Tag Archives: soundhound

Honda Gandeng SoundHound untuk Kembangkan Asisten AI Buat Mobil

Setahun yang lalu, Honda memperkenalkan dua mobil konsep bermesin elektrik yang cukup menarik. Menarik bukan hanya karena desainnya yang kelihatan retro sekaligus futuristis, tapi juga klaim Honda bahwa keduanya bakal mengunggulkan asisten virtual yang canggih.

Honda kala itu enggan menjelaskannya lebih lanjut. Namun sekarang kita tahu bahwa mereka tidak sendirian mengerjakan sistem kecerdasan buatan tersebut. Ketimbang memulai dari nol, Honda memilih untuk memanfaatkan platform yang sudah matang, yakni Houndify buatan SoundHound.

Bagi yang tidak tahu, SoundHound memang sudah mengalihkan fokusnya ke pengembangan AI sejak meraih pendanaan sebesar $75 juta tahun lalu. Kelebihan platform Houndify adalah kemampuannya memahami perintah suara secara alami, tanpa perlu mengandalkan kata atau frasa tertentu.

Tampilan Houndify dalam aplikasi smartphone-nya / SoundHound
Tampilan Houndify dalam aplikasi smartphone-nya / SoundHound

Lebih lanjut, AI Houndify juga mampu mengenali konteks dengan baik, sehingga percakapan antar pengguna dan asisten virtual bisa berlangsung secara alami. Kelebihan seperti ini tentunya sangat ideal untuk sistem yang dimaksudkan untuk menemani seorang pengemudi, yang perlu berkonsentrasi ke jalan ketimbang mengulang-ulang pertanyaan.

Penetapan SoundHound sebagai mitra strategis Honda ini membuat saya bertanya-tanya mengenai kemitraan Honda dengan SoftBank yang dijalin dua tahun lalu. Kala itu Honda bilang bahwa keduanya bakal mengembangkan AI untuk dijadikan asisten pribadi bagi pengemudi mobil.

Apakah Honda menyimpulkan bahwa garapan SoundHound lebih cocok dengan arahan mereka? Atau mereka berniat menggabungkan keduanya demi menciptakan asisten dengan keunikan tersendiri? Pertanyaan-pertanyaan ini penting mengingat Honda bukan yang pertama memilih AI garapan SoundHound. Sebelumnya, Hyundai sudah lebih dulu mengumumkan bahwa AI racikan mereka juga mengambil Houndify sebagai basisnya.

Sumber: Business Wire.

Kai Sulap Kacamata Biasa Menjadi Kacamata Pintar Bertenaga AI

Di saat tren kacamata berkamera terus menjamur berkat Spectacles serta alternatif lain yang modular seperti PogoCam dan Blincam, sebuah startup bernama Glimpse Wearables lebih tertarik untuk menjadikan kacamata sebagai extension dari smartphone. Buah pemikiran mereka? Kai, sebuah modul kecil yang dapat mengubah kacamata biasa menjadi kacamata pintar.

Namun jangan bayangkan kacamata pintar yang dimaksud memiliki display dan kamera macam Google Glass. Dari depan, Kai bahkan sama sekali tidak kelihatan; ia menancap pada ujung tangkai kacamata, lalu duduk manis di belakang telinga Anda tanpa mengundang perhatian dan lirikan tajam dari orang-orang di sekitar penggunanya.

Tanpa layar dan kamera, Kai berfokus pada satu fitur saja, yakni asisten virtual berbasis artificial intelligence. Jadi tanpa perlu mengakses smartphone, Anda sudah bisa berinteraksi dengan asisten virtual yang responsif sekaligus cerdas, yang ditenagai oleh platform AI Houndify besutan SoundHound.

Kai dirancang agar tidak mengganggu penglihatan dan bisa nyaman dipakai dalam durasi yang lama / Glimpse Wearables
Kai dirancang agar tidak mengganggu penglihatan dan bisa nyaman dipakai dalam durasi yang lama / Glimpse Wearables

Dengan Kai dan Houndify, pengguna dapat mengakses beragam informasi menggunakan perintah suara. Mereka bahkan bisa memesan Uber kalau perlu, atau mengontrol perangkat smart home yang kompatibel hanya dengan beberapa frasa saja. Panduan navigasi juga tersedia, begitu pula dengan notifikasi event kalender dan reminder.

