Tag Archives: suv

BMW Ungkap SUV Elektrik Baru, BMW iX

Masih ingat dengan mobil konsep bernama iNext yang BMW pamerkan dua tahun silam? Seperti yang sudah dijanjikan, mobil itu akhirnya bakal diproduksi secara massal sebagai sebuah mobil elektrik. Namun ada sedikit revisi pada namanya, yang kini dikenal sebagai BMW iX.

Secara estetika, iX banyak mempertahankan elemen futuristis yang diperkenalkan iNext. Beberapa bagian memang harus disederhanakan demi memudahkan tahap produksi, akan tetapi iX tetap kelihatan paling modern di antara mobil-mobil BMW lainnya.

Selain desain, hal lain yang paling mencolok dari fisik iX adalah ukurannya. Mobil ini besar, dengan panjang dan lebar setara SUV BMW X5, serta ukuran ban sekelas milik BMW X7. Kalau mengacu pada dimensi BMW X5 dengan panjang 4.922 mm dan lebar 2.004 mm, berarti iX bakal menjadi yang paling bongsor di antara kedua rivalnya yang juga berdarah Jerman, yakni Audi e-tron dan Mercedes-Benz EQC, sekaligus mendekati ukuran Tesla Model X.

Kalau eksteriornya terlihat agresif, interior iX malah terbilang kalem. Saking minimalisnya kabin iX, kita hanya akan menjumpai satu buah layar saja, meski memang layar itu menutupi lebih dari separuh dashboard-nya. Seperti biasa, layarnya dibagi menjadi dua: porsi kiri dengan bentang diagonal 12,3 inci sebagai panel instrumen, porsi kanan dengan dimensi 14,9 inci untuk sistem infotainment.

Dilihat sepintas, penampilan interiornya lagi-lagi tidak berbeda drastis dibanding versi konsepnya dulu. Teknologi “Shy Tech” yang diusung memang tidak secanggih yang dijanjikan sebelumnya, tapi BMW tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyamarkan sejumlah komponen interiornya sehingga terlihat membaur dengan material yang digunakan.

BMW membangun iX di atas platform mobil elektrik generasi kelimanya. Sepasang motor elektrik yang terpasang pada iX sanggup menghasilkan output daya maksimum lebih dari 370 kW (500 hp), dan untuk urusan akselerasi 0-100 km/jam, iX diyakini mampu mencatatkan waktu di bawah 5 detik.

Untuk baterainya, BMW masih enggan menyebut kapasitas persisnya, namun mereka bilang ada di kisaran 100 kWh. Baterai sebesar itu diperkirakan cukup untuk menenagai iX hingga menempuh jarak sekitar 482 kilometer dalam sekali pengisian, dan proses pengisiannya pun sangat cepat berkat dukungan teknologi DC fast charging.

Secara teknis, iX diklaim sanggup menerima asupan daya dengan output maksimum 200 kW. Dalam skenario ini, baterainya dapat terisi dari 10 sampai 80 persen dalam waktu kurang dari 40 menit. Kalau dilihat dari perspektif lain, iX sanggup menempuh jarak 120 km dalam setiap 10 menit charging.

Sebagai model flagship, BMW iX jelas terdengar menjanjikan. Sayang mobil ini baru akan diproduksi mendekati akhir 2021, dan sejauh ini juga belum ada informasi soal banderol harganya. Kalau boleh menebak, harganya bakal lebih mahal daripada BMW X5, yang sendirinya berada di kisaran $60.000.

Sumber: Electrek dan BMW.

Fisker Resmikan SUV Elektriknya, Ocean, Siap Bersaing dengan Tesla Model Y

Juli tahun lalu, Fisker merilis foto SUV elektrik yang sedang mereka kerjakan untuk pertama kalinya setelah sebelumnya sebatas memberikan teaser demi teaser. Mobil itu sudah resmi sekarang, diperkenalkan di hadapan pengunjung CES 2020 dengan nama Fisker Ocean.

Apa saja keistimewaannya? Tidak banyak, apalagi kalau melihat track record Fisker yang selama ini terkesan sangat ambisius. Kendati demikian, ini justru bisa menjadi hal yang positif jika dilihat dari sudut pandang lain, sebab Fisker selama ini memang dikenal banyak sesumbarnya.

Fisker Ocean

Terlepas dari itu, Fisker Ocean terdengar cukup menjanjikan. Ia bakal bersaing langsung dengan Tesla Model Y yang duduk di rentang harga yang sama; Ocean mulai $37.500, sedangkan Model Y mulai $39.000. Kedua mobil ini akan membantu meningkatkan tingkat adopsi mobil elektrik di lebih banyak kalangan, khususnya kelas menengah ke bawah.

