. Aplikasi Galaxy Wear mengatakan bahwa eSIM saya sudah digunakan pada perangkat lainnya. Dan untuk mengganti QR, saya harus mengantri ke galeri Smartfren serta membayar uang Rp. 15.000. Karena pandemi masih belum selesai, hal ini tentu saja saya urungkan.

Saya pun mencoba apakah Samsung Galaxy 4 Classic bisa menerima telepon melalui aplikasi Telegram. Sayangnya, jam tangan pintar ini hanya bisa menolak panggilan tersebut. Saya mencoba untuk melihat apakah ada setting khusus untuk menerima pada jam tangan pintar ini. Namun, entah apakah kurang waktu untuk menelusuri, saya tidak menemukannya.

Sekarang tiba saatnya untuk menguji seberapa lama baterainya dapat bertahan. Tidak muluk-muluk, hampir setiap jam tangan pintar dari Samsung yang pernah saya coba hanya memiliki daya tahan hingga 2 hari saja. Tidak berbeda dengan Samsung Galaxy Watch 4 Classic yang juga memiliki daya tahan yang sama. Oleh karena itu, ada baiknya untuk memiliki sebuah power bank yang mendukung Qi wireless charging agar jam tangan ini bisa diisi ulang di luar rumah.

Saat mengisi Samsung Galaxy Watch 4 Classic, tidak ada masalah sama sekali yang saya temukan. Charger-nya sendiri memiliki magnet sehingga jam tangan ini tidak akan tergeser secara tidak sengaja. Mengisi daya pada jam tangan pintar ini akan memakan waktu sekitar 1,5 jam.

Menggunakan Android Wear OS membuat perangkat ini memiliki lebih banyak aplikasi pihak ketiga yang bisa diinstalasi. Namun sayang memang, untuk menambah aplikasi pada jam tangan ini mengharuskan pengguna untuk memakai smartphone Samsung. Untuk mereka yang memiliki smartphone merek lain (seperti saya), hanya bisa menggunakan fitur-fitur dasar saja.

Antar muka dari perangkat ini sudah menggunakan One UI Watch 3. Icon-iconnya sendiri juga sudah diubah menjadi bentuk bulat. Antar muka ini juga lebih memudahkan dalam pemakaian jam tangan pintar dibandingkan sebelumnya. Walaupun begitu, mereka yang sudah pernah menggunakan generasi sebelumnya, tentu tidak akan bingung karena memang antar mukanya mirip.

Verdict

Samsung memang tidak bisa dipungkiri lagi memiliki sebuah jam tangan paling pintar yang ada di pasaran saat ini. Hal tersebut ditandai dengan beberapa fitur-fitur kesehatan yang memang belum ada pada jam tangan pintar merek lainnya. Hal tersebut diteruskan oleh Samsung pada jam tangan terbarunya, yaitu Samsung Galaxy Watch 4 Classic.

Dengan menggunakan SoC terbaru yang memiliki prosesor Cortex A55, jam tangan pintar ini memiliki kinerja yang sangat baik. Selama penggunaan, saya tidak menemukan masalah dalam menjalankan aplikasi-aplikasi yang ada pada smartwatch ini. Hanya saja, jam tangan ini harus diisi ulang baterainya setiap 2 hari sekali sehingga pengguna tidak boleh lupa melakukan charging.

Samsung Galaxy Watch 4 Classic juga menawarkan fitur-fitur kesehatan yang dapat memberikan data langsung kepada pemakainya. Fitur pemindai tekanan darah, SpO2, serta ECG saat ini dibutuhkan agar kita bisa terhindar dari penyakit yang berkelannjutan, seperti darah tinggi dan COVID-19. Selain itu, jam tangan pintar ini juga sudah bisa disisipkan eSIM untuk melakukan panggilan suara. Sayang, semua itu hanya bisa terwujud pada saat smartphone yang digunakan juga dari Samsung.

