Tag Archives: Suksesi

Startup p2p lending Ringan mengumumkan Johnny Widodo sebagai CEO baru per Maret 2023, menggantikan CEO sebelumnya Yudhono Rawis

Johnny Widodo Pimpin Fintech Lending Ringan, Perkuat Penyaluran di Sektor Produktif

Startup p2p lending Ringan mengumumkan CEO baru Johnny Widodo yang resmi menjabat per Maret 2023, menggantikan CEO sebelumnya Yudhono Rawis.

Dalam wawancara singkat bersama DailySocial.id, Johnny berbagi rencana Ringan ke depannya dan apa saja pembelajaran yang ia peroleh dari pengalaman sebelumnya yang akan diterapkan ke Ringan di bawah kepemimpinannya.

Sebagai latar belakang, sebelum menjabat di Ringan, Johnny pernah menempati berbagai posisi penting di lanskap startup Indonesia. Di antaranya OVO sebagai Direktur Sales dan Partnership di 2015, kemudian di 2019, bergabung ke BeliMobilGue sebagai CEO sampai akhirnya startupnya diakuisisi penuh oleh OLX dan menjadi CEO OLX Group Indonesia. Tepat pada awal tahun lalu, ia memimpin Grup TaniHub sebagai CEO.

Seluruh pembelajaran dari perusahaan sebelumnya, ia akan tuangkan dalam kepemimpinannya di Ringan. Ada lima mantra kepemimpinan yang ia terapkan:

  1. Selesaikan semua pekerjaan. Ide terbesar tidak akan berhasil tanpa eksekusi yang tepat.
  2. Fokus pada peningkatan setiap hari dengan visi yang jelas tentang apa yang kita inginkan dengan garis waktu tertentu.
  3. Ambil risiko kapan pun Anda mampu. Belajar dari kegagalan Anda dan bergerak untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.
  4. Mendengarkan untuk memahami. Pastikan Anda mendengarkan tim Anda dan berkolaborasi.
  5. Merasa memiliki sepenuhnya (extreme ownership). Fokus pada pelayanan secara holistik, tidak hanya wilayah sendiri karena kesuksesan organisasi adalah kesuksesan Anda.

Di luar itu, ada sejumlah strategi yang akan ia lakukan untuk mengembangkan Ringan. Di antaranya, peningkatan kualitas skillset dari tim Ringan, meningkatkan peranan teknologi, seperti AI untuk mempermudah proses secara keseluruhan, dan membangun brand image Ringan sebagai partner finansial bagi pengusaha UMKM.

Strategi Ringan

Di tengah inovasi yang mulai gencar dari pemain fintech untuk masuk ke sektor di luar lending (beyond lending), Ringan justru ingin memperkuat komitmennya untuk menyalurkan pembiayaan di sektor produktif. Sejak awal perusahaan berdiri di 2019, memfokuskan diri pada sektor pembiayaan konsumtif dengan sediakan dana cepat (cash loan). Meski kini mengerahkan fokus ke pembiayaan produktif, ia memastikan perusahaan tidak serta merta menutup sektor konsumtif.

“Untuk saat ini Ringan fokus untuk menjadi financial service enablers untuk pemilik usaha UMKM karena kami ingin membantu mewujudkan financial inclusion untuk Indonesia dan menaikkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya dan secara spesifik pemilik UMKM,” kata Johnny.

Rencana untuk mulai fokus ke pembiayaan produktif sebenarnya bukan barang baru, alias sudah diinisiasi sejak akhir 2021. Pada saat itu melalui produk KTA, yang ditujukan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat, terutama menyangkut dana tambahan. Bukan hanya untuk keperluan dana darurat, produk tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai tambahan modal untuk pengembangan usaha.

Menurut Johnny, sektor UMKM ini masih memiliki kesenjangan pendanaan yang tinggi sehingga ada ruang bagi Ringan untuk masuk dan mendalaminya. “Indonesia yang memiliki lebih dari 60 juta pengusaha UMKM masih membutuhkan solusi finansial untuk bisa membantu mengembangkan usaha mereka. Penetrasi dari p2p lending masih jauh dari kata mature secara keseluruhan,” jelas Johnny.

