Tag Archives: S&P 500

Pluang Releases Futures Investment Products, to Open Investment Access to US-Based Enterprise

Digital investment startup Pluang launched the Micro E-mini S&P 500 Index Futures investment product to expand millennial access to affordable, practical, and safe investment products on the stock index of publicly-traded companies in the United States. This product can already be purchased through the Pluang application, for the time being, it is only available on the Android version.

Pluang’s breakthrough is bold and can be said to be the only fintech startup that offers investment alternatives in this sector. Most players in Indonesia are still working to popularize the habit of investing in gold or mutual funds.

Pluang’s Co-Founder Claudia Kolonas explained that the company is aiming this investment instrument to provide an opportunity for Indonesian investors to diversify their investment portfolios, considering that this alternative is still common to most Indonesians.

In fact, he admitted that the company did not yet have an industrial picture of how many investors were interested in investing offshore (abroad).

“We hope this will be a unique opportunity to introduce new investment products. We are not the first [to provide this product] there are two or three brokers who provide the S&P 500, but we are the first fintech company. With easier application access, it will be much more interesting, ”explained Claudia during a virtual press conference, Tuesday (29/9).

The index futures product offered by Pluang is transacted on the world’s largest derivatives exchange, the Chicago Mercantile Exchange. Companies are interested in choosing the S&P 500 Index because this index has a superior performance with a growth of 325.54% in the last 10 years as of December 31, 2019.

Meanwhile, in the last five years this index has provided a yield growth of 75.89%. Meanwhile, in the last three years the growth was 48.7%. Thus, this index shows a positive trend movement in the long term.

This performance is supported by superior issuers’ constituents. Only issuers that have been able to report positive profits over the past four quarters and have a market capitalization of more than $ 3.7 billion can enter the index.

Meanwhile, the 10 largest constituents in the index as of August 31, 2020, consisted of Apple, Microsoft, Amazon, Facebook, Google, Berkshire Hathaway Inc, Johnson & Johnson, Visa, and Procter & Gamble.

Risk and legality

Claudia explained that the Pluang S&P 500 investment is classified as a passive investment because investors usually use a long-term buy and hold strategy. Therefore, passive investing reduces the uncertainty arising from the strategy of selecting individual stocks and the market timing strategy that experienced investors typically use.

“We want to attract millennials not only to invest in gold but also to start entering and studying investing in the S&P 500 index.”

However, he continued, this investment has a moderate to high risk because it is triggered by various factors, such as market volatility that may occur ahead of the US election in November 2020. Plus, the movements of the S&P 500 index are often against gold, so diversification between the two asset classes can be considered.

“Therefore, apart from having a medium-high risk profile, this product is also recommended for investors who already have investment experience.”

In this regard, investors who are suitable for plunging into this instrument are those who want to be involved in the international economy, do not have the time to always monitor individual stocks, do not have medium to long term plans, and are challenged to face moderate-high risks because they follow the risks of the US equity market. .

Regarding regulations, Claudia stated that Pluang by PG Berjangka has obtained a permit for Distribution of Customer Mandates to Overseas Exchanges (PALN) by BAPPEBTI. PALN is a contract offering activity and channeling customer orders for the contract using a system provided by the exchange.

The regulation was made to grow the multilateral industry in the world of futures companies in Indonesia.

Explained further, the nominal investment fund here starts from $ 35 depending on the market at that time. In the process of channeling from customer funds to the index exchange, after the customer top up the balance to the Pluang application, the funds will be immediately forwarded to the PG Berjangka segregate account and forwarded to the Indonesian Derivatives Clearing House (KBI).

The next process is that the transaction is listed on the Jakarta Futures Exchange. Then, the funds were forwarded by KBI to a separate Prime Broker account used by Pluang in the US, namely Straits Financial, which is a brokerage member on the Chicago Mercantile Exchange (CME). At the last stage, this broker will buy the contract on the CME exchange.

