Desember kemarin, Ubisoft meluncurkan platform NFT bernama Quartz sekaligus koleksi aset NFT untuk game Ghost Recon Breakpoint. Langkah tersebut menuai cukup banyak kritik, akan tetapi itu rupanya tidak mencegah nama besar lain di industri video game untuk menunjukkan ketertarikannya terhadap tren NFT dan metaverse.
Adalah Square Enix yang baru-baru ini memberi sinyal bahwa mereka bakal mendalami tren blockchain gaming. Lewat sebuah surat terbuka untuk karyawan, Yosuke Matsuda selaku bos besar Square Enix mengatakan bahwa salah satu langkah strategis yang bakal mereka jalankan mulai tahun ini adalah “menambahkan decentralized game ke portofolionya.”
Menurutnya, fondasi teknologi yang memungkinkan game blockchain sudah eksis, dan aset crypto juga semakin dikenal dan semakin diterima dalam beberapa tahun terakhir. Tidak menutup kemungkinan ke depannya Square Enix bakal memiliki mata uang crypto-nya sendiri, sebab menurut Yosuke ini punya potensi untuk mewujudkan pertumbuhan game yang bisa berjalan dengan sendirinya (self-sustaining).
Square Enix sejauh ini memang belum punya rencana yang betul-betul spesifik, dan Yosuke pun sama sekali belum bicara soal bagaimana mereka bakal mengimplementasikan teknologi blockchain ke portofolionya. Mereka mungkin tidak akan merilis aset NFT buat Final Fantasy XIV dalam waktu dekat, tapi kita juga tidak bisa bilang itu mustahil bakal terjadi.
Yosuke pun menyadari bahwa tidak semua gamer setuju dengan pergeseran tren ini, khususnya mereka yang “bermain game untuk bersenang-senang”. Kendati demikian, ia percaya ke depannya bakal ada banyak orang yang motivasi bermainnya adalah untuk berkontribusi dan membuat game yang dimainkannya jadi lebih menyenangkan lagi, dengan NFT dan cryptocurrency sebagai insentifnya.
Pasar NFT dan game blockchain memang terlalu besar untuk diabaikan, terutama oleh perusahaan sebesar Square Enix. Namun seperti halnya banyak tren baru lain, NFT dan game blockchain juga punya tantangan-tantangannya sendiri, dan Square Enix pun akan terus memantau perkembangan di ranah ini sebelum mengambil langkah konkret.
Pada akhir 2021, menjelang tahun baru 2022, ada beberapa kabar menarik dari industri game. Salah satunya, Garena meluncurkan peta baru untuk Free Fire. Peta yang dinamai Alpine itu diluncurkan tepat pada 1 Januari 2022. Selain itu, Krafton juga mengungkap bahwa mereka akan merilis peta baru untuk PUBG: New State pada pertengahan 2022. Sementara Nintendo baru saja merilis daftar game-game indie paling populer sepanjang 2021. Dan President Square Enix menyambut tahun baru dengan mengungkap minatnya akan berbagai teknologi baru di dunia game, khususnya NFT.
1 Januari 2022, Garena Luncurkan Peta Baru untuk Free Fire
Free Fire kini punya peta baru, yang dinamai Alpine. Pada awalnya, Alpine merupakan desa nelayan. Desa itu lalu diubah menjadi pos militer pada Winter War. Alpine resmi dirilis pada 1 Januari 2022, menurut laporan Dot Esports.
Bersamaan dengan peluncuran peta baru, Garena juga mengadakan berbagai events di Free Fire. Dalam salah satu event, pemain akan bisa mendapatkan Magic Cube Fragments jika mereka bermain di peta baru. Kepingan tersebut dapat ditukar dengan “item eksklusif” di Magic Cube exchange store. Di toko itu pula, pemain juga akan menemukan beberapa bundles yang bisa didapatkan dalam waktu terbatas, seperti Winter Icerunner Costume Bundle.
Nintendo Ungkap Game-Game Indie Terbaik di Switch
Sejak Nintendo Switch diluncurkan pada 2017, ada banyak game indie yang dirilis untuk konsol tersebut. Pada 2021, berbagai game indie yang unik dan kreatif juga diluncurkan untuk Switch. Untuk menunjukkan apreasiasi mereka pada developer indie, Nintendo merilis daftar game-game indie dengan penjualan terbaik sepanjang 2021. Daftar itu ditampilkan dalam video Indie World terbaru mereka.
