Tag Archives: stella

Bukan Sembarang Mobil Listrik, Lightyear One Siap Menciptakan Energi Sendiri via Panel Surya Terintegrasi

2015 lalu, sekumpulan mahasiswa asal Eindhoven University of Technology memamerkan prototipe mobil listrik yang sangat istimewa. Namanya Stella Lux, dan yang membuatnya spesial adalah kemampuannya menciptakan energi listrik sendiri dengan berbekal panel surya.

Lebih istimewa lagi, tim mahasiswa yang sama pada akhirnya memutuskan untuk mendirikan startup bernama Lightyear setahun setelahnya, dengan misi memasarkan mobil listrik bertenaga matahari yang dapat dikendarai secara legal di jalanan. Dan mimpi mereka rupanya semakin mendekati kenyataan.

Lightyear One

Mereka baru saja menyingkap Lightyear One, sebuah sedan bermesin listrik ala Tesla Model S, tapi yang memiliki panel surya seluas 5 m² yang membentang dari kap mesin sampai ke penutup bagasi belakang. Panel suryanya pun bukan sembarangan, melainkan yang bisa menghasilkan 20% lebih banyak energi, serta yang sel-sel di dalamnya tetap dapat bekerja ‘memanen matahari’ meski sebagian porsi panelnya tertutup oleh bayangan.

Jadi usai diserap, energi mataharinya bakal langsung dikonversi menjadi energi listrik untuk dipasok ke baterai mobil. Menurut Lightyear, kecepatannya menghasilkan energi dan mengisi ulang baterai sendiri berkisar di angka 12 km per jam. Ini berarti jika mobil Anda diamkan di bawah terik matahari selama delapan jam, maka baterainya punya daya yang cukup untuk membawa mobil menempuh jarak sekitar 96 km.

Lightyear One

Memang kedengarannya tidak terlalu banyak, tapi tetap saja sangat signfikan jika dibandingkan dengan teknologi panel surya pada umumnya. Dan lagi ini bukan satu-satunya metode charging yang disediakan; Lightyear One masih bisa diisi ulang seperti mobil listrik pada umumnya.

Lalu ketika baterainya penuh, ia diestimasikan sanggup menempuh jarak sekitar 725 km. Sayangnya Lightyear belum mau merincikan kapasitas baterai yang diusung One. Mereka hanya bilang ukuran baterainya “relatif kecil”, dan mobil ini juga bukan untuk kebut-kebutan; jumlah motor listriknya memang ada empat (satu di setiap roda), akan tetapi output dayanya tidak disebutkan, sedangkan akselerasi 0 – 100 km/jam membutuhkan waktu sekitar 10 detik.

Lightyear One

Kompromi soal performa jelas merupakan rahasia di balik efisiensi maksimal Lightyear One. Namun ternyata itu baru satu alasan, sebab masih ada alasan lain seputar aerodinamika. Ya, Lightyear sengaja merancang mobil ini seaerodinamis mungkin, dan menggunakan material-material seringan mungkin, sehingga daya dorongan yang dibutuhkan tidak kelewat besar, yang pada akhirnya bisa membantu menghemat energi.

Kalau proses produksinya sama sekali tidak terhambat, unit-unit perdana Lightyear One bakal dikirimkan ke konsumen mulai awal tahun 2021. Lightyear sendiri saat ini sudah menerima pemesanan dari konsumen, dan banderol harganya dipatok mulai 149.000 euro – sama sekali bukan harga yang murah.

Sumber: Electrek.

Kantongi Pendanaan Baru, Berrybenka Perkuat Omni Channel dan Chat Commerce

Layanan fashion commerce Berrybenka, diam-diam pada kuartal keempat 2016 lalu telah mendapatkan pendanaan Seri C dari sejumlah investor lokal hingga asing. Sebelumnya Berrybenka memang tidak mengumumkan sedang melakukan penggalangan dana, namun Co-Founder dan CEO Jason Lamuda mengungkapkan proses funding ini telah direncanakan dengan melakukan pendekatan dengan investor seperti Maj Invest Private Equity, Asia Summit Capital, Softbank-Indosat Fund, dan beberapa investor lokal.

Maj Invest Private Equity dalam hal ini menjadi Lead Investor. Dari pendanaan tersebut Berrybenka mengantongi dana segar dengan nilai 8 digit dalam dolar Amerika Serikat (lebih dari $10 juta)

“Tahun ini kami memiliki beberapa fokus bisnis utama, yaitu memperkuat omni-channel (kombinasi online dan offline), chat commerce dan beberapa program lainnya,” kata CEO Berrybenka Jason Lamuda saat acara temu media hari ini.

