Tag Archives: sony

Microsoft Diam-Diam Sudah Menyetop Produksi Semua Model Xbox One Sejak Akhir 2020

Berbeda dari smartphone, konsol generasi baru tidak datang setiap tahun. Alhasil, konsol generasi lama tidak otomatis langsung berhenti diproduksi ketika suksesornya telah tersedia di pasaran. Masa transisi dari konsol lama ke baru itu akan selalu ada, akan tetapi lamanya berbeda-beda tergantung kondisi dan kebijakan masing-masing perusahaan.

Di kubu Microsoft, masa transisi dari Xbox One ke Xbox Series X/S rupanya sudah rampung sejak lama. Kepada The Verge, Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka sebenarnya sudah berhenti memproduksi semua model Xbox One pada akhir 2020 lalu. Sebelumnya, tepatnya di bulan Juli 2020, Microsoft sempat bilang bahwa mereka sudah menyetop produksi Xbox One X dan Xbox One S Digital Edition, tapi tidak untuk Xbox One S versi standar.

Sekarang kita tahu bahwa rencana tersebut ternyata cuma bertahan beberapa bulan saja, sebab Microsoft secara diam-diam juga sudah berhenti memproduksi Xbox One S versi standar di akhir tahun 2020. Dengan kata lain, Microsoft sebenarnya sudah sepenuhnya berfokus pada Xbox Series X dan Series S mulai 2021 kemarin.

Ini sangat kontras dengan strategi yang dijalankan oleh Sony. Baru-baru ini, beredar laporan bahwa Sony akan menggenjot produksi PlayStation 4 di tahun 2022 ini demi mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh krisis stok PlayStation 5. Sony bahkan sempat bilang bahwa mereka dari awal memang belum pernah berniat untuk menghentikan produksi PS4.

Tidak seperti Sony, Microsoft menawarkan dua tipe konsol generasi baru yang berbeda / Microsoft

Baik Sony ataupun Microsoft sebenarnya sama-sama kesulitan memenuhi permintaan tinggi konsumen akan konsol next-gen bikinan masing-masing. Namun yang agak berbeda adalah, di saat Sony hanya menawarkan satu tipe konsol saja (PS5), Microsoft menawarkan dua tipe yang berbeda (Xbox Series X dan Series S). PS5 memang ada yang versi Digital Edition, akan tetapi versi tersebut tidak mempunyai perbedaan performa sama sekali.

Xbox Series S di sisi lain memiliki performa yang lebih inferior ketimbang Series X. Secara fisik, ukuran chipset yang menenagai masing-masing konsol bahkan berbeda. Sebelum ini, Phil Spencer selaku bos besar Xbox juga sempat menjelaskan bahwa mereka sebenarnya bisa memproduksi lebih banyak chip milik Series S ketimbang chip milik Series X dalam satu penampang yang sama.

Jadi meski kesulitan memenuhi demand Series X, Microsoft masih bisa sedikit menutupinya dengan memperbanyak stok Series S. Sony di sisi lain harus bergantung pada konsol lamanya untuk menyiasati krisis stok PS5.

Sumber: The Verge. Gambar header: Louis-Philippe Poitras via Unsplash.

Krisis Stok PS5 Masih Berlanjut, Sony Akan Genjot Produksi PS4

Sejak pertama kali diluncurkan di bulan November 2020, PlayStation 5 terus dilanda isu seputar keterbatasan stok. Di belahan dunia manapun, stok konsol terbaru Sony ini hampir selalu kosong, dan alasannya tidak lain dari krisis yang melanda industri semikonduktor secara global.

Ketimbang menerima nasib begitu saja, Sony dikabarkan sudah menyiapkan strategi lain, yakni menggenjot produksi PlayStation 4. Berdasarkan laporan Bloomberg, Sony rupanya telah menyuarakan ke mitra-mitra manufakturnya pada akhir tahun lalu bahwa mereka akan terus memproduksi konsol lamanya itu hingga tahun ini.

Sony memang tidak pernah secara resmi mengumumkan ke publik bahwa mereka bakal menyetop produksi PS4, akan tetapi mereka kabarnya sempat berencana untuk menghentikan perakitan PS4 pada akhir 2021 kemarin. Rencana tersebut batal dijalankan, dan Sony sekarang malah berniat untuk meningkatkan produksi PS4.

Narasumber Bloomberg mengatakan bahwa Sony berniat menambahkan sekitar satu juta unit PS4 tahun ini untuk mengisi kekosongan yang diakibatkan oleh terhambatnya produksi PS5. Meski begitu, angkanya bisa saja berubah tergantung permintaan. Dibanding PS5, PS4 tentu lebih mudah dan lebih murah untuk dibuat karena menggunakan komponen-komponen yang lebih inferior.

