Tag Archives: staycation

Staycation Adalah: Pengertian, Tren dan Cara Menikmatnya

Tren staycation yang sebenarnya sudah berlangsung lama, pasca pandemi semakin merebak. Tidak bisa dipungkiri, berdiam diri terus di rumah juga bisa menimbulkan efek ruwet dalam pikiran. Terlebih jika kamu adalah masyarakat kota besar.

Obrolan mengenai staycation sebenarnya sudah banyak dituliskan. Namun kamu sendiri sebenarnya tau gak sih apa itu staycation? Jika belum, maka penjelasan oleh DailySocial.id berikut ini akan menjawabnya untukmu.

Pengertian Staycation

Arti Staycation sendiri berasal dari dua kata bahasa Inggris, yaitu “stay” dan “vacation”. Stay yang berarti “tinggal” dan vacation yang memiliki arti liburan. Penggabungan ini dapat menerjemahkan diksi staycation artinya sebagai aktivitas berlibur dengan menetap di suatu tempat.

Sementara menurut Cambridge Dictionary, definisi staycation adalah liburan yang dilakukan di rumah atau di dekat rumah tanpa perlu melakukan perjalan jauh.

Meskipun dapat dikatan trend staycation baru meledak di Indonesia beberapa tahun belakangan ini, di Amerika Serikat tren ini sudah ada sejak tahun 2003. Selain itu, tren di Indonesianya sendiri biasa ditemukan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, maupun Medan.

Umumnya, pilihan lokasi favorit dari kegiatan ini adalah hotel, apartment, dan villa. Hal ini karena beberapa akomodasi tersebut sudah menyediakan fasilitas yang lengkap, dan mampu memberikan suasana daripada menghabiskan hari libur berdiam diri di rumah.

Lokasi hotel atau apartment yang berdekatan dengan pusat hiburan lainnya seperti mall atau kawasan kuliner menjadi nilai tambah.

Staycation sendiri bisa dilakukan sendiri, bersama teman-teman, atau bahkan bersama keluarga. Baik untuk mengisi hari libur, menghabiskan akhir pekan atau merayakan sesuatu seperti annivesary pernikahan dan ulang tahun, staycation kerap menjadi salah satu alternatif pilihan yang menarik.

Konsep Staycation

Budget yang terjangkau dan waktu liburan yang terbatas menjadi salah satu alasan mengapa konsep staycation begitu populer. Ini bukan konsep aslinya, tapi ini tentangnya. Stay atau tinggal di sisi lain, adalah “cara ekologis” untuk menghabiskan liburan atau liburan.

Karena polusi lebih sedikit, menghemat uang dan tidak berkontribusi terhadap degradasi lingkungan seperti yang sering terjadi di tujuan wisata populer.

Konsep staycation lahir saat krisis ekonomi AS 2008. Karena itu, banyak rumah tangga yang terpaksa membatasi pengeluarannya, seperti membatasi anggaran liburan. Karena minimnya dana untuk jalan-jalan ke luar negeri, banyak orang mulai menemukan hal-hal menarik di sekitar mereka.

Pada saat yang sama, tumbuh kesadaran akan dampak lingkungan yang terkait dengan pariwisata, terutama transportasi. Begitu juga persepsi bahwa semakin menarik suatu tempat atau negara, semakin ramai dikunjungi wisatawan.

Pada akhirnya, menginap sepertinya merupakan solusi yang sangat baik untuk tantangan ini tentu saja, merupakan cara terbaik untuk menghemat uang dan menghargai lingkungan sambil menikmati liburan yang menyenangkan.

Alasan Staycation Menjadi Pilihan Liburan yang Digemari

Perencanaan yang lebih mudah

Alasan pertama staycation lebih populer adalah karena tren liburan ini jauh lebih mudah direncanakan daripada gaya liburan pada umumnya yang diharuskan keluar kota. Tidak perlu khawatir dengan rencana perjalanan kamu, cukup pesan hotel, apartemen, atau vila dan kamu pun siap untuk menginap.

Harga yang lebih terjangkau

Salah satu pertimbangan utama mengapa staycation menjadi pilihan adalah budgeting yang cenderung terjangkau. Kamu gak perlu memikirkan banyak dana untuk tiket perjalanan terutama penerbangan maupun ke tempat wisata tertentu.

Tidak memakan banyak waktu

Karena tidak perlu melakukan perjalanan jauh keluar kota, staycation bisa dilakukan tanpa perlu menunggu libur panjang atau mengajukan cuti. Umumnya cukup dilakukan di akhir pekan untuk staycation di dalam kota. Namun tak jarang jika ada waktu lebih staycation di luar kota yang terdekat juga bisa disempatkan.

