Pasar tablet Android sepertinya sudah sepi dari sebelum pandemi COVID 19 merebak. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan oleh kebutuhan masyarakat lebih condong pada penggunaan smartphone. Namun, pandemi COVID 19 mengharuskan semua orang untuk bekerja dan sekolah di rumah. Dan ini mungkin merupakan sebuah titik balik dari penjualan tablet di seluruh dunia dan juga di Indonesia.
Pemilihan tablet memang cukup sulit untuk saat ini. Ada tablet dengan harga yang murah, namun memiliki spesifikasi yang kurang tinggi. Sayangnya, banyak tablet dengan spesifikasi yang bergaris lurus dengan harga yang dikenakan pula. Di sinilah Xiaomi ingin mengambil momen dengan mengeluarkan tablet Android terbarunya yang bernama Xiaomi Pad 5. Yup, Xiaomi saat ini sudah menghilangkan nama Mi pada semua perangkatnya.
Jika saya tidak salah, Xiaomi pernah memasukkan dua tabletnya ke Indonesia, yaitu Mi Pad dan Mi Pad 2. Setelah itu, sepertinya Xiaomi vakum dalam mengeluarkan perangkat tabletnya di Indonesia. Setelah pergantian kepemimpinan dari Steven Shi ke Alvin Tse, sepertinya Xiaomi Indonesia mulai berani memasukkan perangkat-perangkat non Redmi, termasuk kembalinya tablet Xiaomi Pad terbaru, yaitu Xiaomi Pad 5.
Xiaomi Pad 5 bisa dibilang sebuah tablet dengan spesifikasi flagship yang dijual dengan harga mainstream. Hal ini tentu saja membuatnya bisa digunakan di mana saja untuk bekerja dan meeting dengan menggunakan aplikasi seperti Zoom dan Google Meet. Kita juga bahkan bisa mengetik dengan menggunakan aplikasi Office dengan mudah serta menggambar langsung di layarnya.
Sebagai catatan, Xiaomi Indonesia hanya memasukkan Xiaomi Pad 5 non Pro saja. Paket penjualannya sendiri terpisah dengan keyboard dan juga stylus-nya. Anda juga bisa menggunakan stylus dan keyboard bluetooth pihak ketiga tanpa adanya masalah. Dan semua itu akan dapat digunakan dengan sangat smooth tanpa adanya lag. Dengan begitu pula, Xiaomi bisa menekan harga dari tablet ini untuk tidak mencapai nilai 5 juta rupiah.
Xiaomi Pad yang saya dapatkan (dan satu-satunya varian yang ada saat ini) bisa dilihat pada tabel berikut
SoC | Qualcomm Snapdragon 860 |
CPU | 1 x 2.96 GHz Kryo 485 Gold + 3 x 2.42 GHz Kryo 485 Gold + 4 x 1.78 GHz Kryo 485 Silver |
GPU | Adreno 640 |
RAM | 6 GB LPDDR4x |
Internal | 128 GB UFS 3.1 |
Layar | 11 inci 2560×1600 IPS 120 Hz Dolby Vision |
Dimensi | 254.7 x 166.3 x 6.9 mm |
Bobot | 511 gram |
Baterai | 8720 mAh fast charge 33 watt, 22,5 watt charger |
Kamera | 13 MP utama, 8 MP Selfie |
OS | Android 11 MIUI 12.5 Enhanced |
Hasil dari CPU-Z, AIDA64, serta Sensor Box dapat dilihat sebagai berikut:
Mungkin Anda berpikir mengapa review ini lama keluar. Saya terus terang menunggu hingga MIUI 12.5 Enhanced datang ke Xiaomi Pad 5. Salah satu yang ingin saya rasakan adalah menggunakan memory extension sebesar 3 GB yang menjadi sebuah virtual memory pada tablet ini. Hal tersebut membuat Xiaomi Pad benar-benar bisa dipakai sebagai pengganti laptop!
Charger
Didalam paket penjualannya hanya akan ditemukan beberapa dokumen serta charger dan kabel USB-C. Walaupun Xiaomi Pad 5 mendukung pengisian hingga 33 watt, Xiaomi hanya memberikan charger dengan daya 22,5 watt saja.
Desain
Terus terang, Xiaomi Pad 5 memiliki desain yang menurut saya cukup keren. Badan dari tablet ini menggunakan bahan plastik polikarbonat keras dengan finishing matte. Untuk frame-nya sendiri sudah menggunakan bahan aluminium sehingga perangkat ini tidak mudah bengkok. Untuk perangkat yang saya dapatkan memiliki warna yang disebut dengan Cosmic Grey.