Kepada Bloomberg, juru bicara Sony mengonfirmasi bahwa produksi PS4 masih akan terus dilanjutkan, dan Sony pun dari awal tidak pernah berniat untuk menghentikannya. “PS4 merupakan konsol dengan penjualan terbesar, dan persilangan antar generasi itu bakal selalu ada,” ujarnya.

Dirilis di tahun 2013, PS4 tercatat telah terjual sebanyak lebih dari 116 juta unit, dan konsol ini pun masih cukup diminati hingga sekarang. Bukan hanya itu, PS4 juga masih menyumbangkan pendapatan yang cukup besar buat divisi gaming Sony melalui penjualan game dan subscription.

Apa yang Sony lakukan ini pada dasarnya mirip seperti langkah yang diambil oleh Nvidia. Belum lama ini, Nvidia memutuskan untuk memproduksi kembali kartu grafis lamanya (RTX 2060) demi memenuhi permintaan konsumen. Minat terhadap perangkat gaming melonjak drastis selama pandemi, sementara produksi perangkat-perangkat barunya justru terhambat karena kendala di rantai pasok. Alhasil, produk-produk lama pun dilihat sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Fabian Albert via Unsplash.

Sony Perkenalkan Alpha 7 Mark IV: Entry Level 33 MP

Momen ini sepertinya yang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan pengguna kamera DSLR Sony Alpha. Sony akhirnya meluncurkan kamera DSLR terbarunya, yaitu Alpha 7 (Mark) IV. Sang penerus dari Alpha 7 III ini resmi hadir di Indonesia semenjak tanggal 7 Januari 2022 yang lalu.

Koji Sekiguchi, President Director PT Sony Indonesia mengatakan, “Alpha 7 IV mengintegrasikan teknologi gambar terbaik dari Sony untuk melampaui ekspektasi kamera full-frame dasar. Alpha 7 IV juga memberikan pengalaman yang luar biasa baik dalam foto maupun video, memungkinkan pengguna untuk memotret dengan tepat gambar yang mereka inginkan, terlepas dari situasi yang mereka hadapi. Dengan sensor gambar Exmor R CMOS terkini yang dikombinasikan dengan mesin pemrosesan terbaru BIONZ XR, Alpha 7 IV memiliki performa pencitraan yang tinggi dan mampu menghasilkan resolusi 33 MP. Selain itu, dengan berbagai fitur untuk mendukung kebutuhan komunikasi jarak jauh yang terus meningkat, Alpha 7 IV memberikan makna baru pada apa yang dapat dicapai oleh kamera ‘dasar’.”

Dibandingkan dengan seri sebelumnya yang memiliki resolusi 24 MP, Alpha 7 IV hadir dengan sensor full frame resolusi 33 MP. Teknologi auto fokusnya pun juga baru, yaitu memiliki fitur Real-Time Tracking dengan 759 titik AF. Selain itu, teknologi Eye Auto Focus yang ada sudah mampu melacak mata burung dan hewan. Kamera ini juga mampu merekam video dengan resolusi 4K 60 fps dengan 10-bit depth 4:2:2 color sampling.

Dari sisi dapur pacunya, Sony Alpha 7 IV menggunakan prosesor BIONZ XR yang sama digunakan pada Alpha 7s III. Untuk sensornya, Sony Alpha 7 IV menggunakan Exmor R CMOS terbaru. Sensor ini memiliki sensitivitas ISO 50 hingga 204.800. Untuk penyimpanannya, kamera ini sudah mendukung CFExpress dan SDXC.

Untuk pertama kalinya dalam seri Alpha, kamera baru ini memiliki fitur Breathing Compensation untuk memerangi focus breathing dan mempertahankan sudut pandang yang konsisten selama perubahan fokus serta dapat dinyalakan atau dimatikan. Sony juga menanamkan fitur Creative Look di mana akan mengubah gambar dengan filter tertentu. Dan untuk para content creator, kamera ini juga sudah memiliki kemampuan untuk live streaming.

Sony Alpha 7 IV akan hadir di Indonesia pada bulan Januari 2022 dengan harga Rp36.999.000 untuk varian body only dan Rp39.999.000 untuk varian dengan lensa kit 28-70mm. 

Alpha 7 III akan discontinue?

Dengan lahirnya Alpha 7 IV, tentu saja semua mata akan tertuju pada kamera terbaru ini. Oleh karena itu, masih tanda tanya apakah Sony masih akan menjual Alpha 7 III yang saat ini masih banyak beredar di pasaran atau tidak. Hal tersebut tentu saja cukup lumrah di mana sebuah perusahaan akan menghentikan penjualan produk seri sebelumnya saat produk yang baru diluncurkan.

Takeshi Hatanaka, Head of Digital Imaging Product Marketing Sony Indonesia mengatakan bahwa mereka masih akan menjual kamera Sony Alpha 7 III di pasar Indonesia pasca peluncuran Alpha 7 IV. Sony juga masih akan menjualnya dengan harga yang sama dengan sebelumnya. Hal ini tentu akan membuat alternatif pemilihan kamera menjadi lebih luas lagi.

