Tag Archives: storage

[Review] Seagate NVMe SSD FireCuda 530: Storage PCIe Gen 4 x4 Super Kencang

Seiring dengan perkembangan pada sisi penyimpanan di komputer, tentu saja kinerja akan lebih meningkat lagi. Dahulu semua orang masih menggunakan hard disk ATA yang kemudian digantikan oleh SATA sampai generasi ke 3. Setelah itu, muncullah NVMe yang menggunakan jalur PCI express yang meningkatkan kinerjanya berkali-kali lipat. Dan saat ini, jalur PCI express pun sudah sampai ke generasi ke 4.

Jalur PCI express juga memiliki beberapa jalur yang saat ini dikenal dari x1, x4, x8, hingga x16. Pada PCIe generasi ke 3, jalur x1 memiliki kecepatan 0,985 GB/s, sehingga pada NVMe yang membutuhkan jalur x4 akan memberikan bandwidth sebesar 3.939 GB/s. Untuk PCIe generasi ke 4, jalur x1 akan memiliki kecepatan 1.969 GB/s dan untuk storage NVMe yang menggunakan x4 akan memiliki bandwidth 7.877 GB/s.

Saat ini, media penyimpanan SSD berbasis PCIe NVMe generasi ke 4 pun sudah datang. Salah satunya adalah Seagate FireCuda 530 yang menggunakan PCIe 4.0 x4. FireCuda sendiri merupakan lini penyimpanan dari Seagate yang memiliki kinerja tinggi dan ditujukan untuk para gamer. Oleh karenanya, terdapat logo Seagate Gaming pada setiap kotak penjualan dari Seagate FireCuda.

SSD yang satu ini diklaim dapat melakukan transfer data pada kecepatan 7000 MB/s. Kecepatan tersebut tentunya akan bisa dicapai hanya dengan menggunakan NVMe dengan PCI express generasi ke 4 pada jalur x4. Hal ini tentunya membuat Firecuda 530 menjadi salah satu SSD dengan kinerja sangat kencang yang ada pada tahun 2021 ini. Tipe Seagate FireCuda yang datang ke meja pengujian tim DailySocial merupakan SSD dengan heatsink tebal, yang dikenal dengan FireCuda 530 Heatsink.

Spesifikasi dari Seagate FireCuda 530 NVMe SSD yang saya dapatkan adalah sebagai berikut

Kapasitas 2 TB
Interface PCIe Gen 4 x4
Tipe konektor NVMe 1.4
Form Factor M.2 2280
Controller Phison PS5018-E18
Jenis memori NAND Micron 176L TLC
Endurance 2550 TBW
Dimensi 24.2 x 10.74 x 9.6 mm
Bobot 47 gram

Seagate memberikan garansi 5 tahun untuk SSD NVMe yang satu ini. Selain itu, garansi yang diberikan juga akan akan terpotong oleh TBW (TeraByte Written) yang ditentukan. Jadi, garansi akan berakhir jika sudah terpakai lebih dari 3 tahun atau melebihi penulisan 2550 TB. Oleh karena itu, jangan sering-sering ya melakukan benchmarking pada SSD ini 🙂

Desain

Bulky! Itulah yang pertama kali muncul dipikiran saya saat membuka paket penjualan dari FireCuda 530. Tentu saja, hal tersebut karena heatsink tebal yang dipasangkan di atas cip NAND yang ada. Dengan meningkatnya kinerja cip tentu saja menghasilkan panas yang berlebih dan ini adalah cara Seagate untuk meredamnya.

Seagate FireCuda 530 menggunakan kedua sisi dari board-nya untuk diisi berbagai chip. Untuk kontrolernya, Seagate FireCuda 530 menggunakan Phison PS5018-E18 dengan proses pabrikasi 12 nm dari TSMC. Cip NAND-nya sendiri menggunakan Micron 176-Layer Triple-Level Cell. Dan hadir cip RAM DDR4 buatan Hynix yang berfungsi sebagai cache.

Bobot yang dimiliki oleh Seagate FireCuda 530 ini sangat ringan, hanya 47 gram saja. Perangkat ini memiliki dimensi 24.2 x 10.74 x 9.6 mm yang cocok untuk dipasangkan pada sebuah desktop mau pun Playstation 5. Sayangnya SSD ini sepertinya tidak cukup saat dipasangkan pada beberapa laptop gaming karena dimensi heatsink-nya yang cukup tebal. Namun, dengan heatsink setebal ini, membuat FireCuda 530 bisa lebih terjaga suhunya, walaupun kadang masih terjadi overheating.

Seagate FireCuda 530 juga sudah didukung dengan Seagate Seatools. Software yang satu ini dapat memonitor keadaan FireCuda 530 sehingga pengguna tahu kapan harus mengganti SSD-nya. Sayangnya karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji SSD ini dengan memakai Seagate Seatools. Namun, aplikasi ini sudah tersedia langsung pada halaman resmi dari FireCuda 530.

Pengujian

Dalam menguji SSD yang satu ini, tentu saja membutuhkan sebuah perangkat yang sudah mendukung PCI-e 4.0. Saya memilih menggunakan sebuah laptop yang memakai prosesor Intel Core i5 Generasi ke 11 yang memang sudah mendukung PCI express 4.0 dan mampu menjalankan SSD NVMe PCIe Gen 4 x4 dengan kecepatan penuh. Untuk mengujinya, tentu saja saya menggunakan slot NVMe utama yang tersedia. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 11.

Saat menggunakan slot SSD NVMe kedua yang disediakan oleh vendor laptop yang saya pakai, ternyata hasil ujinya masih terbatas pada PCI-e generasi ke 3. Jadi, Seagate Firecuda 530 hanya terbatas pada kecepatan 3.500 MB/s saja, walaupun angka tersebut sudah termasuk kencang untuk sebuah gaming PC. Saat dipasangkan pada slot pertama, masalah kecepatan pun teratasi. Akan tetapi muncul masalah lainnya.

Iklim tropis di Indonesia memang mudah membuat peralatan PC menjadi lebih panas. Hal tersebut juga terjadi pada Seagate FireCuda 530, di mana bisa mencapai angka di atas 80 derajat celcius pada saat saya uji tanpa menggunakan AC. Saat panas, SSD ini ternyata hanya bisa berjalan pada 64 MB/s saja pada hampir semua software benchmark. Dan saat saya pegang heatsink-nya, memang terasa sangat panas sekali.

Pada pengujian kali ini, saya akan menggunakan dua buah software benchmark, yaitu Crystal Disk Mark dan ATTO. Crystal Disk Mark sendiri saya gunakan dua versi, yaitu versi 6 dan 8, karena keduanya memiliki perhitungan yang berbeda. Berikut adalah hasilnya

Cukup senang rasanya bisa mendapatkan angka 7 GB/s saat menguji SSD yang satu ini. Pada Crystal Disk Mark 6, akhirnya janji Seagate yang mengatakan bahwa SSD ini dapat berjalan pada kecepatan 7.000 MB/s dapat terlampaui dengan hasil 7.033 MB/s. Sayangnya hasil tersebut akan didapat dengan menghasilkan suhu yang panas, yaitu pada sekitar 70 derajat celcius.