Kai mengandalkan teknologi bone conduction untuk mengirimkan suara ke telinga tanpa perlu berada di dalam kanal telinga Anda. Hal ini juga berarti Anda bisa mendengar suara di sekitar tanpa gangguan sedikit pun. Material silikon yang digunakan memastikan agar kulit di belakang telinga tidak iritasi.

Saat ini Kai sedang ditawarkan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga $130 – lebih murah $70 dari estimasi harga retail-nya. Paket penjualannya sudah mencakup sebuah kacamata opsional dengan lensa jernih.

SoundHound Raih Pendanaan Sebesar $75 Juta untuk Berfokus pada Pengembangan AI

Melihat keberadaan asisten virtual pada perangkat di pasaran, hampir semua yang populer berasal dari raksasa teknologi macam Apple atau Google. Jadi kesimpulannya, hanya perusahaan besar yang bisa mengembangkan teknologi kecerdasan buatannya sendiri, benarkah begitu? Tidak juga.

SoundHound adalah bukti nyatanya. Sejak Maret tahun kemarin, perusahaan yang dikenal akan aplikasi penebak judul lagunya tersebut telah mempunyai asisten virtual bertenaga AI bernama Hound. Hound pun perlahan juga mulai merambah perangkat, dimulai dari speaker nyentrik bernama Boombotix Hurricane.

SoundHound juga tidak menunjukkan tanda-tanda akan menyerah. Mereka belum lama ini malah menerima pendanaan senilai $75 juta dari sejumlah investor untuk mengembangkan Hound dan platform di baliknya lebih matang lagi. Alasannya, SoundHound sangat yakin perintah suara bakal menjadi medium interaksi dengan perangkat yang dominan ke depannya.

Dua dari investor-investor tersebut juga bukan perusahaan kacangan, melainkan nama sekelas Samsung dan Nvidia. Seperti yang kita tahu, kedua pabrikan ini memang sudah cukup lama menunjukkan ketertarikannya pada integrasi kecerdasan buatan dalam wujud asisten virtual.

Pendanaan ini akan dimanfaatkan SoundHound untuk menarik lebih banyak konsumen dan memperluas jangkauan pengoperasiannya ke Eropa dan Asia. Sejumlah kelebihan AI besutan SoundHound adalah proses pengenalan kata/frasa dan pemahaman konteks secara real-time (tidak menunggu pengguna selesai berbicara terlebih dulu), serta integrasi dengan aplikasi atau perangkat tanpa ‘mengisolasi’ data pengguna yang dikumpulkannya sendiri.

Sumber: Bloomberg.

SoundHound Umumkan Speaker Pintar Penantang Amazon Echo dan Google Home

Kemunculan Google Home menandai era baru persaingan wireless speaker pintar bertenaga artificial intelligence yang dimulai oleh Amazon Echo. Namun sebentar lagi akan ada penantang baru dari nama yang tidak kalah terkenal, yaitu SoundHound.

Ya, perusahaan pembuat aplikasi penebak judul lagu tersebut telah bekerja sama dengan pabrikan audio Boombotix guna menciptakan sebuah wireless speaker yang dibekali kecerdasan asisten virtual-nya, Hound. Dijuluki Hurricane, ia merupakan penantang yang ideal buat Amazon Echo maupun Google Home.

Seperti kedua speaker tersebut, pengoperasian Hurricane banyak mengandalkan perintah suara, dimana pengguna akan bercakap-cakap dengan Hound menggunakan bahasa yang alami. Anda penasaran dengan lagu-lagu baru? Cukup ucapkan “OK Hound, let’s hear something new,” dan speaker akan memutar playlist sesuai dengan permintaan Anda.

