Tag Archives: suparno djasmin

Aplikasi mo88i Astra

Astra Gencar Transformasi Digital, Memperkenalkan Aplikasi Jual-Beli Mobil Bekas “mo88i”

Konglomerasi bisnis grup Astra kembali memperkenalkan produk baru di ekosistem digitalnya. Melalui PT Serasi Autoraya (SERA) atau Mobil88, perusahaan resmi meluncurkan aplikasi mo88i yang memungkinkan konsumen untuk melakukan jual-beli mobil bekas.

Langkah Mobil88 masuk ke channel digital sejalan dengan tren pertumbuhan adopsi digital dalam dua tahun terakhir. Selain itu, survei internal perusahaan menunjukkan bahwa sebanyak 40% konsumen Mobil88 mengaku berminat membeli mobil bekas secara online.

Direktur Astra Suparno Djasmin meyakini pengalaman kuat grup Astra di industri ini. Maka itu, pihaknya berupaya memberikan customer journey yang seamless untuk melayani transaksi di seluruh Indonesia dengan situasi saat ini.

Berdasarkan laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil wholesale (distribusi dari pabrik ke dealer) anjlok signifikan di angka 532.027 unit dibandingkan penjualan di 2019 yang mencapai 1 juta unit.

Lebih lanjut, salah satu keunggulan yang ditawarkan adalah integrasi mo88i dengan ekosistem layanan grup Astra, seperti Astra Credit Companies (ACC), Asuransi Astra, dan Asuransi Car Valuation (ACV). Selain itu, mo88i juga terhubung dengan produk digital Astra lainnya, seperti dompet digital AstraPay dan platform produk keuangan Moxa.

“Kami melihat pertumbuhan adopsi digital selama beberapa tahun terakhir dan kami ingin revamp dengan mengembangkan platform berbasis aplikasi maupun web,” papar Suparno dalam konferensi pers virtual.

Presiden Direktur Mobil88 Naga Sujady menambahkan, mo88i memiliki omnichannel terlengkap yang dinilai unggul dari marketplace mobil bekas sejenis. Kolaborasi channel online dan offline akan memudahkan konsumen menemukan dan bertransaksi mobil bekas. Saat ini, Mobil88 memiliki jaringan offline di 22 showroom.

“Konsumen juga dapat menjajal langsung mobil dengan fitur test drive. Ada juga fitur flexible credit simulation dan experience melihat interior dan eksterior mobil secara 360 derajat via aplikasi. Stok mobil di platform ini juga real-time. Ke depan, kami akan menambah fitur-fitur lain,” ungkapnya.

Transformasi digital Astra

Grup Astra mulai melakukan transformasi digital sejak beberapa tahun lalu. Transformasi ini menggunakan tiga strategi utama, yakni memodernisasi core business, menciptakan sumber pendapatan baru yang inovatif, dan berinvestasi pada produk di ekosistem digital. Beberapa produk digital yang sudah dilahirkan antara lain CariParkir, Sejalan, Movic, dan SEVA.

Di sepanjang 2021, Astra semakin gencar memperkuat ekosistem produk digitalnya. Pada kuartal pertama 2021, anak usaha Astra Financial meluncurkan aplikasi Moxa alias Mobile Experience by Astra Financial. Kemudian beberapa minggu lalu, Astra meluncurkan AstraPay. Untuk saat ini, kedua aplikasi sudah dapat digunakan di ekosistem Grup Astra, yaitu jaringan FIF Group, Astra Credit Companies (ACC), Toyota Astra Finance (TAF), dan Maucash.

Produk Kategori Grup
AstraPay Fintech Astra Financial
Moxa Fintech Astra Financial
Maucash Fintech Astra Welab Digital Arta
mo88i Marketplace (mobil bekas) Serasi Autoraya (Mobil88)
CariParkir Transportation (navigation) Astra Digital
Seva.id Marketplace (mobil baru dan bekas) Astra Digital
Movic Transportation (car rental) Astra Digital
Sejalan Transportation (ride-sharing) Astra Digital

Langkah ini menjadi strategi untuk mengejar momentum akselerasi adopsi digital akibat Covid-19 dan proyeksi adopsinya pasca-pandemi. Menurut, laporan e-Conomy SEA 2020 oleh Google, Temasek, Bain & Company, sebanyak 37% pengguna internet di Indonesia merupakan first time user. Sementara, 93% konsumen digital di Indonesia mengaku akan terus menggunakan platform digital untuk memenuhi kebutuhannya usai Covid-19.

