Tag Archives: Street Fighter V: Champion Edition

Gachikun

Gachikun: Pemain Tua Punya Tanggung Jawab Merangkul yang Lebih Muda

Bulan Desember semakin mendekat, dan itu artinya puncak kompetisi Capcom Pro Tour (CPT) juga akan segera digelar. Acara puncak itu, Capcom Cup 2019, berlangsung pada tanggal 13 – 15 Desember nanti, bersamaan dengan ajang Street Fighter League World Championship yang mempertemukan jawara Amerika melawan jawara Jepang untuk pertama kalinya.

Pemain yang menjadi sorotan banyak pihak kali ini salah satunya tentu adalah Gachikun alias Tsunehiro Kanamori, juara Capcom Cup 2018 yang terkenal ahli menggunakan karakter Rashid. Saat ini memegang peringkat 15 di CPT Global Leaderboard, Gachikun harus membuktikan apakah ia mampu mempertahankan gelarnya atau harus menyerahkan takhta ke pemain lain.

Baru-baru ini, Gachikun berbincang-bincang dengan media Critical Hit tentang pengalamannya berkarier di dunia esports Street Fighter, perannya sebagai pro player, serta apa yang dibutuhkan oleh fighting game community (FGC) yang sedang tumbuh. Berikut poin-poin menarik yang mereka diskusikan.

Peran para “pemain tua”

Komunitas fighting game secara umum terkenal sebagai komunitas yang selalu passionate terhadap kegemaran mereka. Karena itulah sejak dulu iklim kompetitif sudah ada di komunitas ini. Namun untuk menjadi seorang pemain fighting game yang hebat tidaklah mudah. Butuh latihan, kerja keras, dan ketekunan untuk waktu yang lama. Tidak semua orang betah melakukannya.

Gachikun sendiri pernah merasakan ketika pemain-pemain “hilang” dari komunitas fighting game. Ia merasa bahwa untuk mencegah hal itu terjadi, komunitas harus memastikan bahwa para pemain ini dirangkul, diajak berkomunikasi, serta dilatih. Tanggung jawab ini terutama jatuh pada para anggota komunitas yang sudah senior.

Gachkun saat menjuarai Capcom Cup 2018 | Sumber: Fox Sports Asia
Gachkun saat menjuarai Capcom Cup 2018 | Sumber: Fox Sports Asia

“Ada suatu tanggung jawab yang muncul ketika Anda menjadi salah satu pemain yang telah ‘berhasil’. Kita jujur saja, tanpa ada komunitas yang bisa mandiri maka sebagian besar olahraga akan layu dan mati. Bukan hanya pemain baru yang bertanggung jawab untuk ikut terlibat, tapi juga pada para pemain yang lebih tua untuk mendukung mereka,” ujar Gachikun.

Industri esports bukan bubble?

Saat ini esports tengah menjadi sebuah tren yang ramai, dan banyak gamer bisa sukses menjadikannya lahan mata pencaharian. Namun mereka yang sukses itu jumlahnya sedikit dibandingkan mereka yang ikut berpartisipasi. Tidak semua pemain bisa jadi atlet terkenal, dan ada beberapa pihak khawatir bahwa industri esports saat ini adalah bubble yang bisa pecah sewaktu-waktu.

Akan tetapi, menurut Gachikun kekhawatiran itu tidak benar. Ia merasa bahwa esports ini adalah sebuah perubahan kultur di dunia gaming, terutama di kalangan gamer generasi baru. Bagi para gamer muda ini, game bukan hanya sesuatu untuk dimainkan, tapi juga sesuatu untuk ditonton.

Gachikun berkata, “Saya merasa bahwa di kalangan generasi muda ada sebuah budaya yang kuat tentang menonton siaran internet. Saya rasa hal itu hanya akan tumbuh membesar di masa depan, dan seperti halnya sepak bola atau rugbi, akan ada culture base yang stabil.”

Mengejar ketertinggalan

Walaupun esports sudah menjadi tren, sebetulnya pertumbuhan esports ini masih belum merata di semua negara. Critical Hit adalah media yang berbasis di Afrika Selatan, dan di sekitar mereka, komunitas fighting game masih memiliki skala yang kecil. Sementara genre lain seperti shooter atau MOBA sudah lebih populer. Bagaimana bisa ekosistem seperti ini mengejar ketertinggalannya terhadap negara-negara lain?

