Tag Archives: Supra Kreatif Mandiri

Layanan GET bisa diakses lewat situs web dan aplikasi mobile

Kesupermarket Kini Jadi GetMyStore, Garap Layanan “Online Grocery” untuk Segmen Menengah ke Atas

Lama tak berkabar, PT Supra Kreatif Mandiri, pemegang brand layanan online grocery Kesupermarket mengumumkan rebranding menjadi GetMyStore (GET) per 9 November 2020. Lewat identitas baru, GET akan perluas cakupan bisnis tidak hanya B2C, tapi juga B2B dan marketplace.

Perusahaan patungan dari PT Supra Boga Lestari Tbk dan PT Kresna Graha Investama Tbk ini, juga mengangkat Andrew You sebagai CEO.

Dalam wawancara bersama DailySocial, Andrew mengatakan akan membawa GET sebagai pemain online grocery terdepan yang spesifik bermain di segmen menengah ke atas.

“Sekarang ada banyak pemain e-grocery di Indonesia, tapi kebanyakan bermain di mass market. Kami spesifik melayani pembeli menengah ke atas yang populasinya ada sekitar 25% di Indonesia dengan concern produk premium yang berkualitas,” terangnya.

Memanfaatkan jaringan dari induk, pemilik jaringan Ranch Market dan Farmers Market, GET melebarkan sayapnya bisnisnya. Saat ini, Supra Boga mengoperasikan 52 gerai Ranch Market dan Farmers Market yang tersebar di Jabodetabek, Cikarang, Surabaya, Malang, Semarang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Dumai, dan Ambon.

Seluruh gerai ini dapat melayani konsumen yang berada di kota tersebut dan sekitarnya, bekerja sama dengan kurir logistik pihak ketiga. Terdapat dua jenis layanan pengiriman yang disediakan GET, yakni pengiriman instan untuk pelanggan yang melakukan pembelian produk segar dan pengiriman reguler. Metode pembayaran juga dipermudah dengan kehadiran Gopay, virtual account, dan kartu kredit.

Online grocery adalah salah satu industri yang tumbuh di tengah pandemi, Andrew memandang dampak tersebut juga dirasakan oleh perusahaan. Meski \tidak bersedia membagi data lebih lanjut, ia menggambarkan terjadi tren kenaikan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar untuk meningkatkan imun mereka. Adapun rata-rata belanja mereka tercatat di atas Rp300 ribu untuk sekali belanja.

“Konsumen middle class itu mencari produk premium dan eksklusif yang sulit ditemukan di tempat lain. Kami memberikan layanan premium untuk mereka, misalnya menaruh petugas khusus di tiap toko agar pengiriman bisa dilakukan dengan instan.”

Perluas segmen

Andrew melanjutkan, saat ini perusahaan tengah mempersiapkan segmen baru yang segera diresmikan pada kuartal III mendatang, yakni platform B2B dan marketplace. Perusahaan sangat optimis masuk ke segmen ini karena masih ada peluang-peluang yang belum bisa diselesaikan oleh pemain yang ada sekarang.

Ia mencontohkan, segmen B2B menarik karena dalam proses supply chain masih dihuni oleh pihak ketiga yang merugikan pebisnis. Dengan proses digital, akan jauh lebih transparan dan produk yang didapat juga jauh lebih berkualitas berkat jaminan Ranch Market.

Bahkan nantinya, perusahaan akan menyediakan layanan produk private label untuk kategori food, non-food, dan perlengkapan dan aksesori umum. Jaminan mutu dan keamanan pangan produk dijaga betul-betul untuk memenuhi rantai pasok produk private label ini.

Sementara itu, marketplace juga menarik untuk diseriusi karena GET sadar betul bahwa SKU yang ada di dalam jaringan Ranch Market tidak selengkap yang ada di pasar. Kesempatan tersebut akhirnya menginisiasi untuk menjaring lebih banyak penyuplai terkurasi ikut berjualan dan melayani konsumen GET.

Produk-produk yang dicari, mulai dari produk makanan impor, suplemen kesehatan, makanan sehat, bahan dapur organik, dan sebagainya. “Secara model bisnis kami ingin lebih banyak penjual berkualitas yang bisa bergabung, meski mereka belum berbentuk brand besar. Untuk mengurasi, kita punya benchmark sebagai standar prosedurnya.”