Hasil Foto

Agar tidak penasaran, berikut adalah beberapa contoh hasil foto dari Alpha 7 IV

Sony Resmi Umumkan PlayStation VR2, Headset Virtual Reality Generasi Baru untuk PS5

Lama tidak terdengar kabarnya, PlayStation VR kembali menjadi topik pembicaraan setelah Sony memberikan pengumuman mengenainya di CES 2022. Belum, wujud headset PS VR generasi baru yang ditujukan untuk mendampingi PS5 itu masih belum disingkap, tapi setidaknya ia sudah punya nama resmi: PlayStation VR2.

Kedengarannya tidak kreatif sama sekali? Biarlah, sebab yang lebih penting adalah bagaimana PS VR2 bisa menyajikan pengalaman virtual reality yang lebih baik dari pendahulunya, dan cara termudah untuk mewujudkannya adalah dengan menyuguhkan visual yang lebih memanjakan mata.

Sony bilang bahwa PS VR2 bakal dilengkapi panel display OLED dengan resolusi 2000 x 2040 per mata, bidang pandang seluas 110°, refresh rate 90/120 Hz, beserta dukungan HDR. Apakah itu tidak terlalu berat untuk hardware PS5? Tidak, sebab Sony turut membekali PS VR2 dengan teknologi foveated rendering, yang berarti perangkat mampu me-render grafik secara dinamis berdasarkan arah pandangan penggunanya.

Foto produknya belum ada sama sekali, jadi cukup logo branding-nya dulu kali ini / Sony

Namun upgrade visual baru sebagian dari cerita utuhnya, sebab PS VR2 juga dilengkapi sejumlah penyempurnaan lain yang ditujukan untuk menambah sensasi immersive. Terkait aspek tracking misalnya, headset PS VR2 menawarkan inside-out tracking dengan empat buah kamera terintegrasi dan sistem pendeteksi gerakan 6-poros. Itu berarti pergerakan pengguna dapat langsung dipantau tanpa bantuan sensor/kamera eksternal.

Dari segi audio, PS VR2 bakal mengawinkan teknologi Tempest 3D AudioTech milik PS5 dengan teknologi headset feedback. Sony percaya ini dapat mengamplifikasi sensasi yang dirasakan pengguna selama bermain. Pasalnya, selain mendengar suara dari semua sisi, pengguna juga bakal merasakan getarannya, kurang lebih mirip seperti fitur unggulan yang ditawarkan headset Razer Kaira Pro.

PS VR2 juga bakal hadir membawa teknologi eye tracking. Menggunakan kamera infra-merah, perangkat mampu mendeteksi pergerakan mata pengguna secara real-time, dan ini rupanya bisa diterjemahkan menjadi input ekstra. Alhasil, interaksi di dalam game bisa terkesan lebih intuitif.

Controller PlayStation VR2 Sense / Sony

Bicara soal input, PS VR2 akan didampingi oleh controller PS VR2 Sense. Detail sekaligus wujud dari controller baru ini sebenarnya sudah diungkap sejak Maret tahun lalu. Singkat cerita, PS VR2 Sense bakal mewarisi fitur-fitur andalan controller DualSense, spesifiknya adaptive trigger dan haptic feedback.

PS VR2 Sense menyambung via Bluetooth 5.1, sementara headset PS VR2 itu sendiri hanya memerlukan satu kabel USB-C saja untuk bisa berkomunikasi langsung dengan PS5. Jauh lebih praktis daripada generasi pertamanya yang membutuhkan unit perantara, belum lagi kamera tracking eksternal.

Berhubung gambar produknya belum ada (kecuali controller-nya), Sony pun juga belum bicara apa-apa soal harga maupun jadwal rilisnya. Tebakan saya, akhir tahun ini, bertepatan dengan musim liburan, tapi tentu saja ini masih murni berupa spekulasi.

Dalam kesempatan yang sama, Sony juga sempat menyinggung mengenai seperti apa konten yang bakal PS VR2 sajikan. Salah satu judul unggulan yang sudah dipersiapkan adalah Horizon Call of the Mountain, sebuah game baru yang secara spesifik dikembangkan untuk PS VR2, dengan lore dan dunia yang sama seperti franchise Horizon.

Detail tentang game ini memang belum banyak (video teaser-nya cuma berlangsung beberapa detik saja mulai 1:16) tapi yang pasti pemain bakal menjalankan protagonis baru, dan dalam perjalanannya mereka juga akan berjumpa dengan Aloy, lakon utama Horizon Zero Dawn sekaligus sekuelnya, Horizon Forbidden West, yang akan hadir pada 18 Februari 2022 mendatang.

