Tag Archives: suv

Range Rover Evoque Generasi Baru Disingkap, Lebih Manis, Lebih Lega dan Lebih Canggih Teknologinya

Nama Land Rover mungkin akan selalu diasosiasikan dengan mobil berbentuk kaku yang jago melahap segala medan. Namun sejak kehadiran Range Rover Evoque pertama kali di tahun 2011, pabrikan asal Inggris itu membuktikan bahwa mereka juga mampu merancang mobil berpenampilan seksi yang cocok untuk area perkotaan, selagi di saat yang sama masih sanggup diajak ber-offroad ria.

Tujuh tahun dan setelah beberapa varian facelift kemudian, generasi kedua Evoque akhirnya disingkap. Bentukannya masih mirip, akan tetapi dengan polesan di beberapa bagian, dan sejumlah inspirasi yang diambil dari kakaknya yang berukuran sedikit lebih besar, yakni Range Rover Velar.

Range Rover Evoque 2020

Berhubung bodinya sedikit memanjang, kabin Evoque 2020 terkesan lebih lega, terutama di area penumpang belakang dan bagasinya. Balutan material-material mewah masih menjadi sorotan ketika memasuki interiornya, dan yang unik adalah bagaimana Land Rover sukses menyulap plastik daur ulang menjadi lapisan suede yang premium.

Range Rover Evoque 2020

Melengkapi interior mewah tersebut adalah seabrek teknologi modern yang bisa memenuhi ekspektasi konsumen di tahun 2018 dan seterusnya. Sepasang layar sentuh 10 inci menjadi pusat kendali sistem infotainment-nya, dan Land Rover tak lupa menyematkan dukungan Apple CarPlay sekaligus Android Auto.

Range Rover Evoque 2020

Juga unik adalah ClearSight Rear View Mirror, yang pada dasarnya merupakan kombinasi spion tengah sekaligus kamera pada belakang mobil. Jadi ketika bangku belakang penuh penumpang, pengemudi tinggal mengganti tampilan spion dengan kamera, dan visibilitas ke belakang pun jadi bebas dari kepala penumpang ataupun bagasi yang terlampau penuh.

Range Rover Evoque 2020

Lebih lanjut, ada pula ClearSight Ground View, dan ini bukan sembarang kamera pada moncong mobil seperti pada umumnya. Tampilan yang dihasilkan kelihatan seperti menembus dari dalam kap mesin, dan sudut pandangnya pun cukup luas di angka 180°. Hasilnya, visibilitas ke depan jadi lebih menyeluruh, meliputi bagian dasar sekaligus.

Range Rover Evoque 2020

Urusan performa, untuk pertama kalinya lini Evoque bakal kebagian varian bermesin hybrid. Perpaduan mesin bensin dan motor elektrik ini sanggup menggelontorkan daya sebesar 296 hp dan torsi 400 Nm. Sayangnya Land Rover masih bungkam soal akselerasi maupun estimasi konsumsi bahan bakarnya.

Terlepas dari itu, kehadiran motor elektrik dan baterai ini semestinya dapat membantu menggenjot performa ketika berakselerasi. Ketika berada di jalanan macet dan mobil melaju kurang dari 17 km/jam, motor elektriknya juga bisa mengambil alih kinerja mesin bensin sepenuhnya, sehingga jarak tempuhnya bisa ditingkatkan lebih lagi.

Range Rover Evoque 2020

Terkait offroad, tentunya kita sudah tidak perlu meragukan apapun yang mengusung logo Land Rover pada tubuhnya. Mobil ini baru akan dipasarkan tahun depan. Harganya masih belum diketahui, tapi seharusnya Evoque 2020 bakal selalu menjadi “Land Rover termurah” seperti generasi pertamanya.

Sumber: SlashGear.

Mobil Elektrik Perdana Mercy, Mercedes-Benz EQC, Resmi Diperkenalkan

Pertama kali Mercedes-Benz mengungkapkan rencananya untuk memproduksi mobil elektrik adalah di tahun 2016 lewat sebuah mobil konsep bernama Generation EQ. Dua tahun berselang, mimpi tersebut akhirnya menjadi kenyataan. Inilah Mercedes-Benz EQC, mobil elektrik murni perdana dari sang pionir industri otomotif.