Cukup memberikan efek refreshing

Meskipun terkesan sederhana dan cukup menyediakan waktu singkat, staycation juga dipilih sebab tetap berhasil memberikan atmosfer berbeda. Tak perlu jauh-jauh ke luar kota, cukup istirahatkan tubuh dan pikiranm sejenak.

Membantu memperbaiki kesehatan mental

Wabah covid-19 yang memaksa masyarakat mendekam di rumah diakui meningkatkan stres yang bahkan bisa berkepanjangan. Kondisi ini tentu dapat menjadikanmu burnout dan menurunkan produktivitas maupun motivasi hidup dan kerja.

Tubuh pada dasarnya dibuat untuk merespon stres yang terjadi dalam jangka waktu pendek. Saat stres berkepanjangan terjadi, respon stres dipicu berulang kali dan terus-menerus – pada akhirnya menyebabkan stres kronis dan memicu munculnya berbagai gangguan kesehatan secara keseluruhan.

Menurut Dr. Kevin Chapman, seorang psikologis klinis, mengubah suasana dan rutinitas, baik itu dengan pergi ke taman, menciptakan hobi baru, atau berlibur ke hotel terdekat dapat memperbaiki kesehatan mental seseorang.

Staycation dimana kamu bisa menikmati ruang untuk dirimu sendiri dapat memberikan banyak manfaat kesehatan. Beberapa manfaat yang bisa kamu nikmati, meliputi:

Menurunkan stres: Tentu saja tingkat stres yang kamu rasakan akan menurun, tetapi lebih daripada itu, kamu bisa memecah siklus stres yang biasa kamu rasakan saat bekerja.
Beristirahat: Dengan memutus siklus stres, kamu bisa memposisikan kesehatan mentalmu ke tempat yang seharusnya.
Pikiran jernih: Pola pikir yang lebih tajam dan kreativitas terbukti secara ilmiah dapat terpicu hanya dengan keluar dari rutinitas sehari-hari.
Meningkatkan produktivitas: Semua manfaat ini dapat membuat kamu lebih banyak berkarya di pekerjaan kamu sehari-hari, lebih terbuka pada hubungan baru, lebih dekat dengan keluarga, dan dapat menikmati kehidupan sehari-hari.

itulah hal-hal yang peru kamu tahu tentang staycation, jadi sudah ada rencana staycation kemana ?

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Catatkan Kinerja Positif Di Kuartal I 2021, Dua Pemain OTA Andalkan Tren Staycation / Pexels

Catatkan Kinerja Positif di Q1 2021, Dua Pemain OTA Andalkan Tren “Staycation”

Dua pemain OTA lokal, yakni Tiket.com dan Pegipegi, mencatatkan pertumbuhan positif untuk bisnis tiket pesawat dan reservasi hotel sepanjang Q1 2021 dibandingkan periode sebelumnya. Tren staycation yang merebak sepanjang pandemi, menjadi salah satu faktor pendukung dibalik pencapaian tersebut.

Melihat dari kinerja Tiket.com, meski tidak dijabarkan dengan rinci, penjualan tiket pesawat dengan naik sebesar 331% reservasi hotel di angka 321%. Sementara itu, pertumbuhan tertinggi justru datang dari penjualan tiket aktivitas liburan TO DO melonjak hingga 10.083% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Lalu, dari segi pengguna naik 299% atau hampir tiga kali lipat.

Kenaikan pesat TO DO yang pesat, tak lain karena produk ini baru dirilis bertepatan pada Maret 2020 dan peresmiannya dilakukan pada awal tahun ini. Kendati masih jadi produk baru, Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa menerangkan, TO DO menjawab kebutuhan pelanggan untuk mengunjungi tempat atraksi dan playground buat keluarga, dan kebutuhan pelengkap perjalanan tes Covid-19.

“Kami melihat masyarakat sekarang sudah lebih strategis saat merencanakan liburannya. [..] Angka transaksi yang meningkat tajam dalam reservasi hotel menjadi bukti keberhasilan Tiket.com dalam mengajak masyarakat untuk liburan baik dalam bentuk staycation, Work From Hotel, atau liburan dekat rumah secara aman dan sesuai protokol kesehatan,” terangnya, Senin (19/4).

Gaery melanjutkan, “Performa Q1 Tiket.com jauh melampaui best case scenario yang kami susun. Sebagai salah satu pelaku industri pariwisata, kami sangat optimis bahwa kinerja Tiket.com pada Q2 akan semakin tancap gas.”