Ia tidak bersedia memaparkan kinerja perusahaan sejauh ini, termasuk perkembangan pinjaman produktifnya. Mengutip dari situs perusahaan, total pinjaman yang telah disalurkan mencapai Rp71,2 miliar untuk 1,4 juta peminjam yang terdaftar. Adapun untuk jumlah pinjaman yang masih berjalan sebesar Rp471,5 juta dan memiliki 191 ribu pengguna aktif.

Hingga kini, Ringan tidak membuka lender dari kalangan ritel untuk memanfaatkan alternatif investasi, melainkan sepenuhnya berasal dari institusi keuangan. Seiring dengan itu, menjaga kualitas penyaluran tak luput dari perhatiannya, dalam bentuk TKB90. Dalam situs, TKB90 Ringan berada di angka 100%.

Menurutnya, dalam membangun bisnis yang sehat dan sustainable, perusahaan lending harus mampu menyeleksi calon peminjam dan menilai kelayakannya demi memastikan “willingness to pay” dan “ability to pay”. Untuk itu, Ringan melakukan manajemen risiko dengan framework yang baik agar hasil kredit rating dari borrower benar-benar merefleksikan kondisi yang riil.

“Kemudian, Ringan juga melakukan pendekatan secara personal kepada borrower-borrower yang gagal bayar untuk bisa mengerti permasalahan yang terjadi dan memberikan solusi yang efektif agar hutang bisa tetap dilunasi.”

Secara struktur, Ringan merupakan bagian dari Ping An Insurance Group, melalui PT PingAn Puhui Indonesia (PPI). Kemudian, Grup Lippo, melalui PT Lippo Finansial Investama (LFI), anak usaha dari PT Multipolar Tbk, mulai bergabung sejak awal tahun lalu.

Application Information Will Show Up Here
Kepemimpinan Baru GoTo 2023

GoTo Umumkan Jajaran Kepemimpinan Baru, Akan Diusulkan di RUPSLB Maret Mendatang

GoTo hari ini (08/2) mengumumkan pembaruan kepemimpinan perusahaan. Pengumuman ini sebagai bagian dari agenda Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan diselenggarakan pada 2 Maret 2023, dengan agenda yang mencakup di antaranya pengajuan perubahan jajaran Dewan Komisaris, Direksi, serta penunjukan Komisaris Independen baru.

Penyegaran direksi juga diharapkan bisa membuat GoTo bisa menjalankan operasional bisnis secara lebih efisien dan mempercepat upayanya untuk mencapai profitabilitas.

Susunan baru yang diajukan

Dewan Komisaris

Komisaris Utama

Garibaldi Thohir

Komisaris

William Tanuwijaya

Komisaris

Agus D. W. Martowardojo

Komisaris

Patrick Sugito Walujo

Komisaris

Winato Kartono

Komisaris

Wishnutama Kusubandio

Komisaris Independen

Dirk Van den Berghe

Komisaris Independen

Robert Holmes Swan

Komisaris Independen

Marjorie Lao

Dewan Direksi

Direktur Utama

Andre Soelistyo

Direktur

Wei-Jye Jacky Lo

Direktur

Catherine Hindra Sutjahyo

Direktur

Hans Patuwo

Direktur

Melissa Siska Juminto

Direktur

Nila Marita

Direktur

Pablo Malay

Pengajuan komisaris baru

Nama pertama yang diajukan adalah Agus Martowardojo untuk masuk ke jajaran Komisaris. Agus sendiri seharusnya bukan nama baru bagi perusahaan, karena mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut sebelumnya adalah Komisaris Utama Tokopedia — ditunjuk pada Januari 2019.

Agus Martowardojo saat ditujuk sebagai Komisaris Utama Tokopedia / Tokopedia
Agus Martowardojo saat ditujuk sebagai Komisaris Utama Tokopedia / Tokopedia

Nama baru lainnya adalah Marjorie Lao (CFO LEGO Group) yang ditunjuk sebagai Komisaris Independen perseroan. Lalu ada Patrick Walujo yang akan menjabat sebagai Komisaris — tentu sebagai pimpinan Northstar Group (investor awal Gojek) Patrick juga bukan orang baru bagi GoTo.

Terakhir ada Winato Kartono yang juga ditunjuk sebagai Komisaris GoTo. Ia merupakan Founding Partner Provident, perusahaan modal ventura yang juga sempat berinvestasi ke perseroan.

