Tag Archives: snapdragon 870

Review-Xiaomi-Poco-F3-1

[Review] Xiaomi Poco F3, Performa Flagship dengan Harga Setengahnya

Smartphone besutan Xiaomi dikenal punya harga terjangkau dengan membawa spesifikasi yang tinggi di kelasnya. Termasuk Poco, namun perbedaannya dengan lini produk Xiaomi yang lain ialah Poco berfokus pada kecepatan yang nyata.

Kali ini DailySocial Gadget akan mengulas Poco F3 yang digadang-gadang sebagai flagship killer. Julukan tersebut bukan tanpa alasan, sebab smartphone 5G yang ditenagai chipset flagship Qualcomm Snapdragon 870 ini dilepas dengan harga mulai dari Rp4.999.000.

Selain itu, nilai jual utama dari Poco F3 ialah kualitas premium audio visual-nya. Ia mengemas panel AMOLED E4 6,67 inci FHD+ dengan refresh rate tinggi 120Hz dan memiliki dual speaker stereo Dolby Atmos.

Dari dua kombinasi ini saja sudah jelas, siapa yang cocok menggunakan Poco F3 yakni mereka yang mementingkan performa dan penikmat film. Untuk mencapai harga tersebut, tentunya ada beberapa fitur yang disesuaikan. Apa lebih dan kurangnya? Siamak review Xiaomi Poco F3 berikut ini.

Performa Flagship

Review-Xiaomi-Poco-F3-2

Pertama mari perjelas posisi dari Qualcomm Snapdragon 870, sebagai bagian dari Snapdragon 8 series, artinya chipset ini dirancang untuk smartphone kelas atas. Namun perlu diketahui bahwa ia tidak mengusung teknologi mutakhir seperti yang terdapat pada Snapdragon 888 dan 888+.

Snapdragon 870 dibuat dengan dasar yang sama seperti chipset flagship tahun lalu yakni Snapdragon 865 dan 865+. Diproduksi pada pabrik TSMC menggunakan proses fabrikasi 7nm, dengan CPU Kryo 585 berbasis Cortex A-77, dan GPU Adreno 650.

Perbedaannya clock speed prosesor Kryo 585 pada Snapdragon 870 telah ditingkatkan kecepatannya hingga 3,2 GHz. Naik dari 2,84 GHz pada Snapdragon 865 dan 3,1 GHz untuk Snapdragon 865+.

Selebihnya spesifikasi lainnya identik, termasuk penggunaan modem 5G Snapdragon X55 yang sudah mendukung Sub-6 dan mmWave. Serta, AI Engine generasi ke-5 dengan prosesor Hexagon 698 dan Tensor Accelerator yang menghasilkan performa 15 tera operations per second (TOPS).

Lalu, bagaimana performa smartphone Android 11 dengan MIUI 12.5 for Poco itu dalam kehidupan nyata? Seperti yang diharapkan, didukung RAM LPDDR5 hingga 8GB dan penyimpanan internal UFS3.1 hingga 256GB – Poco F3 sangat cakap dalam menangani berbagai tugas di kehidupan sehari-hari.

Mesin yang powerful untuk gaming dan pembuatan konten. Bagaimanapun Snapdragon 870 merupakan chipset Qualcomm tercepat kedua di bawah Snapdragon 888 series.

Layar AMOLED E4 6,67 inci FHD+ 120Hz

Review-Xiaomi-Poco-F3-3

Nilai jual Poco F3 selanjutnya terletak di bagian paling utama dari sebuah smartphone yakni layar. Ia mengemas panel AMOLED E4 6,67 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 yang mampu menampilkan warna yang kaya dan akurat.

Bagi pecinta film, Poco F3 membawa pengalaman menonton premium ke level berikutnya. Berkat tingkat kecerahan yang diklaim mencapai 1300 nits, Anda tidak akan lagi kesulitan menonton film di luar ruangan.

Tentu saja, Poco F3 sudah mengantongi sertifikasi Widevine L1 dan HDR10+. Saya coba di Netflix, ia mendukung pemutaran video FHD HDR. Fasilitas dual speaker stereo Dolby Atmos yang imersif juga membuat pengalaman menonton semakin menyenangkan.

Biar lebih optimal lagi, Poco menyediakan fitur dua AI image engine. Pertama AI HDR enhancement yang dapat memberikan detail tambahan di area terang dan gelap saat menonton video HDR. Lalu kedua MEMC, yang memungkinkan konten video berjalan lebih mulus dengan teknik penambahan frame rate.