It is certain that sales and withdrawals of funds can be done in real time, aka there are no delays in disbursement. This advantage is superior to futures products compared to index mutual funds ETFs (Exchange Traded Funds) whose disbursement or purchase schedules must follow stock exchange operating hours and add administrative costs.

“The S&P 500 index has much greater liquidity than ETF mutual funds and there are no administrative fees here, so it is more effective for investors to take profits.”

Since this instrument is still new to Indonesians, of course there are educational challenges that Pluang must often socialize. Claudia said that her company received many questions from customers because they were not familiar with the concept of futures products.

It doesn’t stop at futures products, Pluang is currently waiting for permission from the OJK and BAPPEBTI to market mutual fund investment products and cryptocurrencies.

“To date, we have offered gold investment because we want to offer investment products that are easy to understand. But in the future, we want to add other products, such as mutual funds and crypto but are still waiting for permission from the relevant regulators,” Claudia said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pluang S&P 500

Pluang Rilis Produk Investasi Berjangka, Buka Akses Investasi ke Perusahaan Terbuka Amerika Serikat

Startup investasi digital Pluang meluncurkan produk investasi berjangka Micro E-mini S&P 500 Index Futures untuk memperluas akses kaum milenial dalam menjangkau produk investasi di indeks saham perusahaan publik Amerika Serikat dengan terjangkau, praktis, dan aman. Produk ini sudah bisa dibeli melalui aplikasi Pluang, untuk sementara baru tersedia di versi Android.

Gebrakan Pluang ini terbilang berani dan bisa dikatakan menjadi satu-satunya startup fintech yang menawarkan alternatif investasi di sektor tersebut. Kebanyakan pemain di Indonesia masih berkecimpung mempopulerkan kebiasaan untuk berinvestasi di emas atau reksa dana.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menjelaskan, perusahaan melirik instrumen investasi ini karena ingin memberikan perluas kesempatan investor Indonesia untuk mendiversifikasi portofolio investasinya, mengingat alternatif ini masih awam buat sebagian besar orang Indonesia.

Bahkan dia mengaku bahwa perusahaan belum memiliki gambaran secara industri berapa banyak investor yang berminat berinvestasi secara offshore (di luar negeri).

“Kita berharap ini jadi opportunity yang unik dalam memperkenalkan produk investasi baru. Kita bukan yang pertama [menyediakan produk ini] ada dua atau tiga broker yang menyediakan S&P 500, tapi kita jadi perusahaan fintech pertama. Dengan akses aplikasi yang lebih mudah, akan jauh lebih menarik,” terang Claudia saat konferensi pers secara virtual, Selasa (29/9).

Produk indeks berjangka yang ditawarkan Pluang ini ditransaksikan di bursa derivatif terbesar di dunia, Chicago Mercantile Exchange. Perusahaan tertarik memilih Indeks S&P 500 karena indeks ini memiliki kinerja yang unggul dengan pertumbuhan 325,54% dalam 10 tahun terakhir per 31 Desember 2019.

Sementara, dalam lima tahun terakhir indeks ini memberikan pertumbuhan imbal hasil sebesar 75,89%. Sedangkan, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhannya sebesar 48,7%. Dengan begitu, indeks ini menunjukkan tren pergerakan yang positif dalam jangka waktu panjang.

Kinerja tersebut didukung oleh konstituen emiten yang unggul. Hanya emiten yang mampu melaporkan laba positif selama empat triwulan terakhir dan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $3,7 miliar saja yang bisa masuk ke dalam indeks tersebut.

Adapun, 10 konstituen terbesar di indeks tersebut per 31 Agustus 2020, terdiri dari Apple, Microsoft, Amazon, Facebook, Google, Berkshire Hathaway Inc, Johnson & Johnson, Visa, dan Procter & Gamble.

Risiko dan legalitas

Claudia menerangkan, investasi Pluang S&P 500 ini tergolong investasi pasif karena investor biasanya menggunakan strategi buy and hold dalam jangka panjang. Oleh karena itu, investasi pasif mengurangi ketidakpastian yang muncul dari strategi memilih saham individual dan strategi market timing yang biasanya digunakan oleh investor berpengalaman.