Pada saat yang sama, William Tanuwijaya akan bertransisi dari tanggung jawab eksekutifnya di Tokopedia dan mendedikasikan waktunya secara penuh di Grup GoTo. William akan terus menjalankan fungsinya di Dewan Komisaris GoTo, sebagai Co-Chairman.

“Kini, saya akan mendedikasikan waktu saya untuk membangun dan mencapai visi misi Grup GoTo, bekerja secara erat dengan manajemen untuk membangun salah satu perusahaan paling ikonik dan bermakna di panggung dunia,” ujar William.

Presiden Grup GoTo, Patrick Cao, akan bertransisi menuju peran baru, yakni mengepalai GoTo Future Fund, dana abadi yang akan fokus pada inisiatif keberlanjutan untuk mendukung tercapainya komitmen keberlanjutan Tiga Nol GoTo pada tahun 2030 yaitu nol emisi karbon, nol sampah dan nol hambatan.

Kevin Aluwi dan Anthony Wijaya mundur

Adanya penunjukan komisaris baru tersebut salah satunya ditengarai dari mundurnya Kevin Aluwi dari jajaran Komisaris Perseroan. Kendati demikian, ia tetap merupakan pemegang saham dengan hak suara multipel (SDHSM) di GoTo.

Kevin Aluwi adalah salah satu co-founder Gojek / Gojek

Sementara Direksi GoTo Anthony Wijaya juga mundur dari jabatannya, karena ingin fokus di unit e-commerce GoTo. Selanjutnya ia akan menjadi COO Tokopedia.

Direksi baru, tunjuk presiden di setiap unit bisnis

Pablo Malay dan Nila Marita diajukan untuk menjadi Direktur baru di Perseroan, masing-masing akan menjadi Chief Corporate Officer dan Head of External Affairs.

Dan kini GoTo juga menambahkan jabatan Presiden dalam struktur organisasinya, disesuaikan 3 pilar bisnis utamanya, yakni On-Demand Services, E-Commerce, dan Financial Technology. Melisa Siska Jumianto diajukan sebagai Presiden untuk unit bisnis e-commerce, dengan tetap merangkap jabatan sebagai CHRO GoTo dan COO Tokopedia.

Sementara Catherine Hindra Sutjahyo akan menjadi Presiden untuk unit bisnis on-demand. Dan Hans Patuwo di unit bisnis fintech.

“Menetapkan para Presiden untuk mengepalai unit bisnis dalam Grup adalah langkah kunci untuk mendorong integrasi ekosistem lebih erat sebagai One GoTo. Perseroan telah mengawali babak baru sebagai perusahaan terbuka, hal ini membutuhkan gaya kepemimpinan baru, yang dapat bekerja sama untuk menjadikan GoTo ekosistem yang unik secara global,” ujar Direktur Utama GoTo Andre Soelistyo.

Tambah struktur baru

GoTo juga melakukan penyesuaian pada struktur kepemimpinannya untuk memperkuat proses pengambilan keputusan dan mempercepat pelaksanaan strategi. Pertama, kini akan ada Divisi Teknologi baru yang akan dikepalai Severan Rault. Sebelumnya ia adalah CTO Gojek, selanjutnya akan jadi CTO GoTo.

Selanjutnya ada divisi Shared Consumer Platform, sebuah direktorat yang bertugas untuk mempercepat dan memastikan terbentuknya pengalaman konsumen yang seragam di seluruh ekosistem GoTo. Ini akan dikepalai oleh Ramesh Gururaja, sebelumnya adalah CPO Tokopedia.

Kemudian akan ada divisi logistik GoTo Logistic. Kevin Widlansky, CEO Swift Fulfillment and Logistics, anak usaha dari GoTo, akan mengepalai GoTo Logistics. Terakhir adalah divisi hubungan investor, yang akan dikomandoi Jacky Lo, CFO GoTo.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Rachmat Kaimuddin Resigns from Bukalapak Amid Business Diversification and Expansion Agenda

President Director of PT Bukalapak.com Tbk., Rachmat Kaimuddin, officially resigned from the company as per December 28, 2021. It is also stated in the company’s disclosure published today (29/12). The resignation is submitted with due observance of the company’s provision of articles of association and the current laws and regulations.

It was also mentioned that Rachmat is to accept state assignments and work for the government, although there is no further details on this placement.