Horizon Call of the Mountain merupakan hasil kolaborasi Guerilla Games dengan Firesprite. Firesprite sendiri sudah cukup berpengalaman mengembangkan game VR, dan studio asal Inggris tersebut telah resmi bergabung dengan keluarga PlayStation Studios sejak September 2021 kemarin.

Sumber: PlayStation Blog.

Tak Harus Putih, Cover PS5 Kini Dapat Diganti dengan 5 Warna Lain Berkat Aksesori Resmi dari Sony

Saat pertama kali diungkap, PlayStation 5 langsung menuai banyak kontroversi terkait desainnya. Lalu ketika Sony sudah mulai memasarkannya, tidak sedikit konsumen yang terkejut melihat ukuran fisik PS5 yang tergolong bongsor. Singkat cerita, desain PS5 bukan untuk semua orang, dan Sony tampaknya sadar akan hal itu.

Namun tentu saja merombak desainnya secara drastis sekarang terdengar kurang rasional — mungkin ini bisa jadi salah satu ekspektasi kita untuk PlayStation 5 Pro nanti, seandainya ada. Yang bisa Sony lakukan sekarang setidaknya adalah memberikan opsi personalisasi warna kepada para pengguna PS5.

Ya, PS5 sekarang tidak harus berwarna putih. Sony baru saja menyingkap aksesori PS5 Console Cover dalam lima pilihan warna yang berbeda: Cosmic Red, Galactic Purple, Midnight Black, Starlight Blue, dan Galactic Purple. Cara pemasangannya mudah kalau menurut Sony sendiri; cukup lepas cover putih bawaan PS5, lalu ganti dengan yang baru ini. Selain untuk versi standarnya, aksesori ini juga tersedia buat PS5 Digital Edition, jadi jangan sampai Anda salah beli.

Supaya klop, Sony tidak lupa menyediakan controller DualSense dalam lima opsi warna yang sama persis, meski dua di antaranya (Cosmic Red dan Midnight Black) sebenarnya sudah tersedia selama beberapa bulan. Dari sisi fungsionalitas, controller baru ini sama persis seperti versi putih yang disertakan dalam paket penjualan PS5.

Di Indonesia, PS5 Console Cover bakal dijual secara resmi dengan harga Rp939.000, sedangkan controller DualSense dalam tiga warna barunya dibanderol Rp1.359.000. Sejauh ini belum ada informasi apakah ke depannya Sony bakal menjual konsol PS5 dalam warna-warna baru ini. Untuk sekarang, warna-warna baru ini sifatnya sebatas add-on yang opsional.

Untuk PS5 Console Cover varian Cosmic Red dan Midnight Black, pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 21 Januari 2022. Sementara tiga varian warna sisanya diperkirakan bakal menyusul tidak lewat dari babak pertama 2022. Controller-nya sendiri akan lebih dulu dijual mulai 14 Januari 2022.

Di luar sana, sebenarnya sudah eksis sejumlah opsi cover untuk PS5 dari sejumlah produsen pihak ketiga — yang akhirnya memicu perseteruan hukum antara Sony dan produsen-produsen tersebut, sekaligus mendorong Sony untuk mematenkan desain cover PS5.

Sumber: Sony.

Among Us Bakal Bisa Dimainkan di VR, Dota Dragon’s Blood Season 2 Tayang Awal Januari 2022

Minggu lalu, Innersloth mengumumkan bahwa mereka akan membawa Among Us ke platform VR. Sementara itu, Netflix mengungkap tanggal tayang dari Dota Dragon’s Blood Season 2, yaitu pada 6 Januari 2022. Pada minggu lalu, Sony juga mengakuisisi Valkyrie Entertainment, sementara Riot Games membeli kantor baru di Seattle, Amerika Serikat.

Emergency Meeting: Among Us Bakal Tersedia di VR

Innersloth, Schell Games, dan Robot Teddy akan membawa Emergency Meeting: Among Us ke platform virtual reality. Game itu akan bisa dimainkan di Meta Quest, PlayStation VR, dan SteamVR. Among Us pertama kali diluncurkan untuk Android, iOS, dan Windows pada 2018.

Pada 2020, Innersloth meminta bantuan perusahaan konsultasi game Robot Teddy untuk membawa Among Us ke konsol. Robot Teddy juga bertanggung jawab atas beberapa bisnis lain dari Innersloth. Sementara itu, Schell Games, studio yang memang berkutat di bidang VR, akan bekerja sama dengan dua perusahaan itu untuk membawa Among Us ke VR.

“Kami berterima kasih pada komunitas yang terus memainkan game kami bersama teman dan keluarga mereka, serta terus mendukung kami,” kata Victoria Tran, Community Director, Innersloth, seperti dikutip dari VentureBeat. “Schell Games punya rekam jejak dalam membuat game VR berkualitas dan kami tidak sabar untuk memberikan pengalaman baru dalam bermain Among Us, baik pada fans lama ataupun baru.”