Sama seperti bisnis B2C, nantinya platform marketplace ini juga akan bermain ke segmen menengah ke atas karena sama-sama menyasar pengguna aplikasi GET. “Penting bagi kami untuk membangun platform yang memiliki positioning penting di pasar karena e-grocery saat ini sudah kompetitif. Kami cukup jelas di sini, bermain di middle up class dan ke depannya akan ada banyak orang Indonesia yang naik kelas ke segmen tersebut,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Grocery Online KeSupermarket Mulai Beroperasi

Setelah sekian lama menggandeng HappyFresh sebagai mitra penjualan secara online, kubu Ranch Market dan Farmers Market (Supra Boga Lestari) meluncurkan layanan grocery online sendiri bernama KeSupermarket dengan menggandeng Kresna Graha Investama sebagai mitra. Untuk urusan logistik, KeSupermarket bekerja sama dengan Deliveree. Meskipun mengembangkan kanal penjualan online sendiri, sejauh ini mereka masih tersedia di daftar toko partner HappyFresh.

Pembangunan KeSupermarket diinisiasi 4 Mei yang lalu dan memang ditargetkan untuk beroperasi kuartal ketiga tahun ini. Selain Kresna, yang saat ini memang getol bermain di ranah teknologi, KeSupermarket menggandeng Deliveree sebagai mitra logistik dan Bank Mandiri sebagai mitra pembayaran.

Martin Setiadarma, GM E-commerce Supra Kreatif Mandiri, perusahaan patungan pengelola KeSupermarket, dalam rilis pers peluncuran KeSupermarket mengatakan, “Kami memastikan bahwa konsumen kami tidak perlu menunggu lama barang belanjaannya sampai di depan pintu rumah mereka. Kami menawarkan dua pilihan jasa layanan antar: “Express” untuk layanan antar maksimal satu jam dan “Regular” untuk layanan antar maksimal satu hari. Kami berupaya agar para online shopper kami dapat merasakan pengalaman berbelanja yang sama bahkan lebih baik dibandingkan dengan berbelanja secara offline.”

“Kami memahami bahwa online shopper sekarang ingin dapat langsung menikmati barang belanjaan mereka secara langsung; hal ini seringkali menjadi suatu tantangan. Kami ingin memperkecil gap antara belanja offline, di mana konsumen dapat langsung menikmati produk setelah selesai berbelanja. [Sebelumnya] dengan belanja online konsumen tidak dapat langsung menikmati produk belanjaannya karena harus menunggu produk tersebut diantar setelah melakukan pembayaran lewat transfer bank atau elektronik,” lanjut Martin.

Secara umum, cara kerja KeSupermarket serupa dengan HappyFresh, meskipun pendekatannya berbeda. HappyFresh dari awal fokus di sektor mobile, sedangkan KeSupermarket belum mengeluarkan aplikasi mobile. Pembayaran KeSupermarket pun lebih luas dengan mengakomodasi payment on delivery (gesek langsung di tempat untuk kartu debit dan kartu kredit), Mandiri e-Cash, dan transfer bank.

Sejauh ini ada 5 pasar swalayan Ranch Market dan Farmers Market yang melayani pembelian menggunakan KeSupermarket, yang terletak di Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Kabupaten Tangerang.

Kami belum mendapatkan komentar dari pihak HappyFresh terkait hal ini, meskipun demikian belum ada perubahan terhadap operasional penjualan HappyFresh. Mereka masih mencantumkan gerai-gerai Ranch Market dan Farmers Market terdekat dari lokasi konsumen.

Pertanyaan sekarang adalah soal eksekusi. Mana di antara HappyFresh dan KeSupermarket yang memberikan pengalaman berbelanja grocery online yang lebih menyenangkan. Keuntungan HappyFresh adalah layanan tersebut bisa bekerja sama dengan berbagai jaringan swalayan, sementara KeSupermarket hanya memuat gerai Ranch Market dan Farmers Market. Saat ini HappyFresh juga telah bekerja sama dengan Lotte Mart dan Grand Lucky.

Sektor grocery online memang berkembang pesat setahun terakhir sejak hadirnya HappyFresh. Layanan grocery online terdedikasi yang awalnya ingin “menggusur” pasar swalayan malah gulung tikar, diganti dengan model layanan grocery online yang bermitra dengan pasar swalayan yang sudah ada. Selain HappyFresh, Honestbee yang berasal dari Singapura juga telah beroperasi di Jakarta dengan Carrefour sebagai mitra unggulan. Pemain lain di sektor ini adalah Go-Mart dari Go-Jek yang memanfaatkan kekuatan armada Go-Jek.

Kresna Graha Investama Akan Akuisisi Dua Startup Lagi di 2016

Setelah proses akuisisi tiga startup lewat anak perusahaannya tahun lalu, PT Kresna Graha Investama Tbk (Kresna) dikabarkan tengah melakukan uji kelayakan untuk akuisisi dua startup lagi di tahun 2016 ini. Kresna juga menyebutkan tengah menyiapkan dana sebesar $ 20 juta hingga $ 25 juta untuk mengakuisisi startup di tahun 2016. Total, sudah ada enam startup yang masuk dalam portofolio bisnis digital perusahaan sejak proses akuisisi tahun lalu.

