Tag Archives: sport

Bolafy Hadirkan Platform NFT untuk Fans Sepak Bola di Indonesia

Perkembangan industri Web3 di Indonesia semakin terlihat dari banyaknya platform pendukung, menjadi realisasi tren yang disinyalir akan menjadi masa depan internet ini. Berbagai kegiatan dan komunitas juga dibentuk untuk mewadahi sosialisasi. Salah satu platform yang memiliki misi untuk mengintegrasi Web3 di sektor olahraga, khususnya sepak bola, adalah Bolafy.

Platform ini didirikan oleh Joseph Bima, seorang lulusan teknik dari Universitas of Massachusetts. Bima mengungkapkan bahwa ide awalnya muncul ketika ia masih mengampu pendidikan di negeri Paman Sam. Ketika itu, Web3 sudah berkembang cukup pesat di sana. Setelah melakukan riset dan menemukan model bisnis, ia menarik salah satu temannya yang masih berstatus mahasiswa ITB untuk mulai menjalankan bisnis ini.

Bima juga mengaku bahwa pengalamannya menyaksikan langsung perkembangan Web3 di AS membuatnya banyak belajar. “Di US, bubble-nya sudah lebih terlihat. Banyak firm Web3 yang akhirnya gagal. Dari situ juga saya analisis kesalahan seperti apa yang berpotensi terjadi jika diimplementasi di Indonesia,” lanjutnya.

Moflip adalah karya pertama Bima yang meluncur di publik, platform ini dibuat untuk mewadahi bisnis sport dan entertainment di ranah Web3. Seiring berjalannya waktu, ia menyadari bahwa akan lebih baik jika memiliki platform yang berbeda untuk menaungi masing-masing industri. “Maka dari itu kita bikin Bolafy untuk sport, dan TiketNFT.com untuk entertainment,” jelas Bima.

Dari industri entertainment, melalui TiketNFT.com, pihaknya telah berhasil mengakomodasi tiket untuk konser ulang tahun ke-30 Dewa 19 di dua kota. Musisi kondang Indonesia ini meminta untuk semua tiket bisa dijadikan NFT, dengan begitu, semua yang hadir memiliki bukti konkret dan semuanya terintegrasi ke web3.

Proposisi nilai

Bolafy sendiri memosisikan diri sebagai “Digital Fans Engagement Platform” yang menawarkan koleksi digital resmi dari kolaborasinya dengan partner. Pihaknya menilai sepak bola sebagai cabang olahraga yang paling berpotensi dengan basis penggemar yang besar dan cukup solid. Selain itu, masih ada peluang yang bisa dimanfaatkan dari turunannya, seperti sepak bola putri dan para legend.

Salah satu proposisi nilai yang juga ditawarkan oleh Bolafy adalah kemudahan dalam melakukan pembayaran. Selama ini, NFT dinilai terlalu eksklusif dan sulit diakses karena sistem pembayaran yang menggunakan kripto. Melalui Bolafy, para fans bola bisa menikmati eksklusifitas dan nilai NFT dengan membayar menggunakan Rupiah dan bisa melihat setiap karya yang mereka beli di OpenSea.

Selain itu, platform ini juga menawarkan program loyalty untuk setiap klub. Setiap pembelian NFT akan mendapat koin yang kemudian bisa ditukarkan dengan hadiah. Ada dua bentukan reward yang bisa ditukarkan, monetary (fisik) dan non-monetary (experience). Perusahaan menilai hal ini sebagai engagement yang dibutuhkan oleh fans.

Pihaknya mengaku bahwa banyak fans yang masih enggan untuk membeli NFT menggunakan kripto karena proses yang cukup panjang. Untuk bisa masuk ke pasar yang sangat besar ini, kita harus bisa menyesuaikan metode dengan permintaan. “Salah satu objektif awal kita adalah untuk memungkinkan penjualan NFT yang mudah dan meminimalisir entry barrier untuk masyarakat yang besar dan menyeluruh,” tambah Bima.

Ia juga mengungkapkan bahwa proses pembelian menggunakan rupiah tidak berbeda dengan menggunakan kripto. Pihaknya menggunakan polygon chain untuk memastikan mekanisme minting tetap terjangkau bagi pengguna. Biaya minting yang dibebankan ke pengguna untuk semua NFT dengan harga 15 ribu – 500 ribu Rupiah adalah sama, yaitu 2 ribu Rupiah. Ini adalah sebuah protokol yang sekaligus jadi nilai tambah platform.

Hingga saat ini, total pengguna Bolafy selama 3 bulan resmi beroperasi ada di angka 9.200 orang yang didominasi oleh fans sepak bola. Bolafy sendiri sudah berkolaborasi dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk memanfaatkan jaringan dari Liga 1 dan sudah merampungkan proyek untuk Piala Presiden.

Di bulan Juli lalu, perusahaan resmi berkolaborasi dengan Persija Jakarta untuk menghadirkan beragam koleksi digital yang special untuk The Jakmania (nama suporter Persija). Persija jadi klub bola pertama yang meluncurkan NFT yang bisa dibeli menggunakan Rupiah.

“Tujuan saya menyediakan layanan ini adalah agar para penggemar bisa mendapat benefit dan reward yang berkelanjutan. Sebagai penyelenggara lokal kita punya kelebihan. Kita tau permintaan klub dan fans bola tanah air. Ini akan jadi tahap pertama, bagaimana kita menawarkan konsep NFT yang terintegrasi web3 namun dengan metode yang relatif konvensional,” ungkap Bima.

Target ke depannya

Bima sendiri mengaku bahwa industri web3 di Indonesia masih di fase awal. Sebagai konsumen, masyarakat sudah difasilitasi berbagai kemudahan untuk masuk ke industri ini. Ketika ada satu terobosan yang bisa membuat orang merasakan dampak dan nilai nyata dari solusi Web3, maka itu akan membuka jalan bagi banyak bisnis lain, bukan hanya sekadar mengikuti tren.

Dari sisi monetisasi, Bolafy menerapkan sistem profit sharing dengan partner-nya. Di tahun ini, perusahaan menargetkan untuk bisa berkolaborasi dengan seluruh klub bola di Liga 1 dan membangun audiens yang sudah teredukasi dan mau berpartisipasi. Di lain sisi, ingin bersinergi dengan PSSI untuk solusi apa yang bisa ditawarkan bagi timnas.