Berikut daftar game-game indie dengan penjualan terbaik sepanjang 2021 di Nintendo Switch:
Axiom Verge 2
Curse of the Dead Gods
Cyber Shadow
Doki Doki Literature Club
Eastward
Ender Lilies: Quietus of the Knights
Islanders: Console Edition
Littlewood
Road 96
Slime Rancher: Plortable Edition
Spelunky 2
Stick Fight: The Game
Subnautica + Subnautica: Below Zero
Tetris Effect: Connected
Unpacking
PUBG: New State Bakal Punya Peta Baru di Pertengahan 2022
Minggu lalu, Krafton memamerkan tampilan peta baru untuk PUBG: New State. Melalui Twitter, developer asal Korea Selatan itu mengatakan, mereka sedang mengembangkan battleground baru yang akan diluncurkan pada pertengahan 2022. Sayangnya, saat ini, belum ada banyak informasi yang ada tentang peta baru tersebut. Selain peta baru untuk New State, Krafton mengatakan bahwa mereka juga akan meluncurkan dua peta baru — Kiki dan Tiger — di PUBG: Battlegrounds dalam waktu dekat, lapor Dot Esports.
Thank you Survivors for all the love and support you’ve shown for PUBG: NEW STATE! 🙏
We will strive to develop and provide an even better game in 2022.
Saat ini, PUBG: New State hanya punya dua peta. Pertama adalah Troi, yang merupakan peta eksklusif untuk game tersebut. Kedua adalah peta yang didasarkan pada Erangel. Kedua peta tersebut memiliki ukuran 8×8 kilometer. Sejauh ini, Krafton juga belum mengungkap ukuran dari peta baru untuk New State. Tampaknya, peta baru itu akan berupa medan berat yang dipenuhi dengan pepohonan.
Presiden Square Enix Tunjukkan Minat akan NFT dan Blockchain
Dalam sebuah surat terbuka, President Square Enix, Yosuke Matsuda membahas tentang berbagai teknologi baru di industri game, mulai dari metaverse, cloud gaming, sampai AI. Dan blockchain token menjadi salah satu fokus pembahasan dalam surat tersebut. Matsuda memang tidak mengatakan bahwa Square Enix akan memasukkan NFT ke game-game mereka, tapi dia mengaku, perusahaan akan terus memantau perkembangan teknologi NFT. Tak hanya itu, dia juga mengatakan, tak tertutup kemungkinan, Square Enix akan membuat token mereka sendiri, seperti disebutkan oleh PC Gamer.
Menariknya, dalam surat terbuka yang dia buat, Matsuda mengaku sadar bahwa ada banyak gamers yang tidak suka jika NFT menjadi bagian tak terpisahkan dari game. Pada saat yang sama, dia juga percaya, keberadaan NFT akan memberikan alasan baru bagi orang-orang untuk bermain game. Walau dia menunjukkan ketertarikan pada NFT dan blockchain, Matsuda tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana kedua teknologi itu akan bisa membuat industri game terus tumbuh.
Riot Games Bayar US$100 Juta untuk Selesaikan Kasus Diskriminasi Gender
Minggu lalu, Riot Games mengumumkan bahwa mereka akan membayar US$100 juta demi menyelesaikan kasus diskriminasi gender yang terjadi dalam perusahaan. Kasus ini diawali oleh laporan dari Kotaku pada November 2018. Ketika itu, Riot dituduh telah tidak mengacuhkan akan budaya kantor yang tidak sehat. Dari US$100 juta yang Riot bayarkan, US$80 juta merupakan kompensasi untuk semua karyawan dan mantan karyawan yang bekerja dengan mereka sejak November 2014 sampai saat ini. Sementara US$20 juta sisanya digunakan untuk membayar biaya pengadilan.
Sebelum ini, Riot sempat menawarkan untuk memberikan kompensasi sebesar US$10 juta pada para pekerjanya. Namun, California Department of Fair Employment and Housing mengatakan, para pekerja Riot seharusnya bisa menerima kompensasi hingga lebih dari US$400 juta, lapor GamesIndustry. Setelah menyelesaikan kasus diskriminasi ini dengan membayar kompensasi, Riot mengatakan, ke depan, mereka akan berusaha untuk membuat budaya kantor yang lebih transparan dan akuntabel.
