Tag Archives: Startup2020

Jajaran tim pengembang Lababook / Lababook

Aplikasi Lababook Mudahkan UKM Miliki Laporan Terstandardisasi

Dua tahun terakhir, platform pencatatan keuangan untuk UKM terlihat mendapatkan antusias yang cukup baik dari pasar. Di antara banyaknya pemain yang telah merilis layanannya, salah satunya ada Lababook.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Lababook Sasha Arben mengungkapkan, startup tersebut didirikan sebagai bentuk respons terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pemilik UKM di Indonesia, yaitu pencatatan manual yang tidak terdata secara rutin dan terbatasnya akses kepada pinjaman produktif.

“Lababook adalah aplikasi pencatatan transaksi harian untuk UKM di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2020 oleh saya bersama dengan Ariel Christiansen (CFO). Misinya adalah mendampingi pemilik usaha di Indonesia, dengan menyediakan aplikasi pencatatan transaksi yang gratis dan simpel namun tetap mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK).”

Untuk mengakses layanan yang ditawarkan, pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi Lababook di Google Play Store dan Apple Store. Selain fitur pencatatan, juga disediakan konten-konten edukasi yang berguna dalam mengembangkan usaha mereka. Saat ini merka telah bekerja sama dengan beberapa platform seperti layanan fintech, distributor, dan supplier untuk menciptakan ekosistem yang mendukung kebutuhan UKM.

“Untuk saat ini monetisasi Lababook dilakukan dengan menjalin kerja sama B2B; dengan suppliers dan distributor. Kami juga menyasar kerja sama dengan layanan fintech untuk penyaluran productive loan sebesar 20% sesuai yang ditentukan oleh OJK. Metode berlangganan sendiri saat ini masih dalam tahap researchtesting market, dan fitur,” kata Sasha.

Di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa aplikasi serupa. Dari hasil riset kami, berikut ini statistik masing-masing aplikasi hingga akhir 2020 lalu:

Aplikasi Peringkat (kategori bisnis) Jumlah Unduhan
BukuKas 3 1 juta+
BukuWarung 6 1 juta+
Credibook 46 100 ribu+
Akuntansi UKM 84 100 ribu+
Moodah 121 10 ribu+
Lababook 184 10 ribu+
Teman bisnis 254 100 ribu+
Akuntansiku 309 1 ribu+

Standar Akuntansi Keuangan

Disinggung apa yang membedakan dengan platform serupa lainnya, disebutkan Lababook diklaim sebagai satu-satunya aplikasi pencatatan transaksi keuangan yang mengikuti Standar Akuntansi Keuangan Indonesia namun tetap memiliki interface yang mudah dan simpel.

Dengan fitur-fitur seperti Neraca, Laporan Keuangan, dan Invoice, aplikasi mengedepankan akurasi data yang dapat digunakan oleh pemilik usaha untuk mengakses produk-produk keuangan.

Pandemi yang telah mengganggu sebagian besar bisnis, secara langsung tentu saja ikut mempengaruhi bisnis dari pemilik usaha kecil yang menanggung kerugian paling parah. Pada masa awal pandemi, sempat terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam hal jumlah transaksi yang terdaftar, dikarenakan menurunnya proses jual beli pada beberapa sektor usaha.

“Namun Lababook mengedepankan efisiensi dan fleksibilitas dalam mengeksekusi visi dan misi yang sudah ditetapkan. Menghadapi permasalahan tersebut, Lababook secara internal merubah beberapa metode strategi, pemasaran, akuisisi, dan edukasi pelaku usaha untuk dapat bertahan di tengah pandemi,” kata Sasha.

Hanya dalam waktu 2 bulan setelah peluncuran aplikasi, Lababook mengklaim aplikasi mereka telah diunduh oleh sekitar 15 ribu lebih pemilik usaha di seluruh Indonesia. Dengan lebih dari 50 jenis usaha mulai dari pemilik warung kelontong, elektronik pulsa, distribusi barang, maupun pekerja sampingan. Secara khusus Lababook saat ini telah memiliki basis pengguna di seluruh Indonesia.

“Tahun ini Lababook akan fokus dalam berkolaborasi dengan berbagai platform keuangan lainnya, mengembangkan fitur yang lebih up-to-date, dan juga penggalangan dana,” kata Sasha.

Application Information Will Show Up Here
Merangkum dinamika yang terjadi di startup Indonesia sepanjang tahun 2020 terkait pendanaan, aksi korporasi, dan startup yang terpaksa tutup

Kaleidoskop Ekosistem Startup Indonesia 2020

Perkembangan ekosistem startup Indonesia di tahun 2020 menjadi menarik untuk disimak. Meski kondisi pandemi, dinamika pendanaan justru makin kencang hampir sepanjang tahun. DailySocial mencoba merangkum berbagai aksi strategis yang dilakukan startup lokal yang dapat membantu kita  menyimpulkan apakah Covid-19 berdampak mengganggu pada pertumbuhan startup atau justru sebaliknya.

Pendanaan

Sepanjang tahun 2020, DailySocial mencatat ada 112 transaksi pendanaan oleh investor ke startup Indonesia, membukukan total dana mencapai lebih dari $3,3 miliar. Nominal tersebut didapat dari 50 transaksi pendanaan yang nominalnya diumumkan ke publik. $2,43 miliar di antaranya ditujukan untuk startup unicorn.

Ditinjau dari tahapannya, pendanaan tahap awal masih mendominasi dengan jumlah transaksi mencapai 47 kali. Untuk pendanaan awal, 11 transaksi dilakukan untuk startup dengan produk SaaS, kemudian masing-masing 5 transaksi untuk startup e-commerce dan edtech, serta masing-masing 4 transaksi untuk startup new retail dan online media.