Application Information Will Show Up Here
Astra Group and WeLab Establish "AWDA" Fintech Lending Company

Astra Group Partners with WeLab to Establish a Fintech Lending Company Named AWDA

Astra Group, through its investment arm Sedaya Multi Investama (SMI), with p2p lending company from Hong Kong and China WeLab, founded a fintech lending joint venture named Astra WeLab Digital Arta (AWDA). It is Astra’s attempt to fill the gap of fintech lending industry in Indonesia.

The launching of AWDA, Wed (9/5), was attended by Astra International’s management, Astra Financial’s subsidiaries, Financial Service Authority (OJK), and WeLab representatives. AWDA becomes the eleventh company under Astra Financial, a company engaged in financial services.

Suparno Djasmin, Astra International Director explained, SMI has 60% of AWDA shares while WeLab owns the remaining 40%. Both are committed to increasing the capital deposit up to $21 million (around Rp315 billion) in order to support AWDA business in the future. In terms of operation, AWDA will be fully under FIF Group, Astra’s investment arm.

“AWDA is a collaboration of two powers, with Astra dominating the automotive and financial industry, also WeLab having the innovative financial product can boost up the financial inclusion,” he explained.

According to Djasmin, Astra partners with WeLab because they have expertise in fintech lending, in terms of innovation and technology. WeLab business has been operating in Hong Kong and China with the total customers of 30 million.

Simon Loong, WeLab’s CEO and Founder added, WeLab has been eyeing Indonesia since 2016 by studying its market condition. As the conclusion, Indonesia has a similar condition to China in its previous years. Indonesia has become the third market for WeLabs penetration after China in 2014.

“On our side, there will be knowledge transfer for AWDA local talents. We’ll also develop two products we’ve previously mastered, individual and corporate lending.”

AWDA business plan

At the same occassion, AWDA introduces the availability of the Maucash app. It’s currently available for Android. Rina Apriana, AWDA’s President Director explained, Maucash has two lending products, Maucepat and Mauringan.

Maucepat provides lending from Rp1million to Rp3.5 million within 10-30 days tenor. Mauringan provides Rp2 million to Rp8 million with longer tenor of 3-6 months.

“We specifically targeting young people who familiar with the technology for Maucash customers. They can get an easy access for loans and hopefully meet their expectation,” she explained.

This year, AWDA will market their products in sequence through FIF group network. There are 12 target cities, six are in Java and the rest are outside the island. In the early stage, AWDA is expected to acquire 5 thousand customers.

“Next, we expect to grow exponentially upon the ecosystem synergy from Astra Financial or Astra Group,” Djasmin added.

Similar to other p2p lending players, Apriana explained the lending source will be from two sources, either from internal (Astra Group) or external (institutional investor and individual investors).

Currently, individual investors is not able to invest in Maucash. AWDA is still observing the right model to be implemented.

Before the official launching, AWDA has acquired the registration license from OJK and Kominfo for electronic-based service providers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Astra Group dan WeLab Dirikan Perusahaan Fintech Lending "AWDA"

Astra Group dan WeLab Dirikan Perusahaan Fintech Lending “AWDA”

Astra Group, lewat anak usaha Sedaya Multi Investama (SMI), bersama WeLab, perusahaan p2p lending asal Hong Kong dan Tiongkok, mendirikan perusahaan patungan yang bergerak di fintech lending Astra WeLab Digital Arta (AWDA). AWDA menjadi cara Astra meramaikan potensi fintech lending di Indonesia yang masih mengalami gap yang cukup lebar.