Riot Games Punya Kantor Baru di Seattle, Bakal Pekerjakan 400 Orang

Riot Games punya kantor baru di Mercer Park Workplace, Seattle, Amerika Serikat. Kantor seharga US$114,1 juta itu merupakan kantor keempat Riot di Amerika Serikat. Di sana, Riot berencana untuk mempekerjakan lebih dari 400 pekerja. Para pekerja di kantor tersebut akan fokus pada riset, pengembangan, dan live service dari game-game Riot, dengan VALORANT sebagai prioritas utama mereka, menurut laporan GeekWire.

“Kantor baru ini akan menjadi bagian dari jaringan studio pengembangan game kami. Dengan begitu, kami akan bisa memenuhi ekspektasi para pemain,” kata Scott Gelb, President of Games, Riot, dikutip dari VentureBeat. “Kami ingin menjadi perusahaan pilihan bagi developer yang tertarik membuat game-game hebat dengan banyak fans.”

Dota Dragon’s Blood Season 2 Bakal Tayang di 2022

Netflix mengumumkan bahwa Dota Dragon’s Blood Season 2 akan tayang pada 6 Januari 2022. Season 2 dari Dragon’s Blood akan melanjutkan cerita dari Mirana, Davion, Luna, dan Marci. Selain itu, beberapa karakter lain dari game Dota 2 juga akan tampil di anime tersebut, seperti Lina the Slayer. Ketika diluncurkan, Dota Dragon’s Blood mendapatkan sambutan hangat, walau tidak semeriah sambutan untuk Arcane, seri animasi dari League of Legends. Saat ini, Season 2 dari Arcane juga sudah dikonfirmasi. Hanya saja, belum ada informasi tentang jadwal tayang dari Arcane Season 2, lapor Clutch Points.

Industri Game India akan Bernilai US$1,5 Miliar di 2025

Minggu lalu, perusahaan riset Niko Partners meluncurkan laporan 2021 India Games Market Report and 5-Year Forecast. Menurut laporan itu, pemasukan industri game di India akan mencapai US$1,5 miliar pada 2025. Hal itu berarti, nilai industri game di negara tersebut tumbuh tiga kali lipat dalam waktu empat tahun. Per 2021, Niko Partners memperkirakan, nilai industri game India mencapai US$534 juta, naik 32% jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Niko Partners juga menyebutkan, India berpotensi untuk menjadi pasar game dengan pertumbuhan paling cepat di Asia, baik dari segi pemasukan maupun jumlah gamers. Dalam laporan terbarunya, Niko Partners juga menyebutkan, di kawasan Asia-10 — yang mencakup Filipina, Indonesia, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam — 56% gamers akan berasal dari India. Sebelum ini, Niko Partners juga membahas tentang tren di industri game dan esports sepanjang 2021.

Sony Akuisisi Valkyrie Entertainment

Sony baru saja mengakuisisi Valkyrie Entertainment, developer asal Seattle, Amerika Serikat. Didirikan pada 2002, Valkyrie Entertainment biasanya mengambil peran sebagai support studio, mendukung studio lain untuk mengembangkan game-game mereka. Sebelum ini, Sony juga telah bekerja sama dengan Valkyrie untuk membuat Infamous 2, Twisted Metal, God of War, dan God of War: Ragnarok.

Guns Up, game buatan Valkyrie Entertainment. | Sumber: Steam

Selain itu, Valkyrie juga punya peran dalam mengembangkan sejumlah game AAA, seperti lima game pertama dari Forza Motorsport, Halo Infinite, Batman: Arkham Origins, Injustice 2, dan Middle-earth: Shadow of War, menurut laporan GamesIndustry. Sejauh ini, satu-satunya game yang Valkyrie luncurkan adalah game free-to-play berjudul Guns Up.

God of War Versi PC Janjikan Visual yang Lebih Wah, Lengkap dengan Dukungan Nvidia DLSS dan AMD FSR

Salah satu ikon kebanggaan PlayStation, Kratos, bakal resmi menjejakkan kakinya di PC tahun depan. Ya, seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, God of War bakal bisa dimainkan melalui Steam maupun Epic Games Store mulai 14 Januari 2022, nyaris empat tahun setelah game-nya pertama kali dirilis untuk PS4.

Versi PC-nya datang membawa sejumlah penyempurnaan, khususnya dari sisi visual. Pada versi aslinya, God of War memang sudah bisa menyajikan grafik kelas AAA yang memukau, namun ini bakal lebih dipercantik lagi di versi PC-nya berkat resolusi bayangan yang lebih tajam, penyempurnaan efek screen space reflection, ground truth ambient occlusion (GTAO) dan screen space directional occlusion (SSDO).