Untuk sekarang, Fisker rupanya masih agak malu-malu terkait spesifikasi Ocean. Varian termurahnya disebut bakal mengusung baterai berkapasitas mendekati 80 kWh, akan tetapi jarak tempuhnya belum dirincikan. Terkait performanya, Fisker mengklaim bahwa varian termahalnya bisa menempuh 0 – 100 km/jam dalam waktu 2,9 detik saja.

Fisker Ocean

Satu aspek unik dari Ocean adalah atapnya, yang dengan cerdik menyembunyikan panel surya. Pengaruhnya memang tidak begitu besar; Fisker mengklaim panel surya ini bisa menyuplai jarak tempuh ekstra sekitar 1.600 kilometer per tahun, atau setara 4 kilometer per harinya. Meski begitu, kinerjanya setidaknya masih jauh lebih baik ketimbang saat Fisker menerapkan ide yang sama pada mobil pertamanya delapan tahun silam.

Sebagai perbandingan, Lightyear One yang dilengkapi panel surya dari ujung ke ujung sanggup menghasilkan energi yang setara dengan jarak tempuh ekstra 12 km setiap jamnya. Toyota juga belum lama ini menguji sistem serupa, dan mereka bilang sistemnya mampu menyuplai jarak tempuh ekstra sejauh 56 km per hari.

Singkat cerita, atap panel surya pada Fisker Ocean ini hanya bisa dianggap sebagai fitur pemanis semata. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan mereka bisa terus mengoptimalkan kinerjanya ‘memanen’ matahari ke depannya. Implementasi panel surya pada mobil listrik masih tergolong baru, jadi kita harus memberinya waktu untuk berkembang.

Fisker Ocean

Beralih ke interior, Fisker Ocean mengikuti tren terkini dengan gaya minimalis dan dashboard yang terpusat pada layar sentuh berukuran besar. Satu yang saya suka adalah, layar itu dilengkapi semacam shortcut bar di bagian bawahnya, dan Fisker tidak lupa menerapkan sistem haptic feedback pada bagian ini.

Poin menarik lain dari interiornya adalah klaim 100% vegan, yang berarti konsumen tak akan menjumpai sedikit pun kulit hewan yang melapisi bagian kabinnya. Sebagai gantinya, Fisker menggunakan bahan-bahan daur ulang beserta material sintetis lainnya.

Lalu kapan kita bakal melihat mobil ini di jalanan? Fisker menargetkan paling cepat akhir 2021 atau awal 2022, sekitar setahun lebih terlambat dari Tesla Model Y (dengan catatan Tesla menepati janjinya kali ini).

Sumber: The Verge dan Electrek.

Land Rover Jejalkan Segala Macam Teknologi Canggih ke Dalam Varian Defender Baru

Teknologi driverless mungkin dianggap sebagai perwujudan ideal alat transportasi masa depan. Tapi konsep pintar di ranah otomotif sebetulnya menjelma menjadi berbagai hal, dan Jaguar Land Rover ialah salah satu brand yang paling gemar bereksperiman. Mereka mengembangkan drone pendamping kendaraan, sistem kemudi otomatis khusus off-road, hingga mengusahakan agar pintu mobil bisa buka-tutup sendiri.

Perusahaan asal Inggris itu juga sudah menyiapkan sesuatu untuk memeriahkan pasar otomotif di tahun depan. Para teknisi Land Rover saat ini sedang mendesain ulang varian Defender dan mencoba menyematkan berbagai teknologi anyar di sana, terutama pada seri Defender 90 dan 110. Land Rover Jaguar mengklaim bahwa teknologi-teknologi mutakhir tersebut dihadirkan demi membuat pengendara tetap terkoneksi, terhibur dan tidak ketinggalan berita.

Jantung dari kapabilitas ‘pintar’ di Land Rover Defender 90 dan 110 terletak pada teknologi Electronic Vehicle Architecture versi kedua – disingkat EVA 2.0. Ia bertanggung jawab untuk mengatur segala hal yang berkaitan dengan fungsi kelistrikan di kendaraan, dan semuanya dapat diakses dan didiagnosis lewat panel sentuh di depan (tetap tersedia bahkan buat varian entry-level sekalipun).

