Tag Archives: Smita Sjahputri

Menurut survei yang dilakukan Paxel, WhatsApp dan Instagram adalah aplikasi yang paling mendominasi pemakaian media sosial untuk berjualan online

Survei Paxel: Media Sosial Masih Lebih Banyak Digunakan UKM Berjualan Online

Paxel baru saja merilis laporan pertamanya bertajuk Buy & Send Insights. Laporan ini menyoroti perilaku UKM penjual online di industri e-commerce dan persepsinya terhadap industri logistik di Indonesia.

Paxel bekerja sama dengan perusahaan analisis data Provetic dalam penggarapan laporan ini. Terdapat 535 responden yang berpartisipasi dalam survei ini yang terbagi dalam tiga kategori maturitas bisnis.

Rinciannya, 33 persen responden dikategorikan sebagai beginner seller atau baru berjualan kurang dari 1 tahun. Lalu 33 persen dikategorikan sebagai experienced seller atau berjualan 1-2 tahun. Terakhir, sebanyak 34 persen veteran seller yang berjualan lebih dari 2 tahun.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa hingga saat ini media sosial lebih banyak dimanfaatkan para UKM sebagai medium untuk berjualan dibandingkan platform e-commerce atau marketplace. Sebanyak 87 persen responden tercatat memakai lebih dari satu platform media sosial.

Adapun, WhatsApp (84%) dan Instagram (81%) adalah aplikasi yang paling mendominasi pemakaian media sosial untuk berjualan online. Sisanya diikuti oleh Shopee (53%), Facebook (36%), Tokopedia (29%), dan Bukalapak (18%).

Dari kategori penjual, laporan ini membagi tiga kategori penjual yang membuka bisnisnya lewat di media sosial dan e-commerce. Untuk yang berjualan hanya lewat media sosial terbagi dari beginner seller (44%), experienced seller (32%), dan veteran seller (24%)

Sementara UKM yang memasarkan produk dagangannya melalui media sosial dan platform e-commerce didominasi oleh veteran seller (42%), experienced seller (34%), dan beginner seller (24%).

Data lainnya juga mengungkap bahwa kepemilikan toko fisik di era digital kini tidak lagi relevan bagi UKM. Hal ini demikian karena sebanyak 66 persen responden menganggap pendapatan dari toko online telah melampaui pendapatan dari toko fisik.

“Jika kita lihat, sebanyak 83 persen responden kami tidak memiliki toko fisik, 17 persen masih mempertahankan toko fisik, dan 14 persen memiliki toko fisik sebelum berjualan online,” ungkap COO Paxel Zaldy Ilham Masita di Konferensi Pers Paxel Buy and Send Insights, Rabu (2/10).

Beralih ke sisi logistik, Zaldy menyebutkan bahwa penjual online ini semakin mengandalkan jasa logistik di hari yang sama alias same day delivery. Hal ini tergambar dari 36 persen responden yang menginginkan kecepatan pengiriman daripada ongkos yang lebih murah (29%), pengiriman mudah (26%), dan sistem live tracking (8%).

Layanan same day delivery saat ini didominasi oleh Paxel (75%) yang mengunggulkan konsep pengiriman ini di wilayah Jawa dan Bali. Sisanya, sebanyak 24 persen responden menganggap same day delivery diakomodasi oleh ojek online.

“Sebagai gambaran, model bisnis online di Indonesia dan Amerika Serikat sangat berbeda. Di sini [pengiriman] terdesentralisasi atau tersebar, sedangkan di AS terpusat di warehouse. Ini yang membuat jangkauan logistik menjadi penting,” kata Zaldy.

Maka itu, lewat riset ini, Zaldy berupaya untuk lebih memahami UKM yang menjalankan bisnis online, termasuk bagaimana mereka memasarkan dan mengirim barang dagangan. Karena menurutnya perilaku UKM di Indonesia terus berubah.

Pada kesempatan sama, Senior Analyst Provetic Smita Sjahputri menilai ada sejumlah faktor yang membuat UKM lebih memilih menggunakan media sosial untuk berjualan online.

Pertama, rata-rata volume pengiriman penjual online masih kecil sehingga fitur media sosial lebih memudahkan komunikasi dan transaksi dengan pembeli. Kedua, media sosial lebih mudah digunakan karena tidak memiliki fitur yang kompleks seperti e-commerce atau marketplace.

“Kalau volume transaksi naik dan siap untuk scale up, mereka baru pindah ke e-commerce atau marketplace. Lagipula, pelaku bisnis kecil tidak bisa langsung mencairkan uang hasil penjualan jika menggunakan di platform e-commerce,” tuturnya.

Sepanjang awal 2018 hingga September 2019, Paxel telah mengantongi satu juta pengiriman paket dari 519 ribu pengguna. Pengiriman ini telah didukung oleh 1.200 kurir yang tersebar di Jawa dan Bali.

Saat ini, loker penyimpanan Paxel telah tersedia di 110 lokasi dan ditargetkan mencapai 300 lokasi pada akhir tahun ini.