Gambar 1

Untuk keseluruhan transaksi, tahun ini fintech dan SaaS jadi yang paling diminati. Di lanskap fintech, ada 5 pendanaan tahap awal (seed s/d Seri A), masing-masing 2 pendanaan di Seri B, Seri C, dan corporate round, serta 6 debt funding. Total dana yang dikumpulkan adalah $413,5 juta dari 12 transaksi yang disebutkan nominalnya. LinkAja menjadi salah satu pemain yang mendapatkan pendanaan terbesar tahun lalu dengan nilai $100 juta dari Grab, Telkomsel, BRI Ventures, Mandiri Capital Indonesia.

Gambar 2

Untuk SaaS, tahapan transaksi didominasi 11 seed funding, kemudian masing-masing 2 transaksi untuk Pra-Seri A, Seri A, dan Seri B. Dari 4 nilai transaksi yang dipublikasikan, lanskap ini berhasil mengumpulkan dana $18,8 juta.

Aksi korporasi

Selain menggalang dana, strategi lain yang dilakukan startup untuk meningkatkan bisnis adalah lewat konsolidasi. Tahun 2020 ada beberapa aksi korporasi yang direalisasikan dalam proses akuisisi. DailySocial mencatat ada 13 akuisisi startup yang terjadi, yaitu:

Startup Startup yang Diakuisisi
Farmaku DokterSehat
Waresix Trukita
Shipper Porter, Pakde
Afterpay EmpatKali
Fundastic Invisee
Dataxet Sonar
EMPG Lamudi Indonesia
IDN Media Demi Istri Production
Gojek Moka
Carro Jualo
Wahyoo Alamat.com
Oto.com Carvaganza
IATA (MNC Group) Anterin

Aksi korporasi yang juga menarik untuk disimak ialah IPO. Kendati beberapa startup gencar mengungkapkan rencananya untuk melantai di bursa, sepanjang 2020 ada dua IPO yang berhasil terealisasi, yakni oleh Pigijo (PGJO) dan Cashlez (CASH) melalui papan akselerasi. Per akhir tahun, Pigijo memiliki kapitalisasi pasar senilai 18,9 miliar Rupiah, sementara Cashlez 581 miliar Rupiah.

Startup kolaps

Terlepas dari banyak startup yang mendapatkan pendanaan baru tahun ini, tak sedikit juga yang harus menghentikan operasionalnya. Setidaknya ada 12 startup beroperasi di Indonesia yang harus mengakhiri bisnisnya tahun ini dengan berbagai latar belakang. Berikut ini daftarnya:

Startup Lanskap Bisnis
Eatsy Indonesia Online Reservation
QRIM Express Logistic
Hooq Online Media
Stoqo B2B Commerce
Airy Hospitality
Wowbid E-commerce
Freenternet Telecommunication
Sorabel E-commerce
Ciayo Online Media
Blanja E-commerce
Infokost Hospitality
Zomato Indonesia Online Reservation

Bagi beberapa startup, pembatasan sosial dan fisik yang dilakukan di masa pandemi berdampak sangat signifikan dalam menunjang unit ekonominya. Alih-alih menyerah, beberapa bangkit dengan melakukan penyesuaian model bisnis (pivot). Pertama ada Kedai Sayur yang memilih melakukan perubahan bisnis menjadi layanan pesan antar bahan makanan. Ada juga layanan marketplace penyedia jasa umrah PergiUmroh yang melakukan penyesuaian produk, tahun ini mereka merilis PergiBelanja.

Beberapa pemain besar juga lakukan penyesuaian strategi. Traveloka, ketika lockdown berjalan, mengoptimalkan layanan Xperience untuk memberikan opsi hiburan interaktif kepada pelanggannya secara daring. Begitu juga Loket. Anak perusahaan Gojek tersebut justru kini mantapkan diri jadi platform yang membantu masyarakat atau bisnis menghelat acara secara daring, seperti webinar atau konser online.

Masih dalam laju pertumbuhan

Membandingkan dengan apa yang terjadi di tahun 2019, sejauh ini kami menyimpulkan bahwa ekosistem startup di Indonesia masih on-track dalam laju pertumbuhan. Dinamika yang terjadi tentu menjadi bekal penting untuk ketahanan para pemain di dalamnya. Di sisi lain membuka kesempatan untuk lanskap bisnis tertentu berkembang, seperti healthtech, edtech, sampai dengan biotech.

Meningkatnya konsolidasi bisnis yang dilakukan pemain, dari skala kecil sampai besar juga menunjukkan tingkat kematangan di tengah fragmentasi pasar. Menjelang akhir tahun bahkan santer terdengar kabar merger antar-unicorn. Tentu ada dampak baik-buruknya. Yang jelas, setelah satu dekade berjalan, potensi tersebut semakin terlihat jelas. Potensi akan besarnya pangsa pasar digital di Indonesia.

Tahun 2021 tentu akan menjadi lebih menarik. Kita akan disuguhkan dengan upaya para startup merealisasikan misi-misinya – ada yang bertekad melantai ke bursa, memperluas ekspansi regional, hingga berambisi jadi unicorn. Tren baru di tengah masyarakat juga terbentuk, seperti minat berinvestasi, kesadaran hidup sehat, hingga makin terbiasa menggunakan layanan online untuk memenuhi berbagai kebutuhan hariannya.


DailySocial segera merilis Startup Report 2020, laporan komprehensif tentang perkembangan ekosistem digital dalam satu tahun terakhir dari berbagai perspektif, melibatkan stakeholder di berbagai lanskap bisnis. Daftarkan email Anda ke newsletter DailySocial untuk mendapatkan pembaruan informasi ini: https://dailysocial.id/subscribe.