Tag Archives: sponsor non-endemic

ESL DHL

ESL Perpanjang Kontrak dengan DHL

ESL Gaming selaku penyelenggara esports terbesar di dunia baru saja mengumumkan perpanjangan kontraknya dengan DHL sebagai mitra logistik resminya (official logistics partner). DHL akan terus memenuhi kebutuhan ESL akan transportasi logistik dari peralatan, monitor, kursi gaming, dan logistik-logistik acara lainnya setidaknya hingga beberapa tahun ke depan.

Dengan perpanjangan kerja sama ini, DHL akan memperluas kolaborasi yang telah berjalan sejak tahun 2018 silam di ESL CS:GO Pro Tour dan seluruh acara ESL di titel Dota 2 dan mobile games seperti Brawl Stars, Clash Royale, Clash of Clans, dan Legends of Runterra.

Sejak pandemi COVID-19 menyerang, DHL hanya dapat mensponsori enam kompetisi ESL dan sekadar menyediakan kebutuhan digital seperti segmen interaktif, kuis, dan tanda tangan digital. Pembaharuan kerja sama ini akan mengikutsertakan merek mereka setidaknya di 20 turnamen ESL yang akan diadakan di sisa tahun ini.

“Kami sangat senang dapat memperpanjang kemitraan kami dengan DHL pada saat yang menyenangkan ini bagi perusahaan kami dan komunitas esports secara keseluruhan.” Sebut Ralf Reichert, CEO dari ESL Gaming,

“Dengan hadirnya ESL Mobile, kami dapat menawarkan lebih banyak hiburan kepada para penggemar esports di seluruh dunia. Kehadiran DHL untuk menjadi mitra logistik resmi ESL merupakan suatu kebanggaan bagi kami.”

Hingga saat ini, detail pasti tentang kerja sama DHL dalam acara ESL Mobile belum diungkapkan. ESL Gaming hanya menyatakan bahwa perusahaan logistik multi-nasional ini akan secara operasional ‘mendukung program ESL Mobile di Eropa’.

Nama DHL kerap kali muncul sebagai sponsor di berbagai gelaran bergengsi dunia, mulai dari industri olahraga, gaya hidup, dan budaya. Kemitraan ini meliputi Formula 1 dan Formula E, klub bola seperti Manchester United, dan beberapa acara fashion dan orkestra.

Kehadiran merek non-endemik di kancah turnamen esports belakangan memang sedang menjamur. Bukan hanya di skala internasional, gelanggang esports lokal juga telah diserbu merek-non endemik. Anda dapat melihat daftar brand non-endemik yang sempat masuk ke ranah esports di sini.

Zippo Gaet 3 Pemain NRG untuk Promosikan Penghangat Tangan

Di negara-negara yang memiliki musim dingin, para pemain esports profesional biasanya membawa penghangat tangan untuk memastikan bahwa tangan mereka tidak menjadi kaku karena dingin. Zippo, perusahaan yang dikenal sebagai pembuat korek api, juga memiliki produk hand warmer. Penghangat tangan buatan Zippo ini menggunakan baterai yang bisa diisi kembali sehingga ia bisa digunakan berulang kali.

Untuk mempromosikan penghangat tangan HeatBank 9s, Zippo bekerja sama dengan tiga pemain Apex Legends dari tim NRG, yaitu Coby “Dizzy” Meadows, Brandon “Ace” Winn, dan Marshall “Mohr” Mohr. Melalui kerja sama ini, Zippo akan membuat versi khusus dari HeatBank 9s dalam jumlah terbatas. William Kolasa, Senior Director of Integrated Marketing Communications, Zippo mengatakan, penghangat tangan buatan mereka bisa bertahan selama hingga sembilan jam. Tak hanya itu, hand warmer ini juga memiliki port USB yang bisa digunakan untuk mengisi baterai dari berbagai perangkat seperti headset, controller, dan bahkan ponsel.