“Sampai akhir tahun kita masih fokus di sepak bola. Setalah sudah tercapai semua turunannya, baru kita bisa memikirkan untuk ekspansi ke cabang olahraga lain yang punya audiens setara, seperti bulu tangkis, voli, atau esports,” jelas Bima.

Di bulan Maret lalu, perusahaan berhasil membukukan pendanaan pre-seed dari Starcamp, sebuah pemodal ventura yang juga mendukung startup dengan model serupa, Kolektibel. Bima mengungkapkan bahwa dana segar senilai SG$200 ribu tersebut telah digunakan untuk membangun platform, merekrut talenta, serta operasional. Saat ini Bolafy masih dalam proses rekrutmen untuk menambah tim yang saat ini berjumlah 12 orang.

Aplikasi Dash Sports

Aplikasi Dash Sports Jembatani Pengguna dengan Kegiatan dan Pusat Olahraga

Besarnya minat masyarakat saat ini untuk melakukan olahraga rekreasi ternyata belum didukung dengan platform online yang relevan. Misalnya acara olahraga atau kegiatan rutin klub olahraga. Melihat peluang tersebut, Dash Sports yang didirikan pada tahun 2020 lalu, hadir menjadi platform digital yang menghubungkan penggemar, klub, komunitas, dan kegiatan olahraga di satu wadah.

Kepada DailySocial.id, Founder Dash Sports Alit Aryaguna mengungkapkan, melalui aplikasinya diharapkan bisa mengubah kebiasaan konvensional pemilik klub olahraga untuk mengelola kegiatan dan anggotanya. Dirinya melihat selama ini semua proses masih dilakukan secara manual.

“Melihat tren di era digital ini, saya terinspirasi untuk menciptakan sebuah aplikasi olahraga yang memberi kemudahan bagi penggunanya. Dari mulai pendaftaran, jadwal latihan, jadwal acara, pemesanan, pembayaran, semua hanya dengan sekali klik. Bisa dibilang aplikasi Dash Sports ini merupakan platform digital sports hub pertama di Indonesia, all in one.”

Secara khusus Dash Sports memiliki dua fitur unggulan, yaitu Joint Event dan Booking Kelas. Dash Sports juga menyediakan pilihan pembayaran secara online yang sudah terintegrasi dalam aplikasi. Pengguna dapat mengakses informasi seputar sesi latihan cabang olahraga untuk dewasa maupun anak-anak yang disediakan. Informasi yang bisa didapat dalam aplikasi ini mencakup jenis olahraga, pelatih, harga, jadwal, lokasi, dan durasi latihan.

Pengguna juga dapat mengundang teman, kenalan atau pengguna lain untuk bergabung ke sesi latihan dan kegiatan olahraga yang sudah dipilih. Dash Sports yang hadir saat ini merupakan versi pertama dan dapat diunduh di Google Play Store untuk perangkat Android, dan akan segera tersedia di App Store.

Turut targetkan segmen B2B

Menargetkan segmen B2B, saat ini Dash Sports telah bermitra dengan beberapa klub olahraga. Selain itu, dalam waktu dekat mereka juga akan menjadi mitra penyelenggara acara olahraga, untuk mengelola proses pendaftaran hingga pembayaran di platform.

“Akhir tahun ini kita ingin gerak cepat melakukan scale up bisnis dengan melakukan kegiatan olahraga. Di sisi lain kami juga terus melakukan edukasi kepada pemilik klub olahraga untuk menggunakan platform,” kata Alit

Karena masih baru meluncur dan sedang dalam proses Minimum Viable Product (MVP), perusahaan belum melakukan kegiatan monetisasi dan semua fitur bisa dinikmati secara gratis. Nantinya jika umpan balik dan data yang terkumpul dari versi pertama ini telah didapatkan, akan ditambahkan beberapa fitur baru dan melancarkan rencana monetisasi Dash Sports di versi aplikasi lanjutan.

Selain Dash Sport, di Indonesia sudah ada beberapa aplikasi yang menyediakan layanan serupa, dengan proposisi nilai masing-masing. Misalnya aplikasi STRONGBEE, pada pertegahan 2020 lalumereka telah menggaet 200 fasilitas olahraga dan 300 pelatih profesional. Layanan STRONGBEE juga memudahkan pencarian dan pemesanan fasilitas olahraga.

Layanan yang lebih spesifik ada AYO Indonesia, menyediakan platform sparring sepakbola dan futsal untuk tim amatir. Selain itu di kancah wellness ada beberapa aplikasi lain, misalnya Doogether yang juga telah terintegrasi dengan ekosistem Gojek melalui GoFitness.

Menurut data yang dihimpun Grand View Research, secara global aplikasi fitnes dan olahraga berhasil membukukan nilai pasar hinga $4,4 miliar pada 2020, diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR 21,6% di rentang 2021-2028. Pandemi juga memunculkan tren baru, seperti layanan olahraga yang dilakukan secara virtual — faktanya menurut data World Economic Forum pada September 2020, unduhan aplikasi fitnes dan kesehatan meningkat 46% sepanjang pandemi.

Didukung CEO Investree

Berbeda dengan platform lifestyle dan wellness lainnya yang hanya fokus kepada beberapa jenis olahraga dan bermitra hanya dengan pemilik studio saja, Dash Sports mengklaim sebagai platform pertama yang mampu mengakomodasi varian cabang olahraga. Tidak hanya cabang olahraga lari saja, tapi sudah ada renang, sepeda, dan mat pilates. Untuk ke depannya Dash Sports akan terus bertumbuh dan menambah cabang olahraga lain.

Selain menyediakan layanan pusat olahraga di Jakarta, Dash Sports juga melebarkan sayapnya dengan membuka cabang olahraga lari di Bandung dengan konsep yang sama. Dash Sports juga mendirikan Dash Kids, sebuah program yang diperuntukkan bagi anak berusia 4 hingga 15 tahun. Dash Kids mencakup cabang olahraga lari dan renang dengan program latihan yang dibuat khusus untuk mengembangkan keahlian olahraga masing-masing anak oleh pelatih bersertifikat.

Untuk mempercepat pertumbuhan, Dash Sports juga telah mendapatkan dukungan pendanaan awal dari Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi. Bukan hanya sebagai investor, Adrian yang juga merupakan teman lama dari Alit pendiri dari Dash Sports, juga bertugas sebagai advisor di Dash Sports.

