Tag Archives: snapchat

CEO ByteDance Bakal Mundur, Fortnite Kerja Sama dengan NBA

Minggu lalu, CEO ByteDance, perusahaan induk dari TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri. Alasannya adalah karena dia ingin fokus pada strategi perusahaan dalam jangka panjang. Sementara Epic Games mengumumkan kerja samanya dengan NBA untuk membuat konten dan turnamen dari game battle royale tersebut.

Fortnite Gandeng NBA untuk Buat Konten Baru

Epic Games baru saja menandatangani kerja sama dengan National Basketball Association (NBA). Dengan ini, mereka akan bisa memasukkan 30 tim NBA ke dalam game Fortnite. Konten NBA dalam game akan muncul dalam bentuk jersey tim dan aksesori yang bisa dikenakan oleh para pemain. Kerja sama ini mulai 21 Mei 2021. Selain itu, Donovan Mitchell dari Utah Jazz dan Trae Young dari Atlanta Hawks juga akan mempromosikan bundle khusus — berisi aksesori yang mereka pilih sendiri — yang dinamai Locker Bundles.

Epic Games baru saja mengajak kerja sama NBA.

Sebagai bagian dari Fortnite x NBA: The Crossover, Epic Games dan NBA juga akan mengadakan kompetisi Fortnite x NBA Team Battles, yang berlangsung selama lima hari. Di kompetisi ini, para pemain akan bisa mewakili tim basket favorit mereka. Di pertandingan tersebut, para pemain juga akan bisa mendapatkan V Bucks, mata uang dalam game Fortnite, lapor The Esports Observer.

CEO ByteDance Bakal Mundur

Zhang Yiming, CEO dari ByteDance, perusahaan induk TikTok, mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir tahun ini. Co-founder dan HR Head, Liang Rubo akan menggantikan Yiming sebagai CEO. Yiming menjelaskan, tanggung jawabnya sebagai CEO membuatnya harus fokus pada rencana jangka pendek perusahaan. Sementara itu, dia ingin bisa lebih fokus pada strategi jangka panjang perusahaan. Jadi, dia memutuskan untuk mundur dari posisinya sebagai CEO dan beralih ke jabatan yang memungkinkannya untuk fokus pada strategi jangka panjang perusahaan.

ByteDance dikenal sebagai perusahaan induk TikTok. Namun, mereka juga telah menjajaki industri game. Mereka telah mengakuisisi beberapa studio game, seperti Ohayoo, Nuverse, dan PixDance. Tahun lalu, mereka juga membuat publisher game di Tiongkok, Pixamin, serta meluncurkan platform game kasual, Danjuan Games, lapor GamesIndustry. Sementara tahun ini, mereka telah mengakuisisi C4 Games dan Moonton Technology.

Snapchat Games Mendapatkan Lebih dari 200 Juta Pemain

Snap berkata, games di Snapchat telah memiliki lebih dari 200 juta pemain, naik dari 100 juta pada tahun lalu. Dan sekitar 30 juta pengguna Snapchat memainkan Snap Games setiap bulannya. Secara keseluruhan, Snapchat memiliki lebih dari 500 juta pengguna aktif bulanan. Snap mengklaim, aplikasi mereka digunakan oleh 50% pengguna smartphone di Amerika Serikat. Sementara sekitar 40% dari pengguna Snap ada di luar Amerika Utara dan Eropa. Pengguna aktif harian Snapchat di India India telah naik 100% dalam waktu 5 kuartal terakhir.

Snap bekerja sama dengan Unity untuk membuat avatar Bitmoji. | Sumber: VentureBeat

Dalam dua tahun terakhir, ada lebih dari 30 game yang diluncurkan di Snapchat, menurut laporan VentureBeat. Rekan Snap, Voodoo, berencana untuk meluncurkan lima game baru di Snapchat pada tahun 2021. Sebelum ini, mereka telah merilis game Hole.io dan Crowd City. Mereka juga telah meluncurkan Aquapark IO pada musim gugur tahun lalu. Sekarang, game itu telah mendapatkan 45 juta pemain di Snapchat.