Tencent baru saja mengakuisisi Turtle Rock, developer dari Left 4 Dead pada minggu lalu. Selain itu, Aniplex juga membeli studio di balik Fate/Grand Order, yang merupakan bagian dari DelightWorks. Sementara Nintendo memamerkan sejumlah game indie yang akan diluncurkan di Switch melalui Nintendo Indie World Showcase. Salah satu game indie yang dipamerkan di sana merupakan game buatan developer Indonesia. Terakhir, Neymar Jr. telah menandatangani kontrak dengan Facebook Gaming. Dengan begitu, dia resmi menjadi kreator konten game di platform tersebut.
Tencent Akuisisi Turtle Rock, Developer dari Left 4 Dead
Minggu lalu, Tencent mengakuisisi Slamfire Inc, perusahaan induk dari Turtle Rock, developer dari Evolve dan Left 4 Dead. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut. Tencent mengungkap, Turtle Rock akan tetap beroperasi secara mandiri di bawah kepemimpinan dari Phil Robb dan Chris Ashton, dua pendiri dari studio tersebut. Sebelum ini, Turtle Rock menggandeng Warner Bros. untuk merilis Back 4 Blood di PC dan konsol pada Oktober 2021. Game tersebut juga tersedia di Xbox Game Pass.
“Kami senang karena kami akan menjadi bagian dari keluarga Tencent,” kata President dan General Manager, Turtle Rock, Steve Goldstein, seperti dikutip dari GamesIndustry. “Tencent memiliki rekan-rekan yang hebat, jaringan yang luas, dan pengetahuan akan gaming yang dalam. Dukungan dari mereka akan membantu kami untuk membuat game ambisius yang selalu kami impikan. Pada saat yang sama, kami tetap menjadi perusahaan mandiri.”
Neymar Jr. Jadi Kreator Konten Game di Facebook Gaming
Neymar Jr., salah satu pemain sepak bola terpopuler yang juga merupakan gaming enthusiast, baru saja menandatangani kontrak eksklusif dengan Facebook Gaming. Siaran debutnya diadakan pada 17 Desember 2021. Ketika itu, dia memainkan Counter-Strike: Global Offensive dan Crab Game. Neymar memang merupakan salah satu atlet dengan pengikut paling banyak di media sosial. Di Facebook, dia punya 88 juta followers. Sementara di Instagram, dia punya 166 juta pengikut, dan di Twitter, jumlah pengikutnya mencapai 55,4 juta orang.
Galera, o pai tá on oficialmente no @FacebookGaming ! 😎🔥
Cola comigo para se divertir e já curte a minha Página lá no Facebook.
A primeira gameplay já é amanhã, 16h horário de Brasília / 20h no horário de Paris.
Bora jogar ! pic.twitter.com/1pSNrRpDLQ
Neymar mengaku senang karena mendapatkan kontrak eksklusif dengan Facebook Gaming. Di halaman Facebook-nya, dia berkata, “Bermain game merupakan salah satu hobi favorit saya. Saya tidak sabar untuk berbagi kesenangan bermain saya di halaman Facebook saya,” katanya, menurut laporan dari Dot Esports.
Aniplex Akusisi Tim Developer dari Fate/Grand Order
Aniplex, perusahaan pembuat anime, telah mengakuisisi divisi game development dari DelightWorks, yang merupakan kreator dari mobile game Fate/Grand Order. Melalui akuisisi tersebut, divisi pengembangan game itu akan melakukan rebranding dan menjadi bagian dari Aniplex. Sementara DelightWorks akan terus beroperasi mandiri. Aniplex sendiri merupakan perusahaan anak dari Sony Music Entertainment Japan. Mereka juga merupakan publisher dari Fate/Grand Order sejak game itu dirilis pada Juli 2015.
“Kami yakin, akuisisi ini akan memberikan kami lebih banyak kesempatan untuk membuat game baru di masa depan,” kata President dan CEO DelightWorks, Yoshinori Ono, menurut laporan GamesIndustry. “Dan hal ini membuat kami sangat senang.”
Nintendo Indie World Showcase Pamerkan 2 Game Indie Asal Asia Tenggara
Nintendo Indie World Showcase terbaru memamerkan sejumlah game indie yang akan bisa diluncurkan di Switch. Beberapa game yang Nintendo pamerkan antara lain Omori, Sea of Stars, Chicory, dan Don’t Starve Together. Selain itu, ada dua game indie buatan developer Asia Tenggara yang masuk dalam Indie World Showcase. Kedua game itu adalah Timelie dari Urnique Studio asal Thailand serta Afterlove EP dari Pikselnnesia asal Indonesia.