Rachmat officially became the Bukalapak’s director effective on January 6, 2020 replacing Achmad Zaky. In his leadership, the company has achieved a number of achievements, including the successful IPO on the Indonesia Stock Exchange. Previously, in early 2021 Bukalapak also secured the series G funding round for the IPO with a total value of 5.7 trillion Rupiah.

Rachmat’s one strategy is to encourage companies to achieve profitability and reduce the money-burning method. Since the end of 2020, the current business model has been “on-track” towards profit. At that time, Rachmat said that Bukalapak’s 50% market share came from transactions outside tier-1 cities driven by the partnership program.

The new CEO is yet to be announced

The company has not announced a new captain to take the wheel. Besides Rachmat, the company operates with 4 directors including Teddy Oetomo (President, CSO), Willix Halim (COO), and Natalia Firmansyah (CFO).

On December 23rd, Bukalapak just held an Extraordinary General Meeting of Shareholders which resulted in a number of agreements. First, the approval of Lau Eng Boon resignation as he has entered the retirement age. Second, the shifting focus on the IPO proceeds — 33% will be used as working capital, 34% to develop the 6 owned subsidiaries, the rest will be used for other purposes, including the possibility of adding a new subsidiary.

In terms of performance, as of Q3 2021, Bukalapak reported a total revenue of IDR 1.34 trillion triggered by the significant growth of Bukalapak’s partners’ revenue, an increase of 42% compared to the same period last year. In order to maintain growth, the company still experiencing operational losses of Rp. 1.2 trillion, down from the same period last year which was Rp. 1.4 trillion.

Expansion to the Philippines

According to the latest e-Conomy SEA report, Indonesia has generated $53 billion GMV in 2021 from e-commerce businesses and is projected to increase to $104 billion by 2025. It is indeed a huge potential foor Bukalapak with a core business in this field.

In the midst of fierce e-commerce business competition, Bukalapak is diversifying its business. It includes strengthening the Partner program, BIB investment services, B2B e-commerce services through BukaPengadaan, and game asset marketplaces through Five Jack.

The company is also seeking regional expansion. One of them is indicated by the job vacancies for the Country Manager position in the Philippines. We have asked the company for information regarding this matter, but the company refuse to comment as it is still focused on the succession to come.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Rachmat Kaimuddin Mundur dari Bukalapak

Rachmat Kaimuddin Mengundurkan Diri dari Bukalapak di Tengah Upaya Ekspansi dan Diversifikasi Bisnis

Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk. Rachmat Kaimuddin resmi mengajukan pengunduran dirinya dari perusahaan pada 28 Desember 2021. Hal ini turut disampaikan dalam keterbukaan yang diterbitkan perusahaan hari ini (29/12). Turut disampaikan permohonan pengunduran diri akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disampaikan selanjutnya Rachmat akan menerima tugas dari negara dan bekerja untuk pemerintah, meskipun tidak disebutkan detail penempatannya di mana.

Rachmat secara resmi masuk menjadi direktur Bukalapak efektif per 6 Januari 2020 menggantikan Achmad Zaky. Dalam kepemimpinannya, sejumlah pencapaian diraih perusahaan, termasuk keberhasilan IPO di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, di awal tahun 2021 Bukalapak juga berhasil menutup putaran pendanaan seri G sebagai pengiring IPO dengan capaian 5,7 triliun Rupiah.

Salah satu strategi Rachmat, mendorong perusahaan untuk mencapai profitabilitas dan mengurangi metode bakar uang. Sejak akhir 2020 disampaikan, model bisnis yang dijalankan sudah “on-track” menuju profit. Kala itu Rachmat mengatakan bahwa pangsa pasar Bukalapak 50% datang dari transaksi di luar kota tier-1 dengan program kemitraan sebagai mesin penggerak utama.

Belum ada pengumuman CEO baru

Perusahaan belum mengumumkan tentang direktur baru yang akan menakhodai Bukalapak. Selain Rachmat, perusahaan memiliki 4 jajaran direktur meliputi Teddy Oetomo (President, CSO), Willix Halim (COO), dan Natalia Firmansyah (CFO).