Layar Xiaomi Pad 5 memiliki resolusi 2560×1600 pada layar dengan dimensi 11 inci. Panel yang digunakan adalah IPS yang memiliki 1 miliar warna dengan refresh rate 120 Hz dan mendukung HDR10 serta Dolby Vision. Sayangnya, tidak dijelaskan apakah layar ini sudah menggunakan teknologi dari Corning dengan Gorilla Glass atau dari Asahi dengan DragonTrail atau tidak. Oleh karenanya, gunakan lapisan pelindung tambahan agar layar tersebut aman dari goresan.
Xiaomi menempatkan kamera pada sisi atas (jika dalam posisi portrait), sehingga tablet ini lebih cocok digunakan pada posisi tersebut saat melakukan video conferencing. Pada bagian belakangnya, terdapat sebuah kamera serta LED flash yang terang. Sayang memang, bagian kameranya cukup menonjol sehingga cukup mengganggu desain tipis dari tablet ini yang memiliki dimensi 254.7 x 166.3 x 6.9 mm. Bobotnya sendiri cukup ringan untuk sebuah tablet berukuran besar, hanya 511 gram saja.
Jika dalam posisi landscape, tombol volume berada pada sisi atas beserta dengan konektor untuk stylus-nya. Pada bagian kiri akan ditemukan tombol power beserta dua speaker kiri. Untuk bagian kanannya dapat ditemukan dua speaker kanan beserta port USB-C untuk mengisi daya dan OTG. Bagian bawahnya akan ditemukan konektor untuk Xiaomi Pad Keyboard.
Xiaomi Pad 5 sudah menggunakan sistem operasi Android 11 yang sudah terpasang MIUI 12.5 Enhanced. Versi MIUI yang saya gunakan saat ini adalah 12.5.11 (RKXMIXM) yang sudah memiliki fitur Memory extension. Xiaomi sendiri mengalokasikan 3 GB dari penyimpanan internalnya untuk dijadikan memori virtual. Hal ini tentu saja akan membuat RAM 6 GB yang terpasang lebih lowong saat membuka banyak aplikasi.
Memori virtual ini sendiri sangat diperlukan jika Xiaomi Pad 5 digunakan untuk bekerja. Apalagi saat digunakan seperti sebuah laptop, misalnya dengan membuka aplikasi Office dengan tab yang banyak, browser internet dengan jumlah yang banyak pula, tentu saja akan membuat tablet ini menjadi tidak lag.
Konektivitas
Xiaomi Pad 5 yang dijual di Indonesia merupakan versi WiFi tanpa konektivitas seluler. Dengan Snapdragon 860, perangkat ini sudah mendukung WiFi 5 atau yang dikenal dengan 802.11 AC yang berjalan pada kanal 2,4 GHz dan 5 GHz. Tangkapan sinyal WiFi juga cukup baik, di mana saat beberapa smartphone hanya menangkap 3 bar tablet ini masih menangkap dengan penuh.
Xiaomi Pad 5 tidak memiliki GPS yang biasa digunakan untuk menampilkan lokasi secara akurat. Namun saat terkoneksi dengan WiFi, perangkat ini mampu memberikan informasi lokasi dengan cukup baik. Tablet ini juga tidak dilengkapi dengan NFC.
Kamera: Tablet namun hasil fotonya bagus!
Xiaomi Pad 5 juga dilengkapi dengan kamera untuk berbagai jenis kebutuhan. Pada bagian belakangnya, Xiaomi menyematkan kamera dengan resolusi 13 MP buatan OmniVision dengan OV13B10. Lalu pada bagian depannya, kamera yang terpasang memiliki resolusi 8MP yang menggunakan sensor OmniVision OV8856. Lalu bagaimana hasilnya?
Kamera bagian belakangnya ternyata mampu menangkap gambar dengan sangat baik. Pada kondisi cahaya yang cukup, perangkat ini mampu mengambil gambar dengan tajam dan rendah noise. Warna yang dihasilkan juga cukup baik serta kontrasnya yang juga baik. Hasilnya bisa dilihat pada gambar berikut ini
Kamera depannya juga bisa menangkap gambar dengan bagus. Untuk sebuah kamera 8 MP, hasilnya cukup tajam serta warnanya yang cukup baik. Untuk hasil yang lebih baik lagi, saya sarankan untuk menyalakan HDR serta mematikan fitur beautify.