Afterlove EP merupakan game terbaru buatan Mohammad Fahmi, kreator dari Coffee Talk. Game yang menggabungkan elemen rhythm game dengan visual novel itu dibuat oleh Pikselnesia dan akan dirilis oleh Fellow Traveller. Cerita dari Afterlove EP bercerita tentang musisi bernama Rama yang sedang bersedih karena kehilangan kekasihnya.
Sementara Timelie adalah isometric puzzle-game. Dalam game ini, pemain akan bermain sebagai perempuan muda yang ditemani seekor kucing dalam dunia yang dipenuhi dengan robot berbahaya. Di sini, pemain akan bisa mengendalikan waktu, seperti menghentikan waktu sesaat atau bahkan melakukan rewind.
Square Enix Hentikan Penjualan Final Fantasy XIV untuk Sementara
Belum lama ini, Square Enix meluncurkan expansion untuk Final Fantasy XIV, Endwalker. Expansion tersebut juga merupakan expansion terbesar dari FFXIV. Jadi, tidak heran jika ada banyak orang yang ingin memainkan expansion itu. Server Final Fantasy XIV kebanjiran begitu banyak pemain sehingga Square Enix terpaksa harus menghentikan penjualan dari game itu, baik secara offline maupun online.
“Para pemain harus menunggu waktu lama untuk bisa berrmain karena tingginya durasi bermain para gamers, melewati kapasitas server kami, khususnya pada peak time. Jadi, kami memutuskan untuk memberhentikan penjualan Final Fantasy XIV Starter Edition dan Complete Edition,” kata Producer FFXIV, Naoki Yoshida, dikutip dari Kotaku. Tentu saja, hal ini hanya berlaku sementara. Yoshida mengatakan, pemberhentian penjualan itu hanya berlaku selama beberapa hari.
2020 menjadi tahun yang berat bagi hampir semua orang, kecuali para publisher dan pengembang video game. Proses pengembangan memang terhambat hingga beberapa proyek bahkan harus dibatalkan namun, di balik itu semua mereka meraup pendapatan terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.
Salah satunya adalah perusahaan asal Jepang, Square Enix yang tahun ini berhasil mencatatkan rekor penjualan bersih tertingginya yang mencapai $3 miliar atau setara dengan Rp42 miliar. Angka ini sendiri naik sebesar 27,6% dari tahun sebelumnya, dikutip dari gameindustry.biz.
Yang mengejutkan adalah pemasukan terbesar bagi Square Enix selama setahun ini adalah dari game Marvel’s Avengers yang banyak dihujat oleh para fans dan juga Final Fantasy VII Remake yang memang dinanti oleh para fansnya di seluruh dunia.
Marvel’s Avengers sendiri memang mendapat respon yang sangat bervariasi dari para fans sejak dirilis 2020 lalu. Game yang dikembangkan oleh Crystal Dynamics ini memang membuat para fans terbagi menjadi dua. Ada para fans yang menyukai game ini karena merealisasikan game tentang Avengers dengan beragam pilihan kostum dan segala kostumisasinya.
Sedangkan yang kontra tidak menyukai game ini karena gameplay yang terlalu repetitif dan kurang bervariasi untuk dimainkan berulang-ulang. Beberapa keputusan masalah tampilan hero di dalam game-nya juga banyak ditentang oleh para fans.
Meskipun banyaknya kritik dari para fans, namun nyatanya Marvel’s Avenger merupakan salah satu sumber pemasukan terbesar bagi Square Enix meskipun pada 2020 lalu game ini disebut-sebut masih belum bisa balik modal.
Sayangnya, ketika produk digital Square Enix mampu mendatangkan banyak keuntungan, Square Enix ternyata tetap menderita kerugian dari segmen arcade. Hal ini dikarenakan fasilitas-fasilitas game arcade di Jepang masih ditutup sementara karena pandemi.
Ke depannya, Square Enix tetap menargetkan untuk dapat meningkatkan keuntungannya sampai tahun tutup fiskalnya pada Maret 2022, meskipun tidak disebutkan berapa nominal target kenaikannya.
Untuk mencapai target tersebut, Square Enix akan memperluas franchiseFinal Fantasy VII ke dalam platform mobile. Strategi lain yang akan digunakan adalah dengan memaksimalkan profit dari franchise terkenal serta IP baru nantinya, Square Enix akan mencoba mencari profit lewat crypto dan juga NFT (non-fungible token).