Dari luar, penampilannya tidak mencerminkan sebuah mobil elektrik. Anda bisa melihat grille berukuran besar di hidungnya, dan ini jelas palsu alias untuk hiasan semata mengingat mekanisme pendingin mobil elektrik sangat berbeda dari mobil bermesin bensin. Pun demikian, setidaknya tampangnya jadi tidak kelewat futuristis.

Mercedes-Benz EQC 400 4MATIC

Mercy tidak membual saat berkata bahwa desain mobil elektrik versi produksinya tidak akan jauh-jauh dari mobil konsep yang diperkenalkan dua tahun lalu. Secara keseluruhan, EQC sangat mirip dengan Generation EQ, hanya saja kesan futuristisnya sedikit ditekan sehingga wujudnya lebih menyerupai SUV/crossover tradisional Mercy.

Mercedes-Benz EQC 400 4MATIC

Urusan performa, EQC mengandalkan sepasang motor elektrik yang masing-masing diposisikan di tengah-tengah roda depan dan belakang. Tenaga yang dihasilkan mencapai angka 300 kW (402 hp), dan torsi maksimumnya mencapai 765 Nm yang disalurkan ke keempat rodanya (all-wheel-drive). Top speed-nya dibatasi di angka 180 km/jam, sedangkan akselerasi 0 – 100 km/jam berhasil diselesaikan dalam 5,1 detik saja.

Motor elektrik ini menerima suplai energi dari baterai lithium-ion berkapasitas total 80 kWh. Layaknya mobil-mobil buatan Tesla, baterainya ditempatkan di bagian dasar mobil demi menekan center of gravity, dan pada akhirnya meminimalkan efek limbung. Dalam satu kali pengisian, EQC dapat menempuh jarak sekitar 450 kilometer.

Mercedes-Benz EQC 400 4MATIC

Terkait charging, kita tahu bahwa Daimler (induk perusahaan Mercy) telah membentuk aliansi bersama nama-nama besar industri otomotif lainnya untuk mengembangkan jaringan charger mobil elektrik bernama Ionity. Namun yang cukup unik, Mercy telah menyematkan charger terintegrasi di dalam EQC yang dilengkapi sistem water cooling. Fungsinya adalah supaya konsumen dapat mengisi ulang baterai EQC di kediamannya dengan lebih cepat, tepatnya dengan kapasitas 7,4 kW.

Mercedes-Benz EQC 400 4MATIC

Masuk ke dalam kabinnya, Anda akan disambut oleh interior yang cukup mewah dan lagi-lagi tidak terlampau futuristis seperti yang ada pada versi konsepnya. Panel instrumen dan sistem infotainment-nya mengandalkan satu layar memanjang dari balik setir ke tengah dashboard, sama seperti sejumlah model Mercy terbaru, dan EQC masih menggunakan sistem MBUX meski ada sejumlah perubahan yang disesuaikan untuk ekosistem mobil elektrik.

Rencananya, mobil bernama lengkap Mercedes-Benz EQC 400 4MATIC ini baru akan diproduksi secara massal mulai tahun 2019. Sayang Mercy masih bungkam soal harga maupun jadwal pemasarannya.

Sumber: Electrek dan Daimler.

Spion Virtual Jadi Salah Satu Fitur Unggulan SUV Elektrik Audi e-tron Quattro

Debut Audi di segmen mobil elektrik hanya tinggal menunggu waktu. Mobilnya, Audi e-tron Quattro, sudah hampir siap diproduksi. Penampakan finalnya memang masih disamarkan, akan tetapi Audi telah menyingkap interiornya secara lengkap. Kabinnya yang amat canggih ini pada dasarnya merupakan alasan mengapa mobil ini juga pantas dijadikan bahan pembicaraan media teknologi, bukan hanya media otomotif saja.