Pada 23 Desember lalu, Bukalapak juga baru saja menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menghasilkan sejumlah kesepakatan. Pertama, menyetujui pengunduran diri Lau Eng Boon karena sudah memasuki usia pensiun. Kedua, perubahan fokus pemanfaatan dana hasil IPO — 33% akan dijadikan modal kerja, 34% untuk mengembangkan 6 anak perusahaan yang dimiliki, sisanya akan digunakan untuk keperluan lainnya, termasuk kemungkinan menambah anak perusahaan baru.

Terkait kinerjanya, per Q3 2021 lalu Bukalapak melaporkan total pendapatan sebesar Rp1,34 triliun, yang dipicu oleh pertumbuhan signifikan dari pendapatan Mitra Bukalapak, meningkat 42% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.  Untuk mempertahankan growth, perusahaan juga masih merugi operasional sebesar Rp1,2 triliun, turun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,4 triliun.

Pendapatan dan Kerugian Bersih Bukalapak Q3 2021

Siap ekspansi ke Filipina

Menurut laporan terbaru e-Conomy SEA, per tahun 2021 GMV yang dihasilkan dari bisnis e-commerce di Indonesia mencapai $53 miliar dan diproyeksikan meningkat hingga $104 miliar pada 2025 mendatang. Tentu ini potensi yang sangat besar dan harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Bukalapak yang memiliki core business di bidang tersebut.

Di tengah persaingan bisnis e-commerce yang sengit, Bukalapak lakukan diversifikasi bisnis. Termasuk dengan menguatkan program Mitra, layanan investasi BIB, layanan e-commerce B2B lewat BukaPengadaan, dan marketplace aset game lewat Five Jack.

Perusahaan juga tengah mengupayakan ekspansi regional. Salah satunya ditunjukkan dengan dibukanya lowongan untuk posisi Country Manager di Filipina. Kami sudah meminta keterangan ke perusahaan terkait hal ini, namun perusahaan belum mau berkomentar lantaran masih fokus terkait sukses kepemimpinan yang akan terjadi.

Application Information Will Show Up Here

Airy Talks Future Plans After Appointed New CEO

Airy as an accommodation network operator (ANO) company, is officially announced Louis Alfonso Kodoatie as the new CEO on Monday (1/20). The succession followed by lists of targets, one is to improve its popularity among the accommodation industry, amidst the rapid development in Indonesia’s tourism sector.

The Airy team is confident to optimize the market’s momentum. They now have around 30 thousand rooms in 100 cities. New products keep coming, one of the latest is Airy For Business, a service that offers online service for management business trips.

Another new product is the Self Check-in Kiosk, a self-check-in machine to support receptionist. The service is to minimize time spent on queueing, especially the peak season. It’s better known as Airy Aura and it’s integrated with Airy’s property management Airy Ease to facilitate hotel for customer tracking.

Next, there is Airy Community. This service acts as a meeting place for the property owners and community partners. Airy Community will be the center for Airy Academy, a hospitality skills training for employees who work at Airy’s property partners.

“Indonesia has a potential market for the tourism industry, both foreign and domestic segments. Especially for the budget-friendly accommodation in which business is rapidly developed. Companies must be able to respond to the dynamic market. Technological innovation and network expansion are key. I expect to tighten Airy’s partnership with stakeholders,” Kodoatie said.

In Indonesia, Airy has direct competitors that also provide low-cost lodging services, RedDoorz and Oyo.

The new CEO considered this competition as a natural thing. He chose to focus on Airy’s improvement and growth strategies in various aspects.

“Airy is to focus more on what has been and is being developed. One of those is by improving quality and to guarantee a comfortable space with high standard, therefore, it can support the growth of low-budget accommodation,” he added.

Airy also intends to grow with property partners in terms of growing the tourism sector in Indonesia.

“In order to make it, technological innovation and network expansion are key. Airy continuously strives to create and develop various technology-based innovations to support our services, of course providing benefits and convenience, both for users, property partners, and other stakeholders,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Louis Alfonso Kodoatie

Rencana Airy Selepas Penunjukkan CEO Baru

Airy sebagai perusahaan di bidang accommodation network operator (ANO), pada Senin (20/1) kemarin resmi menunjuk Louis Alfonso Kodoatie sebagai CEO baru. Suksesi dibarengi dengan sederet target, salah satunya ingin terus meningkatkan popularitas Airy di industri penginapan, di tengah pertumbuhan pesat sektor pariwisata Indonesia.