Layar Poco F3 juga mendukung color gamut 100% pada color space DCI-P3. Ditambah kerapatan kerapatan layar 395ppi, kegiatan kreatif seperti editing foto yang menuntut akurasi warna tinggi dapat dilakukan secara lebih presisi.

Keseimbangan warna di layar Poco F3 dapat disesuaikan lebih jauh sesuai preferensi pengguna lewat fitur color scheme. Ada empat opsi mode warna yakni auto, saturated, original color, dan advanced settings.

Bila memilih advanced settings, kita bisa mengatur color gamut ke enhanced, original, P3, dan sRGB. Juga ada adaptive color yang bila diaktifkan dapat menyesuaikan tampilan warna sesuai kondisi pencahayaan sekitar.

Buat keperluan gaming, chipset kencang yang dipadukan layar dengan refresh rate tinggi 120Hz dan touch sampling rate di angka 360Hz merupakan sebuah paket komplet. Dipastikan Poco F3 dapat menunjang skill dan performa dari sang gamer saat bermain game-game kompetitif. Di pengaturan layar, Poco menyediakan opsi pengaturan refresh rate 60Hz atau 120Hz.

Untuk melengkapi pengalaman gaming, Poco F3 dibekali motor linear sumbu-x yang memberikan umpan balik getaran yang realistis. Baterai 4.520 mAh dengan pengisian cepat 33W yang hanya butuh waktu 52 menit untuk mengisi penuh dan teknologi Liquid Cool 1.0 Plus untuk mendukung bermain game durasi panjang.

Desain Khas Kelas Menengah

Dua hal yang dikompromikan oleh Xiaomi pada Poco F3 ialah aspek desain dan kamera. Dari segi desain, ia mengemas desain tipikal smartphone kelas menengah dengan layar datar dan sensor sidik jari di samping bodi.

Desain Poco F3 sangat mirip dengan Redmi K40 dan Mi 11i. DotDisplay dengan bezel layar yang lumayan tipis dan punch hole kecil untuk kamera depan di atas bagian tengah. Sedangkan kamera belakangnya mengadopsi desain halo ring, meski susunannya berbeda dengan Mi 11 series dan cukup menonjol.

Build quality-nya bagus, meski bingkainya dari plastik tetapi yang berkualitas tinggi. Hadir dengan ketebalan 7,8 mm, bobot 196 gram, dan punya sudut-sudut yang agak membulat – Poco F3 terasa solid dalam genggaman tangan.

Bagian depan dan belakangnya juga sudah diproteksi Gorilla Glass 5. Tersedia dalam warna klasik arctic white dan night black, serta deep ocean blue yang tampil lebih unik dan menonjol seperti yang saya uji. Ketiganya memiliki finishing glossy yang mudah ditempeli noda sidik jari. Solusinya sudah disediakan Poco, cukup pakai casing pelindung bawaannya.

Untuk kelengkapan di sekeliling bodinya, tombol power dan volume ditempatkan di sisi kanan dan sisi kirinya polos. Di sisi atas ada earpiece yang berfungsi ganda sebagai speaker kedua dan IR blaster. Lalu, di bawah ada SIM tray dengan dua slot nano SIM tanpa slot microSD, port USB-C, mikrofon, dan speaker.

Kamera 48MP

Review-Xiaomi-Poco-F3-10

Ini yang membedakan Poco F3 dengan perangkat lain yang ada di pasar, ia tidak menonjolkan aspek kamera. Meski begitu bukan berarti kemampuan kamera Poco F3 sekadarnya, hanya saja konfigurasi kameranya mengalami penyesuaian.

Poco F3 mengemas tiga kamera di belakang, dengan kamera utama 48MP di bawah lensa wide 25mm f/1.8 dan mengandalkan sensor Sony IMX582 berukuran 1/2 inci dengan piksel 0,8 µm. Sebagai pembanding, kamera utama Mi 11 Lite yang dibanderol tiga jutaan saja sudah menggunakan sensor 64MP.

Seperti biasa, dengan teknologi quad-bayer 2×2, maka secara default hasilnya 12MP dengan piksel 1.6µm. Sisanya meliputi kamera ultra wide 8MP f/2.2 dengan sensor Sony IMX355, kamera macro 5MP f/2.4 menggunakan sensor Samsung S5K5E8 untuk bidikan jarak dekat 3-7 cm, dan kamera depannya 20MP f/2.5.

Untuk aplikasi kamera Poco F3, antarmukanya khas seperti perangkat MIUI. Peralihan antar mode bisa dilakukan dengan mengusap ke kiri dan kanan, dengan pintasan zoom antara ultrawide, 1x, dan 2x. Lalu, pada sisi sebrang tombol rana – ada pengaturan flash, HDR, AI, filter, Google Lens, dan opsi pengaturan lainnya.