Tiga pemain Apex Legends NRG. | Sumber: The Esports Observer
Tiga pemain Apex Legends NRG. | Sumber: The Esports Observer

“Kami sangat senang karena bisa bekerja sama dengan anggota NRG, Dizzy, Ace, dan Mohr — tiga pemain terbaik dalam game yang mereka mainkan — untuk meluncurkan edisi terbatas NRG x Zippo HeatBank 9s Rechargeable Hand Warmer,” kata Kolasa, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Ini adalah langkah pertama untuk menunjukkan komitmen kami pada komunitas gamer dengan menyediakan berbagai aksesori untuk meningkatkan performa mereka.”

Ini bukanlah kali pertama Zippo bekerja sama dengan organisasi esports. Pada Maret 2019, Zippo mengumumkan kerja samanya dengan Panda Global, organisasi esports asal Amerika Utara yang fokus pada game-game fighting, seperti Street Fighter 5 dan Super Smash Bros. Ketika itu, CEO Panda Global Esports Team, Alan Bunney, yang juga merupakan seorang dokter, menjelaskan mengapa penghangat tangan penting bagi para pemain profesional. Dia mengatakan, jika tangan seorang pemain dingin, ini bisa memperlambat reaksi sang pemain Karena itulah, dia menyebutkan, para pemain Panda Global selalu membawa penghangat tangan dalam setiap kompetisi yang mereka ikuti.

NRG adalah organisasi esports asal Amerika Serikat. Sama seperti kebanyakan organisasi esports lainnya, NRG memiliki tim-tim profesional yang berlaga di berbagai game. Selain Apex Legends, NRG juga memiliki tim yang berlaga di Overwatch League, Call of Duty, Clash Royale, Fortnite, Hearthstone, dan beberapa game lainnya.

Sumber header: Esports Insider

Renault Indonesia Berbagi Soal Alasannya Dukung Esports Lewat Gelaran First Warriors

Gelaran First Warrior telah selesai diselenggarakan pada tanggal 27 Oktober 2019 lalu. Setelah 2 bulan kualifikasi dengan persaingan lebih dari 13.000 peserta dan 100 pertandingan, babak Grand Final akhirnya memilih 8 pemain yang akan menjadi bagian dari tim First Raiders.

Pertandingan ini menyisakan beberapa cerita menarik. Mulai dari konsep baru yang dibawa, menjadikan esports layaknya ajang pencarian bakat, dan mengkombinasikan esports dengan reality show, lalu selain itu yang juga tak kalah menarik adalah dengan kehadiran Renault, perusahaan otomotif ternama asal Perancis, sebagai salah satu sponsor utama saat kualifikasi First Warrior Bandung. Sebagai bentuk kerjasama ini, sang MVP gelaran First Warrior yaitu Moh “AchilGMG” Rifa’i, menerima hadiah berupa mobil Renault KWID Climber.

Hubungan kerjasama ini jadi menarik untuk dibahas, apalagi mengingat Renault sebagai perusahaan otomotif sebenarnya bisa dibilang tidak banyak bersinggungan dengan esportsAndrew Limbert, CEO PT. Maxindo Renault Indonesia (pemegang lisensi merek Renault di Indonesia) sempat memberikan komentarnya saat hadir di gelaran kualifikasi First Warrior Bandung. Ia mengatakan bahwa kerjasama Renault dengan First Warrior adalah percobaan Renault untuk memulai langkah agresif di Bandung dengan cara yang unik dan juga tak biasa.

Sumber: Official First Warrior Media
Andrew Limbert, CEO PT. Maxindo Renault Indonesia saat menghadiri konfrensi pers First Warrior Bandung. Sumber: Official First Warrior Media

Ingin membahas lebih lanjut soal ini, saya lalu menghubungi Arthur Panggabean, General Manager PT Maxindo Renault Indonesia. Pertama-tama adalah soal inisiatif Renault untuk turut berkontribusi di ekosistem esports, terutama di Indonesia. Renault Internasional sudah punya beberapa inisiatif terkait esports. Mereka bekerja sama dengan Team Vitality divisi Rocket League, yang baru saja menjadi juara dunia lewat gelaran Rocket League Championship Series Season 7 – Finals (RLCS).