Twitch Turunkan Biaya Berlangganan

Twitch mengumumkan, mereka akan menurunkan biaya berlangganan. Tujuannya adalah untuk tidak membebani fans di luar Amerika Serikat. Pada saat yang sama, mereka juga akan menjamin bahwa pemasukan para streamers tidak akan turun. Sebelum ini, Twitch memasang biaya berlangganan sebesar US$5 untuk semua orang, tak peduli dari negara mana seseorang berasal. Namun, mereka merasa, harga tersebut mungkin tidak sesuai untuk orang-orang di sejumlah negara. Karena itu, Twitch akan menyesuaikan biaya berlangganan sesuai dengan biaya hidup di sebuah negara.

“Kami yakin, biaya berlangganan yang lebih murah akan mendorong pertumbuhan dan pemasukan kreator dalam jangka panjang,” kata Twitch, seperti dikutip dari Pymnts, “Tapi, kami juga sadar bahwa kami harus memperhitungkan kemungkinan turunnya pemasukan kreator dalam periode penyesuaian. Untuk memastikan para kreator tidak mendapatkan dampak negatif dari penurunan harga berlangganan ini, kami meluncurkan program 12 bulan untuk menjamin pemasukan kreator.”

Platform Game Blockchain, Forte Dapat Kucuran Dana US$185 Juta

Forte, perusahaan penyedia platform game blockchain, baru saja mendapatkan investasi sebesar US$185 juta. Ronde pendanaan kali ini dipimpin oleh Griffin Gaming Partners. Dengan ini, valuasi Forte menembus US$1 miliar, menjadikannya sebagai unicorn terbaru dalam pasar blockchain gaming, menurut laporan VentureBeat.

Forte adalah perusahaan asal San Francisco, Amerika Serikat, yang menyediakan infrastruktur menggunakan teknologi blockchain. Produk Forte memungkinkan game blockchain untuk menggunakan dompet cryptocurrency demi menyimpan token para pemain. Dompet ini tidak hanya harus aman, tapi bisa digunakan untuk bertransaksi dengan berbagai cryptocurrency, seperti Bitcoin dan Ethereum. Tak hanya itu, uang yang ada di dompet itu juga harus bisa ditukar ke mata uang standar, seperti dollar.

Snap Ungkap Spectacles Generasi Keempat dengan Integrasi Kapabilitas AR Secara Penuh

Snap punya kacamata AR baru, dan kali ini yang benar-benar mampu menampilkan konten augmented reality secara langsung di hadapan penggunanya. Masih memakai nama Spectacles, produk generasi keempat ini juga mengusung desain yang sangat berbeda.

Wujudnya tidak se-chic generasi-generasi sebelumnya. Sepintas ia malah kelihatan seperti kacamata 3D zaman lawas. Namun ini tidak akan menjadi masalah, sebab Snap tidak berniat menjualnya ke publik. Sebagai gantinya, Spectacles generasi keempat ini akan dibagi-bagikan ke sejumlah kreator AR, dengan harapan mereka bisa semakin terinspirasi untuk menciptakan efek-efek AR yang lebih menarik lagi.

Secara teknis, Spectacles baru ini mengemas sepasang 3D waveguide display yang memungkinkan penggunanya melihat sekaligus berinteraksi dengan elemen-elemen AR. Objek virtual tersebut disajikan dengan field of view seluas 26,3 derajat, dan tingkat kecerahannya bisa mencapai angka 2.000 nit sehingga kreator bisa tetap menggunakannya di siang bolong.

Sepasang kamera bertugas mendeteksi objek dan permukaan yang ada di sekitar, memastikan supaya elemen-elemen AR-nya bisa tampak lebih natural. Melengkapi spesifikasinya adalah chipset Qualcomm Snapdragon XR1, empat buah mikrofon, dua speaker stereo, sepasang touchpad di kiri-kanan, dan baterai yang tahan sampai sekitar 30 menit pemakaian per charge. Secara total, bobotnya berada di angka 134 gram.

Story Studio

Dalam kesempatan yang sama, Snap turut mengumumkan aplikasi iOS baru bernama Story Studio. Aplikasi ini secara khusus didesain untuk menyunting video vertikal, dengan tool editing yang komplet beserta akses ke data-data mengenai apa saja yang sedang ngetren di Snapchat. Snap pada dasarnya merancang aplikasi ini buat orang-orang yang rutin membuat konten Spotlight (TikTok-nya Snapchat).

