Tag Archives: sustainable business

Mekari’s CEO, Suwandi Soh Talks About His Venture to Build Sustainable Business

Since the rebranding into Mekari in 2019, the SaaS platform that is focused on increasing employee and business productivity has become one of a few profit-oriented technology platform which is not provoked by the “burn money” scheme.

The pandemic that has accelerated technology adoption at various scales has triggered Mekari’s rapid growth. The company expanded its product line by acquiring the CRM service developer platform Qontak last month.

Mekari’s CEO, Suwandi Soh, who participated as the mentor for the online incubator program DSLaunchpad Ultra 2021, revealed that the rapid growth of the SaaS platform provides motivation for companies to develop sustainable businesses.

Mekari is also listed in the centaur list with a valuation exceeded $100 million.

Inspiring journey

Suwandi Soh introducing Sleekr

In the early days before Mekari, Suwandi said that he had worked in several companies and noticed that many are still relied on conventional methods to monitor various types of data in terms of employee management. Manual recording and the use of spreadsheets make the process inflexible and less accurate.

He perceived the current condition and the huge opportunity for technology to solve this, Suwandi then began to introduce the HR management business model using software-as-a-service (SaaS).

“Previously I noticed there are many platforms that offered relevant technology to businesses to manage their employee and business management. However, most of them offer quite expensive prices and usually available for large companies. There are many small to medium-sized companies have not utilized that kind of software,” Suwandi said.

Entering the year of 2014-2015, services began to appear that offer SaaS for all. Suwandi used this momentum to introduce his products. This goes along the increasing penetration of the internet among the public.

“Starting from Sleekr [before rebranding into Mekari], we see an opportunity to explore further how to handle business needs and complete operations in the company for accounting, HR, also tax management using SaaS,” Suwandi said.

The micro, small, and big enterprises

(ki-ka) Anthony Kosasih - COO Mekari, Suwandi Soh - CEO Mekari, Daniel Witono - CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari
(left to right) Anthony Kosasih – Mekari’s COO, Suwandi Soh – Mekari’s CEO, Daniel Witono – Mekari’s CPO in Mekari’s consolidation event 2019 / Mekari

Indonesia is a Southeast Asian country with the largest number of MSME players. Based on the Ministry of Cooperatives, Small and Medium Enterprises (KUKM) data in 2018, there are 64.2 million MSMEs that absorbs around 117 million workers or 97% of the national workforce. MSMEs contribution to the national economy (GDP) has reached 61.1%.

“It is said that Indonesia will become the 4th global country in terms of GDP in 2030. Indonesia should be able to grow bigger and become a world economic power. Now is the right time to invest and grow in Indonesia,” Suwandi added.

In terms of business segmentation, Suwandi notices a slight difference defined by Mekari. When talking about MSMEs, there are many who still consider warungs or small businesses that are run independently are MSMEs .He mentioned 5 structures related to this matter, micro, very small, small, medium and large. With the slight difference, he claims to still adhere the same perception as defined by the government using 4 structures (micro, small, medium and large businesses).

“The pandemic has shifted most of the business. Not only big, but also small [businesses] are starting to adopt SaaS technology. There are also those who are leveraging the cloud to make online collaboration easier with dispersed teams,” he said .

Mekari prioritizes software that provides value for business. These values ​​are what Mekari offers for helping businesses increase productivity, business development, and accelerate business.

Currently the business model is a fully paid subscription. However, Mekari does not limited to free subscription with paid options for additional features.

The future of SaaS

Mekari University
Mekari University’s interface, with various courses of productivity software / Mekari

One of the advantages of SaaS startups, Suwandi said, is the benchmark that investors already understand. Venture capitalists and large companies feel comfortable investing in SaaS platforms, such as Mekari, because most of them are also companies included in the category.

“Overseas, the SaaS industry is very mature, in contrast to ride-hailing, which is relatively new. SaaS has a lot of understanding compared to other sectors, therefore, it does not become an obstacle for SaaS startups to later emerge and offer services to target users,” Suwandi said.

The high awareness also makes it easier for Mekari to implement a sustainable and profit-oriented business scheme. When you want to do marketing activities, for example, you will pay close attention to metrics such as LTV/CAC. While there is no definite recipe, it does provide an advantage for the SaaS platform to run a business.

“Speaking of sustainability and profitability, I think both are equally important. It is important for companies to be able to accelerate growth, but on the other hand, they can also earn profits and continue to survive,” Suwandi concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

CEO Mekari Suwandi Soh / Mekari

Perjalanan CEO Mekari Suwandi Soh Membangun Bisnis Berkelanjutan

Melakukan rebranding dengan nama Mekari sejak tahun 2019 lalu, platform SaaS yang fokus ke peningkatan produktivitas pegawai dan bisnis ini menjadi sedikit dari platform teknologi yang fokus ke orientasi profit dan tidak terpancing dengan skema “bakar uang”.

Pandemi yang mengakselerasi adopsi teknologi di berbagai skala memicu pertumbuhan Mekari yang semakin pesat. Perusahaan bulan lalu menambah lini produk dengan mengakuisisi platform pengembang layanan CRM Qontak.

Kepada DailySocial, CEO Mekari Suwandi Soh, yang bakal menjadi mentor program inkubator online DSLaunchpad Ultra 2021, mengungkapkan, pesatnya pertumbuhan platform SaaS memberikan motivasi bagi perusahaan untuk mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

Mekari sendiri saat ini termasuk di jajaran startup dengan valuasi centaur atau lebih dari $100 juta.