“Di lihat dari sisi teknologi, aplikasi ini sangat unik karena saya belum pernah melihat ada aplikasi olahraga yang sangat terintegrasi untuk memenuhi semua kebutuhan olahraga kita. Terlebih nantinya jika acara olahraga sudah berjalan lagi tentunya akan bekerja sama dengan Dash jadi untuk pendaftaran dan pembelian tiket bisa melalui Dash Sports App. Jadi aplikasi ini hadir sebagai solusi bagi kebutuhan dan keinginan penggemar olahraga,” kata Adrian.

Melihat besarnya potensi untuk mengembangkan vertikal bisnis, ke depannya Dash Sports juga memiliki rencana dengan menjalin kolaborasi dengan platform seperti Traveloka dan Tiket. Memanfaatkan fitur Atraksi dalam platform mereka, diharapkan Dash Sports bisa menjadi mitra strategis.

“Antusias melakukan aktivitas olahraga rekreasi cukup besar minatnya saat ini di kalangan masyarakat Indonesia. Bukan cuma event olahraga saja tapi turunannya, mulai dari makanan, pakaian dan sepatu olahraga hingga produk pendukung lainnya,” kata Alit.

Application Information Will Show Up Here
AYO Indonesia

Mengenal AYO Indonesia, Penyedia “Platform Sparring” Tim Amatir Sepakbola dan Futsal

Bagi penggemar sepakbola, bisa melakukan aktivitas secara rutin tersebut tentu akan menyenangkan. Namun akan jadi membosankan bila tidak menemukan tim sparring untuk bermain. Masalah tersebut pertama kali dirasakan oleh Samuel Hadeli Lie, Johannes, dan Agustian Hermanto yang kesulitan mencari lawan sparring di Jakarta.

Lalu muncul ide untuk membangun sebuah komunitas untuk tim-tim sepakbola amatir di Indonesia untuk saling kenal. Baik Samuel, Johannes dan Agustian dari latar belakang pekerjaan yang berbeda. Samuel punya latar belakang di bidang keuangan, Johannes di bidang pemasaran, dan Agustian dari pengembangan produk.

Meski demikian, passion atas sepakbola berhasil menyatukan mereka untuk bergabung dan merintis AYO Indonesia pada 2016.

Konsep awalnya adalah mengumpulkan logo-logo tim amatir di Indonesia, serta informasi singkat mengenai lokasi tim dan nomor kontak yang bisa dihubungi, lalu diunggah ke laman Instagram.

“Setelah itu kami mulai mengiklankan jadwal sparring dari tim-tim member melalui akun Instagram untuk permudah proses match making sparring. Tidak lama kemudian kami menjalankan kompetisi sepakbola dan futsal bagi para member kami dengan judul Liga AYO,” terang Co-Founder & CEO AYO Indonesia Samuel Hadeli Lie kepada DailySocial, Kamis (11/2).

Antusiasme pengguna terus meningkat hingga akhirnya AYO membuat sebuah situs untuk permudah proses automasi registrasi tim member dan pencarian lawan sparring pada 2017. Ia mengaku kompetisi Liga AYO terus berkembang tiap tahunnya sampai tahun keempat sudah menjalankan tujuh divisi kompetisi sepakbola dan futsal.

Platform terus dimatangkan dengan menambahkan beragam fitur dari waktu ke waktu untuk menjawab kebutuhan para pengguna. Samuel menceritakan, awalnya AYO digunakan oleh para admin atau PIC tim-tim amatir di Jakarta, kemudian mereka mulai berpindah fokus dari team based users ke player based user.

Sejumlah fitur untuk pemain individu di antaranya profil lengkap dengan statistik dan track record pertandingan, Main Bareng untuk mengumpulkan pemain secara individual dengan permainan sepak bola yang diadakan oleh host, dan News Aggregator untuk mendapatkan berita terkini di dunia sepakbola.

Dengan alur seperti ini, AYO Indonesia memiliki pengetahuan yang lebih dalam terhadap permintaan pasar sehingga setiap fitur yang dirilis pasti menjawab kebutuhan pengguna.

“AYO Indonesia memulai usahanya dengan membangun komunitas terlebih dahulu, sebelum membangun product tech-nya. Dengan cara ini kami dapat membuat sebuah produk yang sesuai dengan kebutuhan dari komunitas yang kami layani dan memiliki pengguna yang loyal.”

Sumber: AYO Indonesia
Sumber: AYO Indonesia

Rencana berikutnya

Perusahaan merilis aplikasi AYO menjelang akhir tahun lalu untuk versi iOS dan Android. Disebutkan peluncuran aplikasi ini diterima dengan sangat baik oleh komunitas sepakbola dan futsal amatir, terefleksi dari jumlah tim yang terdaftar meningkat lebih dari 40% dalam waktu kurang dari dua bulan. Hingga akhir tahun lalu, ada lebih dari 3300 tim amatir yang bergabung ke dalam aplikasi.

Samuel melanjutkan, AYO memiliki dua jenis model bisnis, yakni B2C dan B2B. Untuk B2C, perusahaan mengenakan biaya registrasi kompetisi yang terpampang di dalam platform. Selain itu, perusahaan kini mengusung tema “Gamifying Real Sports”, sedang mengembangkan konsep “Online League” yang diadaptasi dari dunia esports dan diaplikasikan dalam dunia sepakbola.

Melalui aplikasi AYO Indonesia, Online League dapat dimainkan oleh tim manapun dan di lapangan manapun di Indonesia. Kompetisi ini menjadi sangat “accessible“, sehingga dapat merangkul tim partisipan dalam jumlah yang sangat besar.

“Sementara untuk B2B, sejak 2016 kami mengombinasikan online campaign dan offline activity. Kami aktif bekerja sama dengan brand melakukan brand activation dan tapping community.”

Perkembangan pesat dari AYO akhirnya membuat para founder untuk menyeriusi secara full time dimulai dari tahun lalu, sebelumnya dijalankan secara part time. Pada saat yang sama, perusahaan mendapat pendanaan pra-awal dari Alpha Momentum dengan nilai dirahasiakan. “Saya terjun untuk kerja full time di AYO dan mulai membangun tim product dan operation internal.”

Ia berharap dengan dana segar ini dapat membantu AYO dalam mewujudkan ambisinya yang ingin menjangkau seluruh pemain sepakbola di Indonesia. “Kami bermaksud untuk disrupt dunia sepakbola amatir ini dan mewujudkan salah satu misi kami, yakni meningkatkan tingkat kompetitif Indonesia dalam sepakbola dunia,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi STRONGBEE

Aplikasi STRONGBEE Mudahkan Pencarian dan Pemesanan Fasilitas Olahraga

Berawal dari kegemarannya berolahraga, Farah Suraputra kemudian menginisiasi STRONGBEE. Tujuannya untuk memfasilitasi orang yang hobi berolahraga dengan informasi komprehensif terkait fasilitas olahraga dan kebugaran. Menurutnya kondisi saat ini informasi tersebut belum tersebar merata. Kebanyakan masih bergantung pada word-of-mouth dan search engine, sehingga terkadang jadi kurang terstruktur dan kredibel.

