Tidak semua stylus diciptakan sama. Ada yang mengandalkan Bluetooth dan sensitif terhadap tekanan yang berbeda, tapi harus di-charge dari waktu ke waktu. Ada pula yang bisa digunakan secara langsung tanpa harus di-pair terlebih dulu, tapi tidak sensitif terhadap tekanan.
Mana yang harus Anda pilih? Jawabannya klise, yakni tergantung kebutuhan. Apakah Anda lebih mementingkan faktor kepraktisan, atau Anda merupakan penggiat kaligrafi sehingga pressure sensitivity merupakan fitur krusial buat Anda? Dilema ini menggerakkan hati seorang desainer produk asal Hong Kong untuk menciptakan stylus-nya sendiri.
Dijuluki SonarPen, stylus ini begitu unik karena mampu menawarkan fitur-fitur premium tanpa harus mengandalkan Bluetooth maupun baterai sama sekali. Fitur-fitur yang dimaksud mencakup pressure sensitivity, palm rejection dan sebuah tombol shortcut. Bagaimana bisa? SonarPen melakukannya dengan memanfaatkan jack 3,5 mm milik perangkat.
Ya, stylus ini menyambung ke iPad maupun tablet lainnya lewat colokan yang selama ini dimaksudkan untuk headphone atau earphone. Saya sengaja tidak menyebut smartphone, sebab belakangan satu per satu ponsel premium memang mulai melupakan eksistensi jack headphone.
Ini berarti SonarPen kompatibel dengan banyak perangkat sekaligus, selama perangkat tersebut memiliki colokan headphone. Satu-satunya pengecualian adalah iPad generasi pertama, yang kemungkinan besar dikarenakan spesifikasinya yang sudah terlampau uzur.
SonarPen juga tidak perlu di-charge dari waktu ke waktu, sebab memang tidak ada secuil baterai pun di dalamnya. Saat sedang tidak digunakan, kabelnya tinggal digulung, lalu stylus bisa ditancapkan ke sebuah pengait magnetik yang menempel pada bodi iPad.
Percaya atau tidak, penciptanya butuh waktu lebih dari dua tahun untuk mengembangkan SonarPen. Mereka sekarang sudah siap memproduksinya secara massal, dan SonarPen sudah bisa dipesan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga 195 dolar Hong Kong saja (± 340 ribu rupiah).
Satu-satunya kekurangan SonarPen adalah, aplikasi yang hendak digunakan harus lebih dulu memberikan dukungan. Yang sudah kompatibel sejauh ini adalah Zen Brush 2, akan tetapi pengembangnya berjanji dukungan dari aplikasi-aplikasi lain bakal segera menyusul.