Samsung Galaxy Watch 4 Classic di Indonesia dijual pada harga Rp. 4.999.000. Walaupun termasuk dalam harga yang premium, namun pengguna akan bisa mendapatkan fitur-fitur kesehatan yang cukup akurat yang nantinya bisa menyelamatkan nyawa. Hal tersebut tentunya akan terlihat lebih terjangkau untuk mereka yang suka berolah raga serta menjaga kondisi kesehatan setiap saat.

Sparks

  • Build kokoh dengan bingkai aluminium dan kaca Gorilla Glass
  • Fitur kesehatan yang cukup akurat dengan pendeteksi tekanan darah, SpO2, ECG, detak jantung, stress, dan lainnya
  • Mendukung 4G dengan eSIM
  • Responsif dengan SoC baru dan Android Wear OS
  • Mendukung charger Qi dan beberapa powerbank
  • Nyaman digunakan

Slacks

  • Fitur kesehatan mengharuskan penggunaan smartphone Samsung
  • Daya tahan baterai hanya 2 hari
  • Harganya cukup tinggi

Huawei Resmi Luncurkan Smartwatch dengan HarmonyOS Pertama, Watch GT 3

Tren smartwatch pada saat pandemi memang cukup meningkat. Hal tersebut dikarenakan munculnya kebutuhan akan pendeteksian kadar oksigen dalam darah yang berkaitan dengan COVID-19. Oleh karena itu, produsen AIoT tidak berhenti mengeluarkan perangkat-perangkatnya yang bisa membantu kehidupan dari konsumennya. Salah satunya adalah Huawei dengan Watch GT3.

Patrick Ru, Country Head Huawei CBG Indonesia menjelaskan, “Peluncuran HUAWEI WATCH GT 3 merupakan tonggak besar dalam evolusi produk wearable Huawei menuju pasar kelas premium. Huawei memimpin industri dalam inovasi teknologi dan sekali lagi membuka cakrawala baru di industri dengan produk unggulannya. Huawei akan terus fokus untuk memberikan nilai-nilai hidup sehat, pengalaman olahraga yang lebih komprehensif secara real-time, dan membangun hubungan yang erat dengan penggunanya. Kami juga merasa terhormat Indonesia menjadi negara pertama di Asia Pasifik yang meluncurkan produk ini.”

Kita juga sudah mendengar dari tahun 2017 bahwa Huawei mengembangkan sistem operasi sendiri yang bernama HarmonyOS dan dapat diaplikasikan pada setiap produk dari Huawei. Setelah berhasil menyematkannya ke dalam smartphone dan tablet, kali ini HarmonyOS sudah menjadi sistem operasi untuk Huawei Watch GT3. HarmonyOS sendiri diklaim mampu untuk bersinergi dari satu perangkat ke perangkat lainnya secara seamless.

Pada jam tangan pintarnya yang baru ini, Huawei memiliki TruSeen 5.0+ untuk memantau  detak jantung secara  lebih akurat, masa pakai baterai hingga 14 hari (46mm) dan hingga 7 hari (42mm), serta Personal AI Running Coach yang memungkinkan pengguna untuk mengatur personalisasi aktivitas lari hingga dapat disesuaikan dengan tujuan dan kemampuan penggunanya. .Tanpa strap, Huawei Watch GT 3 46mm memiliki berat hanya 42,6g dengan tebal keseluruhan 11mm, dan Huawei Watch GT 3 42mm memiliki berat 35g dengan tebal keseluruhan 10,2mm.

Huawei Watch GT 3 juga dilengkapi dengan fitur pemantauan latihan lebih dari 100 mode latihan termasuk 18 mode latihan profesional, 12 latihan luar ruangan, seperti berlari, berjalan, mendaki gunung, bersepeda, berenang di perairan terbuka, golf, dll., dan 6 latihan dalam ruangan, seperti berjalan, berlari, bersepeda, berenang di kolam renang, freelethics , dan mesin dayung. Hal ini tentu saja sudah mencakup hampir semua olah raga yang ada saat ini.