Namun Anda tidak harus jadi pengguna Snapchat untuk bisa ikut memberdayakan Story Studio. Semua video yang diedit menggunakan Story Studio tidak akan memiliki watermark, sehingga Anda bebas mengunggahnya ke platform lain tanpa khawatir bakal ‘ditenggelamkan’ oleh algoritma, seperti kasusnya pada Instagram Reels, yang menolak mempromosikan konten-konten terusan dari TikTok.

Story Studio kabarnya bakal diluncurkan tahun ini juga. Sejauh ini belum ada informasi sama sekali apakah aplikasinya nanti juga bakal tersedia di Android.

Sumber: Engadget dan TechCrunch.

Setelah Instagram, Sekarang Snapchat pun Juga Mencoba Meniru TikTok

Tren video pendek yang dipopulerkan oleh TikTok terus bertambah populer. Saking tenarnya, Snapchat pun kini juga dibekali fitur baru yang mekanismenya begitu mirip dengan TikTok.

Fitur ini mereka namai Spotlight, dan persis seperti di TikTok, Spotlight berisikan video-video vertikal dengan durasi maksimum 60 detik. Tentu saja pengguna juga dapat menambahkan musik, sebab Snap sendiri memang sudah mengamankan lisensi dari berbagai label musik sejak Oktober lalu.

Ada beberapa hal yang sedikit membedakan Spotlight dari TikTok, utamanya terkait privasi. Pada video-video yang diunggah ke Spotlight, kita tidak akan menjumpai satu pun kolom untuk membubuhkan komentar publik, sehingga mereka yang kerap dihantui sentimen negatif warganet bisa setidaknya lebih tenang di sini.

Juga berbeda adalah bagaimana pengguna juga tetap bisa mengunggah video ke Spotlight meski status profilnya private. Berbeda dari TikTok yang mewajibkan pengguna untuk mengganti status profilnya menjadi public jika ingin videonya muncul di tab “For You”. Jadi selama pengguna memilih opsi “Spotlight” ketika hendak mengunggah video, video tersebut dipastikan bakal muncul di Spotlight.

Snap tampaknya cukup serius dalam menggagaskan Spotlight. Hal itu bisa dilihat dari kemauannya untuk membayar kreator yang kontennya viral di Spotlight. Tidak peduli berapa pun follower yang dimiliki seorang pengguna, asalkan kontennya sempat viral dan mendulang view jauh lebih banyak dari konten lain di hari tersebut, maka Snap bersedia membayar.

Snap bilang bahwa mereka sudah menyiapkan budget sebesar $1 juta untuk membayar kreator setiap harinya sampai akhir 2020. Dengan adanya insentif semacam ini, semestinya para pengguna Snapchat bakal terdorong untuk mengunggah konten Spotlight secara reguler. Sayangnya Spotlight sejauh ini baru tersedia di 11 negara saja, dan belum ada satu pun negara Asia yang termasuk.

Terlepas dari itu, Spotlight sekali lagi membuktikan bahwa keberhasilan TikTok tidak bisa dipandang sebelah mata; bahkan pencetus format Story pun sekarang mencoba meniru TikTok. Snapchat juga bukan satu-satunya yang melakukan hal itu, sebab Instagram baru-baru ini juga sudah merilis fitur serupa yang mereka namai Reels.

Sumber: The Verge dan Snap.

Luncurkan Snap Minis, Snapchat Makin Mirip dengan WeChat

Kehadiran platform Snap Games tahun lalu mengindikasikan ketertarikan Snapchat untuk berevolusi menjadi semacam superapp ala WeChat. Jadi tanpa perlu meninggalkan aplikasi Snapchat, pengguna dapat mengakses beragam aplikasi lain, dalam kasus ini aplikasi gaming.

Maka dari itu, tidak mengejutkan mendengar kabar mengenai Snap Minis sebagai salah satu dari seabrek fitur baru yang diperkenalkan dalam ajang Snap Partner Summit 2020. Snap Minis pada dasarnya merupakan Snap Games tapi untuk aplikasi-aplikasi non-gaming, dan premisnya tidak berubah: pengguna dapat mengakses deretan aplikasi pihak ketiga langsung dari tampilan percakapan di Snapchat.