Salah satu bagian dari kabin e-tron Quattro yang paling mengundang perhatian adalah kehadiran layar sentuh OLED 7 inci di ujung panel pintu kiri dan kanan, tepat di sebelah ventilasi AC. Lalu kalau kita menengok ke sisi luar pintu kiri dan kanan mobil, rupanya kaca spion yang kita kenal selama ini telah digantikan oleh sepasang kamera.

Audi e-tron Quattro virtual side mirrors

Melalui kedua layar berbentuk trapesium itulah pengemudi e-tron Quattro bisa melihat ke belakang. Kalau kaca spion biasa umumnya dapat diatur sudutnya menggunakan tombol atau joystick, di sini kita tinggal mengusap layar untuk melakukan hal yang sama. Jangan khawatir, spion virtual yang berada di sisi penumpang juga bisa diatur melalui sisi pengemudi.

Karena merupakan touchscreen, tampilan kedua spion virtual ini juga dapat diperbesar atau diperkecil jika perlu. Audi sendiri menyediakan tiga jenis tampilan yang berbeda, tergantung situasinya; apakah pengemudi sedang melaju di jalan tol, sedang menikung, atau sedang parkir.

Gambaran lebih jelasnya bisa Anda dapatkan lewat video first look dari Auditography di bawah. Video yang diunggah Audi ke Facebook juga sempat memperlihatkan spion virtual ini beraksi meskipun hanya dalam sekejap saja.

Sumber: Autoblog.

SUV Elektrik Audi e-tron Quattro Usung Kabin Bernuansa Mewah Sekaligus Futuristis

Semakin ke sini, mobil semakin mirip dengan gadget berkat seabrek fiturnya, ditambah lagi dengan bertambah maraknya pengembangan mobil elektrik. Contoh yang paling pas untuk mengilustrasikan mobil sebagai gadget berjalan adalah Tesla Model 3, di mana hampir semua fungsinya harus dioperasikan melalui sebuah layar sentuh masif di tengah dashboard.

Keputusan Tesla ini jelas mengundang banyak kontroversi mengingat sudah puluhan tahun kita terbiasa berhadapan dengan kontrol fisik di dalam kabin sebuah mobil. Namun dominasi digital tidak akan terelakkan dari industri otomotif, dan prototipe SUV elektrik Audi sejatinya akan semakin mempertegas hal tersebut.

SUV bernama Audi e-tron Quattro itu pertama kali muncul sebagai mobil konsep di tahun 2015, dan dijadwalkan bakal mengaspal paling cepat tahun depan. Seperti apa penampilan versi produksinya masih belum ada yang tahu, namun Audi berbaik hati memamerkan isi kabinnya baru-baru ini, yang ternyata dipenuhi oleh layar – meski belum seekstrem konsep Audi Prologue Allroad.

Audi e-tron Quattro

Pendekatan yang diambil Audi berbeda 180° dari Tesla, sebab masing-masing layar di kabin e-tron Quattro punya fungsi yang berbeda. Kita mulai dulu dari yang paling konvensional, sebuah layar sentuh besar di tengah dashboard, yang bisa digunakan untuk mengakses fungsi navigasi dan multimedia, termasuk halnya fungsi ponsel yang tersambung.

Tepat di bawahnya, terdapat satu layar lagi yang berfungsi untuk mengatur kenyamanan dalam kabin, utamanya fungsi climate control. Selain itu, layar kedua ini juga berfungsi untuk menginput teks, baik menggunakan tampilan keyboard QWERTY virtual atau dengan gesture menulis menggunakan jari.

Audi e-tron Quattro

Di bawahnya lagi, pengemudi dibawa kembali ke ranah konvensional lewat sebuah tuas persneling. Namun berhubung ini mobil elektrik – yang sama sekali tidak membutuhkan sistem transmisi – tuas tersebut hanya sebatas untuk mengatur pergerakan maju dan mundur, serta berhenti (netral), plus sebuah tombol untuk parkir.