Kehadiran teknologi canggih tentu saja tidak akan lengkap tanpa dukungan software. Dan Land Rover Jaguar berkomitmen untuk memastikan sisi piranti lunak kendaraan tetap up-to-date lewat metode distribusi pembaruan Software-Over-The-Air. SOTA merupakan elemen esensial dalam penyajian sistem infotainment Pivi Pro. Sistem ini sengaja dirancang dengan antarmuka mirip smartphone yang dimaksudkan agar lebih intuitif.

Land Rover Defender 2020 1

Di sana, Anda bisa segera mengakses informasi yang diinginkan seperti kondisi lalu lintas, bantuan navigasi, perkiraan waktu tiba, menampilkan harga bensin dan ketersediaan slot parkir, serta menggunakan fitur-fitur lainnya. Di panel sentuh itu Anda dapat menggunakan gesture seperti pinch untuk zoom-in atau -out, atau mengaktifkan sistem panduan suara jika berada di daerah yang kurang familier.

Land Rover Defender 2020 juga dibekali teknologi Bluetooth terbaru yang memungkinkan kita menyambungkan dua smartphone sekaligus. Dan sembari berendara, baterai perangkat bergerak bisa Anda isi ulang dengan menaruhnya di pad wireless charging. Lalu di sisi hiburan, tersedia On Line Package yang menawarkan streaming musik tanpa batas, ditopang oleh sistem audio enam speaker (dapat di-upgrade menjadi 10 atau 14 plus sub-woofer).

Berbekal machine learning, pengemudi dipersilakan buat memanfaatkan sistem panduan cerdas untuk memperoleh rute terbaik atau yang paling familier. Lalu jika pandangan ke spion terhalang benda atau penumpang, tampilannya bisa diubah ke kamera belakang. Terdapat pula kamera di sisi bawah yang memperkankan Anda melihat kondisi jalan atau genangan air.

Land Rover Defender edisi 2020 rencananya akan dipasarkan beberapa bulan lagi, dibanderol seharga mulai dari US$ 50 ribu (buat versi empat silindernya).

Via DigitalTrends.

Fisker Sedang Kerjakan SUV Elektrik, Kali Ini Tanpa Klaim Kelewat Ambisius

Henrik Fisker bukanlah nama yang asing di dunia otomotif. Pria berkebangsaan Denmark itu selama ini dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab atas rancangan mobil yang menawan macam Aston Martin DB9 dan BMW Z8, sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri di tahun 2007.

Sayangnya kiprah Fisker Automotive tidak bertahan lama dan harus menghadapi kebangkrutan di tahun 2013. Namun ambisi Henrik Fisker rupanya belum habis, dan di tahun 2016, lahirlah Fisker Inc. sebagai perusahaan terbarunya.

Fisker Inc. sejauh ini belum punya produk untuk dinikmati konsumen sama sekali. Mereka memulai debutnya dengan memperkenalkan konsep mobil elektrik bernama Fisker EMotion, yang diklaim bakal menjadi terobosan baru berkat baterai berteknologi supercapacitor graphene yang diusungnya. Sayang konsep tersebut hanya semakin membuktikan bahwa Fisker kelewat ambisius, sebab tidak sampai setahun setelahnya, Fisker dilaporkan telah mengganti baterai EMotion menjadi li-ion biasa.

Fisker Electric SUV

Namun Fisker sepertinya mulai menemukan titik terang tahun ini. Setelah beberapa bulan memberikan sejumlah teaser, Fisker akhirnya mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan sebuah SUV elektrik, dan yang paling penting, tanpa klaim terobosan ini-itu seperti sebelumnya.

Melihat wujudnya, sejatinya tidak ada yang terlalu istimewa dari SUV elektrik Fisker ini. Namun itu justru merupakan kabar baik mengingat peluangnya untuk terealisasi semestinya jauh lebih besar. Kategori SUV juga seharusnya bisa menjangkau minat lebih banyak kalangan mengingat belakangan pabrikan-pabrikan seperti Mercedes-Benz maupun Audi pun merilis mobil elektrik perdananya di segmen ini.

Desain prototipenya tidak melenceng jauh dari sketsa awalnya / Fisker Inc.
Desain prototipenya tidak melenceng jauh dari sketsa awalnya / Fisker Inc.

Detail mengenai mobil ini masih belum banyak. Spesifikasinya seperti apa juga masih belum diketahui, namun mobil ini disebut mampu menempuh jarak hingga 480 km dalam satu kali charge. Fisker juga bilang bahwa interiornya yang banyak mengandalkan bahan-bahan hasil daur ulang tergolong sangat lapang untuk ukurannya, dan ini mengindikasikan kalau mobil ini bakal masuk kategori compact SUV (tanpa kursi baris ketiga).