Nintendo merilis laporan keuangan terbarunya pada minggu lalu. Dari sana, diketahui bahwa mereka telah mengeluarkan US$880 juta (sekitar Rp12,4 triliun) untuk divisi riset dan pengembangan. Selain itu, mereka juga menyebutkan bahwa total angka penjualan Switch mencapai 84,59 juta unit. Sementara itu, penyelenggara E3 mengumumkan nama dari perusahaan-perusahaan game yang telah mengonfirmasi kehadiran mereka, termasuk Square Enix dan Bandai Namco.
Nintendo Alokasikan Rp12,4 Triliun untuk R&D
Dalam laporan keuangan terbaru Nintendo, diketahui bahwa perusahaan Jepang itu mengalokasikan US$880 juta (sekitar Rp12,4 triliun) untuk divisi riset dan pengembangan (R&D) untuk periode satu tahun yang dimulai pada April 2020 sampai 31 Maret 2021. Juru bicara Nintendo mengungkap, alasan mengapa mereka rela mengucurkan banyak uang untuk divisi R&D adalah karena Switch telah memasuki paruh dari lifecycle-nya. Artinya, biaya untuk membuat game dan mengembangkan fitur online serta fitur-fitur lain untuk Switch naik.
Selain itu, dana R&D dari Nintendo juga digunakan untuk mengembangkan “platform berikutnya, yang akan terus mengintegrasikan software dan hardware”. Komentar itu bisa berarti bahwa Nintendo tengah mengembangkan versi baru dari Switch, yang dikabarkan akan dirilis pada tahun ini. Namun, bisa jadi, Nintendo juga sedang mengembangkan konsol yang sama sekali baru untuk diluncurkan setelah lifecycle Switch habis, seperti yang disebutkan oleh Dot Esports.
Total Penjualan Switch Tembus 84,59 Juta Unit
Dalam laporan keuangan terbarunya, Nintendo juga mengungkap total penjualan Switch dalam periode satu tahun fiskal, yang dimulai pada April 2020 dan berakhir pada 31 Maret 2021. Secara keseluruhan, total penjualan Switch telah menembus 84,59 juta konsol. Sementara total game Switch yang terjual mencapai 587,12 juta unit. Sebagai perbandingan, total penjualan Nintendo 3DS adalah 75,94 juta konsol dengan angka penjualan game mencapai 386,48 juta unit. Nintendo memperkirakan, dalam 1 tahun ke depan, hingga 31 Maret 2022, mereka akan bisa menjual 26,5 juta Switch, menurut laporan VentureBeat.
Square Enix, Sega, dan Bandai Namco Konfirmasi Kehadiran di E3 2021
Penyelenggara E3 baru saja mengumumkan sejumlah perusahaan game yang akan ikut serta dalam E3 2021, yaitu Square Enix, Sega, Bandai Namco, Xseed Games, dan Gearbox Entertainment. Sebelum ini, ada beberapa perusahaan game yang juga telah mengonfirmasi kehadiran mereka di E3, seperti Nintendo, Xbox, Capcom, Ubisoft, Take-Two Interactive, Warner Bros. Games, dan Koch Media.
Salah satu perusahaan yang tidak akan hadir di E3 walau mereka sempat mengonfirmasi kehadiran mereka adalah Konami, lapor Polygon. Mereka menyebutkan, alasan mereka untuk tidak hadir di E3 adalah karena waktu yang kurang tepat. Namun, mereka meyakinkan para fans bahwa mereka kini tengah mengembangkan sejumlah proyek penting. E3 2021 akan digelar pada 12-15 Juni 2021 mendatang.
Tiongkok Perketat Regulasi Terkait Durasi Bermain Game
Tiongkok mengesahkan regulasi baru bernama Online Game Anti-Addiction Real-name Authentication System pada Februari 2021. Melalui regulasi itu, pemerintah mencoba untuk membatasi lama waktu bermain dan jumlah uang yang bisa dihabiskan oleh anak-anak dan remaja di game. Misalnya, semua anak di bawah 18 tahun tidak boleh bermain game pada pukul 10 malam sampai 8 pagi. Tak hanya itu, mereka juga hanya bisa bermain selama 90 menit pada hari sekolah. Sekarang, pemerintah memperketat regulasi itu.