Tanpa harus terkejut, God of War di PC juga bisa berjalan tanpa batasan frame rate selama hardware kita sanggup. Kabar baiknya, Santa Monica Studio turut menyertakan dukungan fitur upscaling Nvidia DLSS sekaligus AMD FSR. Integrasi FSR ini merupakan kabar baik bagi pemain yang membutuhkan dorongan performa ekstra, tapi tidak punya kartu grafis seri Nvidia RTX.

God of War versi PC juga mendukung Nvidia Reflex, yang berarti latensi sistem dapat ditekan selama Anda menggunakan kartu grafis yang kompatibel (seri RTX atau GTX 900 ke atas) demi menyajikan gameplay yang responsif. Ini krusial untuk momen-momen pertarungan yang memerlukan reaksi cepat dari para pemain, seperti misalnya dalam sesi boss fight melawan Sigrun the Valkyrie Queen.

Tentu saja, yang menjadi pertanyaan terpenting adalah apakah PC Anda sanggup menjalankannya. Berikut rincian spesifikasi PC minimum yang dibutuhkan, langsung dari Sony:

Minimum (720p 30 fps)

  • Graphics settings: Low
  • GPU: Nvidia GTX 960 (4 GB) atau AMD R9 290X (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-2500K (4-core 3,3 GHz) atau AMD Ryzen 3 1200 (4-core 3,1 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB HDD

Recommended (1080p 30 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1060 (6 GB) atau AMD RX 570 (4 GB)
  • CPU: Intel Core i5-6600K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 5 2400G (4-core 3,6 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

High (1080p 60 fps)

  • Graphics settings: Original
  • GPU: Nvidia GTX 1070 (8 GB) atau AMD RX 5600XT (6 GB)
  • CPU: Intel Core i7-4770K (4-core 3,5 GHz) atau AMD Ryzen 7 2700 (8-core 3,2 GHz)
  • RAM: 8 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Performance (1440p 60 fps)

  • Graphics settings: High
  • GPU: Nvidia RTX 2070 (8 GB) atau AMD RX 5700XT (8 GB)
  • CPU: Intel Core i7-7700K (4-core 4,2 GHz) atau AMD Ryzen 7 3700X (8-core 3,6 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Ultra (4K 60 fps)

  • Graphics settings: Ultra
  • GPU: Nvidia RTX 3080 (10 GB) atau AMD RX 6800XT (16 GB)
  • CPU: Intel Core i9-9900K (8-core 3,6 GHz) atau AMD Ryzen 9 3950X (16-core 3,5 GHz)
  • RAM: 16 GB
  • Storage: 70 GB SSD

Spesifikasi yang dibutuhkan tergolong standar untuk ukuran game AAA modern dan bisa dibilang cukup fleksibel. Semoga saja performanya bisa langsung mulus seperti Days Gone, dan bukan seperti Horizon Zero Dawn yang membutuhkan beberapa patch sebelum akhirnya bisa berjalan tanpa problem.

Sumber: Steam via PC Gamer.

Final Fantasy XIV Pecahkan Rekor Jumlah Peak Gamers, Farming Simulator 22 Ciptakan Rekor Penjualan Baru

Minggu lalu, Final Fantasy XIV berhasil memecahkan rekor jumlah peak gamers. Sementara itu, Farming Simulator 22 juga berhasil mencetak rekor baru, yaitu dalam hal penjualan. Niantic baru saja mengakuisisi platform social gaming Lowkey dan Sony dikabarkan akan mengubah layanan yang ditawarkan pada PlayStation Plus di tahun depan.

Final Fantasy XIV Pecahkan Rekor Jumlah Peak Gamers

Walau telah berumur hampir 10 tahun, Final Fantasy XIV tetap populer. Faktanya, game itu baru saja memecahkan rekor baru untuk jumlah pemain aktif di Steam. Setelah expansion Endwalker diluncurkan, jumlah pemain aktif FFXIV mencapai lebih dari 95 ribu orang. Menurut laporan Kotaku, sebelum ini, rekor jumlah pemain terbanyak FFXIV adalah 67 ribu orang. Angka itu dicapai pada Juli 2021. Selain memecahkan rekor jumlah pemain, FFXIV juga berhasil menggandakan jumlah pemain aktif mereka di Steam, seperti yang disebutkan oleh PCGamesN. Pada Juni 2021, jumlah pemain aktif dari game MMO itu hanyalah sekitar 41 ribu orang.

Grafik pemain Final Fantasy XIV. | SteamDB

Peluncuran expansion baru memang jadi salah satu alasan mengapa FFXIV menjadi semakin populer. Namun, beberapa tahun belakangan, jumlah pemain game MMO itu memang terus bertambah. Faktor lain yang membuat jumlah pemain game tersebut meningkat adalah kasus yang menimpa Activision Blizzard. Karena skandal budaya pelecehan seksual di perusahaan itu, banyak gamers dan streamers yang memutuskan untuk berhenti memainkan World of Warcraft dalam beberapa bulan belakangan.