Gachikun mengakui bahwa akan sulit bila ingin mengejar popularitas cabang-cabang esports yang lebih mainstream. Tapi menurutnya hal itu tidak membuat fighting game lebih rendah atau inferior dibanding cabang-cabang esports lain. Yang terpenting adalah para penggemarnya mau terus bermain dan bekerja sama untuk membesarkan komunitas.

Ia kemudian bercerita tentang kondisi FGC di Jepang sebelum era esports meledak. “Di Jepang, FGC sudah populer bahkan sebelum istilah esports diciptakan. Ini karena ada banyak lokasi di seluruh Jepang di mana para pemain bisa berkumpul untuk bermain dan berkompetisi di turnamen. Tak peduli sekecil apa pun skalanya, ketika ada event yang digelar untuk menyatukan orang-orang, hal itu akan memotivasi dan merangsang para pemain untuk berpartisipasi secara aktif,” paparnya.

Esports memang punya potensi sebagai sebuah bisnis, tapi sebelum itu, esports adalah ekosistem yang dibangun oleh kekuatan komunitas. Menumbuhkan ekosistem yang besar memang tidak bisa instan, dan bila mengandalkan kekuatan grassroot, bisa jadi prosesnya akan lama. Tapi justru atas dasar kecintaan itulah ekosistem esports bisa menjadi kekuatan yang solid dan tak akan mati walau harus berjuang sendiri.

Saran-saran yang diberikan Gachikun rasanya bisa juga diterapkan di Indonesia, karena di negara ini sudah ada komunitas-komunitas fighting game yang aktif namun statusnya masih niche. Dengan menularkan kegembiraan yang kita rasakan dalam momen-momen kompetitif serta merangkul dan memelihara pemain-pemain baru, mudah-mudahan saja ekosistem fighting game di negara ini nantinya bisa tumbuh besar dan kuat seperti Jepang yang merupakan “kampung halaman” FGC.

Sumber: Critical Hit, Red Bull

Street Fighter V Champion Edition

Capcom Ungkap Street Fighter V: Champion Edition di CPT 2019 NA Regional Finals

North America Regional Finals (NARF) 2019 adalah ajang terakhir Capcom Pro Tour 2019 sebelum kita menyambut Capcom Cup di bulan Desember nanti. Di samping itu, NARF 2019 juga menyediakan sebuah turnamen terbuka (open tournament) dengan tingkatan Super Premier. Bisa ditebak bahwa ajang ini akan menjadi salah satu kompetisi paling seru di CPT 2019, dan NARF 2019 benar-benar tidak mengecewakan.

Digelar di Las Vegas HyperX Esports Arena pada tanggal 16 – 17 November kemarin, NARF 2019 menghadirkan 8 pemain Street Fighter di wilayah Amerika Utara untuk memperebutkan tiket ekspres ke Capcom Cup. Di antara mereka semua, NuckleDu merupakan favorit juara sebab ia menduduki peringkat 1 di North America Regional Leaderboard. Dan benar saja, pria yang dalam waktu dekat akan menjadi seorang ayah itu berhasil meraih trofi NARF 2019 setelah mengalahkan Punk di Grand Final.

CPT 2019 NARF - NuckleDu
NuckleDu, juara CPT 2019 NARF | Sumber: NuckleDu

Akan tetapi posisi NuckleDu di Global Leaderboard sebetulnya sudah cukup tinggi untuk membuatnya lolos ke Capcom Cup 2019. Karena itu, jatah slot Capcom Cup dari NARF 2019 ini diberikan ke pemain lain sesuai dari urutan Global Leaderboard. Pemain yang beruntung mendapat jatah tersebut adalah Smug (Bryan Huggins).

Terkenal sebagai pemain R. Mika dan Guile, musim ini NuckleDu mampu tampil meyakinkan dengan karakter G. Lucunya, bila Anda menonton pertandingan NARF 2019 maka Anda akan melihat NuckleDu tampil dengan nama sponsor “My Wallet”. Sebetulnya saat ini NuckleDu tidak memiliki sponsor, dan untuk candaan maka ia berkata bahwa ia disponsori oleh dompetnya sendiri. “Sponsor” itu bahkan memiliki akun media sosial, dengan nama NuckleDu’s Wallet.