Mulai 8 November hingga 26 November 2021, konsumen dapat mulai melakukan pre-order Huawei Watch GT 3 secara online dan offline. Huawei Watch GT 3 46 mm Classic Edition dengan strap kulit berwarna cokelat dibandrol seharga Rp3.499.000, lalu Active Edition dengan strap fluoroelastomer warna hitam seharga Rp3.399.000. Sedangkan Huawei Watch GT 3 42 mm Elegant Edition dengan strap kulit putih dibanderol seharga Rp3.499.000, serta strap fluoroelastomer hitam Active Edition seharga Rp3.399.000

HarmonyOS untuk generasi Watch GT sebelumnya?

Setelah kelahiran Huawei Watch GT 3 yang menggunakan HarmonyOS, tentu saja saya ingin menanyakan apakah jam tangan pintar generasi sebelumnya akan mendapatkan sistem operasi baru dari Huawei tersebut. Hal itu tentu saja berkaitan dengan beberapa bug seperti notifikasi dan kemudahan untuk terkoneksi dengan perangkat lainnya. Dengan menggunakan HarmonyOS, bisa saja segala masalah yang ada pada jam tangan pintar sebelumnya menjadi hilang.

Edy Supartono selaku Country Training Manager Huawei Indonesia mengatakan bahwa untuk seri-seri sebelumnya, walaupun belum bisa dipastikan secara spesifik tipe mana saja, bisa dipastikan untuk mendapatkan dukungan upgrade ke HarmonyOS. Untuk waktu dan kapannya juga belum bisa dipastikan. Namun yang pasti, saat ada upgrade nantinya tentu akan ada pengumuman atau notifikasi.

Hal ini tentu saja menjadi sebuah kabar baik untuk mereka yang masih memiliki generasi lama dari jajaran jam pintar Huawei. Seperti yang sudah diketahui, Huawei juga mengubah menu yang ada pada Watch GT3 dan sangat berbeda dengan yang ada di Watch GT2. Dengan adanya upgrade, tentu saja menjadi sebuah penyegaran untuk jam tangan Huawei yang lama.

Huawei Watch GT 3 Diperkenalkan di Indonesia: Smartwatch Pertama dengan HarmonyOS

Huawei saat ini sedang mendorong ekosistem dengan sistem operasi HarmonyOS pada setiap perangkatnya. Hal tersebut sudah dimulai dengan diluncurkannya smartphone yang sudah menggunakan sistem operasi tersebut. Saat ini, ternyata Huawei sudah memiliki sebuah perangkat AIoT yang juga menggunakan sistem operasi HarmonyOS. Perangkat tersebut berupa jam tangan pintar dengan nama Huawei Watch GT 3.

Smartwatch yang satu ini resmi diperkenalkan Huawei di Indonesia dan akan diluncurkan pada tanggal 8 November 2021 mendatang. Seperti biasa, Huawei mengadakan sebuah workshop untuk para jurnalis saat akan meluncurkan sebuah perangkat. Workshop tersebut diadakan pada tanggal 29 Oktober 2021 yang lalu melalui aplikasi Zoom.

Patrick Ru, Country Head Huawei CBG Indonesia, menjelaskan, “Kehadiran Huawei Watch GT 3 merupakan langkah besar dari perjalanan perangkat wearable Huawei. Sebagai pemimpin pasar yang selalu menyediakan inovasi teknologi, dan senantiasa menghadirkan produk unggulan, Huawei berupaya untuk terus menghadirkan produk-produk berkualitas  yang mendukung gaya hidup sehat, menyediakan pengalaman real-time sport yang lebih komprehensif, serta membangun koneksi yang begitu dekat dengan penggunanya.”

“Dengan produk wearable yang semakin terhubung dengan kehidupan penggunanya, Huawei juga akan terus mengembangkan teknologinya melalui peningkatan ekosistem software maupun hardware. Kami juga hadirkan inovasi terdepan untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi pengguna  dalam mengatur kebugaran dan kesehatan mereka melalui teknologi. Kami tidak sabar dalam menghadirkan Huawei Watch GT 3 kepada masyarakat,” tambah Patrick bersemangat.