“Dengan alasan itulah saya bersama dengan Co-Founder Rian Bastian mengembangkan STRONGBEE, untuk membantu para pecinta olahraga menemukan fasilitas sports, fitness, dan wellness sesuai dengan lokasi [terdekat]. Pengguna pun dapat melihat dan memberikan penilaian untuk membantu pengguna lain dalam menentukan fasilitas,” kata Farah.

Secara model bisnis, STRONGBEE menerapkan pendekatan B2B dan B2C. Direalisasikan dengan model kemitraan dengan penyedia fasilitas (mengenakan komisi) dan layanan berlangganan di aplikasi.

Hingga saat ini STRONGBEE telah memiliki sekitar 5 ribu pengguna aktif setiap bulannya. Mereka juga telah menjangkau 200 studio, gym, dan lapangan; serta merangkul 300 pelatih olahraga profesional.

“Mitra STRONGBEE kini masih terkonsentrasi di Jakarta, namun kami juga memiliki mitra di Bandung, Malang, dan Bali. Kami berencana terus menyebarluaskan layanan ke seluruh Indonesia,” kata Farah.

Berbeda dengan platform lainnya seperti ClassPass, R FitnessR Fitness, Doogether dan FitCo, STRONGBEE mengklaim tidak hanya menawarkan kelas-kelas fitness, namun juga pelatih pribadi, lapangan olahraga, mengakomodasi acara, serta fisioterapi.

Untuk pilihan berlangganan, mereka juga menyediakan kelas-kelas berbentuk single visit dan subscription, dengan harapan memberi kesempatan untuk mereka yang ingin mencoba kelas baru maupun yang ingin berlangganan.

STRONGBEE Wallet

Untuk pilihan pembayaran, STRONGBEE menawarkan pilihan yang cukup beragam. Mulai dari pembayaran tunai, kartu kredit, GoPay, virtual account, transfer bank, hingga melalui STRONGBEE Wallet.

Disinggung seperti apa cara kerja dompet digital STRONGBEE tersebut, Farah menyebutkan ketika pengguna telah melakukan pendaftaran berlangganan bisa melakukan proses top up sesuai dengan metode pembayaran yang disediakan platform. Nantinya nilai berlangganan atau subscription tersebut akan di konversi menjadi dana di dompet STRONGBEE.

“Untuk dompet milik kami saat ini belum terdaftar di Bank Indonesia, karena fungsi dari dompet itu sendiri untuk setiap dana yang diisikan hanya bisa dipakai untuk booking atau pemesanan saja. Sehingga setiap transaksi akan jadi lebih mudah, lebih ringkas, dan instant dibandingkan pembayaran menggunakan payment method lainnya. Pengguna pun bisa menikmati tambahan dana senilai 40% dari nilai yang dibayarkan,” kata Farah.

Tahun ini ada beberapa target yang ingin dicapai oleh perusahaan, di antaranya adalah melakukan penggalangan dana. STRONGBEE juga berencana untuk segera meluncurkan SaaS untuk mitra yang dapat mempermudah manajemen bisnis baik dalam mengolah pemesanan maupun informasi layanan mitra.

“Saat pandemi ini kami juga telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hidup sehat. Kami dengan senang hati memfasilitasi kebutuhan tersebut baik dengan menyediakan kelas olahraga online maupun menyebarkan informasi terkait melalui blog dan juga media sosial kami,” tutup Farah.

Application Information Will Show Up Here

Huawei Watch GT 2 Diluncurkan: Lengkap dengan GPS dan Menyala sampai 2 Minggu!

Jika diperhatikan, ternyata persaingan pada kelas wearables masih cukup sengit. Selama ini, vendor asal Korea saja yang terlihat banyak mengeluarkan perangkat tersebut. Akan tetapi, Huawei ternyata masih belum menyerah pada pasar ini dengan mengeluarkan Huawei Watch GT 2.

Pada acara yang diselenggarakan di D’Labs tanggal 10 Oktober 2019 lalu, Huawei memperkenalkan jam pintar terbarunya. Jam pintar yang diluncurkan kali ini memiliki dua varian, yaitu seri sporty dan classic. Untuk seri sporty, Huawei menggunakan strap Fluoroelastomer yang diklaim lebih lembut, ringan, serta tipis.

Huawei Watch GT 2 - Launch

Huawei juga mengklaim bahwa jam pintarnya memiliki daya tahan baterai yang lebih lama dibandingkan dengan smartwatch lain yang ada dipasaran. Dengan pemakaian biasa, Huawei Watch GT 2 mampu bertahan hingga 14 hari. Hal tersebut didapat dalam keadaan tersambung dengan smartphone melalui koneksi bluetooth.

Edy Supartono, Training Director Huawei CBG Indonesia, mengatakan bahwa daya tahan baterai yang dimiliki oleh Watch GT2 tidak lain karena memiliki baterai sebesar  455 mAh. Selain itu, Huawei Watch GT 2 menggunakan SoC Kirin A1 yang memiliki prosesor khusus wearable, ARM Cortex-M7. Selain itu, Edy juga mengatakan bahwa jangkauan koneksi GT 2 dua kali lebih jauh dari Apple Watch S4.

Huawei Watch GT 2 - Auf

Pada jam pintar ini juga sudah memiliki GPS tersendiri. Saat berolah raga, tentu saja kita ingin melakukan tracking kemana saja perginya. Edy mengatakan jika dengan menggunakan GPS, GT 2 akan dapat bertahan selama 36 jam. GT 2 juga memiliki sertifikasi 5 ATM yang dapat terbenam dalam air tawar selama 10 menit di kedalaman 50 meter.

Huawei juga menyematkan beberapa feature seperti TruSeen 3.5 yang memonitor detak jantung selama 24 jam, mode olah raga indoor dan outdoor, TruSleep 2.0 yang mendiagnosa masalah tidur, dan TruRelax yang memonitor tingkat stres. GT 2 juga sudah terdapat speaker dan mikrofon yang tertanam yang dapat melakukan panggilan langsung dengan jarak 150 meter dari telepon. Hal tersebut juga berarti bahwa jam tangan ini mampu memainkan musik secara langsung.