Dengan kinerja seperti ini, tentu saja bisa membuat loading sebuah game berat menjadi lebih cepat. Saat menggunakannya dengan Windows 11 pun, membuat sistem secara keseluruhan menjadi terasa lebih responsif jika dibandingkan dengan sebuah SSD SATA. Apalagi saat mencobanya bermain game Valorant, loading-nya memang terasa lebih kencang walaupun tidak terpaut cukup jauh dengan SSD NVMe PCI-e Gen 3 x4 yang banyak terpasang pada laptop saat ini.

Kinerja seperti ini tentu saja juga menguntungkan untuk mereka yang sering melakukan editing dan rendering gambar serta video. Semakin cepat kinerja dari SSD, tentu saja berbanding lurus dengan selesainya sebuah pekerjaan. Kecepatan seperti ini juga cukup disarankan untuk mereka yang menggunakan software Office berat yang membuka lebih dari 10 window, seperti untuk mereka yang bekerja pada sebuah kantor akuntan.

Verdict

Saat memiliki sebuah sistem yang mendukung PCI-e 4.0, tentu saja mengganti SSD pada tingkat yang lebih tinggi akan mempercepat sistem secara keseluruhan. Dengan kinerja yang lebih tinggi, tentu saja membuat semua software yang dijalankan akan lebih cepat. Hal tersebut juga akan membuat para gamer tidak lagi perlu menunggu loading menjadi lebih lama. Oleh karena itu, Seagate menawarkan FireCuda 530 yang memiliki kinerja sangat tinggi untuk sebuah media penyimpanan saat ini.

Kinerja tinggi tersebut diberikan oleh Seagate dengan angka transfer data 7 GB/s. Selain itu, hasil benchmark juga menunjukkan bahwa Seagate FireCuda 530 mampu digunakan untuk segala pekerjaan. Dengan heatsink yang tebal juga memastikan agar SSD ini tidak akan kepanasan saat dipakai secara ekstrim. Memiliki TBW yang besar memastikan bahwa SSD ini tidak akan rusak dalam waktu yang dekat.

Seagate menjual FireCuda 530 2 TB dengan harga Rp. 7.899.000. Memang, harga ini tergolong mahal untuk ukuran kapasitas 2 TB dan jika dibandingkan dengan kompetitornya. Walaupun begitu, SSD ini cocok untuk para profesional dan gamer yang membutuhkan kinerja tinggi sebuah komputer. Dan tentu saja, mereka yang memiliki PS5 juga akan diuntungkan dengan kinerja yang dimiliki oleh FireCuda 530 ini.

Sparks

  • Kinerja baca dan tulis sangat kencang
  • Heatsink tebal yang memastikan suhu terjaga
  • Bisa digunakan pada Playstation 5
  • Garansi yang panjang, yaitu 5 tahun
  • TBW yang cukup besar dengan 2550 TBW

Slacks

  • Harganya yang cukup mahal
  • Tidak cocok untuk semua laptop karena tebalnya heatsink

 

OWC Klaim Ciptakan SSD Tercepat Sekaligus Berkapasitas Terbesar, Sehebat Apa Memangnya?

Rata-rata SSD PCIe 4.0 terbaru menawarkan kecepatan di atas 7.000 MB/detik, alias dua kali lebih kencang daripada model-model terbaik pada generasi sebelumnya. Namun itu rupanya masih jauh dari kapabilitas PCIe 4.0 yang sebenarnya, seperti dibuktikan oleh produk terbaru dari OWC berikut ini.

Perangkat bernama OWC Accelsior 8M2 ini diklaim mampu mencapai kecepatan setinggi 26.000 MB/detik, dan itu dimungkinkan berkat penggunaan interface PCIe 4.0 x16 (sama seperti yang digunakan kartu grafis). Sebagai perbandingan, kebanyakan SSD NVMe yang tersedia di pasaran menggunakan interface PCIe 4.0 x4 via konektor M.2.

Dengan kinerja sengebut itu, Accelsior 8M2 sangat ideal untuk produser video dengan beban kerja yang paling berat sekalipun. Saat perangkat dipasangkan ke Mac Pro misalnya, OWC mengklaim pengguna dapat mengedit sekaligus memutar hingga 16 video 8K ProRes444 secara bersamaan tanpa tersendat di Final Cut Pro X.

Selain diklaim sebagai yang tercepat, Accelsior 8M2 juga diklaim sebagai SSD PCIe berkapasitas terbesar; maksimum hingga 64 TB. Rahasianya terletak pada total 8 slot M.2 yang tersimpan di balik heatsink-nya, yang masing-masing bisa dijejali dengan modul NVMe berkapasitas 8 TB. Dari situ kita tidak perlu heran mengapa perangkat ini datang membawa kipas beserta konektor daya 6-pin.

Kalau Anda belum bisa menebak, SSD yang satu ini jelas bukan untuk semua orang. Gamer yang paling hardcore pun bahkan tidak butuh performa storage sekencang ini — setidaknya untuk sekarang — dan yang menjadi target pasarnya memang adalah kalangan pekerja profesional.

Jadi jangan heran juga melihat harganya yang luar biasa mahal: $799 untuk varian 0 TB, alias harus Anda isi sendiri dengan modul NVMe. Varian lainnya mencakup 2 TB, 4 TB, 8 TB, 16 TB, 32 TB, dan yang paling mahal, 64 TB seharga $12.999, atau kurang lebih sekitar 185 juta rupiah, cuma untuk SSD saja. Namun ini tentu bukan masalah besar bagi yang sanggup meminang Mac Pro seharga $53.799.

Sumber: PC Gamer dan Tom’s Hardware.

Colorful Luncurkan SSD SATA Seukuran Flash Disk

Deretan SSD PCIe 4.0 dari berbagai pabrikan belakangan ini membuat SSD SATA terdengar kurang menarik. Dari segi kecepatan semata, SSD PCIe 4.0 menang telak sampai berkali-kali lipat. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak konsumen yang membutuhkan SSD SATA, dan itulah mengapa pabrikan seperti Samsung juga masih menelurkan seri SSD SATA baru di tahun 2021.

Di tempat lain, ada Colorful yang mencoba melakukan hal yang berbeda terhadap SSD SATA. Mereka baru saja meluncurkan SL500 Mini SSD, dan jika Anda penasaran seberapa kecil ukurannya, Anda bisa langsung lihat gambar di atas – di sebelah kiri adalah SSD SATA standar berukuran 2,5 inci, dan di sebelah kanan adalah SL500 Mini.

Begitu mungilnya, SL500 Mini bahkan lebih kecil lagi daripada SSD SATA yang menggunakan form factor M.2. Berdasarkan keterangan dari Colorful, dimensi SL500 Mini tercatat di angka 26 x 68 x 7 mm, atau cuma sekitar 26% dari ukuran SSD SATA biasa, dan kurang lebih sama kecilnya seperti sebuah USB flash drive.

Colorful SL500 Mini SSD

Pada kenyataannya, mustahil membuat SSD SATA yang lebih kecil lagi daripada SL500 Mini, sebab memang ukuran tersebut sudah yang paling minimal agar bisa menampung konektor SATA. Namun meskipun imut-imut dan berbobot tidak lebih dari 2 gram, SL500 Mini tetap dirancang mengikuti standar ketahanan terhadap guncangan maupun suhu tinggi.