Untuk inisiatif lokal Indonesia lewat gelaran First Warrior ini, Arthur mengaku ada dua alasan ketertarikan Renault terhadap esports. Pertama, menurutnya esports sebagai ajang baru ini punya potensi besar di Indonesia. “Dengan hampir 500 juta peminat dan global revenue sebesar US$1 miliar, tinggal menunggu waktu saja sampai Indonesia juga memberikan kontribusi peminat esports bagi dunia. Renault Indonesia meyakini, besar dan tumbuh bersama gamers dalam industri ini dapat menjadi kunci sukses, eksistensi merk, sekaligus membantu memajukan kualitas anak bangsa di mata dunia.” Artur menjelaskan.

Lalu untuk faktor keduanya, menurutnya adalah karena esports yang punya kesamaan nilai dengan Formula 1. Seperti yang disebut laman resmi Renault Sport, ada tiga kesamaan nilai antara motorsport dengan video game: passionemotion, dan performance. Menurut Renault, tiga komposisi tersebut membuat fans motorsport jadi seperti fans esports, yang juga membuatnya jadi bisa bersatu secara lintas generasi.

Selanjutnya adalah soal Free Fire. Ini yang jadi memunculkan pertanyaan, mengapa brand otomotif memilih mensponsori game esports yang tidak ada hubungannya dengan otomotif? Padahal di sisi lain, Indonesia juga punya scene kompetisi Simracing yang geliatnya semakin terasa setelah kolaborasinya dengan Ikatan Motor Indonesia, dan menciptakan Indonesia Digital Motorsports Championship.

Sumber: Foto Pribadi Arthur
Arthur Panggabean, General Manager Renault Indonesia. Sumber: Foto Pribadi

Menurutnya, satu hal yang dikhawatirkan adalah soal bias posisi Renault sebagai brand otomotif. “Game otomotif yang memiliki korelasi langsung dengan merk dapat menghasilkan potensi penilaian yang bias terhadap merk mobil tersebut.” Arthur mengatakan.

Terakhir adalah soal rencana Renault Indonesia untuk esports. Seperti tadi disebutkan, Renault internasional mensponsori tim esports, bahkan Audi juga mensponsori tim FIFA milik Astralis Group. Lalu, setelah First Warrior, apa rencana lanjutan Renault Indonesia untuk esports.

“Rencana secara resmi belum dapat kami sampaikan di sini. Namun Renault Indonesia akan memberikan komitmen dukungannya terhadap brand, industri, dan talenta Indonesia yang mau dan punya potensi untuk tumbuh kembang bersama Renault dalam berbagai macam bentuk.” Arthur menutup penjelasannya soal rencana Renault Indonesia untuk esports.

Kehadiran sponsor-sponsor baru, terutama yang sifatnya non-endemic, menjadi salah satu bukti ekosistem esports di Indonesia yang kini jadi semakin menjanjikan. Tapi besarnya esports Indonesia kini, yang jadi tantangan adalah membuat esports bisa bertahan dan tidak mati ditelan zaman.

Q3 2019, Semakin Banyak Merek Non-Endemik yang Jadi Sponsor Esports

Pada awal tahun ini, Nielsen membuat laporan yang menyebutkan 49 persen sponsorship esports berasal dari merek non-endemik, yaitu merek yang tidak ada kaitannya dengan industri esports itu sendiri, misalnya merek makanan dan minuman atau merek fashion. Tampaknya, tren ini masih terus berlanjut. Semakin banyak merek non-endemik yang menjadi sponsor dari tim atau turnamen esports.

Menurut laporan Esports Observer, pada Q3 2019, ada 75 kontrak sponsorship dari merek non-endemik. Sebagai perbandingan, jumlah kontrak sponsorship dari merek non-endemik pada Q3 2018 hanya mencapai 43 kontrak. Itu artinya, ada kenaikan 74 persen pada tahun ini jika dibandingkan dengan tahun lalu. Memang, jumlah kontrak sponsorship pada Q2 2019 sedikit lebih banyak, mencapai 82 kontrak. Namun, pertumbuhan jumlah kontrak pada Q2 2019 jika dibandingkan dengan pada kuartal yang sama tahun lalu sedikit lebih rendah, yaitu 68 persen. Secara garis besar, merek-merek non-endemik yang menjadi sponsor esports bisa dikategorikan ke dalam empat industri, yaitu makanan dan minuman, teknologi, pakaian, dan otomotif.