Yang cukup unik, ukuran tuasnya terkesan terlalu besar untuk kontrol seminim itu. Ini dikarenakan tuasnya yang berlapis kulit itu juga merangkap fungsi sebagai tatakan tangan ketika pengemudi mengakses layar kedua di tengah dashboard itu tadi. Sepele, namun sangat praktis.

Audi e-tron Quattro

Beralih ke balik lingkar kemudi, Audi Virtual Cockpit kembali menyapa pengemudi. Bagi yang belum tahu, panel instrumen ini sebenarnya merupakan sebuah layar berukuran masif yang tampilannya bisa dikustomisasi. Tentu Audi sudah menyempurnakannya dari yang sudah ada pada mobil-mobilnya sekarang.

Audi e-tron Quattro

Lalu sampailah kita ke bagian yang paling menarik, yakni sepasang layar 7 inci di panel pintu kiri dan kanan, tepat di sebelah ventilasi AC di bagian ujung. Kedua layar OLED ini, dipadukan dengan kamera yang terpasang di sisi kiri dan kanan, bakal menggantikan peran kaca spion sepenuhnya, dengan tampilan yang akan disesuaikan dengan kondisi berkendara, semisal apakah pengguna sedang parkir atau melaju di jalan tol.

Memangnya apa yang salah dari kaca spion biasa? Audi bilang bahwa penggunaan kamera bakal membantu meningkatkan aerodinamika. Kendati demikian, spion digital ini hanya akan tersedia sebagai opsi bagi konsumen di kawasan yang undang-undangnya memperbolehkan, seperti di Eropa misalnya.

Audi e-tron Quattro

Hasil akhirnya, kabin e-tron Quattro tampak begitu mewah sekaligus futuristis, namun tidak sampai ke titik kelewat sci-fi seperti yang biasa terdapat pada mobil konsep. Sebagai pelengkap, Audi tak lupa menyematkan sistem audio premium garapan Bang & Olufsen, yang terdiri dari total 16 speaker dan amplifier berdaya 705 watt.

Seperti yang saya bilang, mobilnya sendiri baru siap dipasarkan paling cepat tahun depan. Berdasarkan laporan Elektrek, banderol harganya dimulai di angka €80.000 untuk varian terendahnya di Jerman.

Sumber: 1, 2, 3.

Hyundai Bersiap Pasarkan SUV Elektriknya Menjelang Akhir Tahun Ini

Ingat mobil elektrik, pasti ingat Tesla. Namun belakangan satu per satu pabrikan mobil lain mulai serius menghadapi pasar baru ini. Tidak terkecuali Hyundai, yang tengah bersiap meluncurkan SUV elektriknya, Hyundai Kona Electric.

Sesuai namanya, ini merupakan versi elektrik dari SUV kecil yang bernama sama. Desainnya nyaris identik, menggabungkan citra SUV dan hatchback. Perbedaan yang paling mencolok adalah absennya grille pada moncong depan Kona Electric, mengingat cara kerja sistem pendinginnya sangat berbeda dari mobil bermesin bensin.

Hyundai Kona Electric

Bicara soal mobil elektrik, yang paling penting dibahas tentu saja adalah efisiensi dayanya. Hyundai mengklaim baterai berkapasitas 64 kWh yang tertanam mampu membawa Kona menempuh jarak 400 kilometer sebelum perlu diisi ulang. Pengisian ulangnya pun terbilang cepat jika menggunakan fast charger: 80% kapasitas baterai bisa terisi dalam waktu kurang dari satu jam.

Hyundai Kona Electric

Perihal performa, Kona Electric sedikit lebih unggul dibanding versi standarnya, sanggup menyemburkan daya sebesar 201 hp dan torsi 395 Nm guna mempercepat akselerasi. Pada kenyataannya, Hyundai bilang bahwa 0 – 100 km/jam bisa ditempuh dalam waktu 7,6 detik saja oleh Kona Electric, sedangkan kecepatan maksimumnya mencapai 167 km/jam.