Fisker menarget harga jual mobil ini di bawah $40.000, dan ini cukup mengesankan kalau mempertimbangkan jarak tempuh per charge-nya itu tadi. Fisker berencana memamerkan prototipenya dalam beberapa bulan ke depan, dan berharap bisa memasarkan SUV elektrik ini mulai tahun 2021 mendatang.

Sumber: Electrek.

VW ID. Roomzz Adalah SUV Elektrik Tujuh Penumpang Sekaligus Lounge Berjalan

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, VW bakal memasarkan SUV elektriknya, ID. Crozz mulai tahun depan. Meski dikategorikan SUV, Crozz sebenarnya lebih pantas digolongkan sebagai crossover (seperti tersirat dari namanya) mengingat kabinnya hanya mampu menampung lima penumpang saja.

Itulah mengapa VW memutuskan untuk menyingkap mobil konsep yang lain lagi. Namanya ID. Roomzz, dan ia merupakan SUV tujuh penumpang dengan panjang bodi yang mencapai angka lima meter. Terkait desain, VW sengaja membuatnya agar tampil senada dengan adiknya yang berdimensi lebih kecil.

VW ID. Roomzz

VW terkesan tak mau menyia-nyiakan keunggulan Roomzz perihal space atau ruang. Dipadukan dengan sistem kemudi otomatis (Level 4), Roomzz dapat beralih fungsi menjadi lounge berjalan. Jadi ketika sistem kemudi otomatisnya aktif, penumpang dapat memutar posisi joknya menjadi berhadap-hadapan seperti di sebuah lounge.

Inilah yang menjadi kelebihan utama Roomzz dibandingkan Crozz. Interiornya boleh kelihatan minimalis, tapi fungsionalitasnya superior berkat kemampuannya beradaptasi dengan keinginan penumpang sekaligus mode berkendara yang sedang aktif.

VW ID. Roomzz

Selebihnya, Roomzz cukup identik dengan Crozz, terutama di sektor performa. Dua motor elektrik yang terpasang siap menghasilkan output daya sebesar 302 hp. Meski bongsor, Roomzz masih bisa mencatatkan waktu 6,6 detik untuk urusan akselerasi 0 – 100 km/jam.

Dipadukan dengan baterai berkapasitas 82 kWh, Roomzz dapat menempuh jarak sekitar 450 km dalam satu kali pengisian, selisih sedikit dibandingkan Crozz mengingat ada perbedaan dimensi. Baterainya pun juga telah mendukung teknologi fast charging, di mana 80% kapasitasnya dapat terisi dalam waktu sekitar setengah jam saja.

Rencananya, VW berniat merealisasikan Roomzz dan memasarkannya pada tahun 2021, dimulai di pasar Tiongkok terlebih dulu. VW boleh terlambat mencicipi segmen mobil elektrik, namun mereka sepertinya lebih memilih menyiapkan portofolio yang komplet terlebih dulu.

Sumber: VW.

Tesla Model Y Resmi Diungkap: Model 3 Rasa SUV

Sesuai janji, Tesla akhirnya resmi memperkenalkan mobil elektrik terbarunya, Model Y. Mobil ini merupakan versi SUV dari Model 3, dan Tesla merancangnya menggunakan basis platform yang sama seperti sedan termurahnya itu.

Kemiripan antara Model Y dan Model 3 memang langsung terlihat dari luar, terutama pada bagian moncong depannya. Sebagai sebuah SUV/crossover, tentu saja bodinya sedikit lebih tinggi, akan tetapi tidak kelewat tinggi sehingga Tesla berani mengklaim karakter pengendaliannya mirip seperti mobil sport.

Tesla Model Y

Yang cukup mengejutkan, konsumen Model Y nantinya bisa memilih fitur opsional berupa tambahan sepasang kursi di baris ketiga, sehingga Model Y pun sanggup mengangkut tujuh penumpang. Utilitas memang merupakan nilai plus dari sebuah SUV, dan Tesla rupanya tak mau mengorbankan aspek tersebut meski yang digunakan adalah platform sebuah sedan.

Tesla Model Y

Lalu bagaimana dengan performanya? Tipikal Tesla, sama sekali tidak mengecewakan. Varian termahalnya (Performance) dilengkapi sepasang motor elektrik, sanggup membawa Model Y melesat dari 0 – 100 km/jam dalam waktu 3,5 detik saja, dengan top speed 240 km/jam.