Makanan dan minuman

Perusahaan makanan dan minuman menjadi pihak yang paling aktif dalam menjalin kerja sama di ranah esports pada Q3 2019. Selama empat bulan, ada 30 kontrak sponsorship yang dibuat oleh berbagai perusahaan makanan dan minuman. Salah satunya adalah Anheuser-Busch InBev yang menjadikan Bud Light sebagai sponsor dari NBA 2K League setelah mensponsori Overwatch League (OWL). Selain itu, merek bir tersebut juga menjadi sponsor dari tim OWL Los Angeles Valiant. Mereka juga bekerja sama dengan Twitch untuk mengadakan Tekken World Tour. Sementara itu, merek energy drink Red Bull telah menandatangani kerja sama dengan G2 Esports. Dengan ini, merek Red Bull akan terpasang pada jersey tim. Selain itu, mereka juga bekerja sama dalam pembuatan konten.

Sumber: G2 Esports via Esports Insider
Sumber: G2 Esports via Esports Insider

Seiring dengan bertumbuhnya industri esports, turnamen di tingkat SMA dan universitas juga semakin marak. Coca-Cola memutuskan untuk menjadi rekan minuman eksklusif dari organisasi esports tingkat perkuliahan Tespa, sementara PepsiCo menandatangani kontrak dengan Immortals Gaming Club. Dengan begitu, merek MTN DEW AMP GAME FUEL akan tampil di jersey dari tim Immortals dan MIBR. Selain itu, merek minuman tersebut juga tercatat sebagai rekan resmi ESL dalam berbagai turnamen hingga 2020. Madden NFL 20 Championship Series, turnamen game american football dari EA Esports, didukung oleh tiga perusahaan makanan dan minuman, yaitu Pizza Hut, Snickers, dan Starbucks. Sementara Kellog menjadikan dua merek snack miliknya, Pringles dan Cheez-It, sebagai sponsor dari Overwatch League. Selain itu, Pringles juga menjadi sponsor dari League of Legends European Championship Summer Finals dan DreamHack Winter 2019.

Smartphone dan teknologi

Dari industri smartphone, OPPO memutuskan untuk menjadi sposnor turnamen League of Legends internasional selama beberapa tahun ke depan, dimulai dari 2019 World Championship. Tidak tanggung-tanggung, perjanjian ini berlangsung sampai 2024. Selain OPPO, Huawei menjadi perusahaan asal Tiongkok lain yang juga masuk ke industri esports. Huawei menjadi sponsor dan smartphone provider untuk Vodafone 5G ESL Mobile Open Finals yang diadakan di Eropa. Sementara operator telekomunikasi Amerika Serikat AT&T memperpanjang kerja samanya dengan penyelenggara turnamen esports ESL dan menjalin kerja sama dengan DreamHack, yang berada di bawah perusahaan induk yang sama dengan ESL.

oppo lol

Otomotif

Honda menjadi rekan otomotif eksklusif dari League of Legends Championship Series (LCS) dengan tujuan untuk menarik perhatian para generasi milenial dan gen Z. Sebelum ini, mereka telah bekerja sama dengan Team Liquid pada Maret tahun ini. Di Indonesia, Honda memasuki ranah esports dengan mendukung ESL Jagoan Free Fire. Sementara Toyota memilih untuk menjadi rekan dari BLAST Pro Series dan Mercedes-Benz menjadi sponsor dari turnamen Dota 2 setelah mensponsori ESL Premiership. Audi juga menjadi sponsor dari Future FC, tim FIFA grup Astralis, yang merupakan salah satu tim Counter-Strike: Global Offensive terkuat. Dikabarkan, kontrak kerja sama itu bernilai US$1 juta per tahun dan akan berlangsung selama tiga tahun. Perusahaan otomoatif Amerika Serikat, Chevrolet, menggandeng Invictus Gaming untuk mempromosikan salah satu mobilnya.