Hyundai Kona Electric

Fitur driver assist, termasuk pengereman otomatis ketika mendeteksi objek di depan mobil, tersedia sebagai fitur standar. Lalu Hyundai tak lupa membekali kabin Kona Electric dengan sejumlah fitur premium macam panel instrumen full-digital, heads-up display (HUD), sampai wireless charger untuk ponsel.

Hyundai sejauh ini belum bilang harganya berapa, tapi semestinya tidak terpaut terlalu jauh dari Kona versi standar yang dibanderol mulai $19.500. Di Amerika Serikat, pemasarannya bakal dimulai menjelang akhir tahun 2018.

Sumber: Engadget dan Hyundai.

Porsche Mission E Cross Turismo Berpotensi Menjadi Rival Tesla Model X

Tanpa harus terkejut, ajang Geneva International Motor Show tahun ini dibanjiri oleh mobil elektrik. Salah satu yang sangat mengundang perhatian adalah Porsche Mission E Cross Turismo, saudara kandung dari sports car Mission E yang dijadwalkan mengaspal tahun depan.

Meski dibangun menggunakan platform yang sama, Mission E Cross Turismo pada dasarnya merupakan sebuah SUV – crossover kalau menurut Porsche sendiri. Desainnya mengingatkan saya akan Porsche Panamera, namun tentu dengan beberapa sentuhan ekstra yang membuatnya tampak jauh lebih futuristis.

Porsche Mission E Cross Turismo

Mengusung status mobil konsep, wajar apabila interior Mission E Cross Turismo didominasi oleh layar di sana-sini. Pengemudinya bahkan bakal disuguhi heads-up display (HUD) yang akan aktif berdasarkan sistem eye tracking di dalam kabin, yang bertugas mendeteksi ke arah panel instrumen mana sang pengemudi melirik.

Dari gambarnya, nyaris tidak ada tombol atau kenop fisik pada dashboard Mission E Cross Turismo. Spontan saya langsung teringat pada Tesla Model 3, hanya saja di sini Porsche sedikit lebih berani dengan memperbanyak jumlah layar sentuhnya – sekali lagi wajar untuk kategori mobil konsep.

Porsche Mission E Cross Turismo

Kalau semua itu masih terasa kurang canggih, ada drone yang duduk manis di kabin belakang dan bisa dioperasikan dari dashboard untuk keperluan dokumentasi. Kalau disuruh memilih fitur apa yang bakal hilang dari versi produksinya, menurut saya jawabannya adalah drone ini, sebab kehadirannya terasa kurang esensial.

Porsche Mission E Cross Turismo

Soal spesifikasi, Mission E Cross Turismo identik dengan saudaranya. Dua motor elektrik menggerakkan keempat rodanya secara bersamaan, menyuguhkan output daya sebesar 600 hp. Akselerasinya pun sama, 0 – 100 km/jam sanggup ditempuh dalam waktu kurang dari 3,5 detik.

Baterai yang menghuni bagian dasar mobil diyakini mampu menyuplai energi hingga mobil menempuh jarak sekitar 500 km dalam satu kali charge. Teknologi fast charging pun turut tersedia, di mana 80% kapasitas baterainya bisa diisi dalam waktu 15 menit saja, sehingga mobil bisa lanjut menempuh jarak sejauh 400 km.

Porsche Mission E Cross Turismo

Tidak seperti Mission E, sejauh ini Porsche belum mengungkap rencananya untuk merealisasikan Mission E Cross Turismo ke depannya. Kemungkinan besar mereka akan meninjau respon konsumen terlebih dulu usai memasarkan Mission E nanti.

Sumber: Porsche.

VW Bakal Pasarkan SUV Elektrik Pertamanya di Tahun 2020

Agustus lalu, VW mengumumkan bahwa reinkarnasi modern Kombi yang bermesin elektrik bakal melenggang ke showroom mulai tahun 2022. Namun sebelum van ikonik itu terlahir kembali, akan ada SUV elektrik yang mengaspal lebih dulu di tahun 2020.