Varian ini juga telah dibekali fitur Track Mode seperti yang ada pada Model 3. Urusan efisiensi, yang paling irit adalah varian Long Range, dengan baterai yang bisa tahan sampai 480 km dalam sekali pengisian.

Tesla Model Y

Seperti Model 3, Model Y juga bakal ditawarkan dalam varian termurah (Standard Range), dengan jarak tempuh 370 km per charge, dan banderol harga mulai $39.000. Akselerasi dan top speed-nya jelas tak sekencang varian Performance, tapi kita juga tak boleh lupa bahwa varian Performance dibanderol mulai $60.000.

Wujudnya mirip, spesifikasinya mirip, interiornya pun juga mirip seperti Model 3, dengan dashboard super minimalis yang hanya mengandalkan satu layar sentuh berukuran 15 inci saja. Selagi berada di dalam, kesan lapang juga bakal semakin terasa berkat kehadiran atap kaca panoramik.

Tesla Model Y

Semua ini terdengar mengesankan, dan Tesla terbukti sudah beberapa kali memenuhi seluruh klaimnya. Yang hampir selalu meleset adalah produksi dan pemasarannya. Semoga saja itu tidak terulangi pada Model Y, yang dijadwalkan mengaspal paling cepat pada musim gugur 2020, sedangkan varian termurahnya baru akan menyusul pada musim semi 2021.

Sumber: Electrek.

Aston Martin Ungkap SUV Elektrik Super-Mewah, Lagonda All-Terrain

Aston Martin membuat kejutan di ajang Geneva Motor Show tahun lalu dengan menyingkap rencananya untuk menghidupkan kembali sub-brand Lagonda kepunyaannya. Wacana tersebut turut dibarengi oleh sebuah mobil konsep yang mungkin terkesan terlalu canggih untuk standar sekarang.

Reinkarnasi Lagonda ini pada dasarnya akan berfokus pada segmen mobil elektrik, dan di ajang Geneva Motor Show tahun ini, mereka sudah menyiapkan mobil konsep lain bernama Lagonda All-Terrain. Tidak seperti sebelumnya, konsep ini terkesan lebih masuk akal untuk direalisasikan dalam waktu dekat.

Aston Martin Lagonda All-Terrain

Dari namanya sudah kelihatan bahwa Lagonda All-Terrain merupakan sebuah SUV segala medan, akan tetapi penampilannya sangat menipu. Buat saya, ia kelewat mewah untuk melahap medan berlumpur, tapi toh Rolls-Royce Cullinan juga demikian. Bedanya, tentu saja, Lagonda All-Terrain murni mengandalkan energi listrik.

Bentuknya juga mengingatkan saya pada Jaguar I-Pace, namun dengan sasis yang lebih panjang hingga nyaris menyerupai sebuah limusin. Aston Martin pada dasarnya banyak menerapkan prinsip desain Lagonda Vision Concept dalam merancang Lagonda All-Terrain, dan sebagai sebuah Lagonda, nuansa mewahnya sudah tercium bahkan dari luar.

Aston Martin Lagonda All-Terrain

Masuk ke dalam, aura mewahnya semakin pekat. Lantainya benar-benar rata dan berlapis karpet, sedangkan sasis yang begitu panjang membuat kabinnya terkesan begitu lapang. Kendati demikian, yang bakal menjadi pusat perhatian justru adalah kunci dari mobil ini.

Teknologi keyless entry sudah pasti ada di mobil ini, akan tetapi usai pemilik mobil masuk ke dalam, ia dipersilakan menempatkan kuncinya itu ke wadah membulat dengan desain bersirip di bagian tengah. Dari situ kuncinya akan melayang memanfaatkan teknologi levitasi, dan di titik itu kuncinya beralih fungsi menjadi kenop putar untuk mengoperasikan sistem infotainment.

Aston Martin Lagonda All-Terrain

Sungguh itu merupakan sebuah inovasi yang tidak perlu, akan tetapi kemewahan tidak pernah mengenal kata perlu atau tidak perlu. Beralih ke spesifikasi dan performa, sayangnya sampai sejauh ini Aston Martin masih enggan merincikannya.

Kita juga tidak boleh lupa bahwa Lagonda All-Terrain masih berstatus konsep. Meski begitu, Aston Martin sudah punya niatan untuk mulai memproduksinya pada tahun 2022.

Sumber: Aston Martin.