Fashion

Ada beberapa merek fashion yang menarik perhatian ketika mereka memutuskan untuk masuk ke ranah esports. Salah satunya adalah Louis Vuitton, yang bekerja sama dengan Riot Games untuk membuat trophy case untuk trofi League of Legends World Championship. Selain itu, merek fashion tersebut juga akan mendesain skin karakter dan item dalam game. Sementara itu, Nike mengumumkan kerja sama dengan tim Brazil, FURIA Esports, Puma menandatangani kontrak dengan tim Australia, ORDER, dan Adidas berkolaborasi dengan streamer Fortnite, Tyler “Ninja” Blevins. Kerja sama Adidas dan Blevins akan meliputi pembuatan konten digital dan pakaian. Sayangnya, belum ada produk hasil kolaborasi keduanya.

Selain merek makanan dan minuman, smartphone dan teknologi, otomotif dan fashion, ada merek non-endemik dari industri lain yang menjalin kerja sama dengan tim esports. Salah satu contohnya adalah kolaborasi Gen.G Esports dengan jaringan gym LA Fitness serta aplikasi meditasi Simple Habit untuk mendorong para anggota tim hidup dengan lebih sehat. Tim sepak bola Inggris, Manchester City juga bekerja sama dengan FaZe Clan yang memungkinkan keduanya bekerja sama dalam pembuatan konten dan merchandise.

Sumber header: The Esports Observer

WATONG MLBB Competition, Ketika Gaming Jadi Bagian Gaya Hidup

Seiring dengan perkembangan esports mobile games, membuat video game secara tidak langsung juga menjadi bagian dari gaya hidup. Maka dari itu tak heran jika berbagai brand non-endemik yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti makanan, minuman, ataupun fashion jadi semakin percaya diri untuk terjun ke ekosistem esports.

Tak ayal, perkembangan itu pun semakin terasa di ekosistem esports Indonesia. Hybrid sudah sempat membahas hal tersebut, beberapa di antaranya seperti GoPay yang mensponsori RRQKaesang Pangarep lewat brand Ternakopi yang mensposori Aerowolf Genflix, ataupun EVOS yang melebarkan sayap bisnisnya ke bidang fashion dan merchandising lewat brand EVOS GOODS.

Ki-ka: Presiden Direktur Aerowolf, Iwan Iman, Kaesang, Anshari Kadir, dan Hutama Pastika. | Sumber: Instagram Aerowolf
Kini, kerjasama antara brand gaya hidup seperti Ternakopi dengan esports jadi seperti tak aneh lagi, Ki-ka: Presiden Direktur Aerowolf, Iwan Iman, Kaesang, Anshari Kadir, dan Hutama Pastika. | Sumber: Instagram Aerowolf

Seakan tak mau ketinggalan, brand lokal pun juga turut serta terjun ke dalam ekosistem. Ingin menarik perhatian kalangan muda, Warung Tongkrongan atau WATONG menyelenggarakan sebuah kompetisi Mobile Legends: Bang-Bang yang bertajuk WATONG MLBB Competition.

Menggandeng INDOESPORTS, kompetisi ini diadakan di WATONG yang berada di kota Semarang dan Salatiga. Kompetisi ini diadakan dalam rangka peresmian cabang baru Warung Tongkrongan, sembari mencari bakat-bakat Mobile Legends di tingkat lokal.

Hal ini juga mengingat Mobile Legends yang bisa dibilang sebagai salah satu game yang paling diterima oleh khalayak umum dan punya banyak peminat di berbagai daerah di Indonesia. Untuk pendaftarannya sendiri sudah dibuka sejak 10-19 September 2019 kemarin.

Pertandingan akan dilanjutkan dengan fase qualifier yang diadakan pada tanggal 20-22 September 2019 mendatang. Setelah itu, pertandingan akan dilanjutkan dengan babak Grand Final yang diselenggarakan pada 23 September 2019.

Sumber: Rilis Resmi INDOESPORTS
Sumber: Rilis Resmi INDOESPORTS

Babak Grand Final akan menghadirkan Wawa Mania dan Amanda Go sebagai shoutcaster dan tim WAW Esports. Nantinya Anda dapat menguji kemampuan bermain MLBB dengan menantang langsung tim WAW Esports di dalam sebuah pertandingan fun exhibition.