Huawei Watch GT 3 merupakan perangkat smartwatch pertama yang menggunakan HarmonyOS besutan Huawei sendiri. Sistem operasi ini sendiri akan dapat terhubung dengan perangkat lainnya yang juga menggunakan HarmonyOS pula. Dengan HarmonyOS, Huawei pun juga bisa mendesain perangkatnya dengan lebih leluasa lagi.

Saat ini, menu dari Watch GT 3 pun sudah berbeda dari versi-versi sebelumnya. Jika dilihat, menu yang ada saat ini penuh dengan icon-icon aplikasi dan fitur dari perangkat tersebut. Hal tersebut tentu saja membuat navigasi dari jam tangan pintar ini menjadi lebih untuk dan juga mudah.

Jam tangan pintar ini juga menawarkan fitur AI Running Coach, serta fitur All-day Health Monitoring untuk mereka yang suka berolah raga. Ada pula fitur TruSeen, teknologi pemantauan detak jantung juga telah dikembangkan ke generasi 5.0+, yang dapat memantau detak jantung dan pemantauan saturasi oksigen (SpO2) yang diklaim lebih baik dan akurat dari generasi sebelumnya.

Dari segudang fitur yang ditawarkan oleh Huawei, Watch GT 3 masih belum memiliki dukungan koneksi dengan eSIM. Sayang memang, hal ini mengharuskan Watch GT 3 terhubung dengan smartphone untuk menerima panggilan suara.

Jam tangan pintar ini sudah bisa diinstal beberapa aplikasi pihak ketiga. Huawei mengklaim bahwa sudah ada lebih dari 15 third party apps yang dapat terhubung dengan Huawei Watch GT 3, mulai dari aplikasi olahraga hingga produktivitas sehari-hari. Huawei juga berjanji akan terus menambah aplikasi yang bisa terhubung dengan Watch GT 3. Semua itu bisa langsung dicari dengan menggunakan aplikasi dari Huawei.

Redmi Smart Band Pro Unggulkan Layar AMOLED 1,47 Inci dan SpO2 Tracking

Kemampuan perangkat smart band terus bertambah, sensor dan fitur-fiturnya semakin lengkap dan fungsionalitasnya meningkat berkat layar yang lebih besar. Salah satu yang baru diperkenalkan ialah Redmi Smart Band Pro.

Mari mulai dari panel AMOLED 1,47 inci yang memenuhi 66,7% bagian depan yang cukup tajam 282 ppi dengan resolusi 194×368 piksel dan cerah 450 nit. Layar yang lebih besar, membuat konten dapat ditampilkan dengan lebih baik dan juga memudahkan dalam navigasi dan kontrol.

Layarnya telah dilengkapi sensor cahaya yang dapat menyesuaikan kecerahan secara otomatis, fitur praktis ini biasanya dilupakan di smart band entry-level. Permukaan layarnya dilindungi tempered glass 2.5D dengan sudut yang agak membulat dan sekaligus mempercantik penampilannya.

Bodinya terbuat dari material dari polycaprolactam (sejenis nilon, plastik), diperkuat dengan glass fiber. Serta, sudah water resistence 5 ATM yang akan baik-baik saja diajak menyelam hingga 50 meter. Sementara, talinya terbuat dari silikon lembut.

Sensor di dalamnya termasuk accelerometer, gyroscope, dan PPG heart rate monitor. Smart band ini dilengkapi 50+ band face dan 110+ mode workout termasuk 15 mode profesional.

Beberapa mode workout tersebut diantaranya outdoor running, treadmill, outdoor walking, outdoor cycling, hiking, trail run, trekking, indoor cycling, elliptical machine, rowing machine, jumping rope, HIIT, Yoga, freestyle, pool swimming, dan banyak lagi.

Fitur utama lain dari Redmi Smart Band Pro ialah heart rate monitoring 24 jam, SpO2 tracking (blood oxygen), sleep quality tracking, stress level monitoring, deep breath exercise, dan female health. Untuk penggunaan normal, perangkat ini dapat bertahan 14 hari dan hingga 20 hari dalam mode hemat daya berkat baterai 200 mAh. Saat ini, Xiaomi belum mengungkap harga dan ketersediaan Redmi Smart Band Pro.

Sumber: GSMArena