Dalam regulasi versi terbaru, semua perusahaan game harus memvalidasi identitas pemain melalui jaringan yang disediakan pemerintah. Sebelum ini, mereka bisa melakukan validasi dengan bantuan pihak ketiga. Tak hanya itu, sekarang, durasi bermain semua pemain harus dicatat, tidak peduli umur dari para gamers, lapor Pocket Gamer.
Metacore Dapat Rp2,5 Triliun dari Supercell untuk Kembangkan Game Kasual
Studio mobile game Metacore telah mendapatkan dana US$179,9 juta (sekitar Rp2,5 triliun) dari Supercell. Dana ini akan mereka gunakan untuk terus mengembangkan game kasual mereka, Merge Mansion. Sejak meluncurkan Merge Mansion pada akhir 2020, pemasukan tahunan Metacore telah mencapai US$54 juta (sekitar Rp764,6 miliar). Dengan begitu, Metacore berpotensi untuk menjadi salah satu studio game dengan pertumbuhan paling cepat di Eropa.
Merge Mansion adalah game puzzle dengan jumlah pemain harian mencapai lebih dari 800 ribu orang. Kucuran dana segar ini akan membantu Metacore untuk memperkuat operasi global mereka dan memungkinkan mereka untuk menambah tim utama mereka, lapor VentureBeat.
Outriders resmi dirilis pada tanggal 1 April 2021 kemarin. Meski demikian, franchise baru ini mampu mengalahkan nama-nama besar yang sudah populer sebelumnya seperti Borderlands 3.
Meski awalnya Outriders sempat bermasalah dengan server mereka selama dua hari, Outriders langsung mencatatkan rekor jumlah concurrent players dibanding dengan game-game looter lainnya.
Berikut ini adalah daftar urutan game–game looter terlaris (dari sisi peakplayers) di Steam saat artikel ini ditulis, menurut data dari Steam Charts.
Satu hal yang pasti, Outriders tidak akan menawarkan konten secara berkala layaknya game live service. Jadi angkanya, kemungkinan besar, akan menurun dengan cepat setelah banyak pemain menamatkan game tersebut. Meski begitu, People Can Fly (sang developer) mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan game-nya begitu saja — yang berarti ada potensi update konten di masa mendatang.
Diablo 3 juga tidak bisa dikatakan sebagai live service namun game tersebut mendapatkan ekspansi, Reaper of Souls. Borderlands 3 mungkin tidak bisa dibilang sebagai live service juga namun mereka memiliki 4 DLC (yang sempat saya tuliskan ulasannya beberapa waktu lalu). Jadi, tidak salah juga jika kita berharap akan ada update konten untuk Outriders di kemudian hari.
Outriders sendiri sebenarnya cukup memancing perdebatan di antara para pemainnya. Ada yang sangat menyukainya. Namun ada juga yang kurang suka. Saya pribadi juga sempat mencoba demonya beberapa hari setelah dirilis. Kala itu, saya memang merasakan kontrol yang clunky dan jauh dari kata memuaskan apalagi jika dibanding dengan Borderlands 3 ataupun Remnant: From the Ashes. Meski begitu, Outriders memang menawarkan elemen RPG dan build yang sangat komprehensif.
Terlepas dari semua pendapat orang tadi, termasuk saya, satu hal yang sangat layak diacungi jempol dari Outriders, Anda bisa mencobanya langsung gratis lewat versi demo-nya. Anda bisa mengunduhnya di tautan ini. Jadi, tidak ada salahnya juga jika Anda ingin mencobanya jika memang tertarik dengan game shooter yang kental dengan elemen RPG.
Square Enix telah merilis Final Fantasy VIII Remastered untuk perangkat mobile untuk iOS dan Android sebagai game berbayar. Game ini dibanderol dengan harga US$16.99. Namun, jika saya cek sendiri di Google Play, game ini bisa dibeli dengan harga Rp279 ribu.
Final Fantasy VIII Remastered adalah versi terbaru dari Final Fantasy VIII yang awalnya dirilis di PlayStation di 1999. Game legendaris ini, bagi saya dan banyak fans lainnya, dianggap sebagai salah satu game terbaik dari franchise Final Fantasy. Game ini terjual lebih dari 9,6 juta copy di seluruh dunia.
Versi remastered untuk iOS dan Android ini adalah hasil port dari versi PC nya yang menyuguhkan model karakter yang sudah diperbaharui, grafis HD, dan fitur-fitur lainnya seperti Battle Assists ataupun opsi untuk menjalankan game-nya dengan 3x kecepatan.