Pihak Airy sendiri cukup percaya diri bisa mengoptimalkan momentum pasar. Kini mereka telah memiliki sekitar 30 ribu kamar yang tersebar di 100 kota. Produk baru pun terus diperkenalkan, salah satunya Airy For Business, yakni layanan yang menawarkan pelayanan online untuk manajemen perjalanan dinas perusahaan.

Produk baru lainnya ada Self Check-in Kiosk, sebuah mesin check-in mandiri yang ditujukan untuk mempercepat penerimaan tamu. Layanan ini diharapkan bisa memangkas waktu antre, terlebih saat peak season. Layanan yang juga dikenal sebagai Airy Aura ini terintegrasi dengan sistem manajemen properti Airy Ease sehingga memudahkan pemantauan tamu bagi pihak hotel.

Selanjutnya juga ada Airy Community. Layanan ini diposisikan sebagai pusat bertemunya para mitra pemilik properti dan komunitas. Airy Community juga akan menjadi sentra pelaksanaan Airy Academy, pelatihan keterampilan di bidang hospitality kepada karyawan yang bekerja di mitra properti milik Airy.

“Indonesia merupakan pasar industri pariwisata yang potensial, baik di segmen  mancanegara maupun domestik. Terlebih pada ranah akomodasi ramah anggaran yang bisnisnya semakin menggeliat. Perusahaan harus mampu merespons cepatnya perubahan kebutuhan pasar yang sangat dinamis. Inovasi teknologi dan perluasan jejaring menjadi kunci. Saya berharap dapat memperkuat kemitraan Airy dengan para pemangku kepentingan,” papar Alfonso.

Infografik Hotel Budget / DailySocial

Di Indonesia Airy bersaing langsung dengan beberapa perusahaan yang juga menyediakan layanan penginapan berbiaya rendah, termasuk RedDoorz dan Oyo.

Alfonso menanggapi persaingan ini sebagai hal yang wajar. Ia memilih untuk fokus pada strategi peningkatan dan pertumbuhan Airy dalam berbagai aspek.

“Airy memilih untuk lebih fokus terhadap apa yang sudah dan sedang dikembangkan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas serta terus mempertahankan jaminan kenyamanan dengan standardisasi yang dimiliki, sehingga mampu menunjang pertumbuhan akomodasi beranggaran rendah,” lanjut Alfonso.

Airy juga memiliki ambisi untuk bisa tumbuh bersama mitra properti dalam bagian memajukan sektor pariwisata di Indonesia.

“Untuk mewujudkan hal ini, inovasi teknologi dan perluasan jejaring menjadi kunci. Airy terus berupaya menciptakan dan mengembangkan berbagai inovasi berbasia teknologi untuk menunjang layanan kami, tentunya memberikan manfaat dan kemudahan, baik bagi pengguna, mitra properti dan stakeholder lainnya,” tutup Alfonso.

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Announces the New CEO Rachmat Kaimuddin as Achmad Zaky’s Successor

Bukalapak today (12/9) announced a slight change in the C-Level management, effective on January 6th, 2020. Rachmad Kaimuddin will take over the CEO position, while Achmad Zaky is to take the role of an advisor (also Co-Founder).

In addition, Zaky is to launched the “Achmad Zaky Foundation” and concentrated on mentoring startups in Indonesia. The foundation will be focused on science and education, entrepreneurship, impact investment, and research.

Fajrin Rasyid will stay as Bukalapak’s President (and Co-Founder). Also Nugroho Herucahyono as the CTO (and Co-Founder), Willix Halim as the COO, Teddy Oetomo as the CSO, and Natalia as the CFO.

Bagus Hirmawan who recently joined the company last July will keep the position as Chief of Talent.

“We started Bukalapak with a personal aim to create a positive impact on SMEs. I’m very proud that in 10 years, Bukalapak has known as Indonesia’s leading e-commerce in the world map. Today, we insist Rachmat join Bukalapak for better growth. I believe he is the right one who comes in the right time,” Zaky added.

Rachmad was previously served as Bukopin’s Director of Financial and Planning. He began his career as a Senior Associate in Boston Consulting Group. Also, he used to work as Managing Director PT Cardig Air Services, Chief Financial Officer PT Bosowa Corporindo, Managing Director PT Semen Bosowa Maros, VP Baring Private Equity Asia, and Principal of Quvat.