Pengujian
Xiaomi Pad 5 menggunakan chipset dari Qualcomm, yaitu Snapdragon 860. Kembaran Snapdragon 855+ ini memang ditujukan untuk perangkat flagship pada 2 tahun yang lalu, namun kinerjanya saat ini masih menduduki peringkat atas. Qualcomm menggunakan 3 cluster yang terdiri dari Kryo 485 Gold (berbasis Cortex A76) 2.96 GHz pada cluster Prime, 3 core Kryo 485 Gold berkecepatan 2.42 GHz serta 4 core Kryo 485 Silver (berbasis Cortex A55) dengan kecepatan 1.78 GHz. GPU yang digunakan adalah Adreno 640.
Seperti biasa, saya menggunakan tablet ini dalam dua skenario, yaitu bermain serta bekerja. Game yang saya gunakan tentu saja ada pada Google Play. Skenario kedua adalah menggunakan tablet dengan aplikasi yang saya gunakan sehari-hari. Perangkat ini sendiri sudah saya gunakan sekitar 1 bulan.
Games
Terus terang, sebenarnya ada 3 game yang saya uji dengan menggunakan Xiaomi Pad 5. Ketiganya adalah Genshin Impact, Pokemon Unite, dan PUBG New State. Namun sayang, aplikasi GameBench mengharuskan saya untuk menyalakan Developer Options dan PUBG New State mensyaratkan agar pilihan tersebut dimatikan.
Dengan menggunakan Snapdragon 855+ Snapdragon 860, tentu saja sudah lebih dari cukup untuk menjalankan game-game yang beredar saat ini. Hal tersebut memang berhubungan langsung dengan clock yang dimiliki oleh SoC ini serta GPU-nya yang tergolong masih ada diurutan atas, yaitu Adreno 640. Terlebih lagi dengan layar 120 Hz yang digunakan yang berhubungan langsung dengan kemampuannya untuk menampilkan sampai 120 fps.
Berbicara mengenai 120 fps, ada sebuah hal yang cukup unik saat bermain PUBG New State. Oleh karena tidak bisa menggunakan aplikasi GameBench untuk mengukur framerate-nya, langsung saja saya mencoba menggunakan fitur Game Turbo dari MIUI. Ternyata, Game Turbo mendeteksi bahwa game ini jalan pada 120 fps! Akan tetapi, pada saat memindah pilihan dari Vulkan ke OpenGL ES, framerate tersebut terkunci pada 60 fps.
Untuk Genshin Impact dan Pokemon Unite, keduanya mendapatkan framerate yang sama pada tablet ini. Dengan 40 fps, tentu saja pengguna bisa bermain dengan cukup lancar. Saya memilih setting paling tinggi untuk kedua game ini, sehingga jika 40 fps dirasa kurang, Anda bisa menurunkan kualitasnya untuk mencapai 60 fps.
Satu hal yang kurang nyaman saat bermain adalah bobot dari perangkat ini. Untuk sebuah tablet, perangkat dengan bobot 511 gram ini memang cukup ringan. Akan tetapi jika dipegang dengan 2 tangan yang jari-jarinya digunakan untuk bermain game, beratnya akan cukup terasa pada lengan. Namun tentunya hal ini kembali lagi ke preferensi masing-masing penggunanya.
Hasil benchmark yang saya dapatkan bisa dilihat sebagai berikut
Bekerja dan hiburan
Selama sebulan, saya mencoba mengetik dengan menggunakan Xiaomi Pad 5 yang dihubungkan dengan keyboard dan mouse bluetooth. Yang saya rasakan memang hampir tidak ada bedanya dengan menggunakan sebuah laptop. Yang membedakan tentu saja dari sisi sistem operasi. Namun dari pengalaman, saya lebih suka menggunakan tablet ini jika dibandingkan dengan sebuah Chromebook.
Aplikasi yang saya gunakan pada tablet ini meliputi Trello, Slack, GMail, WPS, Telegram, Facebook, Tiktok, serta Chrome. Sebagai catatan, artikel ini sebagian besar saya ketik dengan menggunakan browser Chrome pada Xiaomi Pad 5. Pekerjaan grafik juga dilakukan pada WPS untuk Android. Untuk melakukan editing, saya menggunakan Photopea secara online sehingga memang tidak ada kendala sama sekali saat menggunakannya.
Tablet ini juga saya coba gunakan untuk sekolah anak yang saat ini masih dilakukan di rumah. Dengan menggunakan Zoom, yang ternyata lebih lancar jika dibandingkan dengan laptop Windows, membuat kegiatan tersebut terasa lebih nyaman. Hal ini tentu saja tidak lepas dari RAM 6 GB yang sudah mendukung memori virtual sebesar 3 GB.