Snap Minis bisa diakses dengan mengklik icon bergambar roket tepat di atas tampilan keyboard. Tempatnya jadi satu dengan Games; pengguna dapat menyortir kategorinya dengan mengklik masing-masing tab di bagian paling bawah. Semuanya bisa langsung dibuka tanpa harus mengunduh apa-apa terlebih dulu.

Sejauh ini sudah ada tujuh Minis yang terintegrasi, dan sesuai namanya, masing-masing ibarat versi mini dari aplikasi yang bersangkutan. Salah satu contohnya adalah Headspace, yang menawarkan akses cepat ke sesi meditasi singkat pada versi mininya, atau Saturn, yang versi mininya membantu para pengguna untuk saling membandingkan jadwal sekolahnya.

Salah satu Minis yang sudah tersedia, Headspace / Snap
Salah satu Minis yang sudah tersedia, Headspace / Snap

Snap pun tidak lupa menyelipkan Minis bikinan mereka sendiri, yakni Let’s Do It yang berfungsi untuk membantu pengguna membuat keputusan secara berkelompok. Integrasi banyak aplikasi tentu membuka peluang bagi Snapchat untuk merambah banyak segmen sekaligus seperti yang sudah dibuktikan oleh WeChat maupun sejumlah superapp lain.

E-commerce merupakan satu segmen yang hendak dituju oleh Snap dengan adanya Minis, seperti disampaikan oleh CEO-nya, Evan Spiegel, kepada The Verge. Ke depannya, tidak menutup kemungkinan ada Minis yang mempersilakan para pengguna untuk berbelanja online bersama teman-temannya selagi asyik ngobrol di group chat.

Seperti halnya Snap Games, Snap Minis memanfaatkan teknologi HTML5, dan Snap menjanjikan langkah-langkah integrasi yang terbilang mudah. Developer yang tertarik membuat Minis tidak akan ditarik biaya, dan Snap juga tidak akan mengambil persentase keuntungan seandainya ada transaksi yang berlangsung di dalam sejumlah Minis.

Sulit mengabaikan pengaruh besar WeChat terhadap proses evolusi Snapchat menjadi sebuah superapp, tapi kita juga tidak boleh lupa bahwa Tencent (perusahaan induk WeChat) adalah salah satu investor besar Snap. Kepada Financial Times, Evan Spiegel mengaku bahwa relasi mereka dengan Tencent-lah yang pada akhirnya membuat mereka jadi condong ke konsep superapp.

Sumber: TechCrunch dan Snap.

Snapchat Sosialisasikan Social Distancing Lewat Augmented Reality

Sosialisasi mengenai social ataupun physical distancing dapat disampaikan melalui banyak medium. Salah satu medium yang cukup efektif sebenarnya adalah augmented reality (AR), yang memang bisa menggambarkan jarak fisik secara nyata.

Sebagai bukti, coba lihat dua Lens baru yang diluncurkan Snapchat. Salah satunya, yang dinamai “My Social Distance”, akan mencoba memandu pengguna dengan memberikan indikator visual pada layar guna menggambarkan jarak yang aman ketika bertemu orang lain selama masa pandemi seperti sekarang.

Indikator yang tadinya berwarna hijau akan berubah menjadi oranye ketika pengguna berada terlalu dekat dengan orang lain. Lens yang kedua memanfaatkan animasi untuk mengingatkan pengguna agar selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan dan mengurangi kebiasaan menyentuh wajah.

Snapchat merujuk langsung pada WHO dalam mengembangkan kedua Lens anyarnya. Pengguna juga dapat mengakses langsung panduan yang WHO edarkan di situsnya melalui dua Lens baru ini.

Di luar medium AR, Snapchat juga memanfaatkan fitur Discover-nya untuk menyuguhkan beragam informasi terkait pandemi COVID-19. Selain konten dari berbagai media yang terdaftar sebagai mitra, Snapchat juga rutin mengisi segmen Discover dengan informasi yang digali oleh tim internalnya sendiri.

Sumber: VentureBeat dan Snap.

Spectacles 3 Resmi Dirilis, Unggulkan Sepasang Kamera Demi Mewujudkan Kapabilitas AR

Rumor mengenai Spectacles generasi ketiga yang sempat beredar rupanya benar. Snap baru saja menyingkap kacamata pintar versi terbarunya, dan jika dibandingkan dengan versi sebelumnya, Spectacles 3 membawa penyempurnaan yang cukup signifikan.