Pencapaian positif juga dirasakan oleh Pegipegi yang mencatatkan tingkat pemulihan secara gabungan di dua bisnis utamanya sebesar 51%. Tidak dijabarkan lebih jauh kontribusi dari masing-masing bisnis tersebut. “Seiring berjalannya waktu, kami ingin recovery rate bisa melebihi angka 100% sampai akhir tahun ini,” ucap Head of Commercial Pegipegi Ryan Kartawidjaja, Selasa (20/4).

Berbeda dengan Tiket.com, yang mulai diversifikasi bisnis ke produk pendukung perjalanan (non-esensial), Pegipegi sejauh ini masih mengandalkan seluruh bisnisnya dari bisnis perjalanan dan reservasi hotel. Alhasil, perusahaan tak luput terkena dampak pandemi sejak Maret tahun lalu.

Meski tidak merinci seperti apa dampaknya terhadap perusahaan, Ryan mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tren okupansi hotel mengalami titik terendah pada April dan Mei 2020. Kemudian trennya terus merangkak naik pada bulan berikutnya hingga saat ini.

Kondisi yang sama juga terekam untuk tiket pesawat. Namun, perjalanan domestik perlahan-lahan mulai masuk ke titik pemulihan, sedangkan perjalanan internasional masih sangat terbatas karena pandemi yang belum usai.

“Kami melihat ada beberapa tren setelah post Covid-19, pada 1-2 tahun mendatang wisata domestik akan jadi tulang punggung pariwisata nasional. Lalu akan makin banyak pula konsumen yang memilih solusi digital karena lebih convenient, dan terakhir harga bukan lagi jadi concern utama karena sekarang banyak yang lebih mementingkan kenyamanan saat travelling,” imbuh Ryan.

Ia mengungkapkan Pegipegi sedang mempersiapkan inovasi baru pada tahun ini, namun masih menutup rapat-rapat terkait detailnya.

Andalkan tren staycation

Untuk mendongkrak transaksi di bisnis utama, kedua pemain OTA ini kompak membuat program marketing yang agresif. Gaery menuturkan, pencapaian Tiket.com tidak luput dari kontribusi kampanye yang rutin digelar, salah satunya Mendadak OTW (Online Tiket Week) yang digelar selama seminggu pada tanggal 5-11 April 2021 berhasil memberikan push kontribusi tambahan di awal Q2 2021.

Kampanye tersebut berhasil mendorong angka pembelian tiket pesawat sebesar 81%, reservasi hotel 131%, dan tiket TO DO 75%, kenaikan tersebut dibandingkan kampanye yang sama di awal tahun ini.

Adapun, destinasi yang banyak dikunjungi berdasarkan penjualan hotel saat kampanye berlangsung adalah Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya, dan Yogyakarta. Sementara untuk tiket pesawat adalah Surabaya, Medan, Makassar, Bali, dan Yogyakarta.

Pegipegi membuat program kampanye KURMA (Kejar Untung Ramadan) dengan kemudahan pemesanan tiket keberangkatan pesawat yang lebih fleksibel, baik kini atau nanti. Serta, alternatif promosi reservasi hotel untuk staycation. Dari riset internal yang dilakukan perusahaan, mengungkapkan sebanyak 69% responden berencana untuk staycation saat Lebaran, dan 28% responden lainnya menyatakan ingin staycation di luar kota namun masih dekat dengan kota tempat tinggal.

Hal lainnya yang diungkap dalam riset tersebut adalah sebanyak 83,3% responden memilih tidak pulang kampung pada tahun 2020 lalu. Sebelum adanya larangan mudik, sebanyak 72% responden berencana pulang kampung di tahun 2021 ini. Sedangkan 28% responden memutuskan tidak pulang kampung di tahun 2021 ini.

Riset ini dilakukan untuk mengetahui preferensi pulang kampung Lebaran 2021 yang diikuti lebih dari 700 responden di seluruh Indonesia. Riset dilakukan sepanjang 25 Maret-1 April dan dilakukan dengan metode online.

Seperti diketahui, awal tahun, mudik, dan akhir tahun adalah peak season bagi para pemain industri pariwisata. Karena pandemi masih berlangsung, pemerintah tetap melarang mudik. Data BPS mencatat pada tahun lalu ketika lebaran jatuh di 23-24 Mei, jumlah penumpang malah mengalami penurunan tajam Mei 2020 sebagai imbas pelarangan mudik 2020. Dari 840.000 penumpang April 2020 menjadi 90.000 penumpang Mei 2020, meski naik lagi ke Juni 2020 menjadi 620.000 penumpang.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here