Pengalaman yang memberi inspirasi

Suwandi Soh saat memperkenalkan Sleekr

Di masa awal, sebelum membangun Mekari, Suwandi mengatakan dirinya sempat bekerja di sejumlah perusahaan dan melihat masih banyak mereka mengandalkan cara konvensional untuk memantau berbagai jenis data dalam hal manajemen pegawai. Pencatatan secara manual dan penggunaan spreadsheet membuat proses tersebut tidak fleksibel dan kurang akurat.

Melihat kondisi yang ada dan besarnya peluang pemanfaatan teknologi untuk menyelesaikan hal ini, Suwandi kemudian mulai memperkenalkan model bisnis pengelolaan HR memanfaatkan software-as-a-service (SaaS) kepada bisnis.

“Sebelumnya saya melihat memang sudah banyak platform yang menawarkan teknologi yang relevan kepada bisnis untuk mengelola manajemen pegawai dan bisnis mereka. Namun kebanyakan menawarkan harga yang cukup mahal dan hanya digunakan oleh perusahaan besar saja. Masih banyak perusahaan yang masih kecil hingga menengah yang belum memanfaatkan software tersebut,” kata Suwandi.

Memasuki tahun 2014-2015 mulai bermunculan layanan yang menawarkan layanan SaaS ke semua kalangan. Momentum tersebut dimanfaatkan Suwandi memperkenalkan produknya. Hal tersebut bersamaan dengan mulai meningkatnya penetrasi internet di kalangan masyarakat.

“Dimulai dari Sleekr [nama sebelum rebranding menjadi Mekari], kita melihat ada peluang untuk di-explore lebih jauh bagaimana caranya menangani kebutuhan bisnis dan menyelesaikan operasional di perusahaan untuk akuntansi, HR, hingga pengelolaan pajak memanfaatkan SaaS,” kata Suwandi.

Kategori usaha mikro, kecil, dan besar

(ki-ka) Anthony Kosasih - COO Mekari, Suwandi Soh - CEO Mekari, Daniel Witono - CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari
(ki-ka) Anthony Kosasih – COO Mekari, Suwandi Soh – CEO Mekari, Daniel Witono – CPO Mekari Dalam Acara Pengumuman Konsolidasi Mekari 2019 / Mekari

Indonesia adalah negara Asia Tenggara yang memiliki jumlah pelaku UMKM terbesar. Menurut data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KUKM) tahun 2018, jumlah pelaku UMKM sebanyak 64,2 juta dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja nasional. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian nasional (PDB) sebesar 61,1%.

“Sudah banyak yang menyebutkan bahwa Indonesia akan menjadi negara ke-4 secara global dari sisi GDP pada tahun 2030 mendatang. Indonesia mestinya bisa tumbuh lebih besar dan menjadi kekuatan ekonomi dunia. Saat ini menjadi waktu yang tepat untuk berinvestasi dan tumbuh di Indonesia,” kata Suwandi.

Dari sisi segmentasi bisnis, Suwandi melihat ada sedikit perbedaan yang didefinisikan Mekari. Ketika berbicara tentang UMKM, masih banyak yang menyebutkan warung atau usaha kecil yang dijalankan secara independen adalah UMKM. Ia melihat ada 5 struktur terkait hal tersebut, yaitu micro, very small, small, medium dan large. Meskipun sedikit berbeda, ia mengklaim masih menganut persepsi yang sama dengan yang didefinisikan pemerintah, yaitu 4 struktur (mikro, usaha kecil, usaha menengah dan besar).

“Pandemi telah mengubah sebagian besar bisnis. Tidak hanya [usaha] besar, tapi juga kecil untuk mulai mengadopsi teknologi SaaS. Ada juga yang memanfaatkan cloud untuk mempermudah kolaborasi online dengan tim yang tersebar,” kata Suwandi.

Mekari mengedepankan software yang memiliki value untuk usaha. Nilai tersebut yang menjadi fokus Mekari membantu bisnis meningkatkan produktivitas, pengembangan bisnis, dan kemudahan menjalankan bisnis.

Saat ini model bisnisnya adalah berlangganan berbayar secara penuh. Meskipun demikian, Mekari tidak menutup peluang pilihan langganan gratis dengan opsi berbayar untuk tambahan fitur bagi penggunanya.

Masa depan SaaS

Mekari University
Tampilan laman Mekari University, berisi beragam kursus penggunaan software produktivitas / Mekari

Salah satu keunggulan startup SaaS, menurut Suwandi, adalah benchmark yang sudah dipahami investor. Kalangan venture capital dan perusahaan besar merasa nyaman berinvestasi di platform SaaS, seperti Mekari, karena kebanyakan dari mereka juga merupakan perusahaan yang masuk di kategori tersebut.

“Di luar negeri sendiri industri SaaS sudah sangat mature, berbeda dengan ride hailing yang masih tergolong baru. SaaS sudah banyak yang memahami dibandingkan sektor lainnya, sehingga tidak menjadi hambatan bagi startup SaaS untuk kemudian muncul dan menawarkan layanan kepada target pengguna,” kata Suwandi.

Besarnya awareness tersebut juga memudahkan Mekari menerapkan skema bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi keuntungan. Ketika ingin melakukan kegiatan pemasaran, misalnya, akan diperhatikan benar metrik seperti LTV/CAC.  Meskipun tidak ada resep yang pasti, hal tersebut memberikan keuntungan bagi platform SaaS untuk menjalankan bisnis.

“Bicara soal sustainability dan profitability menurut saya keduanya sama-sama penting. Penting bagi perusahaan untuk bisa mempercepat pertumbuhan, namun di sisi lain juga bisa mendapatkan profit dan tentunya terus bertahan,” kata Suwandi.