Sepintas mobil bernama VW I.D. Crozz ini terdengar seperti rival potensial Tesla Model X, namun bukan itu sebenarnya tujuan yang hendak dicapai VW. Sesuai dengan makna nama Volkswagen sendiri, pabrikan asal Jerman tersebut ingin mobil elektrik bisa merakyat ke depannya.

VW I.D. Crozz

Performa mobil berpenggerak empat roda (4WD) ini tidaklah sefenomenal Model X, dengan dua motor elektrik yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 302 hp. Kendati demikian, efisiensinya cukup mengagumkan, sanggup menempuh jarak hingga 480 kilometer sebelum baterai berkapasitas 83 kWh-nya perlu diisi ulang.

Baterainya yang disebar di bagian dasar mobil guna menyeimbangkan distribusi berat ini juga bisa dicas dengan cepat. VW bilang bahwa kalau menggunakan charger berkapasitas 150 kWh, baterainya bisa terisi sampai 80 persen kapasitasnya dalam waktu 30 menit saja.

VW I.D. Crozz

Sebagai SUV yang dimensinya cukup mirip dengan VW Tiguan, kabin I.D. Crozz terbilang cukup luas. Hal ini semakin menonjol berkat pintu depan yang dapat terbuka hingga 90 derajat, serta pintu tengah bertipe geser.

Kabinnya sendiri mengawinkan filosofi minimalis dan futuristis. VW tidak lupa menyematkan sistem kemudi otomatis I.D. Pilot, yang diperkirakan bakal beroperasi mulai tahun 2025. Saat aktif, lingkar kemudi mobil akan ditarik masuk ke dashboard dengan sendirinya, lalu pencahayaan di kabin akan berganti warna sebagai indikator.

VW I.D. Crozz

VW bilang bahwa I.D. Pilot dapat diaktifkan menggunakan perintah suara, dan sistem ini mengandalkan perpaduan empat pemindai laser yang akan muncul di bagian atap, sejumlah sensor ultrasonik, radar, serta beberapa kamera di bagian samping dan depan.

Sejauh ini VW belum mengungkapkan banderol untuk I.D. Crozz, namun mereka cukup yakin bisa menekan harganya berkat kemampuannya memproduksi dalam skala besar. Sekali lagi seperti yang saya bilang, sesuai dengan makna harfiah Volkswagen yang berarti “mobil rakyat”.

Sumber: Volkswagen dan Green Car Reports.

bagaimana cara membuat database di mysql

Tesla Resmi Luncurkan SUV Elektrik Perdananya, Model X

Sepanjang kiprahnya, pabrikan otomotif Tesla Motors ingin membuktikan bahwa mobil listrik bisa masuk dalam kategori apa saja. Di kategori mobil sport, Tesla punya Roadster. Di kategori sedan, Tesla punya Model S, yang benar-benar revolusioner di segala aspek. Tapi Tesla belum mau berhanti, mereka kini punya mobil listrik di kategori SUV. Namanya Tesla Model X. Continue reading Tesla Resmi Luncurkan SUV Elektrik Perdananya, Model X

Cara Defrag Windows 7

Audi E-Tron Quattro Concept, SUV Elektrik dengan Panel Surya Sebagai Atapnya

5 tahun yang lalu mungkin tidak ada yang menyangka kalau perusahaan asal Silicon Valley bisa menjadi ‘incaran’ industri otomotif. Kini pabrikan-pabrikan mobil ternama saling berlomba mencari cara untuk ‘mempecundangi’ Tesla. Salah satunya adalah Audi. Continue reading Audi E-Tron Quattro Concept, SUV Elektrik dengan Panel Surya Sebagai Atapnya

Ford Explorer Platinum 2016 Usung Sistem Audio Premium Racikan Sony

Untuk sebagian orang, sistem audio bukan termasuk pertimbangan penting dalam membeli mobil baru. Mereka oke-oke saja dengan sistem audio standar yang menjadi paket bawaan mobil tersebut. Continue reading Ford Explorer Platinum 2016 Usung Sistem Audio Premium Racikan Sony