Niantic Akuisisi Lowkey, Platform Social Gaming

Niantic telah mengakuisisi Lowkey, platform social gaming. Dengan akuisisi ini, sebagian besar tim Lowkey akan menjadi bagian dari Niantic. Sementara Lowkey adalah situs media sosial untuk mengedit dan membagikan video, khususnya video gameplay.

“Lowkey merupakan pemimpin di bidang social gaming. Dengan bantuan mereka, kami akan bisa menerapkan berbagai fitur sosial di game-game buatan Niantic,” kata Head of Product, Niantic, Ivan Zhou, dikutip dari GamesIndustry. “Niantic dan Lowkey punya visi yang sama, yaitu untuk membangun komunitas berdasarkan pengalaman bermain bersama. Kami juga ingin menyediakan cara baru bagi pemain untuk saling terhubung dengan satu sama lain.”

Terjual 1,5 Juta Unit Dalam Seminggu, Farming Simulator 22 Pecahkan Rekor

Farming Simulator 22 diluncurkan untuk PC, Mac, konsol, dan Stadia pada 22 November 2021. Dalam satu minggu sejak dirilis, game itu telah terjual sebanyak 1,5 juta unit. Angka ini menjadi rekor penjualan terbanyak untuk seri Farming Simulator. Menurut SteamDB, game tersebut bahkan sempat mengalahkan Battlefield 2042 di Steam dalam hal jumlah pemain. Jumlah peak players dari Farming Sim 22 sempat mencapai 93,8 ribu orang, sementara Battlefield 2042 hanya 53 ribu orang.

Keberadaan Farming Simulator 22 sukses memperluas audiens dari franchise tersebut. Tak hanya itu, keberadaan fitur cross-platform multiplayer juga memungkinkan pemain PC, konsol current-gen dan last-gen untuk bermain bersama. Satu hal menarik lain tentang Farming Sim 22 adalah game itu merupakan game pertama yang Giants Software rilis sendiri, menurut laporan GamesIndustry.

Sony Dikabarkan akan Merombak Layanan PlayStation Plus

Di tahun depan, Sony berencana untuk mengubah penawaran dari PlayStation Plus, menurut laporan dari Bloomberg. Disebutkan, Sony akan tetap menggunakan merek PlayStation Plus. Namun, mereka akan menggabungkan layanan dari PlayStation Plus dengan PlayStation Now. Melalui layanan itu, Sony akan menyediakan katalog game dari semua platform yang pernah mereka buat, kecuali Vita, menurut laporan GamesIndustry.

Dikabarkan, PlayStation Plus yang baru akan memiliki tiga tier. Tier paling dasar dengan biaya paling murah hanya akan menawarkan segala sesuatu yang sudah tersedia di Plus sekarang. Jadi, gamers akan bisa memainkan game secara online dan mendapatkan akses ke game-game tertentu setiap bulannya. Tier kedua akan menawarkan sejumlah game PS4 dan PS5 yang bisa diunduh. Sementara tier yang paling tinggi dengan harga yang paling mahal akan memberikan akses ke on-demand streaming  dan berbagai game dan dari tiga generasi PS pertama serta PSP.

Versi VR dari Cities: Skylines Bakal Dirilis Pada 2022

Minggu lalu, Fast Travel Games mengumumkan keberadaan Cities: VR, versi virtual reality dari game Cities: Skylines. Cities: VR akan diluncurkan pada musim semi 2022 untuk Meta Quest 2 alias Oculus Quest 2. Cities: Skylines sendiri dirilis untuk PC pada 2015. Game itu sukses meraih popularitas di kalangan fans SimCity, yang kecewa dengan versi terbaru dari franchise tersebut. Setelah itu, Cities: Skylines diluncurkan untuk PlayStation 4, Xbox One, dan Nintendo Switch.

Genre city-building punya potensi besar di pasar VR. Dan kami tidak sabar untuk mengembangkan IP ini,” kata Creative Director, Fast Travel Games, Erik Odeldahl, lapor VentureBeat. “Kami menghabiskan banyak waktu, riset, dan energi untuk membawa Cities: Skylines ke VR dan memastikan bahwa game itu tetap menarik bagi pemain baru dan menawarkan tantangan baru bagi pemain lama.”

Rumor: Sony Bakal Satukan PlayStation Plus dan PlayStation Now Menjadi Layanan Subscription Baru

Berdasarkan rumor terbaru yang dilaporkan oleh Bloomberg, Sony tengah sibuk menyiapkan layanan subscription baru untuk PlayStation sebagai respons atas popularitas layanan Xbox Game Pass yang terus mencuat belakangan ini.

Sejauh ini, Sony memang sudah punya dua layanan berlangganan yang ditujukan untuk konsumen PlayStation, yakni PlayStation Plus dan PlayStation Now, akan tetapi layanan baru yang secara internal dikenal dengan codename Spartacus ini kabarnya bakal menyatukan kedua layanan tersebut.