Secara teknis, form factor seperti ini dikenal dengan istilah SDP, alias SATA Disk in Package. Bentuk sekecil ini hanya bisa dicapai dengan mengintegrasikan unit controller dan chip NAND di satu modul yang sama. Untungnya, hal ini sama sekali tidak berpengaruh terhadap performanya.

SL500 Mini menawarkan kinerja yang bisa dibilang identik dengan banyak SSD SATA lainnya, yang berarti kecepatan transfer datanya tidak bisa melebihi bandwidth SATA III di 6 Gbps. Persisnya, SL500 Mini menawarkan kecepatan baca 500 MB/s dan tulis 480 MB/s. Ia hadir dalam dua pilihan kapasitas: 500 GB dan 250 GB. Khusus varian 250 GB, kecepatan tulisnya sedikit lebih rendah di 450 MB/s.

Di Amerika Serikat, Colorful SL500 Mini SSD rencananya akan dijual di kuartal pertama tahun ini juga. Harganya dipatok $60 untuk varian 500 GB, dan $40 untuk varian 250 GB.

Sumber: PC Gamer dan Tom’s Hardware.

synology

Langkah Tepat Hadapi Ancaman Cyber Attack di Tengah Penerapan WFH

Masa pandemi covid-19 memberikan disrupsi besar terhadap operasional bisnis di hampir semua sektor. Remote working kini telah menjadi cara kerja baru yang diimplementasikan berbagai perusahaan, baik perusahaan berskala besar maupun kecil dan menengah.

Walau membantu perusahaan tetap menjalankan bisnisnya di kala pandemi, remote working sendiri di satu sisi juga dapat mendatangkan ancaman, terutama dari sisi keamanan data. Bekerja secara remote memungkinkan karyawan bekerja dengan koneksi dan server yang tidak terlindungi, sehingga ancaman yang datang dari ransomware dapat semakin meningkat.

Tingkat serangan ransomware yang terjadi di Indonesia sendiri cukup tinggi. Menurut laporan Emsisoft, Indonesia kini menduduki peringkat ke-4 sebagai negara yang paling banyak menerima serangan ransomware di dunia. Selain itu, Kaspersky juga melaporkan bahwa lebih dari 50% serangan ransomware di Indonesia menargetkan sektor bisnis.

Hal ini tentunya amat mengkhawatirkan. Mengingat mayoritas sektor bisnis di Indonesia saat ini juga sedang menerapkan kebijakan remote working yang di satu sisi mempercepat transformasi digital pada operasional perusahaannya. Hal tersebut membuat para pelaku bisnis cukup rentan terhadap serangan ransomware yang dapat merugikan perusahaan, bila suatu saat menyebabkan kehilangan ataupun kebocoran data penting.

Salah satu cara untuk menghindari ancaman-ancaman tersebut adalah dengan memiliki solusi backup data yang dapat diandalkan. Dengan memiliki backup data, perusahaan akan lebih siap dalam menghindari serangan ransomware. Bila suatu saat terjadi kerusakan atau kehilangan data, Anda dapat dengan cepat memulihkannya karena data cadangan telah disimpan di lokasi dan platform yang berbeda.

Meski begitu, memilih solusi backup data sendiri juga terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan. Mulai dari banyaknya platform berbeda yang harus dicadangkan, kerumitan operasionalnya, hingga biaya yang cukup mahal. Untuk itu, Anda harus mempertimbangkan solusi backup data yang terintegrasi dan juga anggaran penggunaan yang lebih ramah seperti NAS dan Active Backup for Business (ABB) dari Synology. Berikut beberapa alasan mengapa solusi backup data yang dihadirkan oleh Synology merupakan pilihan tepat yang dapat membantu mengamankan data penting perusahaan Anda:

1. Backup dan kelola data secara terpusat dan terintegrasi.

Salah satu tantangan utama dalam melakukan pencadangan data adalah terlalu banyaknya platform yang digunakan. Hal ini dapat terjadi karena umumnya solusi backup hanya menyediakan satu perangkat lunak untuk satu platform. Dengan menggunakan NAS dan software backup built-in Active Backup for Business, tim IT dapat perusahaan Anda dapat dengan mudah mencadangkan dan mengelola data secara terpusat dan terintegrasi, meski data tersebut tersebar di berbagai platform. Salah satu perusahaan yang telah memanfaatkan solusi backup ini adalah Shiseido Taiwan. Beberapa tahun lalu, Shiseido pernah dilanda serangan ransomware besar yang menyerang seluruh PC karyawannya. Setelah hal ini terjadi, mereka segera mencari solusi backup yang dapat melindungi PC karyawan serta data lainnya yang berada di virtual machine dan server Windows. Dengan menggunakan Active Backup for Business, mereka kini dapat memantau backup data dari 45 PC, 2 server, dan 77 mesin virtual sekaligus melalui satu antarmuka.

2. Operasional backup data yang mudah dan simpel.

Proses pencadangan dan pemulihan data yang rumit terkadang menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Belum lagi bila operasionalnya sulit dimengerti, sehingga perusahaan harus mempekerjakan tenaga tambahan untuk melakukan prosesnya. Kesulitan ini dapat diantisipasi dengan penggunaan Active Backup for Business. Dengan template yang sudah dikonfigurasi sebelumnya oleh IT admin, tim teknis dapat langsung menerapkannya untuk backup sekaligus, sehingga pencadangan dapat berjalan dengan mudah tanpa memakan banyak waktu

synology
Interface Active Backup for Business dari Synology

3. Biaya lisensi yang lebih hemat tanpa mengurangi fungsi produk.

Anggaran biasanya merupakan faktor terbesar dalam keputusan pembelian solusi teknologi perusahaan Anda. Keterbatasan anggaran seringkali membuat perusahaan mau tidak mau mencari solusi backup yang murah, meski tidak memiliki fungsi yang lengkap. Namun hal tersebut bukan menjadi halangan bila perusahaan menggunakan Active Backup for Business sebagai solusi datanya. Alih-alih memiliki biaya yang membengkak, Anda justru dapat melakukan penghematan anggaran. Contohnya TEKIRO Indonesia, yang dapat menghemat ratusan juta untuk biaya lisensi saat menggunakan Active Backup for Business untuk mem-backup lebih dari 170 PC dan 60 virtual machine di perusahaannya.

Salah satu produk dari Synology yang juga dapat membantu perusahaan Anda memiliki solusi backup yang tepat adalah Synology SA3600, sebuah rackmount server yang memiliki skalabilitas dan kinerja penyimpanan yang fleksibel. Selain itu, melalui dukungan sistem file Btrfs, produk ini juga dapat membantu perusahaan dalam mencegah kerusakan data dan mengurangi biaya pemeliharaan secara optimal.

synology
Synology SA3600, storage on-premise dengan performa tinggi

Dengan memiliki solusi backup data yang terintegrasi, mudah digunakan, serta menghemat anggaran, perusahaan Anda dapat meraih keuntungan maksimal dalam mencegah adanya kerusakan dan kebocoran data. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut terkait bagaimana solusi backup data ini juga merupakan solusi bisnis yang penting dalam menghadapi situasi post-pandemi ini, Synology akan menyelenggarakan webinar bertajuk “Data & Technology Revolution in Post-Pandemic Era”. Webinar ini akan diselenggarakan pada hari Rabu, 4 November 2020 pukul 14.00-16.00 WIB.