Huawei Watch GT 2 - Belakang

Huawei Watch GT 2 dijual dengan harga Rp. 2.799.000 untuk versi sporty. Sedangkan untuk versi classic, Huawei menjualnya pada harga yang lebih tinggi, Rp. 2.999.000. Perangkat ini sudah mulai bisa di pre-order dari tanggal 10 hingga 22 Oktober 2019 di jaringan toko Erajaya.

Huawei Band 4

Tidak hanya Huawei Watch GT 2 saja yang diperkenalkan pada ajang kali ini. Huawei juga mengenalkan Huawei Band 4, sebuah gelang pintar yang memiliki dimensi lebih kecil. Dengan dimensi yang kecil tersebut, membuatnya memiliki bobot yang hanya 20 gram saja dengan layar berwarna berdimensi 0,96 inci.

Untuk melakukan pengisian baterai, gelang pintar ini hanya perlu dicabut dari strap-nya dan langsung dicolok pada charger dengan standar USB. Untuk fitur bawaannya, Huawei Band 4 juga memiliki hal yang sama dengan GT 2, yaitu Mode olah raga, TruSleep, dan TruSeen. Huawei Band 4 juga memiliki sertifikasi 5 ATM pula.

Hal lain yang dimiliki oleh Huawei Band 4 adalah kemampuannya untuk menjadi remote control kamera. Tentunya hal tersebut banyak dicari oleh pengguna yang ingin mengambil gambar dari jarak yang jauh. Baterainya pun juga diklaim lebih lama, yaitu bertahan 7 hari jika dipakai dalam penggunaan standar.

Sayangnya, Huawei belum menentukan berapa harganya. Mereka mengatakan bahwa akan memberitahukan berapa nilainya di kemudian hari.

Bukan HarmonyOS

Saat diembargo oleh pemerintah Amerika Serikat, Huawei tidak lagi memiliki lisensi untuk menggunakan Google Mobile Service pada perangkat Android-nya. Oleh karena itu, mereka langsung menggenjot untuk membuat sistem operasi yang ternyata sudah digagas dari tahun 2017 lalu. HarmonyOS, begitu namanya, akan dapat diinstalasikan dari perangkat dengan penyimpanan internal kecil hingga besar.

Huawei Watch GT 2 - QnA

Pihak Huawei juga pernah mengatakan bahwa mereka bakal meluncurkan sebuah jam pintar dengan menggunakan HarmonyOS. Dan saat ini, Huawei Watch GT 2 pun sudah diluncurkan. Apakah GT 2 sudah menggunakan HarmonyOS?

Deputy Country Director Huawei Device Indonesia, Lo Khing Seng, secara tegas mengatakan bahwa Huawei GT 2 belum menggunakan sistem operasi HarmonyOS. Namun, dia mengatakan bahwa GT 2 berjalan didalam ekosistem yang mereka jalankan saat ini. Jam tangan pintar ini juga tidak menggunakan sistem operasi Android Wear.

GoFitness

Gojek Gaet Doogether Luncurkan Layanan Reservasi Pusat Kebugaran “GoFitness”

Gojek merilis layanan reservasi tempat kebugaran GoFitness dan menggaet Doogether sebagai mitra eksklusif. Ini adalah layanan keempat, setelah GoGive, GoMall, dan GoNews, yang diperkenalkan ke publik dengan menggandeng pihak ketiga.

Head of Third Party Platform Gojek Group Sony Radhityo mengatakan, inovasi ini lahir berdasarkan peningkatan tren gaya hidup sehat yang tercermin dalam perilaku pengguna aplikasi Gojek.

Salah satunya dari GoRide, sejak awal tahun ini terdapat rata-rata lebih dari 11 ribu pengguna yang melakukan perjalanan ke tempat olahraga dan kebugaran setiap bulannya. Untuk layanan GoFood, dalam periode yang sama telah mengantarkan lebih dari 600 ribu porsi menu makanan yang terdapat dalam kategori makanan sehat.

Informasi tersebut diolah untuk optimalisasi dan personalisasi produk dan layanan sesuai dengan preferensi tiap konsumen, sehingga dapat menjadi solusi untuk permudah aktivitas sehari-hari.

“Informasi mengenai tren gaya hidup sehat inilah yang melatarbelakangi hadirnya GoFitness sebagai layanan terbaru Gojek,” terang Sony, Rabu (28/7).

Menurutnya, Doogether adalah salah satu aplikasi lokal yang kuat di bidangnya. Punya kesamaan target, ingin permudah kehidupan sehari-hari. Sehingga dari kacamata bisnis, daripada Gojek harus satu per satu akuisisi pusat kebugaran sebagai merchant, lebih baik gandeng mitra agar bisa jangkau pengguna lebih luas lagi.

CEO Doogether Fauzan Gani menambahkan, kedua perusahaan punya kesamaan visi, bahwa teknologi punya peranan besar untuk memudahkan kehidupan masyarakat. GoFitness merupakan salah satu perwujudan partisipasi aktif perusahaan untuk meningkatkan perkembangan industri olahraga di Indonesia.

“Tren adopsi gaya hidup sehat di Doogether meningkat pesat sejak tahun lalu, secara keseluruhan bisnis kami naik 900%. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah pusat kebugaran yang mendorong orang untuk mulai aktif berolahraga,” terang Fauzan.

Secara bertahap, database dari Doogether akan sepenuhnya tersedia di GoFitness. Adapun saat ini baru tersedia untuk wilayah Jakarta saja, sementara layanan Doogether telah tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Bali dengan total 200 pusat kebugaran dan lebih dari 20 ribu kelas olahraga.

UI/UX akan semakin disempurnakan. Sementara ini, untuk bisa mengakses GoFitness harus sudah terdaftar sebagai pengguna Doogether. Sony memastikan ke depannya proses akan jauh lebih seamless.

Terlebih, GoFitness ini juga telah terhubung secara eksklusif dengan Gopay untuk metode pembayarannya. Konsumen pun bisa mendapat berbagai promosi yang ditawarkan dari Gopay.

GoFitness segera tersedia dalam bentuk tile untuk versi Android, bersama dengan menu lainnya dari Gojek. Sedangkan untuk versi iOS, bentuk tile akan menyusul, sekarang ini masih dalam bentuk shuffle card yang harus di-scroll dalam laman utama Gojek.