Audi Ungkap Q4 e-tron, Lebih Ringkas, Lebih Efisien, tapi Tetap Bertenaga

Pertengahan tahun ini, Audi akan mulai memasarkan mobil elektrik perdananya, e-tron. Kiprah mereka di segmen elektrik memang tergolong terlambat, akan tetapi Audi tidak segan memasang target yang cukup ambisius: pada tahun 2025 nanti, Audi bakal memiliki 12 model yang bermesin elektrik sepenuhnya.

Jelas sekali e-tron baru permulaan alias menu pembuka. Tidak lama setelah peluncuran e-tron, Audi langsung menyingkap sedan elektrik e-tron GT yang masih berstatus konsep, dengan rencana realisasi pada akhir 2020. Di ajang Geneva Motor Show tahun ini, Audi pun tidak lupa memperkenalkan konsep lainnya untuk segmen elektrik.

Audi Q4 e-tron

Mobil tersebut adalah Q4 e-tron, bisa dianggap sebagai adik kecil e-tron jika melihat fisiknya yang lebih ringkas. Secara estetika, kedua mobil ini tampak cukup mirip, akan tetapi di mata saya, e-tron kelihatan sedikit lebih kaku dibandingkan Q4 e-tron.

Meski lebih kecil, dapur pacu Q4 e-tron tetap saja mumpuni, dengan bekal sepasang motor elektrik yang sanggup menghasilkan output daya sebesar 225 kW (± 300 hp). Dipadukan dengan torsi sebesar 460 Nm, 0 – 100 km/jam dapat ia lahap dalam waktu 6,3 detik saja, sedangkan kecepatan maksimumnya dibatasi secara elektronis di angka 180 km/jam.

Kapasitas baterainya lebih kecil daripada e-tron orisinal di angka 82 kWh, akan tetapi berhubung bobotnya lebih ringan, Q4 e-tron sanggup menempuh jarak sejauh 450 km dalam satu kali pengisian. Pengisiannya juga sudah mendukung teknologi fast charging, dengan kemampuan mengisi 80 persen kapasitas dalam waktu sekitar 30 menit saja.

Audi Q4 e-tron

Masuk ke bagian kabin, Q4 e-tron tidak kalah canggih dan mewah ketimbang kakaknya. Sistem infotainment-nya mengandalkan layar sentuh 12,3 inci di bagian tengah, yang sengaja sedikit dimiringkan ke arah pengemudi demi kenyamanan ekstra.

Yang saya suka, Audi masih menyematkan deretan tombol untuk mengatur sistem pendingin di bawah layar tersebut. Ini jauh lebih nyaman ketimbang harus menggunakan touchscreen seperti pada Tesla Model 3. Lebih lanjut, konsol tengah yang semestinya dihuni oleh tuas transmisi dan rem tangan telah beralih fungsi menjadi kompartemen penyimpanan yang lega pada Q4 e-tron.

Audi Q4 e-tron

Audi berencana untuk memproduksi Q4 e-tron pada akhir tahun 2020, sama seperti e-tron GT. Harganya masih belum diketahui, tapi sudah pasti di bawah $74.800 yang merupakan banderol e-tron orisinal.

Sumber: Audi.

Tesla Model Y Bakal Diungkap Secara Resmi pada 14 Maret 2019

Rumor mengenai Tesla Model Y sudah lama berhembus. Namun Tesla pada akhirnya mengonfirmasi bahwa mobil tersebut eksis, dan mereka siap menyingkapnya secara resmi pada tanggal 14 Maret mendatang. Seperti biasa, informasi ini datang dari Tweet sang CEO sendiri, Elon Musk.

Model Y pada dasarnya merupakan Model 3 versi SUV atau crossover. Menurut penjelasan Elon, Model Y mempunyai dimensi sekitar 10% lebih besar ketimbang Model 3, yang berarti harganya juga akan dipatok sekitar 10% lebih mahal.

Spesifikasinya semestinya juga sama seperti Model 3, termasuk kapasitas baterainya. Namun berhubung ukuran Model Y lebih besar, jarak tempuhnya dalam sekali pengisian tidak akan sejauh Model 3.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari Tesla, pernyataan Elon terkait kemiripan kedua mobil ini bisa diartikan Tesla menggunakan Model 3 sebagai basis dari Model Y. Skenario ini sejatinya lebih masuk akal ketimbang menggunakan platform baru, apalagi mengingat Tesla baru saja meresmikan varian terendah dari Model 3 yang dibanderol seharga $35.000 saja.