Hasil akhir CPT 2019 North America Regional Finals:

  • Juara 1: My Wallet | NuckleDu
  • Juara 2: RECIPROCITY | Punk
  • Juara 3: END | Shine
  • Juara 4: SONICBOXX | 801 Strider
  • Juara 5: UYU | JB
  • Juara 5: iDom
  • Juara 7: Terrence
  • Juara 7: El Chakotay

Penampilan NuckleDu di turnamen Super Premier juga tak buruk. Ia berhasil lolos hingga Grand Final, namun akhirnya kalah oleh pemain Hong Kong yaitu HotDog29 (Yeh Man Ho). Di Super Premier ini NuckleDu menggunakan berbagai karakter, mulai G, Cammy, R. Mika, hingga Guile yang ia mainkan di Grand Final. NuckleDu menunjukkan dirinya mampu menguasai banyak karakter sekaligus, tapi ia tetap harus mengakui bahwa kali ini, M. Bison milik HotDog29 lebih unggul.

CPT 2019 NARF - HotDog29
HotDog29 pulang membawa hadiah US$50.000 | Sumber: Capcom Fighters

Di samping kedua finalis, NARF 2019 Super Premier juga dihadiri oleh banyak sekali pemain hebat dari negara-negara lain. Termasuk di antaranya Fuudo, Tokido, Gachikun, Xian, Bonchan, Kichipa-mu, Big Bird, dan banyak lagi.

Peringkat Top 8 NARF 2019 CPT Super Premier:

  • Juara 1: TALON | HotDog29
  • Juara 2: My Wallet | NuckleDu
  • Juara 3: MOUSESPORTS | Problem X
  • Juara 4: Red Bull | Bonchan
  • Juara 5: SONICBOXX | 801 Strider
  • Juara 5: RECIPROCITY | Punk
  • Juara 7: LIQUID | Nemo
  • Juara 7: FAV | Sako

Seperti sudah dijanjikan oleh Yoshinori Ono bahwa akan ada sesuatu yang baru di NARF 2019, Capcom telah menyiapkan pengumuman besar di sini: peluncuran edisi terbaru Street Fighter V, dengan judul Street Fighter V: Champion Edition! Versi ini akan mengandung nyaris seluruh konten Street Fighter V yang pernah ada, termasuk 40 karakter, 34 arena pertarungan, dan lebih dari 200 kostum. Konten yang tidak masuk ke Champion Edition hanya kostum edisi terbatas (Fighting Chance), kostum Capcom Pro Tour, dan kostum kolaborasi dengan brand lain.

Secara gameplay, Champion Edition ini akan menghadirkan mekanisme baru berupa V-Skill alternatif untuk seluruh karakter. Seperti perubahan dari Street Fighter versi vanilla ke Arcade Edition, perubahan gameplay ini juga akan diberikan pada seluruh pemain secara gratis. Kita hanya perlu membayar/membeli bila ingin memperoleh karakter-karakter dan kostum barunya.

Street Fighter V: Champion Edition akan dirilis pada tanggal 14 Februari 2020, dengan harga yang cukup murah yaitu US$29,99 saja (sekitar Rp422.000). Para pemain yang sudah memiliki Street Fighter V versi apa pun bisa membeli DLC Upgrade Kit dengan harga US$24,99. Mungkin terasa agak aneh karena perbedaan harga membeli baru dengan Upgrade Kit tidak terpaut jauh, tapi menurut saya sendiri US$24,99 untuk mendapat seluruh karakter dan ratusan kostum itu bukan harga yang buruk. Anggap saja semacam subsidi silang.

Capcom juga merilis trailer untuk karakter baru yaitu Gill yang sebelumnya telah muncul di Street Fighter III: 3rd Strike. Gill bisa dibeli secara terpisah dengan harga US$5,99 mulai Desember 2019, tapi ia juga akan masuk ke dalam roster Street Fighter V: Champion Edition pada Februari 2020 nanti. Gill merupakan karakter ke-39 dalam game ini. Karakter ke-40 tampaknya akan diumumkan dalam ajang Capcom Cup 2019, tanggal 13 – 15 Desember nanti.

Sumber: Capcom Unity, Capcom Pro Tour