Selain pengetahuan terkait solusi teknologi untuk bisnis dalam menghadapi situasi post-pandemi, Anda juga berkesempatan untuk memenangkan grand prize dan hadiah eksklusif menarik bagi peserta terpilih. Segera daftarkan diri Anda sekarang juga di  sy.to/ds3postpandemicwebinar.

Samsung Mulai Produksi Storage UFS 3.1 untuk Smartphone

Seiring terus meningkatnya kualitas foto dan video yang dapat ditangkap oleh kamera smartphone, konsumen jelas membutuhkan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Namun kapasitas rupanya baru sebagian dari cerita utuhnya, sebab performa medium storage yang digunakan juga tidak kalah penting.

Foto 48 megapixel, 64 megapixel atau video 4K jelas menghasilkan data yang berukuran amat besar, dan itu semua harus ditulis (disimpan) ke dalam storage perangkat secara cepat. Mengapa harus cepat? Karena kalau lambat, kamera jadi tidak bisa digunakan sebelum semua datanya selesai tersimpan di perangkat.

Itulah mengapa belakangan pabrikan gencar mempromosikan storage tipe UFS 3.0 pada smartphone bikinannya. UFS merupakan singkatan dari Universal Flash Storage, sebuah standar spesifikasi yang ditetapkan oleh JEDEC. 3.0 adalah versinya, dan versi ini sebenarnya sudah ditetapkan sejak Januari 2018.

Januari 2020 kemarin, JEDEC memublikasikan standar UFS 3.1, dan Samsung sekarang sudah siap memproduksi massal flash storage yang sesuai dengan standar tersebut. Kelebihan storage UFS 3.1 terletak pada kecepatan menulisnya: 1.200 MB per detik, atau hampir tiga kali lebih kencang daripada UFS 3.0 (yang sendirinya sudah tergolong cepat, apalagi jika dibandingkan dengan teknologi lama macam eMMC).

Perbedaan kecepatannya akan lebih drastis lagi jika dibandingkan dengan, misalnya, kartu microSD tipe UHS-I, yang tercatat hanya mempunyai kecepatan membaca 90 MB per detik. Dalam skenario memindah data sebesar 100 GB, Samsung bilang ponsel yang mengemas storage UFS 3.1 bisa melakukannya dalam waktu 1,5 menit, sedangkan ponsel UFS 3.0 memerlukan lebih dari empat menit.

Untuk kapasitasnya, Samsung bakal memproduksi tiga varian, yaitu 512 GB, 256 GB, dan 128 GB. Berhubung tahap produksinya sudah berlangsung, jangan kaget kalau UFS 3.1 bakal menjadi salah satu fitur yang diunggulkan Galaxy Note generasi terbaru nanti (Note 20?).

Sumber: Samsung.

Pentingnya Pasar Indonesia di Mata Synology

Hingga detik ini, Synology telah memiliki lebih dari 800 karyawan di seluruh dunia, dimana 60% nya adalah developer atau R&D. Synology berfokus pada pengembangan software dan solusi yang lebih komprehensif. Terus menunjukkan eksistensinya, sekarang Synology sudah memiliki kantor cabang di AS, United Kingdom, Jerman, Perancis, Cina, dan Jepang. Produk Synology sendiri sudah terjual dan tersedia di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.

Terhitung sampai sekarang, lebih dari 50% Global Market Share Synology selalu menjadi vendor NAS yang terdepan. Banyak pengguna Synology yang awalnya menggunakan NAS untuk kebutuhan rumahan atau kebutuhan personal, namun akhirnya membawa NAS mereka ke kantor untuk bekerja. Jadi, Synology dapat dikatakan sudah memadai untuk segmen UKM. Total penjualan Synology NAS sudah mencapai 6 juta unit, dimana sebanyak satu juta itu dipakai oleh pelaku bisnis di seluruh dunia.

Simon Hwang - President APAC
Simon Hwang – President APAC

Selain banyaknya respons positif dari pengguna, Synology juga mendapatkan banyak penghargaan bergengsi dari berbagai negara. Dari tahun 2016, menurut survey NAS level menengah yang diadakan oleh Tech Target (sebuah platfom media IT yang sangat populer di AS), Synology menempati peringkat pertama sistem penyimpanan. Posisinya ada di atas semua vendor besar sistem penyimpanan seperti HPE, NetApp, dan Dell EMC.

Tidak berhenti sampai disitu, Synology terus menerus mengukir prestasinya. Sampai dengan tahun 2019 ini, Synology sudah memenangkan 6 kali berturut-turut ‘Business Choice’ dan 9 kali berturut-turut Reader’s Choice dari PC Mag, salah satu majalah IT terbesar di Amerika Serikat (AS). Selain di AS, Synology juga mendapatkan penghargaan dari Australia PC Award untuk kategori ‘Best SOHO NAS’ dan ‘Best Home NAS’, lebih lanjut dapat membuka situs website Australian PC awards.

Berlanjut pada manajemen data, Synology menyediakan berbagai macam solusi komprehensif mencakup banyak solusi IT yang dibutuhkan oleh pelaku bisni. Misalnya, dalam pengaturan file, Synology memiliki next generation file server, fungsinya adalah mengkombinasikan berbagai macam file management, dari yang tradisional sampai yang modern; tersedia mulai dari cloud hingga PC cloud.

 

Melihat pentingnya kebutuhan proteksi data, Synology berinovasi melalui aplikasi dan teknologi terbarunya pada NAS, supaya back-up data dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.

Nah, apalagi kegunaan Synology? Perangkat NAS Synologi dapat digunakan untuk host virtual machine dari server lain. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai NVR untuk system CCT atau hanya sebagai sistem penyimpanan.

 

Synology Computex 2019 - VS with Camera

Meskipun Synology memiliki produk jaringan untuk networking, namun, sampai saat ini Synology masih mengupayakan sertifikasinya, sehingga belum dapat dipasarkan di Indonesia.

Selain Eropa dan AS, sampai saat ini Synology memiliki banyak klien dari Asia Tenggara, misalnya Lazada, Jetstar, Workpoint, Audi, Unilever.  Contoh studi kasus yang menarik dari klien Synology di Taiwan, yaitu Shiseido Taiwan, dimana perusahaan tersebut pernah mengalami masalah virus ransomware yang menyerang PC salah satu karyawannya. Setelah kejadian tersebut, Shiseido menyadari pentingnya proteksi data.

Dari situlah Shiseido mulai mencari solusi untuk back-up data untuk semua PC, cross-platform, virtual machine, dan server. Sayang sekali, kebanyakan solusi software itu mahal dan sulit diurus. Contohnya, ketika akan melakukan backup PC, pengguna harus memakai software lain, untuk back-up machine pun juga harus memakai software lain. Proses yang panjang ini dinilai tidak efisien dan merepotkan. Ini merupakan hal yang melatarbelakangi Shiseido yang akhirnya memutuskan untuk memakai solusi back-up dari Synology.

Cukup dengan aplikasi active back up yang dapat diunduh dan di-install langsung ke Synology NAS, semua bisa di-back-up otomatis dan diatur dengan mudah, tanpa ada biaya tambahan.