Kerja sama antara bisnis gerai makanan dengan esports ini memang cukup unik. Secara internasional, hal ini juga sempat terjadi, salah satunya saat KFC menyelenggarakan sebuah kompetisi Dota 2 di Rusia sana.

Bagi Anda yang berdomisili di sekitar Semarang dan Salatiga, Anda dapat datang langsung dan menyaksikan ke WATONG MLBB Competition. Tetapi, jika Anda penasaran, Anda juga dapat menyaksikan tayangan langsung pertandingan ini via channel Youtube INDOESPORTS.

 

Di Balik Alasan Fore Coffee Mau Jadi Sponsor ONIC

Sekilas, mungkin tidak ada kesamaan antara kedai kopi dengan tim esports. Namun, jika diteliti lebih dalam, keduanya memiliki target audiens yang sama, yaitu generasi milenial.

Terutama jika kedai kopi yang dimaksud adalah kedai kopi yang menggunakan pendekatan digital, seperti Fore Coffee. Satu hal yang membedakan Fore dengan kedai kopi lainnya adalah sistem yang sangat digital.

Di gerai kopi Fore, pelanggan akan didorong untuk mengunduh aplikasi untuk memesan secara online dan bahkan membayar menggunakan sistem pembayaran mobile. Per Januari tahun ini, Fore memiliki 16 outlet. Dari belasan outlet itu, ada beberapa yang hanya menerima pemesanan online.

fore

Salah satu gerai Fore Coffee. Sumber: DailySocial

Belakangan industri kedai kopi memang tengah naik, khususnya di kalangan generasi milenial. Dan tebak siapa mayoritas penonton esports? Milenial.

Dikutip dari RetailWire, menurut laporan The Esports Report dari Video Advertising Bureau, 65 persen fans esports adalah milenial. Sebanyak 58 persen fans esports berumur di atas 25 tahun.

Sementara menurut laporan Kepios — yang dibuat dengan kerja sama We Are Social dan HootSuite — jumlah pengguna internet di rentang umur 16-24 tahun yang tertarik dengan esports sedikit lebih banyak dari netizen yang tertarik dengan olahraga tradisional, seperti basket dan sepak bola.

Dengan target konsumen yang sama, milenial, tidak heran jika Fore memutuskan untuk menjadi sponsor dari tim ONIC, salah satu tim mobile esports Indonesia yang cukup populer.

Marketing Lead Fore Coffee, Rifkhi Triya Putra mengatakan bahwa tujuan mereka menjadi sponsor dari ONIC memang untuk mendekatkan diri dengan fans esports, khususnya mobile esports.

“Kami melihat bahwa sekarang tren mobile games semakin populer di kalangan pengguna smartphone. Berdasarkan hal tersebut Fore ingin menjangkau penggiat mobile games dengan mensponsori ONIC,” kata Rifkhi saat dihubungi via pesan singkat.

Ketika ditanya apa yang diharapkan oleh Fore dengan menjadi sponsor ONIC, ini jawaban Rifkhi: “Yang pasti selain ingin dikenal penggemar mobile gaming, kami juga ingin mendorong mereka untuk mencoba kopi Fore.”

Ini sejalan dengan omongan COO Fore Coffe, Elisa Suteja, yang berharap bahwa menjadi sponsor ONIC akan membuat nama Fore dikenal di kalangan fans ONIC dan penggemar mobile esports.

“Dengan kerja sama ini kami berharap Fore dapat menjadi coffee brand yang menjadi top of mind ONIC Players, fans dan tentunya mobile gamer Indonesia,” kata Elisa pada Hybrid.co.id.

“Meski sebelumnya Fore lebih erat dikaitkan dengan mereka yang sudah ada di usia produktif, namun kami percaya bahwa energi kopi Fore sebetulnya dapat dinikmati oleh rekan-rekan di segala usia.”

Rifkhi percaya, esports di Indonesia masih akan tumbuh, terutama karena ada dukungan dari pemerintah. Sebagai industri di tingkat global, esports diperkirakan akan memiliki nilai mencapai US$1,8 miliar pada 2022, menurut laporan Newzoo.