Yang paling utama, versi terbarunya kini mengemas dua kamera sekaligus. Satu untuk mengambil gambar dan video, satu lagi untuk merekam informasi depth, persis seperti yang dirumorkan sebelumnya. Kehadiran kamera kedua ini secara langsung mewujudkan kapabilitas AR pada Spectacles 3.

Selain filter AR dan 3D Lens, kapabilitas AR-nya turut mencakup 3D Snap, yakni foto dengan efek tiga dimensi yang seakan-akan bisa tampak berbeda jika dilihat dari sudut yang berbeda pula. Ke depannya, Snap bakal mempersilakan para developer untuk merancang beragam efek depth demi memaksimalkan kamera ganda milik Spectacles 3.

Spectacles 3

Dari segi estetika, Spectacles 3 terkesan lebih elegan ketimbang dua pendahulunya, dengan frame yang terbuat dari bahan stainless steel. Sayang bentuk lensa yang tersedia cuma satu, tidak seperti varian Veronica dan Nico pada Spectacles 2. Bisa jadi Snap masih menyimpan variasi style Spectacles 3 untuk lain waktu.

Yang tidak berubah adalah cara mengoperasikannya. Sama seperti sebelumnya, Spectacles 3 siap memotret atau merekam video dengan satu klik tombol pada tangkai sebelah kanannya, dan lampu indikator akan menyala saat perekaman sedang berlangsung. Juga belum dibenahi adalah kekurangan terbesarnya: foto dan video yang diambil menggunakan Spectacles 3 masih harus disinkronisasikan ke akun Snapchat secara manual.

Spectacles 3

Fotonya sendiri disimpan dalam resolusi 1642 x 1642 pixel, sedangkan videonya dalam resolusi 1216 x 1216 pixel. Dalam paket penjualan Spectacles 3, Snap turut menyertakan perangkat sejenis Google Cardboard sehingga pengguna dapat menyelipkan ponsel dan menikmati koleksi 3D Snap-nya secara lebih ideal.

Berbekal storage internal sebesar 4 GB, Spectacles 3 dapat menyimpan hingga 100 video atau 1.200 foto. Urusan baterai, satu kali charge diperkirakan cukup untuk mengambil sekitar 70 video atau lebih dari 200 foto. Charging-nya sendiri mengandalkan sejenis pouch berbahan kulit, yang sendirinya dapat diisi ulang via sambungan USB-C.

Rencananya, Spectacles 3 bakal dipasarkan mulai bulan November mendatang dalam jumlah yang agak terbatas. Harganya pun melambung drastis menjadi $380 (bandingkan dengan Spectacles 2 yang cuma $150), sedangkan warna yang tersedia ada dua: Carbon (hitam) dan Mineral (mirip rose gold).

Sumber: The Verge.

Pengguna Snapchat Nantinya Dapat Menggunakan Bitmoji sebagai Karakter dalam Berbagai Video Game

Sebagian besar dari kita mungkin tidak pernah membayangkan Snapchat bakal menyeriusi dunia gaming, akan tetapi platform Snap Games yang mereka luncurkan baru-baru ini membuktikan sebaliknya. Tidak tanggung-tanggung, selain menawarkan sederet game eksklusif, Snap Games juga mengemas game bikinan tim internal mereka sendiri yang berjudul Bitmoji Party.

Snap Games juga bukan satu-satunya inisiatif yang Snap miliki untuk menekuni bidang gaming. Mereka baru saja merilis Bitmoji for Games, sebuah SDK (software development kit) yang memungkinkan karakter Bitmoji bikinan para pengguna Snapchat untuk digunakan sebagai karakter dalam game.

Bitmoji for Games

Jadi bayangkan saja semisal Anda sedang bermain Fortnite, karakter yang Anda jalankan malah karakter Bitmoji yang Anda bikin di Snapchat, dengan catatan developer Fortnite bersedia memberikan dukungan terhadap Bitmoji for Games. Tentu saja ini tidak terbatas pada game shooter saja, tapi juga mencakup genregenre lainnya.