Synology Computex 2019 - Rack

Di Indonesia sendiri, software dan hardware yang menawarkan solusi IT seperti penyimpanan, pengelolaan, komunikasi dan back-up, harganya cenederung tinggi untuk skala bisnis. Menurut sensus ekonomi dari Badan Pusat Statistik Indonesia terdapat lebih dari 26,4 juta usaha yang aktif sekarang di Indonesia sampai hari ini. Melihat market UKM yang besar di Indonesia, Synology hadir dengan solusi komplit dan komprehensif serta harga yang lebih terjangkau dan juga interface yang sangat mudah digunakan pastinya akan berkembang sangat pesat di Indonesia.

Salah satu solusi yang disediakan oleh Synology adalah Next Generation File Server, yang dapat diakses dari multiple device, seperti web portal, mobile device, app, tablet, mobile device, atau laptop Mac atau Linux. Produk ini juga bisa mendukung kolaborasi untuk beberapa lokasi berbeda misalnya akses file antara pusat perusahaan dan anak perusahaan. Selain itu ada juga availability dan hyper backup untuk data proteksi.

Salah satu fitur NAS, yaitu active backup suite, dapat digunakan untuk membackup data dari berbagai macam platform, misalnya virtual machine, PC, server, dll. Sejauh ini, Synology telah memiliki dedicated sales yang ada di Indonesia, yang banyak melakukan aktivitas dan event untuk lokal, seperti training, workshop, dan kita melakukannya di berbagai macam kota seperti bandung, Bali, Jakarta dan Surabaya, selanjutnya adalah Medan.

Segala bentuk branding di Indonesia pun sudah dilokalisasikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia, dari mulai brosur, event page, sampai ke experience center. Selama 5 tahun terakhir, Synology sudah berkembang 6 kali lipat lebih beasr. tahun ini pertumbuhan Synology mencapai 100% year over year growth, sudah 2 kali lipat lebih besar dari tahun lalu. Momen pertumbuhan ini dipastikan akan terus berlanjut sampai tahun depan.

Selain menawarkan solusi komprehensif, Synology juga terus berupaya membangun ekosistem.dengan menghubungkan general partner user dengan vendor pelengkap lainnya. Posisi unik Synology dengan harga yang terjangkau, kualitas produk, teknologi dan solusi canggih yang ditawarkan, membuat banyak vendor bersedia untuk berkolaborasi dengan Synology, contohnya adalah Sony.

Untuk lebih mempermudah pelanggan, Synology mengembangkan aplikasi bernama Bravia Signage. Aplikasi ini dapat menjadi Media Server, lengkap dengan fungsi grouping, monitor, storing, dan streaming untuk media serta multimedia. Baru, baru ini, Synology juga telah membangun satu service provider di Indonesia. Misalnya, jika ada barang rusak, bisa langsung menghubungi service provider.

Synology DSM218+ - Port Belakang

Selain itu, Synology juga aktif mengumpulkan feedback dari pengguna. Hal ini bertujuan agar Synology semakin mengerti kepentingan dan kebutuhan end-user dan berupaya untuk terus mengembangkan solusi dan software yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Menjawab pertanyaan dari Daily Social mengenai perencanaan untuk mendirikan kantor cabang di Jakarta, Synology mengatakan ada rencana kedepannya. Melihat geologi Indonesia yang merupakan negara kepulauan, jika membangun kantor cabang hanya di Jakarta saja, mungkin perannya akan kurang signifikan. Selain itu, Synology berharap dapat memakai sumber daya local untuk mengembangkan, mempromosikan produk Synology dengan jangkauan yang lebih luas. Dengan begini, Synology dapat lebih bekerjasama lagi dengan sistem integrasi di setiap areanya.

Sedangkan untuk strategi marketing, Synology kerap mengadakan aktivitas melalui event training yang terbuka untuk umum di beberapa kota, seperti Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya. Kedepannya pun Synology berencana untuk menjangkau ke bagian Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan.

Salah satu keuntungan dari Synology adalah semua solusi Synology mulai dari software dan hardware jika digabungkan akan jauh lebih terjangkau jika dibandingkan dengan server lainnya. Kebanyakan orang akan memilih menggunakan cloud seperti Dropbox, Google Drive. Tapi jika storage gratis sudah penuh, maka penggunaannya selanjutnya akan dikenakan biaya tambahan. Jika cost ini dijumlahkan semua, maka totalnya tidak efisien jika dibandingkan dengan Synology NAS yang memberikan solusi all-in-one dengan harga terjangkau dan mudah digunakan.

Jika ditanya mengenai target penjualan, secara internal, Synology memang memiliki target, namun bukan kuantitas. Fokus Synology ada pada pertumbuhan, karena setiap market itu memiliki perkembangan dan segmen yang berbeda- beda. Di Indonesia sendiri, market lebih mengarah pada surveillance atau server.

Synology sendiri belum mengadopsi USB-C dan thunderbolt pada servernya. Hal ini karena, USB C dan thunderbolt bagi NAS bukanlah titik utama penggunaan NAS karena NAS harus menggunakan internet kabel agar lebih stabil dan cepat. Synology mengandalkan kecepatan kabel ethernet yang dapat mendukung kecepatan hingga 10 gigabyte. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk Synology berinvestasi dan melakukan upgrade kedepannya.

Cara edukasi pasar di Indonesia untuk gunakan NAS

Berdasarkan prakiraan pasar infrastruktur TI cloud di seluruh dunia oleh IDC, pangsa pasar untuk cloud publik dan cloud pribadi terus tumbuh. Dan apa pun layanan yang dipilih untuk digunakan, disarankan untuk menggunakan strategi Cadangan 3-2-1. Ini berarti pengguna memiliki setidaknya 3 salinan total data Anda, 2 disimpan secara lokal tetapi pada perangkat yang berbeda dan 1 salinan di luar kantor. Cloud pribadi dan cloud publik bekerja bersama untuk mendukung keamanan data.

Synology Computex 2019 - DiskStation

  • Kepada mereka yang sudah menggunakan cloud publik untuk menyimpan atau mencadangkan data: Jika hanya menggunakan cloud publik, itu berarti Anda menyerahkan/mempercayakan semua kepemilikan data Anda. Padahal cloud publik dapat diretas atau rusak secara tiba-tiba. Tapi cloud hybrid — yang menggunakan cloud pribadi dan cloud publik sekaligus menyelesaikan masalah ini dengan sempurna. Synology tidak hanya menyediakan layanan cloud pribadi, tapi juga memiliki cloud C2 —— cloud publik Synology
  • Untuk UKM yang belum mulai membuat cadangan data, kami akan merekomendasikan dan mendidik mereka untuk melindungi data mereka, mulai dari menggunakan Synology NAS. Cloud pribadi itu menawarkan proteksi lebih tinggi, privasi, terutama untuk UKM.
  • Salah satu hal terpenting bagi UKM adalah keamanan. Selalu ada banyak kecelakaan seperti kebocoran data yang terjadi setiap hari. Hal ini membuat semakin banyak perusahaan yang tidak mau meletakkan data mereka di cloud publik. Disinilah kami datang dengan menawarkan solusi cloud pribadi. Saat pengguna memiliki satu Synology NAS berarti pengguna memiliki ‘Hak penuh’ atas semua data Anda

Solusi cadangan untuk melindungi data Anda

Synology memberikan solusi back-up komprehensif untuk melindungi data. Cloud publik memiliki beberapa resiko, seperti: tidak aman, bencana yang tidak dapat diprediksi, kesalahan manusia, penghapusan berbahaya dan kehilangan data yang tidak direncanakan terjadi setiap saat. Back-up data menjadi hal yang sangat penting pada saat ini. Dan Synology senang melihat semakin banyak perusahaan Vietnam mulai menekankan pentingnya pencadangan data. Itulah salah satu alasan mengapa bisnis Synology berkembang pesat di kalangan UKM – mereka membeli NAS kami untuk mem-back-up data.