Fitur kamera yang tersemat sangat lengkap, meliputi photo, portrait, video, dan pro. Lalu pada opsi ‘more’ ada 12 mode tambahan, meliputi night, 48MP, short video, panorama, documents, vlog, slow motion, time-lapse, dual video, movie effects, long exposure, dan clone. Berikut beberapa contoh hasil jepretan Poco F3:

Perekaman videonya mendukung hingga resolusi 4K pada 30fps dan 1080p dengan frame rate 30/60fps. Poco menjejalkan tiga mikrofon di dekat modul kamera belakang yang mampu menangkap suara sekitar 360 derajat dan mengisolasi suara untuk menghilangkan noise latar belakang.

Verdict

Review-Xiaomi-Poco-F3-11

Dari uraian di atas, sekarang kita sudah mengetahui lebih dan kurangnya Poco F3. Ia fokus pada kecepatan, chipset Snapdragon 870 tidak tanggung-tanggung dalam memberikan performa besar yang nyata. Cocok buat mereka yang mengidamkan performa gahar dengan budget terbatas, Poco F3 cuma dibanderol dengan harga setengah dari kebanyakan smartphone flagship.

Pengalaman pengguna premium juga diperoleh berkat kualitas layar AMOLED-nya, maksimal untuk menikmati hiburan – baik nonton film maupun gaming, serta mampu menunjang kegiatan pembuatan konten kreatif. Semua kelebihan itu dikemas dalam desain tipikal smartphone kelas menengah dengan layar datar dan sensor sidik jari di samping.

Namun jika fotografi sangat penting bagi Anda, Poco F3 mungkin bukan jawaban yang Anda cari – ia tidak menawarkan kemampuan kamera terbaik. Bukan jelek, fitur-fiturnya kameranya juga tetap komplet, hanya saja konfigurasi kameranya kurang mentereng. Bila memilih Poco F3 sebagai daily driver, Anda harus sedikit kompromi dengan desain dan kamera, untuk mendapatkan performa dan kualitas layar yang luar biasa.

Sparks

  • Chipset Qualcomm Snapdragon 870 yang sangat kencang
  • Layar AMOLED E4 120Hz yang kaya warna dan akurat
  • Sudah mendukung jaringan 5G
  • Harga sangat kompetitif, setengah dari smartphone flagship

Slacks

  • Desain khas kelas menengah dengan layar datar
  • Sensor sidik jari di samping
  • Konfigurasi kamera kurang mentereng

 

Poco X3 Pro dan Poco F3 Luncur: Gunakan Snapdragon 860 dan 870 dengan Harga Terjangkau

Awal kuartal kedua tahun 2021 diawali oleh Xiaomi dengan meluncurkan dua perangkat baru yang menggunakan sub-brand mereka. Kedua perangkat tersebut adalah Poco X3 Pro dan Poco F3. Kedua perangkat ini menggunakan SoC yang baru saja diluncurkan oleh Qualcomm pada tahun 2021 ini.

POCO X3 Pro merupakan smartphone pertama di dunia yang menggunakan Qualcomm Snapdragon 860 yang disebut sebagai chipset 4G terbaik tahun 2021 dengan baterai 5160 mAh yang mendukung pengisian cepat 33W. Hadir dengan layar 6,67” FHD+ DotDisplay yang mendukung refresh rate 120Hz dengan touch sampling rate 240Hz. Snapdragon 860 sendiri merupakan sebuah Snapdragon 855+ yang memiliki clock speed lebih tinggi.

“POCO X3 Pro adalah jawaban untuk smartphone gaming karena memiliki performa buas, tampilan tiada tanding, baterai tahan lama, serta pengalaman pakai yang sempurna. Inilah smartphone terbaik dengan performa buas untuk bermain game,” kata Product PR Lead POCO Indonesia, Andi Renreng.

Kamera utama Poco X3 NFC memiliki resolusi 48MP dengan sensor Sony IMX582. Kamera lainnya adalah kamera 8MP ultrawide, kamera macro 2MP, serta depth sensor 2MP. Di bagian depan, Xiaomi membenamkan kamera dengan resolusi 20MP.

Poco F3 merupakan penerus langsung dari Poco F1. Tanpa embel-embel Pro seperti pada F2 Pro, smartphone yang satu ini menggunakan cip Snapdragon 870. Snapdragon 870 merupakan turunan dari Snapdragon 865 yang memiliki prime core dengan clock  3,2 GHz yang saat ini merupakan paling tinggi.