Application Information Will Show Up Here
Aplikasi Tracking Lacakin

Gamatechno Rilis Aplikasi Lacakin, “Sport Tracking” Berbasis Komunitas untuk Pengguna dan Penyelenggara Acara Olahraga

Beberapa waktu terakhir, antusias kegiatan “gowes” alias bersepeda meningkat di banyak wilayah, tak terkecuali di seputar Yogyakarta. Tren ini dimanfaatkan baik oleh pengembang layanan digital, salah satunya dengan meluncurkan aplikasi sport tracking. Tak mau kalah, perusahaan penyedia solusi teknologi Gamatechno turut meramaikan dengan meluncurkan Lacakin.

Berplatform Android, aplikasi Lacakin dihadirkan. Pada awalnya dibuat agar memungkinkan pengguna untuk menunjukkan rute dan keberadaannya kepada rekan-rekannya saat bersepeda secara berkelompok. Seiring minat yang meningkat, pembaruan versi 2.0 aplikasi dirilis tahun ini dengan banyak penambahan fitur.

Salah satunya fitur “Activity”, didesain agar pengguna aplikasi dapat membuat aktivitas sendiri secara berkelompok tanpa harus menunggu acara besar. Menurut pemaparan Sr. Business Development Gamatechno Muhammad Reza, ketika pengguna membuat aktivitas akan ada kode aktivitas yang bisa digunakan pengguna lain yang akan mengikuti acara bersama.

Tempat pertemuan, rute, dan posisi rekan-rekan ainnya dapat dilihat ketika aktivitas tersebut dimulai. Penambahan fitur Activity memiliki tujuan spesifik, yakni mengarahkan Lacakin untuk memberdayakan komunitas. Untuk itu, dalam promosinya tim juga banyak menggandeng komunitas pesepeda dan pelari di Yogyakarta.

Versi 2.0 dari aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 3000 pengguna. Di versi sebelumnya Lacakin sempat digunakan lebih dari 13 ribu orang.

Sebenarnya, tidak spesifik pada kegiatan bersepeda dan lari saja, sistem Lacakin juga bisa digunakan untuk olahraga lainnya seperti touring komunitas mobil, komunitas motor, dan olahraga lain yang membutuhkan tracking rute.

Mainkan potensi ke ranah B2B

Kedua, aplikasi kini juga memiliki fitur “Back Office” yang dapat dimanfaatkan pengelola acara besar untuk mengakomodasi peserta. Reza menuturkan, inspirasi pembuatan fitur ini berangkat dari adanya selisih data antara peserta yang sudah mendaftar dan membayar. Selisih ini membuat panitia keteteran dan harus melakukan penghitungan manual kembali.

“Semua peserta harus menggunakan Lacakin, karena mulai dari registrasi event, pembayaran biaya race, konfirmasi pembayaran, pengambilan race pack, hingga pembelian merchandise bisa dilakukan di Lacakin,” tutur Reza.

Melalui dasbor yang dikembangkan, panitia dapat mengelola data peserta secara terintegrasi, sehingga panitia tak lagi bekerja dua kali untuk memantau ulang data pesertanya. Fitur ini juga mempermudah penyelenggara untuk men-tracking keberadaan pesertanya. Mereka bisa memantau pergerakan peserta dan melakukan tindakan preventif jikalau peserta sudah mulai keluar jalur race.

“Untuk kerja sama event, panitia harus konfirmasi ke developer untuk mendapatkan akses Back Office, mereka membutuhkan kapasitas dashboard yang besar untuk memantau peserta. Beda lagi dengan aktivitas biasa, mereka bisa memantau lewat smartphone saja,” kata Reza.

Lacakin sudah mendukung enam acara nasional seperti Audax, Jogja 150 Kilometers, hingga Gowes Moedik 2019 lalu.

Selain Lacakin, sebelumnya juga ada aplikasi Gerak yang menjadi versi lokal dari Strava untuk fasilitasi kegiatan olahraga lari. Termasuk menghubungkan pengguna dengan acara-acara besar yang dihelat di sekitarnya.

Application Information Will Show Up Here

[Review] Plantronics BackBeat Fit 2100: Musik Saat Olahraga Tanpa Kendur

Dengan meningkatnya tren kegiatan berolah raga, tentu saja perlengkapan pendukung juga bakal diperlukan. Salah satu yang diperlukan biasanya adalah earphone untuk mendengarkan musik. Tentunya, mendengarkan musik saat berolah raga akan mengusir kebosanan.

Akan tetapi, kabel earphone sering kali mengganggu. Misalkan saja saat sedang berlari, kadang kabel dapat terkait dengan telapak tangan dan tertarik dari kuping. Solusi untuk hal tersebut adalah dengan menggunakan bluetooth head set atau earphone. Sayangnya, model seperti ini seringkali jatuh saat terguncang.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Inbox

Oleh karena itu, Plantronics datang dengan membawa solusi. Salah satunya adalah BackBeat FIT 2100 Wireless Sport Headphone. Sesuai dengan namanya, konektivitas dari headphone ini menggunakan nirkabel melalui Bluetooth. Yang membuatnya unik adalah desain dari BackBeat FIT 2100.

BackBeat FIT 2100 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Berat 28 gram
Jangkauan Maksimal 10 meter
Versi Bluetooth 5.0, HFP 1.7, HSP 1.2, A2DP 1.3, AVRCP 1.5, SPP 1.2
Ukuran Driver 13.5 mm
Frequency response 20 – 20,000 Hz
Sensitivitas 94 dBSPL @ max volume
Microphone MEMS microphone dengan DSP
Rating IP57
Kapasitas Baterai 115 mAh

Unboxing

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Paket

Seperti inilah isi dari paket penjualan Plantronics BackBeat FIT 2100.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Unboxing

Desain

BackBeat FIT 2100 menggunakan bahan berjenis karet. Karet yang digunakan juga memiliki finishing yang cukup lembut sehingga membuatnya cukup nyaman saat tersentuh dengan kulit bagian belakang leher yang biasanya sensitif. Karet penyangganya sendiri juga sangat lentur sehingga membuat para penggunanya tidak perlu takut mematahkannya secara tidak sengaja.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - In ear

Bobot dari BackBeat FIT 2100 pun sangat ringan, yaitu hanya 28 gram saja. Selain itu, headphone ini juga memiliki rating IP57 yang tahan terhadap debu dan air. Hal ini tentu membuatnya menjadi tahan terhadap keringat saat melakukan olah raga yang cukup ekstrim.