Synology menyediakan solusi cadangan lengkap, seperti Active Backup for Business, Snopshot, Cadangan Hyper, pengguna dapat menemukan apapun yang mereka cari sesuai kebutuhan. Contoh, Active Backup for Business (ABB) adalah solusi baru yang baru saja dirilis versi beta, dengan ini pengguna dapat mencadangkan PC, server, VM, G suite, dan kantor 365.

Synology DSM218+ - Samping

Banyak pertanyaan yang Synology terima setelah merilis ini, karena berdasarkan pada survei, satu perusahaan membutuhkan setidaknya 4 aplikasi untuk membuat cadangan semua PC, server, VM, G suite dan kantor 365., dan Synology hanya membutuhkan satu. Ini sangat menarik, terutama untuk UKM, karena mereka mungkin hanya memiliki satu atau dua staf TI untuk mengelola 30, 50 bahkan ratusan file staf. Ini merupakan sebuah proses panjang untuk mereka, dan kami dapat membantu mereka untuk mempercepat proses loading.

Server all-in-one yang bernilai uang. Harga Synology sangat kompetitif.

Beberapa solusi cloud publik yang dipercayai oleh UKM sebetulnya malah memberikan harga jauh dari ekspektasi mereka. Sedangkan, Synology menawarkan solusi scalable, yang sangat cocok untuk mengembangkan bisnis. Pengguna dapat membeli storage sebanyak- banyaknya yang dibutuhkan, dan hanya perlu membayar satu kali, dan dapat menggunakan penyimpanan selama yang diinginkan. Selain itu, integrasi tanpa batas Synology dengan layanan direktori yang ada, menghemat waktu dan upaya manajemen yang besar.

[Computex 2019] Wawancara dengan Presiden APAC dari Synology

Computex 2019 yang dilakukan di Taiwan memang mengundang banyak vendor untuk memamerkan produk-produk mereka. Namun, salah satu vendor yang enggan membuka booth pada perhelatan komputer terbesar di Asia ini adalah Synology. Mereka pun mengadakan pameran tersebut pada Taipei Far Eastern Telecom Park tersebut terletak pada kota New Taipei

Setelah melakukan tur pada pameran yang diadakan sendiri oleh Synology, kami pun diajak masuk ke dalam kantor baru mereka. Hal tersebut tentu saja berhubungan dengan janji kami untuk mewawancarai salah satu petinggi dari Synology. Kami pun langsung dihadapkan dengan Simon Hwang yang menjabat sebagai President APAC Synology.

Synology Desktop

Pada kesempatan yang sama pula, Clara Hsu selaku Synology Sales Specialist membantu kami dalam wawancara kali ini dan menterjemahkan kata-kata dari Simon. Hal tersebut tentu saja membuat kami cukup lega karena walaupun kami cukup fasih dalam berbahasa Inggris, tentu saja masih ada batasan-batasan tertentu yang akan sulit dipahami.

Wawancara yang kami lakukan beserta dua orang dari media lain memakan waktu sekitar 35 menit. Hal tersebut sudah termasuk bagian pengenalan perusahaan oleh Clara Hsu dalam bahasa Indonesia. Ternyata, tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang menggunakan solusi dari Synology.

Synology sendiri, menurut sebuah survei, sudah menduduki peringkat pertama untuk produk NAS mereka. Beberapa penghargaan juga telah diraih oleh Synology berdasarkan pilihan pembaca sebuah majalah dan pilihan para pelaku bisnis. Hal tersebut juga tidak lepas dari solusi yang ditawarkan Synology, seperti pada saat adanya ransomware yang menjangkiti sebuah perusahaan besar.

Synology juga memiliki rencana untuk membuat kantor perwakilan di Indonesia, namun tidak untuk dalam waktu dekat ini. Hal ini karena Indonesia terlalu besar, sehingga jika hanya menaruh satu cabang saja di Jakarta, sepertinya tidak bisa mewakili seluruh daerah.

Simon Hwang - President APACSimon Hwang – President APAC

Synology memiliki banyak solusi, hanya belum banyak yang mengetahui produknya. Oleh karena itu, strategi yang ada sekarang mengadakan pelatihan-pelatihan, yang sayangnya, masih di sekitar pulau Jawa saja. Ke depannya, pelatihan akan dilakukan diluar pulau Jawa. Synology ingin menggaet partner untuk melokalisasi teknologi mereka.

Clara sendiri merupakan salah satu strategi agar Synology dikenal di Indonesia. Dengan menggaet orang lokal, tentu saja perangkat dan teknologi mereka akan bisa lebih dikenal di Indonesia. Hal tersebut juga karena adanya batasan dari komunikasi.

Synology juga mengklaim bahwa mereka lebih murah dari pesaingnya. Oleh karena itu, alokasi keuangan untuk para perusahaan akan lebih bisa dihemat dengan menggunakan solusi mereka. Solusi software yang dimiliki oleh Synology juga terjangkau dan mudah dipakai.

Kami pun merekam wawancara yang dilakukan dengan menggunakan smartphone Samsung Galaxy S10+. Berikut adalah wawancara eksklusif yang lebih lengkap yang dilakukan DailySocial dengan Simon Hwang. Yuk, mari kita simak bersama-sama video wawancara berikut ini. Video ini juga dapat langsung Anda jalankan pada kanal DailySocial TV kami.

*Foto dan video diambil dengan menggunakan smartphone Samsung Galaxy S10+

[Computex 2019] Synology Perkenalkan Solusi Storage Enterprise yang Lengkap

Setiap tahunnya, Computex selalu diadakan di kota Taipei di negara Taiwan. Ajang komputer terbesar di Asia ini memang mengundang minat tidak hanya para pebisnis yang ingin menjual peripheral komputer, namun juga para wartawan yang haus akan berita baru. Di tahun 2019 ini, Dailysocial secara khusus diundang oleh Synology yang selalu dikenal dengan produk Network Attached Storage mereka di Indonesia.

Synology Computex 2019 - Computex 2019

Produk dari Synology sendiri tidak hanya berkisar pada NAS saja. Saat ini, mereka memiliki produk router serta server yang selalu siap dijual kepada perusahaan-perusahaan besar. Yang sepertinya belum diketahui oleh banyak orang adalah ternyata Synology memiliki beberapa solusi lengkap untuk perusahaan dalam menyimpan data mereka. Hal inilah yang mereka perkenalkan di ajang Computex 2019.