Poco F3 menggunakan baterai berkapasitas 4520 mAh yang mendukung pengisian cepat 33W. Layar yang digunakan adalah AMOLED E4 dengan dimensi 6,67” FHD+ DotDisplay yang mendukung refresh rate 120Hz dengan touch sampling rate 360Hz.

Kamera yang ada pada Poco F3 mirip dengan konfigurasi X3 Pro. Kamera utamanya menggunakan resolusi 48MP dengan sensor Sony IMX582. Selanjutnya untuk ultrawide dengan resolusi 8 MP, kamera makro dengan 5 MP, dan selfie 20 MP.

Xiaomi menjual Poco X3 Pro pada harga Rp. 3.599.000 untuk varian 6/128 GB dan Rp. 4.099.000 untuk varian 8/256 GB. Untuk Poco F3, Xiaomi menjualnya pada harga Rp. 4.999.000 untuk varian 6/128 GB dan Rp. 5.499.000 untuk 8/256 GB. Poco X3 Pro akan tersedia pada tanggal 22 April 2021 sedangkan Poco F3 akan tersedia pada tanggal 28 April 2021.

Gacha?

Jika kita berbicara mengenai merek Xiaomi, pada beberapa grup komunitas di internet, sering kali banyak yang menyebut mengenai gacha. Gacha dalam sebuah permainan biasanya merujuk pada pengambilan atau pembelian sebuah barang yang diacak, sehingga item yang didapat bisa bagus atau bisa buruk. Saya pun menanyakan hal ini kepada Alvin Tse.

Menurut Alvin, istilah gacha muncul karena masalah build quality dan netizen memang suka bercanda. Ada beberapa hal yang membuat fenomena gacha muncul dan besar. Pertama adalah pengguna Xiaomi sangat aktif dan vokal secara online serta suka beropini. Produk Xiaomi juga menarik banyak orang yang suka membaca review, melakukan perbandingan spesifikasi, suka mem-flash ROM, serta aktif dalam sebuah komunitas.

Yang kedua adalah mereka yang suka menggunakan perangkat Xiaomi tidak berkomentar pada sosial media. Untuk pengguna yang terkena satu bug saja, langsung berteriak pada sosial media dan melakukan share statusnya. Hal ini juga membentuk sebuah opini tentang gacha tersebut.

Yang ketiga adalah pada saat berinternet ada istilah yang bernama enjoying the crowd, di mana jika ada satu keburukan, yang lain akan mengikutinya. Padahal, belum tentu yang mengikuti tersebut menggunakan perangkat Xiaomi. Beberapa mungkin mengungkit masalah yang dihadapi saat memiliki perangkat Xiaomi yang beredar beberapa tahun yang lalu.

Yang keempat adalah beberapa dari mereka juga merupakan promotor dari merek-merek lain. Alvin juga pernah melihat beberapa penjual mencetak sampul Redmi Note 8 dan menempelkannya pada kotak penjualan mereka. Ada juga penjual yang mengatakan bahwa mereka menjual perangkat Xiaomi dan saat pelanggan masuk ke toko mereka, sang penjual mengatakan produk Xiaomi habis dan menawarkan merek lainnya.

Dan berbicara mengenai kualitas produk, saat ini Xiaomi sudah melakukan dua hal. Yang pertama saat pengguna memiliki produk yang bermasalah dan datang ke pusat servis Xiaomi, datanya akan dilacak. Yang kedua adalah jika mereka melaporkan bug melalui aplikasi Service and Feedback, Xiaomi juga bisa melacak datanya. Kedua hal ini penting untuk dilakukan agar Xiaomi bisa melihat data tersebut, seberapa banyak yang bermasalah.

Data yang diterima oleh Xiaomi saat ini dari banyaknya penjualan mereka adalah tingkat kerusakan hanya 0,2 persen saja. Alvin juga menyadari bahwa tidak semua datang ke pusat servis atau pun menggunakan aplikasi Service and Feedback. Oleh karena itu, Xiaomi akan melakukan edukasi dengan menghadirkan lebih banyak pusat servis yang saat ini jumlahnya lebih dari 150 tempat. Dengan begitu, diharapkan akan banyak data yang terkumpul dan akan bisa diperbaiki dengan segera.

Alvin juga meneruskan bahwa tidak ada satu pun perangkat yang terbebas dari bug. Bahkan perangkat termahal pun juga memiliki beberapa bug. Kuncinya adalah memiliki mekanisme feedback yang cepat agar bisa memperbaikinya dengan cepat. Dan terakhir, Alvin meminta agar pengguna tidak percaya kepada hoax, yang sangat berkontribusi pada fenomena gacha.