Terkait platform, Snapchat tentunya ingin Bitmoji bisa merambah semua platform yang ada, dan mereka pun juga sudah memberikan akses SDK-nya secara cuma-cuma kepada sejumlah developer terpilih agar dapat menjadi inspirasi bagi yang lainnya nanti. Sejauh ini, game engine yang didukung baru mencakup Unity, Unreal dan PlayCanvas (yang digunakan Snapchat sendiri).

Bitmoji for Games

Lalu mungkin yang bakal menjadi pertanyaan terbesar adalah, bagaimana cara menggunakan Bitmoji sebagai karakter pada game yang mendukungnya? Nantinya akan ada opsi untuk meng-import Bitmoji, dan ketika opsi itu dipilih, layar game akan menampilkan sebuah QR Snapcode. Pindai kode tersebut menggunakan kamera di aplikasi Snapchat, maka autentikasinya akan berhasil dan Bitmoji siap digunakan sebagai karakter.

Semua ini tentu terdengar sangat menarik, terutama buat para pengguna aktif Snapchat. Sayang jadwal perilisannya masih belum diungkap, dan Snapchat pun belum berani membeberkan rencana monetisasinya atas Bitmoji for Games ini.

Sumber: TechCrunch.

Facebook Messenger Punya Instant Games, Snapchat Punya Snap Games

Para pengguna Snapchat baru saja kedatangan mainan baru. Namanya Snap Games, dan ini sejatinya merupakan kumpulan game yang bisa dimainkan langsung dari aplikasi Snapchat selagi pengguna bercakap-cakap dan bertukar pesan dengan teman-temannya.

Semuanya berlangsung secara real-time, bahkan game-nya sendiri dapat dimainkan tanpa harus mengunduh apa-apa mengingat semuanya di-stream dari web. Premis yang ditawarkan sebenarnya cukup mirip seperti platform Instant Games pada Facebook Messenger.

Koleksi game-nya pun tergolong sangat menarik, sebab semuanya bukan hasil port dari gamegame populer. Game yang pertama adalah Bitmoji Party karya tim Snap sendiri, kemudian masih ada lima game lain dari developer pihak ketiga. Satu yang cukup mencuri perhatian adalah Tiny Royale garapan Zynga, yang dari namanya sudah kelihatan menawarkan tipe permainan battle royale yang sedang hangat-hangatnya.

Semua game ini juga dirancang secara eksklusif untuk format vertikal yang sudah menjadi ciri khas Snapchat sejak lama. Multiplayer sudah pasti menjadi fitur standar di tiap game; bahkan untuk mengakses Snap Games, pengguna harus melalui halaman percakapan terlebih dulu, diwakili oleh icon bergambar roket.

Snap Games

Apakah game-nya gratis? Tentu saja, namun Snap masih punya cara untuk mencari keuntungan lewat inisiatif barunya ini: para pemain Snap Games nantinya dapat memilih untuk mengaktifkan opsi yang bakal memutarkan video iklan berdurasi 6 detik (tidak bisa di-skip) dari waktu ke waktu.

Lalu apa untungnya bagi para pemain? Dengan mengaktifkan opsi tersebut dan menonton iklannya, mereka akan dihadiahi dengan mata uang dalam game maupun barang penunjang lainnya. Keuntungan yang Snap peroleh kemudian akan dibagikan dengan para developer, sayang persentase bagi hasilnya tidak dirincikan.

Ke depannya, bukan tidak mungkin bagi Snap untuk menerapkan opsi in-app purchase pada sejumlah game guna semakin memaksimalkan monetisasi platform-nya. Namun untuk sekarang, iklan akan menjadi senjata andalan mereka dalam meraup untung.

Snap Games bukanlah proyek mendadak yang langsung terealisasi begitu saja. Platform-nya dibangun berbasis pada akuisisi Snap di tahun 2017 atas PrettyGreat, tim developer game asal Australia yang sejumlah personilnya sebelumnya pernah bergabung di HalfBrick (developer Fruit Ninja).

Snap Games sudah bisa pengguna nikmati sekarang juga. Menurut saya konsepnya terbilang unik: mengedepankan aspek multiplayer, tanpa melupakan esensi Snapchat yaitu komunikasi, seperti yang bisa kita lihat dari chat box yang selalu tersedia di bagian bawah layar selama game dimainkan.