Plantronics juga mendesain headphone ini supaya tidak mudah lepas. Oleh karena itu, pengait yang berada pada sisi kanan dan kirinya harus disangkutkan ke dalam daun telinga penggunanya. Nantinya, earbud yang juga terbuat dari karet akan masuk ke lubang telinga penggunanya.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Running

Bulatan pada bagian kanan merupakan tombol. Tombol tersebut dapat berfungsi untuk menyalakan, mematikan, melakukan pairing, dan lain sebagainya. Namun untuk menaikkan dan menurunkan volume, bulatan pada sisi telinga kiri dapat disentuh untuk mengaturnya.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - BackBeat Apps

Plantronics juga membekali BackBeat FIT 2100 dengan teknologi Always Aware. Teknologi ini membuat suara di sekitar akan terdengar saat sedang menggunakan headphone tersebut. Teknologi ini ditonjolkan oleh Plantronics karena mereka ingin penggunanya untuk terhindar dari bahaya karena tidak dapat mendengar apa-apa. Hal ini membuat lubang telinga tidak tertutup secara penuh.

Pengalaman menggunakan

Memasang headphone (bukan earphone) Plantronics BackBeat FIT 2100 pada kuping untuk pertama kali memang cukup merepotkan bagi saya. Hal tersebut dikarenakan daun kuping saya cukup besar dan tebal, sehingga cukup memakan waktu untuk memasangnya. Semakin lama, memasang headphone ini tentu akan menjadi lebih terbiasa.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Earbuds

Pertama kali menggunakan, saya cukup terganggu karena lubang telinga tidak tertutup rapat. Tentu saja, hal tersebut saat belum mengetahui bahwa desain Always Aware membuat suara dari luar dapat masuk. Tentu saja, suara yang bisa terdengar dari luar merupakan suara ekstra keras seperti bel, klakson, tepukan tangan, dan lain sebagainya. Hal ini berujung kepada volume yang lebih kecil dari beberapa headphone sekelas.

Untuk kualitas suaranya sendiri, saya melakukan burn-in selama sekitar 200 jam. Saat mendengarkan lagu, suara pada treble dan mid dirasa cukup baik dan detil. Akan tetapi, bass yang dihasilkan dirasa kurang “nendang” karena suara dentuman terasa biasa saja.

Saat menggunakan untuk berlari dan melompat, headphone yang satu ini tidak lepas dari kuping saya. Bahkan, mencoba melakukan headbang pun tidak melonggarkan kaitan pada kuping saya. Hal ini membuktikan bahwa desain yang dimiliki oleh Plantronics sangat cocok untuk digunakan saat berolah raga.

Plantronics BackBeat FIT 2100 - Charger

Kami menggunakan perangkat ini dari jam delapan pagi hingga sekitar jam tiga sore. Perangkat ini dapat digunakan secara terus menerus hingga tujuh jam. Jika tidak terlalu sering digunakan, kemungkinan BackBeat FIT 2100 bisa digunakan seharian.

Verdict

Mendengarkan musik pada saat berolah raga memang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Hal tersebut tentu akan mengusir kebosanan serta menambah kenyamanan saat badan mulai letih. Dengan koneksi nirkabel serta desain yang tidak akan membuatnya terlepas, Plantronics pun menghadirkan BackBeat FIT 2100.

Desain yang ditawarkan pada perangkat ini memang cukup baik. Selain seperti merekat pada kuping, teknologinya yang membuat headphone ini menjadi open juga patut diapresiasi. Hal tersebut berkaitan dengan keselamatan penggunanya agar menyadari keadaan saat terjadi sesuatu di sekitarnya.

Suara juga merupakan satu hal yang diperhatikan oleh Plantronics. Tidak sedikit perangkat bluetooth yang menawarkan suara yang cukup buruk. BackBeat FIT 2100 memang cocok untuk mereka yang suka akan suara flat. Untuk mereka yang menyukai suara bass, ada baiknya untuk mencoba meningkatkannya melalui equalizer terlebih dahulu.

Harga dari perangkat ini ada pada tingkat Rp. 1.799.000. Memang, harga tersebut dirasa cukup mahal. Akan tetapi, fitur yang dibawa membuatnya cocok untuk digunakan saat berolah raga. Dari pada membeli perangkat yang sedikit lebih murah namun sering jatuh, lebih baik yang cukup mahal namun tahan lama.

Sparks

  • Suara cukup baik
  • Bahan karet lembut
  • Always Aware membuat suara dari luar bisa terdengar
  • Tombol kanan kiri yang mudah digunakan
  • Tahan air dan debu
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Cukup rumit saat memasangnya
  • Dentuman bass kurang

 

Bolalob Hadirkan Platform Versi 2.0, Berikan Sejumlah Pembaruan UI dan UX

Media komunitas yang secara khusus membahas mengenai olahraga futsal, Bolalob baru saja meluncurkan platform Bolalob 2.0. Di pembaruan kali ini Bolalob lebih menekankan pada pendekatan mobile dan kenyamanan pengguna mereka mengingat selama ini Bolalob lebih banyak dikunjungi melalui perangkat mobile.

Dari data internal Bolalob tak kurang dari 81% akses Bolalob dilakukan menggunakan perangkat mobile. Untuk itu di Bolalob 2.0 sejumlah perbaikan di user interface dan user experience dilakukan akan lebih nyaman di akses melalui mobile.

Di versi terbarunya ini Bolalob juga menghadirkan fitur terbaru, yakni fitur Just For You. Fitur ini nantinya memungkinkan pengguna mendapatkan konten berdasar minat dan kesukaan mereka. Fitur ini dapat diakses di website, mobile web, dan juga aplikasi.

Dari segi tampilan Bolalob memberikan beberapa pembaruan di antaranya slider headline yang lebih atraktif, galeri khusus yang menampilkan kegiatan futsal, kanal yang secara khusus menampilkan produk yang berkaitan dengan sepak bola dan futsal, endless scroll dan Multi Channel.

VP Community Bolalob Audry ‘Ijod’ Sianturi mengatakan:

“Kami melihat bahwa akses ke situs Bolalob.com lebih didominasi oleh pengguna dengan perangkat mobile. Berdasarkan data itu, kami kemudian melakukan pengembangan dari sisi teknologi dan menghadirkan Bolalob 2.0 yang mobile friendly sehingga pengguna akan merasa nyaman saat membaca konten Bolalob.com meskipun dari mobile. Kedekatan kami dengan komunitas futsal juga merupakan nilai tambah sehingga kami dapat menghadirkan konten yang terbaru, orisinil, dan akurat bagi para pembaca. Fitur yang lebih personalized seperti Just For You juga diharapkan dapat semakin memudahkan pengguna karena konten yang dihadirkan sesuai dengan topik yang mereka sukai.”