Final Fantasy VIII jadi salah satu game yang paling berkesan dari keseluruhan seri FF karena, selain jalan cerita dan karakter-karakternya yang sangat memorable, inilah game pertama dari seri FF yang menggunakan model karakter dewasa (tidak chibi-chibi seperti game-game pendahulunya), jika saya tidak salah ingat.
Perjalanan Squall Leonhart dan Rinoa serta kisah romantisnya benar-benar masih terbekas di ingatan saya — meski saya dulu memainkannya saat masih sekolah. Gunblade pun jadi salah satu senjata idaman saya bertahun-tahun setelah saya menamatkan game yang satu ini.
Selain Final Fantasy VIII Remastered ini, Square Enix juga telah mengumumkan beberapa game Final Fantasy lainnya yang akan menuju ke platform mobile. Final Fantasy VII The First Soldier adalah sebuah game Battle Royale yang mengambil setting di Midgar. Sedangkan Final Fantasy VII Ever Crisis adalah game baru yang akan menceritakan ulang Final Fantasy VII untuk perangkat mobile dengan menggunakan gaya grafis klasik dan modern.
Minggu lalu, ada kabar baik di industri game Indonesia. Samudra berhasil memenangkan program Unity for Humanity. Sementara itu, di tingkat global, perusahaan cloud gaming Ubitus mengumumkan bahwa mereka baru mendapatkan investasi dari Tencent, Sony, dan Square Enix.
Samudra Jadi Salah Satu Pemenang Unity For Humanity Grant
Samudra, game puzzle buatan developer Indonesia, Khayalan Arts, berhasil menjadi salah satu pemenang dari Unity for Humanity Grant. Program tersebut merupakan bagian dari Unity Social Impact. Tujuannya adalah mendukung para developer gameyang menggunakan teknologi real-time 3D untuk mendorong perubahan di dunia nyata.
Ada empat game lain yang juga memenangkan Unity for Humanity. Keempat game itu adalah Ahi Kā Rangers, game yang terinspirasi dari budaya Maori, Future Aleppo, yang bercerita tentang seorang anak yang bercita-cita untuk membangun rumahnya kembali di Suriah, serta Dot’s Home dan Our America, yang memberikan komentar sosial tentang keadaan di Amerika Serikat. Dengan memenangkan Unity for Humanity, para developer dari kelima game ini akan mendapatkan dana, mentorship, serta dukungan teknis untuk menyempurnakan game mereka, lapor IGN.
2K Sports Akuisisi HB Studios, Tanda Tangan Kontrak dengan Tiger Wood
Minggu lalu, Take-Two Interactive, perusahaan induk dari 2K Sports, mengumumkan bahwa mereka baru saja mengakuisisi developer dari PGA Tour 2K, HB Studios. Tak hanya itu, mereka juga mengungkap bahwa mereka telah menandatangani kontrak dengan Tiger Woods, salah satu pemain golf terbaik di dunia. Sayangnya, 2K Sports tidak mengungkap nilai dari kontrak mereka dengan Woods. Satu hal yang pasti, PGA Tour 2K21 telah terjual sebanyak 2 juta unit sejak ia diluncurkan pada Agustus 2020. Salah satu alasannya, menurut VentureBeat, adalah karena HB Stidios berhasil membuat gameplay yang mudah dimengerti.
Secretlab Gandeng Designer Mainan dari Filipina, Quiccs
Secretlab, perusahaan pembuat kursi gaming, menggandeng graphic designer asal Filipina, Quiccs. Melalui kerja sama ini, keduanya akan membuat kursi gaming edisi terbatas, Quiccs Edition Secretlab. Kursi itu akan tersedia sebanyak 200 unit. Quiccs merupakan designer mainan dan graffiti artist dari Filipina, lapor IGN. Dia tumbuh besar menonton seri TV Jepang, seperti Bioman, Voltes V, dan Daimos. Hal ini memengaruhi gayanya dalam berkarya.
Quiccs bercerita, kerja sama ini diprakarsai oleh Secretlab. Dia menyebutkan, Secretlab tampaknya sudah melakukan riset tentangnya dan karyanya sebelum mengajaknya bekerja sama. Karena itu, kolaborasi antara keduanya berjalan dengan mulus. Quiccs juga menjelaskan, salah satu alasan mengapa kursi hasil kolaborasinya dengan Secretlab hanya tersedia dalam jumlah terbatas adalah karena mereka ingin membuat kursi itu menjadi istimewa.