Sementara dari segi penonton, Newzoo menyebutkan bahwa penonton esports pada tahun ini naik 15 persen dari tahun lalu menjadi 453,8 juta orang.

esports audience growth newzoo jpeg

Sumber: Newzoo

Rifkhi mengatakan, ONIC adalah satu-satunya tim esports yang Fore sponsori saat ini. “Karena, Fore baru pertama kali mensponsori tim esports, yang kami cari adalah dari segi prestasi dan juga program-program apa yang dimiliki oleh tim esports tersebut,” katanya.

“ONIC menjadi salah satu pilihan kami karena prestasi dan juga misi ONIC yang membawa tim ini menjadi wadah untuk mengembangkan tim, sehingga mereka tidak sekadar menjadi gamers.”

Sementara Elisa berkata, alasan Fore memutuskan untuk menjadi sponsor ONIC karena keduanya memiliki kesamaan visi. “Baik ONIC maupun Fore memiliki visi untuk menjadi yang terdepan di sektornya, dan ingin terus memberikan dampak sosial yang positif untuk masing-masing stakeholder-nya,” ujar Elisa.

Setelah menjadi sponsor, Fore akan membuat konten bersama para pemain ONIC. Selain itu, Fore juga akan menyediakan “program menarik” di aplikasi mereka. Sayangnya, Rifkhi enggan untuk memberikan penjelasan lebih detail tentang apa program khusus yang dia maksud.

Perusahaan Minyak Shell Kerjasama Dengan Riot Untuk Liga LEC 2019

Perusahaan minyak Shell bekerja sama dengan Riot Games dalam seri kompetisi liga League of Legends di Eropa (LEC). Kerjasama Shell dengan esports ini terbilang baru, mengingat ini adalah kali pertama industri pertambangan terjun ke esports.

Sebelumnya, pemain dari brand non-endemic lainnya memang sudah lebih dulu melek esports seperti Mercedes-Benz, kripik Pringles, ataupun produk Indofood. Kerjasama antara Shell dengan Riot Games, juga menjadi unik karena Shell mendapat porsinya tersendiri dalam acara League of Legends European Championship (LEC 2019).

Sumber:
Sumber: The Esports Observer

Porsi penampilan Shell dalam LEC sendiri adalah dalam sebuah segmen replay selama pertandingan yang disebut sebagai “Baron Power Play Presented by Shell V-Power”. Cara penyajian sponsor seperti ini terbilang baru untuk jagat esports, namun bukan sesuatu yang asing di dalam dunia olahraga. Kalau kamu pernah menonton liga bola basket Amerika, NBA, kamu mungkin pernah melihat juga satu segmen tertentu (seperti replay, istirahat paruh babak, highlight momen keren) yang diisi oleh para sponsor.

Terkait kerjasama ini, mengutip press release yang diterbitkan oleh The Esports Observer mengatakan, “kerjasama ini adalah langkah pertama Shell untuk masuk ke esports dan ke cabang game besar di Eropa, League of Legends. Kami bangga bisa berkolaborasi dengan mereka dan bisa bergabung dalam perjalanan untuk menciptakan hiburan serta nilai bagi penggemar esports di Eropa”.

Tambahan lain selain tampil dalam segmen “Baron Power Play” Shell juga akan memberikan berbagai hadiah in-game kepada para penggemar League of Legends. Beberapa contohnya seperti kode skin gratis atau promosi khusus untuk penonton League of Legends dengan bahasa Jerman.

Sumber:
Sumber: The Esports Observer

Riot Games belakangan memang sedang bekerja keras untuk mengumpulkan partner untuk menyokong liga LEC. Sebelumnya mereka juga bekerja sama dengan Kia dan juga Alienware.

Nama LEC sendiri merupakan rebranding setelah sebelumnya kompetisi ini bernama EU LCS atau European League of Legends Championship Series. Liga kompetisi ini diikuti oleh berbagai nama besar di eropa seperti SK Gaming, Fnatic, G2, bahkan juga klub sepakbola Jerman, Schalke.