“Kami ingin meng-attract kaum milenial agar tidak hanya berinvestasi di emas saja tapi juga bisa mulai masuk dan mempelajari investasi di indeks S&P 500.”

Namun demikian, sambungnya, investasi ini punya risiko sedang hingga tinggi karena dipicu oleh berbagai faktor, seperti volatilitas pasar yang mungkin akan terjadi menjelang pemilu AS pada November 2020 mendatang. Ditambah, pergerakan indeks S&P 500 sering kali berlawanan dengan emas, jadi diversifikasi antara dua kelas aset tersebut dapat dipertimbangkan.

“Oleh karena itu, selain memiliki profil risiko sedang-tinggi, produk ini juga direkomendasikan untuk investor yang telah memiliki pengalaman investasi.”

Berkaitan dengan itu, investor yang cocok terjun ke instrumen ini adalah mereka yang ingin terlibat dalam ekonomi internasional, tidak memiliki waktu untuk selalu memantau saham individu, tidak memiliki rencana jangka menengah hingga panjang, dan tertantang menghadapi risiko sedang-tinggi karena mengikuti risiko pasar ekuitas AS.

Terkait regulasi, Claudia menyatakan bahwa Pluang by PG Berjangka ini telah mengantongi izin Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri (PALN) oleh BAPPEBTI. PALN adalah kegiatan penawaran kontrak dan menyalurkan amanat nasabah untuk kontrak tersebut dengan menggunakan sistem yang disediakan oleh bursa.

Aturan itu dibuat untuk menumbuhkan industri multilateral dalam dunia perusahaan berjangka di Indonesia.

Dijelaskan lebih jauh, nominal dana investasi di sini dimulai dari $35 tergantung bursa pada saat itu. Dalam proses penyaluran dari dana nasabah ke bursa indeks, setelah nasabah top up saldo ke aplikasi Pluang, dana tersebut akan langsung diteruskan ke akun segregate PG Berjangka dan diteruskan ke Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Proses selanjutnya adalah transaksi tersebut tercatat pada bursa Jakarta Futures Exchange. Lalu, dana diteruskan oleh KBI ke rekening terpisah Prime Broker yang digunakan Pluang di AS, yakni Straits Financial yang merupakan anggota pialang di Chicago Mercantile Exchange (CME). Pada tahap terakhir, broker inilah yang akan membelikan kontrak pada bursa CME.

Dipastikan untuk penjualan dan penarikan dana dapat dilakukan secara real time, alias tidak ada penundaan dalam pencairannya. Kelebihan inilah yang diunggulkan produk berjangka dibandingkan reksa dana indeks ETF (Exchange Traded Funds) yang jadwal pencairan atau pembelian harus mengikuti jam operasional bursa dan ditambah dengan biaya administrasi.

“Indeks S&P 500 punya likuiditas yang jauh lebih besar daripada reksa dana ETF dan di sini tidak dikenakan biaya administrasi sehingga lebih efektif buat investor untuk mengambil keuntungan.”

Karena instrumen ini masih baru buat orang Indonesia, tentunya ada tantangan edukasi yang harus kerap disosialisasikan oleh Pluang. Claudia menuturkan pihaknya mendapat banyak pertanyaan dari nasabah karena belum terbiasa dengan konsep produk futures.

Tidak berhenti di produk berjangka saja, saat ini Pluang sedang menunggu izin dari OJK dan BAPPEBTI untuk memasarkan produk investasi reksa dana dan mata uang kripto.

“Selama ini kita menawarkan investasi emas karena ingin menawarkan produk investasi yang mudah dipahami. Namun ke depannya kami mau menambah produk lain, seperti reksa dana dan kripto tapi masih menunggu izin dari regulator terkait,” pungkas Claudia.

Application Information Will Show Up Here