Computex 2019 sendiri diadakan pada beberapa lokasi di Taipei, Taiwan. Pada tahun 2019, perhelatan terbesarnya terpusat di Nangang yang saat ini sudah memiliki dua gedung besar. Infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah Taiwan pun juga sangat apik, karena selain terhubung dengan MRT jalur biru yang dikenal dengan Bannan Line, pada saat perhelatan Computex, bis-bis gratis yang dapat mengantarkan pengunjung dari hotel ke gedung pameran dan sebaliknya pun tersedia banyak.

Akan tetapi, Synology kali ini tidak membuka booth pada Computex 2019. Secara eksklusif, kami diundang oleh mereka langsung ke gedung yang menempati kantor barunya. Gedung yang bernama Taipei Far Eastern Telecom Park tersebut terletak pada kota New Taipei.

Synology Computex 2019 - Auf

Untuk dapat memenuhi undangan Synology, saya pun harus datang ke sana dengan menggunakan MRT jalur biru atau Bannan. Perjalanan dari hotel saya yang terletak di bilangan Ximen memakan waktu sekitar 45 menit untuk mencapai stasiun Far Eastern Hospital. Setelah itu, dari stasiun menuju ke Telecom Park membutuhkan waktu 15 menit berjalan kaki.

Sesampainya di sana, kami langsung disambut oleh Beata Chu, Marketing Specialist yang sering berkunjung ke Indonesia. Tentunya, saya cukup tergelitik untuk menanyakan mengapa Synology tidak membuka sebuah booth di Computex 2019. Beata pun menjawab dengan cukup diplomatis, “Computex 2019 sebenarnya ditujukan agar para produsen bisa menjual produknya ke seluruh dunia dengan memamerkan segala yang baru di sana. Mereka juga ingin membuka channel sebanyak mungkin. Synology sudah memiliki channel yang lengkap sehingga kami sebenarnya tidak perlu lagi membuka di sana”.

Kami pun diperkenalkan dengan seseorang yang bernama Clara Hsu, seorang Sales Specialist yang ternyata berasal dari Indonesia. Hal ini cukup melegakan karena walaupun kami dan para pegawai Synology cukup fasih berbahasa Inggris, namun masih ada kendala pada aksen yang digunakan oleh masing-masing orang. Komunikasi pun menjadi sangat lancar berkat kehadiran Clara.

Synology membuka sebuah pameran sendiri pada gedung Telecom Park tersebut yang terletak pada lantai dasar. Acara tersebut pun dinamakan Synology Solution Exhibition 2019 yang memamerkan semua hardware dan software yang dimiliki oleh Synology.

Solusi server merupakan hal yang paling ditonjolkan pada acara kali ini. Saat kami memasuki area pameran, Yang cukup menarik adalah server yang diperlihatkan kali ini menggunakan media penyimpanan berbasis flash, yaitu Solid State Drive (SSD). Tiga server yang menggunakan SSD adalah FS3400, FS3600, dan FS6400.

FS3400 menggunakan prosesor Intel Xeon D-1541 dengan RAM 16 GB yang dapat ditambah hingga 128 GB. Di dalamnya terdapat 24 rak untuk dipasangkan SSD hingga 500 TB. Model ini juga mendukung penggunaan dua PSU serta penambahan laci  sehingga dapat ditambahkan hingga 48 rak.

FS3600 juga mendukung 24 rak. Akan tetapi, prosesor yang digunakan lebih kencang dari FS3400, yaitu Intel Xeon D-1567 dengan RAM 16 GB yang dapat ditambahkan hingga 128 GB. Terakhir adalah FS6400 yang menggunakan prosesor Intel Xeon Silver4110 yang dapat dipasangkan RAM hingga 512 GB. FS6400 mendukung hingga 72 rak.

Ketiga produk ini nantinya akan tersedia mulai kuartal ke tiga tahun 2019. Namun saat ditanyakan, belum ada kepastian apakah Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa mendapatkan ketiga server tersebut.

Synology Desktop

Setelah memperkenalkan server,  Synology pun memperkenalkan kemampuan server mereka saat menjalankan virtual machine. Saat ini, Synology merekomendasikan untuk menggunakan maksimal 24 VM agar sistem dapat dioperasikan bersamaan secara optimal. Jika ingin lebih dari itu, Synology menyarankan untuk melakukan clustering agar lebih maksimal.

Selain untuk menggunakannya sebagai penyimpanan VM, Synology pun juga memiliki solusi untuk keamanan. Tidak hanya dari penggunaan storage saja, ternyata Synology memiliki software dan hardware canggih untuk keamanan. Saat ini Synology telah memiliki CCTV untuk dapat melakukan deteksi kasus-kasus tertentu.

Software pengawasan dari Synology dapat dipasang sesuai dengan profile-profile tertentu. Misalkan saja menggunakan kamera pengawasan untuk menjadi sebuah alat penghitung berapa orang yang sudah masuk ke sebuah pintu. Contoh lainnya, Synology mendemokan adanya orang yang sedang berjalan di trotoar depan sebuah rumah, di mana parameter untuk keamanan telah dipasang tepat di depan pintu. Pada saat orang tidak menginjak area yang sudah ditetapkan, alarm tidak akan berbunyi. Cukup canggih bukan?

Synology Computex 2019 - VisualStation

Alat untuk keamanan ini salah satunya adalah VisualStation VS960HD yang bisa memproses hingga 96 kamera dengan kualitas 720p. Kamera yang digunakan pun diklaim dapat menggunakan merek apa saja, bahkan yang sudah ada dipasaran. Nantinya video dapat dihasilkan dengan menggunakan H.265. Synology pun juga menekankan bahwa VS960HD dapat bekerja pada rentang suhu -20 derajat sampai 50 derajat celcius.

Synology Computex 2019 - VS with Camera

Tidak hanya untuk perusahaan besar saja, pada acara kali ini Synology juga memperlihatkan beberapa DiskStation NAS terbaru mereka. Dua di antaranya adalah DS620 Slim dan DS419 Slim. DS620 Slim menggunakan prosesor Intel Celeron J3355 yang berkecepatan 2 GHz serta memiliki enam bay yang dapat menampung hard disk hingga kapasitas 24TB. DS419 Slim menggunakan empat bay dan menggunakan prosesor Marvell Armada.

Synology Computex 2019 - DiskStation

Belum jelas apakah Synology akan langsung memboyong solusi mereka ke Indonesia dalam waktu dekat ini. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa Synology saat ini sudah menjadi pilihan solusi bagi beberapa perusahaan ternama, seperti kosmetik Shiseido dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri, Synology mengklaim bahwa solusi mereka telah dipakai di beberapa bank dan perusahaan. Sayangnya, Synology tidak dapat menyebutkan perusahaan mana saja yang sudah menggunakan solusi mereka. Setelah itu, selesailah tur dari pameran Synology.

Synology juga memiliki sebuah topologi tentang bagaimana mereka menyimpan data dan melakukan backup agar data yang ada aman. Cukup rumit memang untuk dijelaskan. Oleh karenanya, kami akan menjelaskannya pada artikel yang terpisah.

Kami juga melakukan wawancara dengan Simon Hwang yang menjabat sebagai Synology APAC President. Ada beberapa pertanyaan menarik yang kami utarakan kepada beliau mengenai produk dan strateginya di Indonesia. Hal tersebut juga akan kami sajikan pada artikel yang terpisah juga.