Tencent, Square Enix, dan Sony Investasi di Perusahaan Cloud Gaming Ubitus
Perusahaan cloud gaming Ubitus baru saja mendapatkan kucuran dana segar. Ronde investasi kali ini dipimpin oleh Tencent dan diikuti oleh Sony Innovation Fund by IGV, Square Enix, serta Actoz, menurut laporan GamesIndustry. Sayangnya, Ubitus tidak mengungkap berapa nilai investasi yang mereka terima. Namun, menurut narasumber Bloomberg, Ubitus mendapatkan investasi sekitar US$45 juta. Ubitus didirikan di Taiwan pada 2007. Sekarang, mereka bermarkas di Jepang. Pada 2013, Samsung memimpin ronde investasi senilai US$15 juta untuk Ubitus.
Pada Square Enix Presents digital showcase lalu, publisher tersebut memamerkan beberapa game-game mereka yang akan datang, termasuk game yang satu ini. Teaser yang mereka tampilkan adalah dari Project Athia, yang sebelumnya masih misterius, namun kini sudah memiliki nama yaitu Forspoken.
Forspoken adalah narrative driven open-world RPG yang dibintangi oleh Ella Balinska sebagai karakter utamanya, Frey. Ella Balinska sendiri adalah aktris yang sebelumnya ikut berperan dalam Charlie’s Angel (2019).
“Karena ini proyek video game pertama yang saya kerjakan, saya takjub melihat dunia dan cerita Forspoken yang terajut dengan harmonis, mengaburkan antara fantasi dan kenyataan,” Ujar Balinska, yang saya kutip dari artikel resmi Square Enix.
“Sebagai karakter, Frey itu riil. Ia memang punya banyak kekurangan dan kehilangan arah — baik denotatif ataupun konotatif. Frey adalah karakter bisa saya pahami dengan cepat, dan saya percaya banyak orang di seluruh dunia juga akan merasakan hal yang sama saat mereka mulai bertualang di sini.” Lanjut Balinska.
Dari videonya, memang tidak banyak informasi yang diungkap. Namun, setidaknya Anda bisa melihat bahwa karakter bisa bergerak dengan cepat dan begitu lincah. Anda juga akan melawan para monster dan memiliki kekuatan magis.
Forspoken akan dirilis untuk PC dan PlayStation 5 di 2022 yang dibuat oleh Luminous Productions, sebuah studio di bawah Square Enix yang didirikan tahun 2018. Sebelum ini, Luminous Productions bisa disebut sebagai developer dari FFXV.
Untuk info lebih lengkap dari Forspoken, Anda bisa mengunjungi tautan ini.
Jika Anda seumuran dengan saya, PSX (PS1) mungkin jadi salah satu kawan paling setia yang menemani masa kecil Anda. Di PSX itu ada 3 game Final Fantasy yang sama legendarisnya, yaitu FFVII, FFVIII, dan FFIX.
FFIX mungkin sering dianggap yang paling inferior ketimbang dua pendahulunya. Garnet mungkin memang tak sepopuler Aerith, Rinoa, apalagi Tifa. Zidane pun juga kalah ngetop dibanding Squall ataupun Cloud. Namun demikian, saya tetap memiliki banyak kenangan manis memainkan FFIX dulu.
Moguri mod yang bisa Anda gunakan untuk Final Fantasy IX dari Steam ini akan membuat sesi nostalgia Anda jauh lebih nikmat. Anda yang belum pernah bermain FFIX sebelumnya juga bisa menggunakan mod ini agar membuat grafisnya bisa dimaklumi di tahun 2021.
Pasalnya, jika kebanyakan mod grafis untuk game lawas hanya sekadar membuat tampilannya semakin tajam sehingga menghilangkan tema klasiknya, Meguri mod mampu mempertahankan gaya originalnya namun dengan tampilan yang lebih jelas, widescreen, dan framerate yang lebih tinggi saat cutscene.
Moguri mod sendiri sebenarnya sudah cukup lama beredar. Ia telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Moguri mod meningkatkan resolusi tekstur background dengan AI deep learning dan cara manual. Anda bisa membaca lengkap prosesnya jika ingin tahu lebih jauh di tautan ini. Saat bagian cinematic, mod ini juga meningkatkan framerate dari 15fps ke 30fps. Selain dua fitur tadi, masih ada banyak fitur lain yang ditawarkan Moguri mod ini yang akan terlalu panjang jika dijelaskan semuanya di sini.