Peluncuran AWDA hari ini, Rabu (5/9), turut dihadiri oleh jajaran manajemen Astra Internasional, anak-anak usaha di bawah Astra Financial, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perwakilan dari WeLab. AWDA menjadi perusahaan kesebelas yang bernaung di bawah Astra Financial, perusahaan yang bergerak di jasa keuangan.

Direktur Astra Internasional Suparno Djasmin menjelaskan, SMI memiliki porsi saham 60% AWDA, sedangkan sisanya 40% dimiliki oleh WeLab. Keduanya berkomitmen untuk menambah modal setor ke AWDA hingga $21 juta (sekitar 315 miliar Rupiah) demi menunjang bisnis AWDA ke depannya. Untuk operasionalnya, AWDA akan sepenuhnya ada di bawah naungan FIF Group, anak usaha Astra di bidang pembiayaan.

“AWDA merupakan kolaborasi dari dua kekuatan, Astra punya brand yang kuat di otomotif dan finansial, dan WeLab yang memiliki produk finansial yang inovatif bisa meningkatkan inklusi keuangan,” terang Suparno.

Menurutnya, Astra menggandeng WeLab karena mereka memiliki expertise yang baik untuk fintech lending, baik dari segi inovasi dan teknologi yang dipakai. WeLab secara bisnis telah beroperasi di Hong Kong dan Tiongkok, bila diakumulasi diklaim total nasabahnya mencapai 30 juta orang.

CEO dan Founder WeLab Simon Loong menambahkan, sebenarnya pihak WeLab sudah mengincar pasar Indonesia sejak 2016 dengan mulai mempelajari kondisi pasar terlebih dahulu. Dari kesimpulannya, kondisi Indonesia ternyata tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Tiongkok pada tahun-tahun sebelumnya. Indonesia menjadi pasar ketiga yang disambangi WeLab, setelah Tiongkok pada 2014 lalu.

“Dari pihak kami, akan ada transfer knowledge untuk para talenta lokal AWDA. Kami pun akan mengembangkan dua produk yang sebelumnya sudah sangat kami kuasai, yaitu pinjaman ke individu dan korporat.

Rencana bisnis AWDA

Pada saat yang bersamaan, AWDA merilis aplikasi Maucash, sementara baru tersedia untuk versi Android. Presiden Direktur AWDA Rina Apriana menerangkan ada dua produk pinjaman yang ditawarkan, Maucepat dan Mauringan.

Maucepat memberikan pinjaman dari Rp1 juta sampai Rp3,5 juta dengan tenor 10-30 hari. Sedangkan Mauringan memberikan pinjaman Rp2 juta sampai Rp8 juta dengan tenor yang sedikit lebih panjang 3-6 bulan.

“Kami secara khusus menargetkan nasabah usia muda yang paham dengan teknologi untuk menjadi nasabah Maucash. Mereka jadi bisa mendapatkan kemudahaan saat mencari pinjaman, semoga bisa tepat dengan apa yang kami berikan,” terang Rina.

Dalam tahun ini, AWDA akan mulai dipasarkan secara bertahap lewat jaringan FIF Group. Ada 12 kota yang disasar, enam di dalam Pulau Jawa dan sisanya di luar Pulau Jawa. Diharapkan pada tahap awal ini AWDA bisa memperoleh 5 ribu nasabah.

“Berikutnya kami bisa tumbuh lebih eksponensial, apalagi akan ada sinergi ekosistem yang akan dilakukan baik dari Astra Finansial maupun Astra Group,” tambah Suparno.

Sama seperti pemain p2p lending lainnya, Rina menjelaskan untuk sumber dana pinjaman, pihaknya akan membuka dari dua sumber dari institusi, baik dari internal Astra Group maupun dari institusi eksternal dan investor individu.

Untuk saat ini, investor individu masih belum bisa berinvestasi di Maucash. AWDA masih melakukan proses kajian model seperti apa yang cocok untuk diterapkan.

Sebelum diresmikan ke publik, AWDA sudah mengantongi surat tanda terdaftar dari OJK dan Kominfo untuk izin penyelenggara jasa berbasis elektronik.

Application Information Will Show Up Here