*Semua foto diambil dengan menggunakan Samsung Galaxy S10+.

Jadi Gamer dan Kreator Konten yang Lebih Baik Berbekal SSD ‘Super Gesit’ WD Black SN750

Hingga saat ini, memilih unit penyimpanan masih belum menjadi prioritas sebagian pengguna PC. Dalam membeli laptop ataupun merakit desktop, orang umumnya lebih dulu memilih hardware-hardware yang dianggap memengaruhi langsung performa, seperti prosesor dan kartu grafis. Padahal, penggunaan storage yang tepat sebetulnya sangat memengaruhi kelancaran penggunaan.

Inilah salah satu argumen yang mendorong Western Digital untuk merancang SSD NVMe WD Black SN750 dan membawanya ke Indonesia minggu ini. Sang produsen menyampaikan bahwa WD Black SN750 telah disempurnakan agar gamer dan kalangan antusias hardware memperoleh pengalaman terbaik ketika menikmati konten berspesifikasi tinggi. Perusahaan asal San Jose itu juga percaya kreasinya bisa sangat berguna bagi para pencipta konten.

WD Black SN750 2

WD Black SN750 menawarkan empat poin dalam memenuhi kebutuhan para gamer yang biasanya sulit dipuaskan: performa khas storage Non-Volatile Memory express (NVMe), luasnya kapasitas, efisiensi aspek termal, dan adanya dukungan software untuk pengawasan serta kustomisasi. Pengembangannya juga didesuaikan dengan kondisi segmen gaming saat ini, terutama dampak dari ambisi developer permainan video buat menghidangkan konten yang kaya dan visual secantik mungkin.

WD Black SN750 7

Untuk sekarang, tidak lagi aneh jika sebuah game membutuhkan ruang penyimpanan puluhan gigabyte. Beberapa judul bahkan ada yang menembus batasan 100GB – misalnya Gears of War 4 dan Final Fantasy XV. Dan belum lama ini, dirilislah permainan yang tak disarankan buat diinstal di hard drive karena developer kurang optimal dalam pengembangannya. Ia baru dapat berjalan normal jika dipasang di SSD. Game tersebut adalah Anthem.

WD Black SN750 10

WD Black SN750 11

 

Live demo

Demo yang dilakukan tim JagatReview menunjukkan perbedaan kecepatan baca dan tulis yang signifikan antara SSD NVMe WD Black SN750 dengan penyimpanan berjenis hard disk 7200RPM (sayang mereka enggan menyebutkan merek dan jenisnya). Menggunakan hard drive, waktu boot Windows 10 terasa begitu menyiksa, dan hal ini menjadi lebih menonjol begitu Anda mulai mengerjakan aktivitas komputasi sehari-hari.

WD Black SN750 1

Di sesi tes unzip file sebesar 100GB, HDD yang memiliki kecepatan antara 60 sampai 70MB per detik membutuhkan waktu 25 hingga 30 menit. Penggunaan SSD biasa (160-170MBps) bisa memangkas durasi kira-kira separuhnya, namun dengan WD Black SN750 segala proses tersebut berlangsung kurang dari empat menit. Dalam pengujian CrystalDiskMark 6, software mencatat kecepatan read di 3300,7MB/s dan write 3006.4MB/s.

WD Black SN750 4

Beralih ke Anthem, akan membutuhkan waktu 1 menit 37 detik untuk melanjutkan permainan setelah tombol start diklik di PC ber-hard disk, sedangkan WD Black SN750 bisa memotongnya jadi 47 detik saja. Keterbatasan hard drive baru betul-betul terlihat begitu Anda mulai bertualang di belantara Anthem. Game berjalan tersendat-sendat walaupun sistem dipersenjatai CPU Intel Core high-end dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 (serta RAM 8GB, batasan minimal buat menjalankan game). Anthem baru tersaji mulus dan layak dinikmati setelah hard drive ditukar dengan WD Black SN750.

WD Black SN750 5

 

Desain istimewa dengan dua opsi model

SSD NVMe WD Black SN750 mempunyai wujud sebesar thumb drive. Terlepas dari ukurannya yang mungil itu, tersimpan ruang storage seluas 250-gigabyte sampai 2-terabyte. Western Digital menawarkan dua opsi WD Black SN750, yakni varian standar yang dapat dibubuhkan di laptop serta model ber-heatsink untuk PC desktop.

WD Black SN750 dengan dan tanpa heatsink.

Heatsink tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Western Digital dan EKWB. Rancangan pendingin pasif berbahan aluminium ini stylish namun elegan serta tidak berlebihan sehingga penampilannya tetap menarik bagi kalangan non-gamer. Dalam sejumlah skenario, kehadirannya bisa menekan suhu hingga 20 derajat Celcius tanpa perlu menurunkan kecepatan. Perlu dicatat bahwa heatsink tidak bisa dilepas-pasang. Sewaktu membeli, Anda harus menentukan dulu versi yang dibutuhkan.

WD Black SN750 16

Menurut Western Digital, setidaknya ada tiga aspek mengapa WD Black SN750 ideal buat para gamer. Pertama, gesitnya kemampuan SSD NVMe anyar mereka berguna ketika kita mengunduh dan menginstal permainan. Selanjutnya, kehadiran komponen ini mempersingkat waktu load – terutama game dengan dunia yang terbuka luas. Dan ketiga, WD Black SN750 sempurna untuk multitasking – terutama bagi Anda yang gemar merekam video dan streaming sesi gaming.

WD Black SN750 9

 

Gaming mode

Tak hanya laptop atau periferal gaming saja yang kini dibekali software serta mode berbeda. SSD NVMe WD Black SN750 juga memilikinya. Di sana, Anda dipersilakan memonitor sisa ruang penyimpanan, kondisi kesehatan, hingga temperatur. Selain itu, kita dapat mengaktifkan ‘gaming mode‘ untuk memaksimalkan performa SSD dan menghilangkan latency. Caranya sangat mudah, hanya tinggal mengklik switch.

WD Black SN750 3

Tampaknya, Western Digital telah meng-upgrade desain UI dan penampilan software ini, dimaksudkan untuk menggarisbawahi identitas ‘WD Black’ sebagai storage berkinerja tinggi.

WD Black SN750 8

 

Harga dan ketersediaan

WD Black SN750 tanpa heatsink sudah mulai dipasarkan di Indonesia, disajikan dalam pilihan kapasitas berbeda. Produk bisa Anda dapatkan via toko resmi Western Digital di Lazada, Shopee dan Tokopedia. Sekali lagi, ia cocok buat notebook dan harganya bisa Anda lihat di bawah:

  • 250GB: Rp 1,23 juta
  • 500GB: Rp 2,2 juta
  • 1TB: Rp 4,3 juta
  • 2TB: Rp 8,5 juta

WD Black SN750 17

 

Dan ini adalah daftar harga WD Black SN750 dengan heatsink EKWB. Mereka rencananya akan hadir di triwulan kedua 2019.

  • 500GB: Rp 2,2 juta
  • 1TB: 4,5 juta
  • 2TB: Rp 9,4 juta

WD Black SN750 18

WD Black SN750 6

WD Black SN750 14