Hadir sejak tahun 2012 lalu di bawah naungan PT Global Visi Media, salah satu perusahaan dari GDP Venture, saat ini Bolalob telah menjalin kemitraan dengan 16 klub futsal di seluruh Indonesia dan rutin aktif melakukan community gathering.

“Dengan dukungan Bolalob.com melalui platform digital bagi olahraga futsal di Indonesia, kami harap bisa membangun awareness pemerintah dan juga pihak – pihak terkait yang bisa terus mendukung serta mengembangkan potensi – potensi futsal anak muda yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena menurut kami, futsal merupakan bentuk kegiatan yang positif dan telah menjadi bagian hidup anak muda Indonesia. Saat ini memang kami baru meluncurkan mobile Apps versi beta terbatas untuk pengguna Android, tetapi dalam waktu dekat kami juga akan meluncurkan untuk sistem operasi lainnya,” tutup Ijod.


Disclosure: Bolalob dan DailySocial berada di bawah naungan induk perusahaan yang sama

Aplikasi Plura Fasilitasi Perorangan untuk Saling Bertemu dan Berolahraga Bersama (UPDATED)

Aktivitas olahraga biasanya lebih seru bila dilakukan bila ada kawan atau lawan main, apalagi olahraga seperti futsal atau basket yang memang memerlukan tim. Namun di tengah hingar bingarnya kehidupan perkotaan dengan kesibukan perorangan yang berbeda-beda, kini niat untuk berolahraga bersama kawan pun menjadi kesulitan sendiri. Hambatan ini yang coba dipecahkan oleh Plura, aplikasi yang dapat memfasilitasi perorangaan untuk mencati teman berolahraga.

“Plura sebagai sports dan social platform bertujuan untuk mempertemukan individu yang ingin melakukan olahraga tim namun mengalami kesulitan mencari partner bermain. Hal ini juga merupakan masalah yang dialami oleh kami par founder, dan dari sanalah ide Plura ini muncul,” ujar salah satu co-founder Plura Narawastu Indrapradna (Nara) kepada DailySocial.

Nara menambahkan, “Kami harapkan dengan adanya Plura, individu bisa bertemu dan berkumpul melakukan olahraga atau hobi yang mereka minati. […] Plura juga bisa membantu pengguna untuk bermain dengan pengguna lainnya yang memiliki background yang serupa dengan mereka, seperti pekerjaan atau hobi. Dengan demikian, pengguna bisa berolahraga dan memperluas networking mereka di saat yang bersamaan.”

Pun demikian, aplikasi Plura sekarang ini masih belum resmi dirilis untuk publik. Aplikasi Plura masih dalam tahap private beta test untuk kalangan terbatas saja. Rencananya, aplikasi Plura akan dapat tersedia untuk platform Android, kemudian menyusul di platform iOS.

Plura lahir dari tangan Wahyu Figura, Narawastu Indrapradna, dan Andiko Prima. Inspirasinya datang dari aplikasi asal Inggris GOMammoth dengan aplikasi asal India Playo sebagai validasi nyata bahwa ide ini bisa berjalan.

Menurut Nara, Playo hanya diluncurkan untuk satu kota, Bangalore, namun setelah dua bulan meluncur Playo cukup sukses untuk memfasilitasi 150 pertandingan, 11 ribu pengguna terdaftar, dan 950 tim terdaftar. Hal inilah yang memotivasi para pendiri untuk mendirikan Plura.

Di Indonesia sendiri, layanan sejenis Plura sebenarnya bukan hal yang baru, terutama untuk olahraga basket dan futsal yang popularitasnya memang naik dalam beberapa tahun belakangan. Sebelumnya, ada Maen yang didirikan Pandji Pragiwaksono bekerja sama dengan PaperPlane, CariLawan dan juga Kickdefy.

Yang membuat Plura menjadi sedikit berbeda adalah rentang jenis olahraga yang difasilitasi. Plura berencana untuk dapat memfasilitasi perorangan yang tertarik untuk melakukan olahraga futsal, basket, golf, dan juga badminton. Namun di tahap awal ini, private beta test, baru olahraga futsal yang difasilitasi.

“Kami percaya bahwa kombinasi sports and social platform bisa menjadi hal baru yang dapat merangkul banyak individu dan juga awal dari terbentuknya berbagai komunitas berdasarkan sports and interests,” kata Nara.

Ulasan singkat aplikasi Plura versi beta

Aplikasi Plura / Plura

Ketika mencoba aplikasi Plura versi beta untuk Android, kesan pertama yang saya dapat adalah antarmuka yang sederhana dan mudah untuk dipahami. Pengguna dapat dengan mudah mencari waktu dan lokasi yang sesuai, juga pencarian berdasarkan nama permainan futsal atau orang yang membuat jadwal main futsal.

Sayangnya, meski saya berkesempatan mencoba aplikasi Plura versi beta, saya tak dapat mencoba lebih jauh dari sekedar melihat jadwal main futsal yang tersedia. Ini karena ketika mendaftar melalui aplikasi, email verifikasi yang harusnya dikirim ke email  yang saya gunakan untuk mendaftar tak kunjung datang hingga tulisan ini dibuat. Semoga pihak pengembang dapat segera memperbaiki masalah ini.

Saat ini, selain mengembangkan versi aplikasi yang lebih baik, Plura juga sedang mencari pendanaan. Rencananya sebagian besar pendanaan tersebut akan digunakan untuk akuisi pengguna, di samping pengembangan produk dan pengembangan tim Plura sendiri.

“Target utama kami saat ini adalah berusaha untuk memperkenalkan app ini ke publik seluas-luasnya terutama di kota-kota besar dan berusaha untuk masuk ke komunitas-komunitas futsal dan sepakbola untuk acquiring user. Kami percaya agar aplikasi Plura dapat berjalan dengan maksimal, ada angka critical mass yang harus dicapai. Kami juga akan fokus ke pembenahan UI/UX dan features dari app Plura itu sendiri. Secara garis besar, kami akan terus berusaha agar Plura menemukan product market fit,” tandas Nara.

Updated: Kami menambahkan informasi mengenai nama pendiri Plura, inspirasi dan validasi ide Plura, serta tanggapan mengenai target utama Plura setelah resmi meluncur nanti.