Sumber: TechCrunch dan Snap.

 

Snap Siap Rilis Spectacles Generasi Baru dengan Sepasang Kamera dan Kapabilitas AR

Ketika Snap merilis Spectacles generasi kedua pada bulan April lalu, banyak yang merasa kecewa karena pembaruan yang dibawanya kurang begitu signifikan. Dua varian baru yang dirilis belum lama ini memang berhasil membenahi aspek estetikanya, akan tetapi fungsionalitasnya tetap sama persis, dan masih lebih pantas disebut sebagai kacamata berkamera ketimbang kacamata pintar.

Namun Snap diam-diam ternyata sedang menggodok versi baru Spectacles yang lebih canggih, berdasarkan informasi yang diterima oleh Cheddar. Versi baru Spectacles ini kabarnya bakal mengusung desain anyar dengan frame aluminium, dan mengemas sepasang kamera dengan kapabilitas augmented reality (AR).

Kita tahu bahwa AR bukanlah bidang yang asing buat Snap, dan mereka juga dengan bangga menyebut dirinya sebagai perusahaan kamera. Perpaduan dua kamera ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk menempatkan filter AR dan menciptakan efek 3D pada foto-foto yang mereka ambil menggunakan Spectacles versi baru.

Meski kedengarannya menjanjikan, perangkat ini hanya akan diproduksi sekitar 24.000 unit dan harganya pun diperkirakan berkisar $350 saat dipasarkan pada akhir tahun nanti, jauh lebih mahal dari pendahulu-pendahulunya. Snap sejatinya tidak mau mengulangi kesalahannya dengan Spectacles generasi pertama. Kala itu, mereka memproduksi sekitar 800.000 unit, dan pada akhirnya banyak sekali sisa unit yang tidak terjual.

Kendati demikian, ini sama sekali bukan pertanda Snap sudah mulai menyerah di bidang hardware. Pada kenyataannya, Snap tidak segan merugi sampai tahun 2020 demi mengembangkan portofolio hardware-nya, sebab Evan Spiegel selaku CEO-nya yakin ini penting untuk strategi jangka panjang Snap.

Sumber: Cheddar.

Lewat Friendship Profile, Snapchat Ingin Soroti Pertemanan Antar Para Penggunanya

Snapchat boleh memulai tren aplikasi chatting bersifat ephemeral (konten otomatis dihapus setelah beberapa saat), akan tetapi buat sebagian penggunanya, Snapchat juga telah berevolusi menjadi medium komunikasi utama antara mereka dan sahabat-sahabat terdekatnya.

Foto atau video yang tadinya hilang dengan sendirinya kini bisa disimpan sebagai kenangan pribadi antar pengguna, dan Snapchat baru saja merilis fitur bernama Friendship Profile demi memudahkan pengguna mengakses memori mereka bersama teman-temannya.

Jadi ketika kita mengklik Bitmoji milik teman, kita akan dibawa ke halaman Friendship Profile. Di sana tertera semua pesan, tautan, gambar maupun video yang pernah kita simpan dari percakapan dengan teman kita tersebut. Snapchat mendeskripsikan fitur ini sebagai cara tercepat untuk mencari highlight dari pertemanan antar pengguna.

Tanpa melupakan kepentingan akan privasi, Friendship Profile hanya bisa dilihat oleh masing-masing pengguna dan temannya tersebut. Fitur ini sudah mulai diluncurkan secara global dan bertahap selama beberapa minggu ke depan.

Bitmoji Merch

Masih dalam tema persahabatan, Snapchat turut meluncurkan toko merchandise seputar Bitmoji. Di situ konsumen bisa membeli beragam produk seperti mug, buku catatan, casing ponsel maupun T-shirt bergambar Bitmoji. Bukan sembarang Bitmoji tentu saja, tapi sesuai dengan Bitmoji bikinan pengguna dan temannya sendiri.

Untuk pengguna di Amerika Serikat, Snapchat juga bakal merilis Bitmoji Stories, semacam comic strip tapi dengan Bitmoji masing-masing pengguna dan teman terdekatnya sebagai karakternya. Bitmoji Stories nantinya bisa diakses melalui Discover.

Sumber: TechCrunch dan Snap.