Amazon Echo punya Alexa, Google Home punya Google Assistant, dan Boombotix Hurricane punya Hound / Business Wire
Amazon Echo punya Alexa, Google Home punya Google Assistant, dan Boombotix Hurricane punya Hound / Business Wire

Selain memutar musik, Hound juga bisa memberikan informasi seputar ramalan cuaca, berita terkini, status penerbangan, dan masih banyak lagi, termasuk halnya pencarian restoran di area sekitar berkat integrasi Yelp. Anda tidak perlu meragukan akurasi dan kecepatan Hound dalam mendengar dan memahami percakapan, sebab industri sudah membuktikannya – Samsung memanfaatkan platform di balik Hound untuk lini perangkat smart home-nya.

Meski AI memegang peranan penting dalam Hurricane, kinerja audio masih menjadi fokus utama SoundHound dan Boombotix. Speaker ini dibekali sepasang full-range driver dan sebuah subwoofer aktif berdaya 10 watt. Dimensinya yang ringkas turut didukung oleh kehadiran baterai internal, yang berarti pengguna bisa memakainya di mana saja tanpa perlu dicolokkan ke stop-kontak.

Boombotix Hurricane saat ini sudah bisa dipesan melalui Kickstarter seharga $129. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $199.

Sumber: Business Wire.

Aplikasi Terbaru SoundHound Ingin Gantikan Siri dan Google Now

Memanfaatkan pengalamannya di bidang teknologi pengenalan lagu, SoundHound baru-baru ini meluncurkan sebuah aplikasi asisten virtual yang dilengkapi dengan teknologi pengenal suara yang canggih. Didapuk Hound, aplikasi ini sebelumnya sudah menjalani tahap beta pada bulan Juni tahun kemarin.

Hound secara langsung ingin menggantikan peran Siri dan Google Now. Misi ini memang terdengar cukup ambisius, akan tetapi Hound sudah siap dengan bekal yang cukup untuk bersaing menghadapi asisten virtual lainnya.

Keunggulan utama Hound adalah teknologi Speech-to-Meaning. Pada dasarnya, Hound dapat memahami instruksi maupun pertanyaan pengguna tanpa harus mengandalkan kata atau frasa tertentu. Artinya, pengguna bisa berbicara dengan Hound layaknya ia bercakap-cakap dengan orang lain.

Hound mengombinasikan teknologi pengenal suara dan pemahaman bahasa yang alami secara bersamaan. Hasilnya, interaksi dengan Hound bisa berlangsung mulus dan cepat, dimana instruksi maupun pertanyaan dari pengguna akan ditangkap secara akurat.

Hound

Hound dapat ‘dipanggil’ dengan mengatakan “OK, Hound…” Menariknya, ia bisa mempertahankan konteks sekaligus memahami pertanyaan lanjutan yang diberikan. Jadi semisal Anda sempat bertanya soal sesuatu, Anda tak perlu mengulanginya lagi untuk bertanya lebih lanjut tentang hal itu.

Sejauh ini Hound diklaim bisa menjawab lebih dari 100 topik pertanyaan, mulai dari ramalan cuaca, informasi hotel, mata uang, pertanyaan seputar gizi, skor pertandingan olahraga, navigasi, musik dan masih banyak lagi. SoundHound juga telah bermitra dengan Yelp dan Uber untuk mengintegrasikan kedua layanan tersebut ke dalam Hound.

Hound

Integrasi Yelp ini memungkinkan Hound untuk menjawab pertanyaan seputar lokasi-lokasi bisnis di sekitar secara mendetail, sedangkan integrasi Uber berarti pengguna dapat memesan kendaraan hanya dengan menggunakan suaranya. Mulai dari lokasi penjemputan sampai tujuan, semuanya dilontarkan lewat perintah suara.

Saat ini Hound sudah keluar dari fase beta dan siap untuk dikonsumsi publik, baik yang menggunakan perangkat iOS ataupun Android. Sayang sepertinya ia baru tersedia di beberapa negara saja, dan Indonesia masih belum termasuk.

Sumber: Business Wire.