Anggap saja Model Y ini sebagai versi terjangkau dari Model X, sama seperti peran Model 3 sebagai versi murah dari Model S. Di luar kategori premium, bisa dipastikan Model Y tak akan mengusung pintu Falcon Wing yang selama ini sudah menjadi ciri khas Model X.

Detail lebih lengkap, termasuk banderol harga Model Y, baru akan diungkap pada ajang peluncurannya nanti. Tesla juga bakal menghadirkan prototipenya agar bisa langsung dijajal oleh para jurnalis yang diundang.

Sumber: Electrek.

Serunya Berkendara Pintar Bersama Chevrolet Trax

Pasar otomotif di Indonesia mungkin dipenuhi oleh produk-produk Jepang, namun di tengah naiknya kepopuleran SUV, nama Chevrolet semakin dilirik konsumen. Chevrolet merupakan salah satu brand yang paling cepat merangkul teknologi, termasuk mengadopsi drivetrain elektrik baik untuk mobil kota maupun balap, serta menyediakan fitur-fitur yang tidak terpikirkan sebelumnya.

Di kelas sport utility vehicle, brand punya General Motors Company ini mengandalkan Trailblazer dan Trax. Trailblazer adalah SUV berukuran sedang sedangkan Trax merupakan versi compact-nya. Kendaraan-kendaraan ini punya spesifikasi yang canggih, namun bukan cuma aspek itu saja yang Chevrolet tawarkan. Di tanggal 22 November kemarin, GM Indonesia mengundang sejumlah media untuk merasakan langsung pengalaman berkendara bersama Trax dalam Trax Fun Drive.

Diproduksi sejak tahun 2013, Chevrolet Trax ialah SUV subcompact crossover, dibangun berdasarkan platform GM Gamma II. Trax masuk di Indonesia pada akhir 2015, dan memperoleh facelift yang terinspirasi dari Chevrolet Corvette di tahun 2017, membuat penampilannya lebih sporty sekaligus futuristis. Oh, dan jangan biarkan istilah ‘subcompact‘ mengecoh persepsi Anda. Trax mempunyai bagian interior lapang dengan empat kursi penumpang (tiga jika hand rest diturunkan).

Trax 8

Chevrolet menjelaskan bagaimana mereka merancang Trax dengan visibilitas khas SUV, namun tetap lincah dan ramping untuk jalanan perkotaan. Versi LTZ yang saya kendarai kemarin turut dibekali sunroof, sangat ideal jika Anda ingin menikmati udara sejuk pedesaan, dapat dibuka cukup dengan menekan satu tombol. Terdapat pula cover sliding sebagai pelindung dari teriknya sinar matahari.

Trax 11

Untuk orang yang sehari-hari mengendarai mobil manual buatan Jepang, ada proses adaptasi yang saya lalui ketika berkenalan dengan Trax. Awalnya, tuas lampu sein dan wiper sering tertukar. Kemudian segala tombol, switch dan kenop di sana terasa sedikit mengintimidasi, tapi sensasi ini segera hilang begitu saya mulai memahami fungsi-fungsinya. Jangan cemas, cukup berbekal pengetahuan dasar dalam mengemudi, Trax tetap bisa dioperasikan secara optimal.

Trax 3

 

Bermacam-macam fitur otomatis

Dalam menyempurnakan pengalaman berkendara, ada sejumlah fitur otomatis yang GM bubuhkan di SUV ini. Chevrolet Trax menyajikan transmisi otomatis 6-percepatannya dengan opsi mode manual, dan memulai perjalanan menjadi begitu mudah berkat teknologi PEPS (Passive Entry, Passive Star) yang memperkenankan pengemudi menyalakan kendaraan tanpa perlu mengeluarkan kunci mobil.

Trax 5

Kita juga tidak akan lagi lupa menyalakan lampu dengan memilih mode pencahayaan pintar. Bisa diatur melalui kenop, sistem memungkinkan lampu menyala otomatis berdasarkan gelap terangnya keadaan di sekitar kendaraan. Misalnya, lampu depan segera menyala ketika kita berada di dalam parkiran bawah tanah atau sewaktu mobil melewati terowongan.

Trax 14

Silakan tengok ke cermin spion tengah, dan Anda akan melihat area kecil berwarna hitam di sana. Setelah mencari tahu lebih jauh, bagian ini ternyata adalah sensor untuk fitur auto dimming. Fitur ini berfungsi meredupkan/menggelapkan spion ketika ada sinar berintensitas tinggi menyorot dari arah belakang, sehingga mata Anda tidak silau sembari mencegah pecahnya konsentrasi.