The new board is now focused on navigating the company for long- term journey. Under the new management, the company is to focus on issues related to talents, capital, and financial management, also tightening Bukalapak’s role to support Indonesia’s SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

CEO Baru Bukalapak

Bukalapak Umumkan Rachmat Kaimuddin sebagai CEO Baru Gantikan Achmad Zaky

Bukalapak hari ini (09/12) mengumumkan adanya perubahan komposisi di C-Level, terhitung efektif per 6 Januari 2020. Nantinya posisi CEO akan digantikan oleh Rachmat Kaimuddin, sementara Achmad Zaky akan bertindak sebagai Penasihat (dan Co-Founder).

Turut diinfokan, Zaky segera meresmikan “Yayasan Achmad Zaky” dan fokus menjadi mentor startup di Indonesia. Yayasan tersebut akan fokus di bidang sains dan edukasi, kewirausahaan, impact investment, dan penelitian.

Fajrin Rasyid tetap menjabat sebagai Presiden (dan Co-Founder) Bukalapak. Pun demikian dengan Nugroho Herucahyono sebagai CTO (dan Co-Founder), Willix Halim sebagai COO, Teddy Oetomo sebagai CSO, dan Natalia Firmasyah sebagai CFO.

Bagus Hirmawan yang baru bergabung sejak Juli 2019 juga tetap menjabat sebagai Chief of Talent.

“Kami memulai Bukalapak dengan semangat pribadi untuk menciptakan dampak positif bagi UMKM. Saya bangga dalam waktu 10 tahun, Bukalapak dikenal di peta dunia sebagai e-commerce Indonesia yang terkemuka. Sekarang, kami mengajak Rachmat bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi. Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat, dan datang pada waktu yang tepat,” sambut Zaky.

Rachmat sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin. Ia memulai karier sebagai Senior Associate di Boston Consulting Group. Juga pernah menjabat sebagai Managing Director PT Cardig Air Services, Chief Financial Officer PT Bosowa Corporindo, Managing Director PT Semen Bosowa Maros, VP Baring Private Equity Asia, dan Principal of Quvat.

Fokus jajaran pimpinan baru ke depannya adalah menavigasikan perusahaan secara jangka panjang. Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan akan fokus pada isu-isu yang berkaitan dengan talenta, modal, dan manajemen keuangan, serta memperkuat peran Bukalapak dalam mendukung UKM Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Pengganti Nadiem Makarim

Suksesi Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi Jadi “Co-CEO” Gantikan Peran Nadiem Makarim

Hari ini (21/10) di Istana Merdeka, Founder & CEO Gojek Nadiem Makarim memberikan pernyataan kepada awak media, bahwa dirinya siap dan menerima penunjukan Presiden Jokowi atas dirinya untuk masuk ke dalam jajaran kabinet.

Meskipun belum disebutkan detail mengenai posisinya di pemerintahan, ia mengatakan sudah melepaskan jabatannya di perusahaan decacorn yang ia dirikan.

“…saya bersedia, saya menerima […] saya sudah mundur dari posisi di Gojek dan sudah tidak memiliki kewenangan sama sekali…,” terang Nadiem.

Pihak Gojek pun telah memberikan pernyataan, mengatakan bahwa Nadiem memang sudah “diminta” Presiden untuk menjadi anggota kabinet. Perusahaan mengaku bangga dengan penunjukan tersebut. Perusahaan juga menyampaikan, mundurnya Nadiem tidak akan mengganggu laju bisnis yang sudah berjalan.

Selain itu, Group President Gojek Andre Soelistyo dan Co-Founder Kevin Aluwi akan menggantikan posisi Nadiem. Mereka akan menjadi Co-CEO perusahaan dan melanjutkan inovasi bisnis selanjutnya.

“Hari ini Nadiem dipanggil Presiden Joko Widodo untuk hadir di Istana Negara untuk menjadi bagian dari kabinet baru. Kami sangat bangga karena founder Gojek akan turut membawa Indonesia maju ke panggung dunia. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, di mana visi seorang pendiri startup lokal mendapat pengakuan dan dijadikan contoh untuk pembangunan bangsa,” terang Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita.