Sekadar mengingatkan, PlayStation Plus merupakan layanan yang diperlukan untuk memainkan sebagian besar game multiplayer sekaligus yang memberi bonus sejumlah game secara gratis, sedangkan PlayStation Now memungkinkan pelanggan untuk mengunduh atau streaming koleksi game yang sudah beredar selama beberapa waktu.

Spartacus di sisi lain bakal hadir dalam tiga tingkatan (tier) yang berbeda. Tier yang pertama menawarkan fasilitas serupa seperti PlayStation Plus. Tier yang kedua menambahkan akses ke sederet game PlayStation 4, dan ke depannya, PlayStation 5. Untuk tier yang ketiga sekaligus yang paling mahal, pelanggan juga bakal mendapat sejumlah demo dan fitur streaming, serta akses ke koleksi judul-judul game klasik yang pernah dirilis di PS1, PS2, PS3, dan bahkan PSP.

Bloomberg juga bilang bahwa ada kemungkinan Sony tetap mempertahankan branding “PlayStation Plus” untuk layanan baru ini. Peluncurannya dikabarkan bakal berlangsung di musim semi 2022, dan akan tersedia untuk pengguna PS4 sekaligus PS5.

Sepintas layanan baru ini kedengarannya menjanjikan, namun sayangnya Sony dikabarkan tidak akan menyertakan judul-judul game baru di hari pertama peluncurannya masing-masing seperti yang Microsoft lakukan dengan Xbox Game Pass. Jadi saat Gran Turismo 7 dirilis pada tanggal 4 Maret 2022, kemungkinan besar game-nya tidak akan langsung tersedia di layanan baru tersebut.

Hal ini kontras dengan yang ditawarkan Xbox Game Pass; Forza Horizon 5 yang dirilis pada tanggal 9 November lalu langsung tersedia buat pelanggan Xbox Game Pass sejak hari pertama, yang pada akhirnya membuat game tersebut dimainkan oleh lebih dari 10 juta orang dalam sepekan pertamanya. Sony tampaknya masih belum seberani itu.

Terlepas dari itu, layanan baru ini semestinya bakal memiliki daya tarik yang lebih besar ketimbang dua layanan subscription PlayStation yang eksis sekarang.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Charles Sims via Unsplash.

Qualcomm Ungkap Tiga Benefit dari Kemitraannya dengan Sony Semiconductor Solutions

Pada acara Snapdragon Tech Summit 2021, Qualcomm mengungkap chipset smartphone flagship penerus Snapdragon 888 yaitu Snapdragon 8 Gen 1. Salah satu peningkatan besar terjadi pada aspek pencitraan, Qualcomm menampilkan teknologi Snapdragon Sight – nama yang diberikan untuk image signal processor (ISP) 18-bit dan dapat memproses data hingga 3,2 gigapixel per detik.

Pada acara tersebut, Qualcomm juga mengumumkan kemitraannya dengan Sony Semiconductor Solutions untuk bekerja sama di dalam kantor pusat Qualcomm di San Diego. Informasi detail terkait kemitraan tersebut belum diungkap semuanya, tetapi Qualcomm menyebut tiga benefit spesifik terkait teknologi kamera.

Pertama adalah kemampuan untuk mempercepat pengembangan image processing pada perangkat Snapdragon 8 Gen 1. Bagaimana pun kemampuan kamera merupakan salah satu aspek penting dan selalu menjadi sorotan pada saat pengenalan smartphone flagship terbaru. Tampaknya rencana Qualcomm adalah menggunakan kehalian Sony di bidang tersebut untuk lebih cepat meningkatkan teknologi image signal processing-nya.

Benefit kedua ialah kemampuan untuk dengan cepat dan mudah dalam membuat prototipe teknologi terbaru satu sama lain dan bahkan mengembangkan prototipe bersama. Dengan berada di gedung yang sama dan berbagi fasilitas yang sama, baik Qualcomm dan Sony telah menghemat langkah ekstra dan birokrasi yang terlibat saat kemitraan tidak berada di bawah satu atap.

Yang ketiga adalah arsitektur yang dioptimalkan antara hardware dari masing-masing perusahaan. Berada dalam jarak dekat berarti siklus iterasinya bakal lebih cepat dan komunikasi yang lebih baik untuk mendapatkan sistem kamera yang lebih baik ke pasar dan lebih cepat dari sebelumnya.

Biarlah waktu yang akan memberi tahu buah apa yang dihasilkan kemitraan ini. Saya berharap bisa melihat sensor gambar berukuran 1 inci pada Xperia Pro-I bisa ditemukan pada smartphone flagship tahun depan. Juga sepertinya menarik melihat aksesori kamera khusus, entah itu case dengan modul lensa atau mikrofon eksternal guna mendorong lebih jauh lagi kualitas videografi pada smartphone.

Sumber: Dpreview