Jason juga menambahkan pendanaan tersebut nantinya akan digunakan untuk pemasaran, menambah dan membina talenta yang telah dimiliki.

“Talenta merupakan aset terbesar yang dimiliki oleh sebuah startup, kami di Berrybenka juga ingin merekrut talenta terbaik sekaligus membina mereka agar bisa memberikan kontribusi untuk perusahaan,” kata Jason.

Membuka lebih banyak Pop up Store dan inovasi Chat Commerce

Selama ini Berrybenka termasuk fashion commerce pertama yang berhasil menerapkan skema online-to-offline (O2O) melalui toko fisik di beberapa mal terkemuka di tanah air. Sepanjang tahun 2016 Berrybenka telah berhasil menghadirkan 15 Pop up Store yang diklaim mampu meningkatkan jumlah pendapatan hingga pengguna baru.

Di tahun 2017 ini Pop up Store Berrybenka juga akan semakin banyak dibuka dengan menargetkan 20 Pop up Store baru, dan memfokuskan kota-kota di luar pulau Jawa.

“Kami cukup happy ternyata saat ini banyak pembeli produk fashion Berrybenka berasal dari Balikpapan hingga Makassar, membutikan bahwa peminat di luar pulau Jawa secara perlahan tapi pasti mulai mendominasi pembeli di Berrybenka,” kata Jason.

Selain melalui kanal offline, di tahun 2016 lalu Berrybenka juga telah mengembangkan layanan baru kepada pelanggan melalui inisiatif Chat Commerce. Layanan komunikasi yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan melalui Whatsapp, LINE, Facebook Messenger dan live chat.

“Kami juga merencanakan untuk menghadirkan In-App Message yang memudahkan pelanggan untuk melakukan komunikasi dengan Berrybenka, masih dalam proses pengembangan dan untuk sementara kami masih memanfaatkan channel chat umum yang ada,” kata Jason.

Asisten pribadi ‘Stella’ dan Berrybenka Curve

Untuk memberikan pelayanan lebih kepada loyal customer atau pelanggan yang secara rutin membeli produk di Berrybenka, akan dihadirkan layanan ‘Stella’ yaitu asisten pribadi pembeli yang ingin mendapatkan informasi, rekomendasi hingga detil terkini tentang status produk yang sudah dibeli. Saat ini target dari Stella adalah untuk pelanggan setia, namun kedepannya asisten pribadi ini juga akan dihadirkan untuk pelanggan baru Berrybenka.

“Saat ini kami sudah memiliki 2500 pelanggan setia Berrybenka yan telah melakukan komunikasi secara intens dengan tim internal kami melalui Stella, selain membantu layanan ini juga bisa meningkatkan repeat order kami di Berrybenka,” kata Jason.

Sementara itu melihat tren, demand dan peluang yang ada Berrybenka juga segera akan meluncurkan layanan baru khusus untuk pakaian plus size atau ukuran lebih besar. Dengan menggabungkan produk private label dan produk dari merchant yang ada, diharapkan Berrybenka Curve bisa menjadi pilihan baru para perempuan Indonesia.

“Sebelumnya kami sudah menerima banyak permintaan dari pembeli yang menginginkan produk plus size tersedia di Berrybenka, dengan alasan itulah maka pada kuartal ketiga 2017 nanti Berrybenka Curve akan kami luncurkan,” kata Jason.

Secara keseluruhan Berrybenka mencatat tahun 2016 merupakan tahun dimana Berrybenka melakukan uji coba untuk beberapa inovasi. Mulai dari Pop up Store hingga private label. Untuk private label sendiri tahun 2017 ini akan semakin dikembangkan melihat pertumbuhan sebelumnya yang mencapai diatas 40% dari total penjualan private label Berrybenka.

“Dari sisi traffic mobile web dan aplikasi menjadi penyumbang terbesar untuk Berrybenka, dengan 65% traffic yang datang dari mobile web dan aplikasi serta menyumbang sekitar 50% untuk penjualan. Kami optimis tahun 2017 ini dengan beragam layanan dan inovasi yang ada bakal meningkat jumlahnya,” tutup Jason.

Application Information Will Show Up Here
cara pasang iklan di Facebook

Stella Lux, Mobil Listrik Bertenaga Matahari dengan Efisiensi 1.000 Km/Charge

Efisien dan ramah lingkungan, tidak salah apabila mobil listrik menjadi fokus pabrikan-pabrikan otomotif. Kendati demikian, proses pengisian ulang baterainya tetap harus dilakukan secara manual. Continue reading Stella Lux, Mobil Listrik Bertenaga Matahari dengan Efisiensi 1.000 Km/Charge