Nila melanjutkan, “Ke depan, Gojek akan menghadirkan pemimpin baru. Andre Soelistyo, Presiden Gojek Grup dan Kevin Aluwi, Co-founder Gojek akan berbagi tanggung jawab untuk menjalankan perusahaan sebagai co-CEO, dengan fokus membawa perusahaan ke tahap selanjutnya. Kami telah memiliki rencana yang matang ke depan dan akan mengumumkan lebih jauh mengenai arti pengumuman ini bagi perusahaan dalam beberapa hari ke depan.”

Application Information Will Show Up Here
Reynazran Royono

Sempat Digantikan Posisinya, Reynazran Royono Kembali Menjabat CEO Snapcart

Beralasan untuk fokus mengembangkan produk, Reynazran Royono yang merupakan Founder Snapcart sempat meninggalkan jabatannya sebagai CEO selama beberapa bulan. Posisi tersebut kemudian digantikan oleh Teresa Condicion, sebelumnya menjabat sebagai Chief Data Officer (CDO) di Snapcart selama lebih dari 3 tahun.

Akhir bulan September 2019 lalu Reynazran kembali mengambil alih posisi CEO. Perubahan struktur tersebut berbarengan dengan mundurnya Teresa dari Snapcart. Tidak disebutkan lebih lanjut alasan pengunduran dirinya.

Kepada DailySocial Reynazran mengungkapkan, menjadi lebih sulit baginya untuk bisa mempercepat pertumbuhan dan mengembangkan produk saat menjabat sebagai CEO. Untuk itu posisi CEO terpaksa ditinggalkan sesaat.

Ia menegaskan, restrukturisasi ketika dirinya mengawasi produk telah menghasilkan kemampuan Snapcart untuk mengotomatisasi teknologi sepenuhnya,  kecepatan pemrosesan tanda terima sekarang hanya dalam hitungan detik dibandingkan dengan jam, dengan tingkat akurasi yang jauh lebih tinggi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki efisiensi yang jauh lebih baik dalam operasinya.

“Selanjutnya fokus Snapcart adalah dalam komersialisasi layanan secara real-time, untuk mendorong produk yang tidak hanya melayani riset pasar, tetapi juga sektor-sektor lain yang menguntungkan seperti pemasaran, loyalty, dan promosi. Perusahaan akan terus menyempurnakan teknologi untuk memungkinkan ekspansi global di masa depan, sementara secara fundamental bertujuan untuk mencapai profitabilitas.”

Keputusan restrukturisasi demi pengembangan produk

Meskipun tidak memberikan rilis resmi saat posisinya digantikan, namun dalam halaman Medium pribadinya Reynazran menyampaikan sejumlah alasan mengapa keputusan yang terbilang unik untuk mundur sesaat dari jabatan CEO diambil olehnya. Salah satunya adalah fokus kepada satu hal yaitu pengembangan dan inovasi.

“Sebagai CEO, saya harus mengawasi semua fungsi sekaligus, melihat keseluruhan alih-alih fokus pada satu bagian. Sebagai wajah perusahaan saya juga perlu melakukan berbagai tanggung jawab non-operasional seperti penggalangan dana dan hubungan eksternal, yang semuanya memakan banyak waktu dan sumber daya. Saya dapat berfungsi secara efektif sebagai salah satu dari mereka, tetapi saya tidak dapat melakukan keduanya. Pada saat genting seperti ini, sangat masuk akal bagi saya untuk memimpin pemikiran produk untuk Snapcart.”

Pemilihan Teresa sebagai pengganti dirinya untuk menjabat sebagai CEO juga bukan hal yang mudah, Reynazran melihat profil dan pengalaman serta latar belakang yang dimiliki paling ideal untuk memimpin Snapcart sementara waktu.

Sebelumnya Reynazran juga sempat menyampaikan sejumlah target yang ingin dicapai sepanjang tahun 2019. Di antaranya adalah mengembangkan teknologi dengan meningkatkan kemampuan otomasi. Nantinya diharapkan kemampuan untuk data processing bisa menjadi lebih cepat. Dari yang sebelumnya membutuhkan waktu sekitar satu minggu, ke depannya diharapkan bisa dalam waktu 3 hari saja.

Prioritas selanjutnya adalah mempersiapkan teknologi untuk membantu klien terkait atribusi. Snapcart ingin memanfaatkan data yang dimiliki agar bisa digunakan untuk membantu pihak terkait, seperti sektor finansial, pemerintahan, hingga kesehatan.

Application Information Will Show Up Here