Di tahun 2016 ini Kresna makin agresif untuk memperluas portofolio perusahaan yang bergerak di bisnis digital lewat proses akuisisi. Awal tahun ini saja, periode Januari hingga Mei, sudah ada tiga startup yang diakuisi dan ini sudah disinggung Kresna sejak tahun lalu. Mereka adalah PT Dini Nusa Kusuma yang bergerak di jasa satelit, platform pemesanan tiket Padiciti, dan aplikasi kinerja bisnis on-demand Kpisoft.

Managing Director Kresna Jahja Suryandi seperti dilansir Dealstreetasia menekankan bahwa perusahaan hanya berinvestasi di startups yang telah mengamankan basis pelanggan kuat. Dengan cara ini, risiko dapat dikelola dan bisnis dapat disinergikan dengan satu sama lain.

“Kami selalu berpikir bagaimana kami dapat mensinergikan bisnis dalam [tiap] investasi kami. Ini yang membedakan kami dari [perusahaan] venture capitals [lainnya],” ujar Jahja.

Lebih jauh, Jahja juga mengungkap bahwa perusahaan kini tengah mencoba menyelesaikan puzzle portofolio online mereka yang terdiri dari sembilan sektor, yaitu digital payment, food delivery service, financial and investment services, cloud, forex converter, digital entertainment, loyalty and social geo marketing, mobile satellite service, dan travel.

Di samping akuisisi, Kresna juga tengah menjajaki solusi pembayaran digital melalui kemitraan anak perusahaan mereka dengan Perumnas. Tujuan solusi pembayaran digital tersebut yakni untuk mempermudah penghuni rusunawa dan pihak Perumnas dalam hal pembayaran dan administrasinya

Komitmen perluasan bisnis digital Kresna pun ditunjukan lewat keputusan perusahaan dalam menunda membayar dividen tahun ini untuk menyimpan semua uang yang mereka bisa demi investasi strategi. Setidaknya, Kresna akan mengalokasikan sekitar $ 20 juta hingga $ 25 juta untuk akuisisi startup lagi di tahun 2016.

Saat ini, Kresna disebutkan tengah melakukan uji kelayakan untuk proses akuisisi dua startup baru. Penawaran tersebut diharapkan bisa mencapai kesepakatan pada kuartal ketiga atau empat 2016. Jahja mengungkap bahwa salah satu startup yang akan diakuisisi bergerak di bidang social media.

Kemitraan dengan Supra Boga Lestari

Di awal bulan ini, Kresna juga mengumumkan kemitraan mereka dengan Supra Boga Lestari untuk mendirikan usaha e-commerce Supra Kreatif Mandiri (SKM) yang akan meluncur di kuartal ketiga 2016. SKM nantinya akan mengembangkan platform KeSupermarket yang menyediakan kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, produk segar, dan barang dagangan umum lainnya. Portal tersebut  direncanakan pula untuk menjual produk elektronik dan gawai ke depannya.

Dalam kemitraan ini, Kresna akan menggelontorkan sejumlah dana investasi tahap awal untuk pengembangan platform KeSupermarket. Jumlah dana investasinya diperkirakan mencapai $ 2 juta hingga $ 3 juta.

Mengundang investor asing dan rencana IPO di tahun 2018

Menurut Presiden Direktur Kresna Michael Steven, strategi bisnis baru mereka dalam berinvestasi di startup berhasil menarik perhatian dana asing. Steven mengklaim, roadshow yang digelar di Singapura, Hong Kong, dan Amerika memberikan umpan balik positif. Itu adalah tur pengantar Kresna untuk memastikan Kresna tetap ada di radar mereka, para investor asing.

Steven sendiri menyebutkan bahwa mengundang investor asing ke perusahaan adalah salah satu kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan. Untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan investor baru, Kresna berencana untuk melakukan stock split dengan rasio 1 sampai  5. Stock split adalah isu untuk saham baru di perusahaan bagi pemegang saham yang ada dalam proporsi kepemilikan mereka saat ini.

Di samping itu, Kresna juga berharap bisnis digital mereka bisa menghasilkan keuntungan yang kuat sehingga pada tahun 2018 sudah siap untuk penawaran saham publik. Jahja bahkan menyebutkan bahwa sebenarnya ada satu startups digitalnya yang mungkin siap untuk IPO sebelum 2018 bila dilihat dari kinerja dan pertumbuhan mereka. Namun, ia menolak mengatakan perusahaan mana yang sedang mempersiapkan penawaran.

Jahja juga mengungkap bahwa Kresna berniat untuk tetap jadi pemegang saham utama, bahkan setelah startups telah go public. “Tidak seperti VC lain yang mencari exit melalui IPO, Kresna berniat untuk tinggal dan membantu mereka [startup] memperluas [bisnis] dalam jangka panjang,” ujar Jahja.