Trax 13

Fungsi cruise control bisa Anda temukan di area kiri setir. Ketika diaktifkan, lampu indikator akan menyala hijau, dan Trax tetap melaju di kecepatan yang sudah ditentukan tanpa mengharuskan kita menekan pedal gas. Via switch di sebelahnya, Anda bisa menaikkan ataupun menurunkan laju mobil. Selanjutnya, Anda dipersilakan mengistirahatkan kaki (cruise control dapat digunakan pula buat menghemat konsumsi bahan bakar).

Trax 12

Saya menemukan banyak hal kecil yang membuat semuanya terasa intuitif. Contoh kecilnya, kunci pintu akan segera terbuka begitu persneling berada di posisi P (parking) atau mengunci sendiri ketika sedang bergerak di D. Lalu dalam kondisi terkunci, penumpang tetap dapat membuka pintu. Fungsi ini dimaksudkan sebagai fitur keselamatan, seandainya mobil mengalami kecelakaan dan tidak memungkinkan bagi pengemudi buat membuka kunci.

Trax 7

 

Chevrolet MyLink

Chevrolet menyediakan sebuah layar LED 7-inci di tengah dashboard untuk mengakses segala fitur di Trax. Komponen ini didukung oleh MyLink yang berfungsi menyambungkan perangkat iOS ke panel secara langsung, tanpa perlu instalasi software apapun. Dengannya, Anda dapat membuka sejumlah aplikasi, contohnya app navigasi seperti Google Maps atau Waze dan menampilkan peta di layar, menikmati lagu via Spotify, menjawab panggilan telepon, hingga membalas chat WhatsApp.

Trax 16

Tunggu dulu, bukankah mengirim dan menerima pesan saat mengemudi itu berbahaya? Betul, itu sebabnya Chevrolet membekali Trax bersama kompatibilitas perintah suara. Sistem dapat mengubah suara (berbahasa Inggris) menjadi teks. Anda juga tak perlu repot-repot menjulurkan tangan ke layar, karena fungsi-fungsi yang berkaitan dengan komunikasi dan suara dapat diatur dari tombol-tombol di kanan setir.

Trax 1

 

Interior dan pengalaman berkendara

Chevrolet Trax menyuguhkan interior yang luas, mungkin sedikit lebar bagi tubuh kurus saya. Jok kulitnya nyaman dan mengikuti kontur punggung dengan sempurna. Hal lain yang saya sukai ialah ergonomisnya bagian setir. Lekukan-lekukan di sana secara tak langsung meminta saya untuk menempatkan jari dan tangan di celah tertentu. Buat saya, ukuran stir juga sangat pas, bahkan sensasi mengemudinya seperti menggunakan small hatchback.

Trax 6

Selama mengendarainya (sesi uji kemarin dilangsungkan dari kota Jakarta sampai Bogor), saya menyadari bagaimana Trax memberikan sudut penglihatan yang luas, kemudian kehadiran kamera di belakang sangat menyederhanakan proses parkir.

Trax 15

Menariknya lagi, Chevrolet memikirkan banyak hal kecil yang membuat segalanya lebih mudah. Pertama, kursi dapat diratakan, memastikan ruang kargonya maksimal dan bongkar muat barang jadi lebih gampang. Kemudian di bagian tengah, Trax menyediakan power plug 230V. Itu artinya, Anda tetap bisa mengisi ulang baterai laptop ketika berkendara, atau bahkan memanggang roti menggunakan oven listrik (tidak dianjurkan).

Trax 2

Chevrolet tak lupa melengkapi Trax dengan peredam suara di bagian pintu, jendela samping dan kaca depan, sehingga bunyi-bunyi bising di luar dapat terblokir secara efektif. Obrolan serta musik sama sekali tidak terganggu walaupun kita sedang terjebak macet di tengah kota ataupun lagi melaju di kecepatan tinggi. Saya sempat melesat di 140km/jam lebih, tapi suara gemuruh angin sama sekali tidak terdengar.

Trax 4

 

Siap menjelajahi dalam dan luar kota

Chevrolet menjelaskan bahwa Trax mereka rancang sebagai ‘pendamping terbaik dalam menjelajah rimba perkotaan’, ditunjang oleh desain stylish dan tubuh ramping serta kehadiran integrasi perangkat pintar. Meski demikian, saya pribadi tidak akan ragu menggunakannya untuk berkendara jauh ke luar kota karena segala fitur di sana membuat pengalaman mengemudi jadi lebih sederhana dan santai.

Trax 10