Untuk menonton video, perangkat ini sudah dilengkapi dengan Dolby Vision serta Dolby Atmos. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kualitasnya saat menonton layanan video streaming seperti Netflix. Perangkat ini juga sudah mendukung Widevine L1 sehingga bisa menonton video 1080p pada banyak layanan streaming. Anda juga harus mendengarkan suara yang keluar dari 4 speaker yang ada, karena suaranya yang keras serta cukup jernih.
Benchmarking
Xiaomi Pad 5 menggunakan Snapdragon 860 yang notabene merupakan Snapdragon 855+. Untuk mengetahui seberapa baik kinerjanya, saya menghadirkan Snapdragon 870 atau Snapdragon 865+, Snapdragon 865, serta Mediatek Helio G95. Berikut adalah hasilnya
Dapat dilihat bahwa kinerja Xiaomi Pad 5 yang menggunakan Snapdragon 860 memang kencang. Dengan hasil yang ada, tentu saja sejalan dengan pengalaman saya dalam menggunakannya selama sebulan penuh. Nilai tersebut juga berarti bahwa perangkat ini mampu digunakan dengan bebas lag.
Uji baterai: 8720 mAh yang cukup panjang
Untuk menguji baterai dengan kapasitas 8720 mAh memang membutuhkan banyak waktu. Sayangnya, aplikasi yang ada saat ini tidak merepresentasikan pemakaian sehari-hari. Sebuah pengujian menunjukkan bahwa pemakaian tablet tidak didominasi untuk bermain game, namun untuk hiburan, bekerja, serta sosial media.
Saya mengambil patokan dengan menggunakan sebuah file MP4 yang memakai resolusi 1920 x 1080 yang diulang sampai baterai habis. Xiaomi Pad 5 dapat bertahan hingga 14 jam 5 menit. Setelah habis, saya langsung mengisi kembali baterainya dengan menggunakan charger bawaan 22,5 watt. Hasilnya, baterai akan terisi penuh dalam waktu kurang lebih 2 jam.
Verdict
Kebutuhan akan sebuah tablet Android untuk keperluan WFH dan SFH memang sedang meningkat. Sayangnya, banyak tablet dengan kinerja tinggi memiliki harga yang mahal. Untuk tablet dengan harga yang murah, spesifikasi yang diberikan juga tidak terlalu tinggi. Masalah inilah yang dipecahkan oleh Xiaomi dengan meluncurkan Xiaomi Pad 5.
Kinerja dari Xiaomi Pad 5 memang sangat bagus karena menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 860. Dengan menggunakan SoC ini, kinerja tablet yang digunakan untuk bermain game, bekerja, serta hiburan menjadi nyaman karena terasa responsif. Apalagi, tablet ini memiliki memori virtual tambahan 3 GB yang memastikan RAM tidak akan kepenuhan. Semua itu juga ditunjang dengan baterai yang memiliki kapasitas besar dan berdaya tahan lama.
Tablet ini juga memiliki kamera yang menghasilkan gambar serta video yang bagus. Hal tersebut tentu saja membuat perangkat ini bisa mengambil momen sehari-hari sekaligus bisa diandalkan saat melakukan panggilan video untuk meeting. Sayang memang, tablet ini tidak memiliki GPS serta NFC yang saat ini mungkin dibutuhkan oleh para konsumen di Indonesia. Tablet ini juga hanya memiliki konektivitas WiFi tanpa adanya dukungan jaringan seluler.
Xiaomi Pad 5 dijual oleh Xiaomi Indonesia dengan harga Rp. 4.999.000. Dengan harga tersebut, pengguna akan mendapatkan semua kelebihan yang sudah saya sebutkan di atas. Bagi saya, Xiaomi Pad 5 memang merupakan sebuah tablet terjangkau dengan kinerja yang tinggi yang bisa digunakan untuk segala macam kegiatan seperti bermain game, belajar, bekerja, dan menikmati hiburan.
Sparks
- Kinerja tinggi dengan Snapdragon 860
- Responsif dengan RAM 6 GB + memori virtual 3 GB
- Daya tahan baterai yang cukup panjang
- 4 Speaker Dolby Atmos dan layar 120 Hz yang mendukung Dolby Vision
- Desain cantik dan tipis
- Hasil kamera yang bagus
Slacks
- Tanpa GPS dan NFC
- Charger bawaan hanya 22,5 watt saja
- Tanpa microSD
- Tanpa port audio