Tag Archives: SV Investment

East Ventures dan SV Investment, perusahaan VC dan PE berbasis di Korea, membentuk dana kelolaan baru dengan menargetkan dana $100 juta

East Ventures dan SV Investment Berkolaborasi Bentuk Dana Kelolaan Senilai Rp1,5 Triliun

East Ventures bersama dengan SV Investment, perusahaan VC/PE berbasis di Seoul, membentuk dana kelolaan baru dengan menargetkan dana sebesar $100 juta (sekitar Rp1,5 triliun). Dana kelolaan ini diberi nama “East Ventures South Korea Fund in Partnership with SV Investment”.

Dana dibuat untuk membuka koridor investasi antara ekosistem usaha di Asia Tenggara dan Korea, meliputi investasi dana, transfer pengetahuan, dan berbagi jaringan. Dana tersebut akan diinvestasikan pada startup dan perusahaan yang menjanjikan di beberapa sektor seperti biotech & healthcare, mobilitas masa depan, teknologi ramah lingkungan, media dan konten, dan lainnya.

Managing Partner East Ventures Roderick Purwana menjelaskan, penggalangan dana kelolaan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara keahlian mendalam East Ventures dalam ekosistem startup di Asia Tenggara dan pengalaman SV Invesment di pasar Korea Selatan.

“Bersama-sama, kami ingin mewujudkan potensi besar dari dibentuknya koridor Indonesia-Korea Selatan ini untuk membina dan mempercepat pertumbuhan startup di kedua kawasan. Kemitraan strategis ini merupakan bukti komitmen kami untuk mendorong lebih banyak inovasi dan membentuk Asia Tenggara yang sehat dan produktif [..],” ujarnya, Jumat (6/10).

Dana kelolaan ini akan dikelola secara kolaboratif oleh kedua VC, yang bertujuan untuk memfasilitasi para startup dan perusahaan teknologi Korea dalam menarik modal asing, mempromosikan IPO perusahaan di luar negeri, dan bertukar keahlian dan pengetahuan yang berharga antarekosistem.

Selain itu, kerja sama strategis ini diharapkan dapat memberikan peluang bagi para investor untuk berinvestasi di perusahaan teknologi Asia Tenggara yang bisa bertumbuh dan berevolusi dari layanan berbasis platform konsumen ke layanan intensif teknologi.

Managing Partner SV Investment David Junghun Bang mengatakan, pihaknya melihat potensi besar di Asia Tenggara dan meyakini Indonesia bakal memimpin pertumbuhan sebagai negara dengan perekonomian terbesar di kawasan tersebut.

“Oleh karena itu, kami senang dapat berkolaborasi dengan East Ventures, perusahaan modal ventura terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. [..] Saya yakin bahwa pengalaman investasi SV Investment yang telah terbukti di industri teknologi serta portofolio dan jaringan East Ventures yang luas, akan membawa perubahan positif pada ekosistem ventura di Korea dan Asia Tenggara,” imbunya.

SV Investment memiliki beberapa kantor cabang di luar negeri, di antaranya Singapura, Boston (Amerika Serikat), Shanghai, dan Shenzhen di Tiongkok. SV Investment merupakan salah satu perusahaan pemodal ventura independen Korea paling aktif di Asia Tenggara. Di Indonesia, SV Investment merupakan salah satu investor dari FinAccel (Kredivo) dan MAKA Motors.

Dana kelolaan East Ventures

Sebelumnya, East Ventures mengelola dana kelolaan yang mereka bentuk sendiri. Ada tiga kelolaan, yakni Growth Plus sebesar $250 juta (lebih dari 3,7 triliun Rupiah) yang diumumkan pada Maret 2023. Dana tersebut secara khusus akan menargetkan pada pendanaan tahap lanjutan dalam ekosistem East Ventures yang menunjukkan potensi kuat.

Kemudian, dua dana kelolaan sebelumnya, yakni Seed dan Growth disebutkan telah menerima pengembalian yang baik dan telah diperpanjang hingga $585 juta. Ini membuat total dana yang telah dihimpun East Ventures sejak tahun lalu menjadi $835 juta.

Dipaparkan, perusahaan portofolio East Ventures telah menunjukkan daya tarik yang menjanjikan. Sebanyak 60% dari portofolio berada dalam pertumbuhan EBITDA positif atau jalur yang sangat jelas menuju EBITDA positif, dan lebih dari 40% dari mereka memiliki runway setelah 2025.

“Perusahaan akan terus berinvestasi di perusahaan tahap awal dan tahap pertumbuhan melalui dana Seed and Growth, sementara dana Growth Plus akan memberi perusahaan portofolio East Ventures sumber daya untuk meningkatkan dan mencapai potensi penuh mereka,” tutup perusahaan.

East Ventures merupakan salah satu VC paling aktif berinvestasi di Indonesia. Dalam paparan sebelumnya, disampaikan hingga kuartal I 2023, sebanyak 20 startup yang telah didanai. Sebesar $6,7 miliar masuk ke dalam kategori investasi lanjutan (follow-on funding).

East Ventures juga sudah mengantongi $86 miliar annualized GMV dengan $1 miliar Asset Under Management (AUM). Tercatat sebanyak 90% portofolio mereka telah memiliki margin yang positif.

Startup EV MAKA Motors mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal $37,6 juta dari AC Ventures, East Ventures, dan SV Investment

MAKA Motors Peroleh Pendanaan Awal Rp564 Miliar Dipimpin AC Ventures, East Ventures, dan SV Investment

Startup produsen kendaraan listrik MAKA Motors mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal senilai $37,6 juta (lebih dari 564 miliar Rupiah). Putaran yang dipimpin oleh AC Ventures, East Ventures, dan SV Investment (investor asal Korea Selatan).

Perolehan ini diklaim sebagai pendanaan tahap awal terbesar yang pernah ada di Indonesia, sekaligus menjadi yang terbesar di Asia Tenggara untuk vertikal kendaraan listrik. Sebelumnya titel pendanaan awal terbesar didapat oleh TipTip senilai $10 juta tahun 2022 lalu.

Jajaran investor strategis lainnya turut serta dalam putaran tersebut, di antaranya Northstar Group, Provident, AlfaCorp, Skystar Capital, Peak XV Partners (sebelumnya dikenal Sequoia India and SEA), Openspace Ventures, Shinhan Ventures Investment, BEENEXT, Kinesys Group, dan M Venture Partners.

Dana jumbo ini rencananya akan digunakan perusahaan untuk mengeskalasi operasinya, memperluas kemampuan dan fasilitas R&D, serta mempercepat produksi sepeda motor listrik inovatifnya.

Startup ini didirikan pada 2021 oleh Raditya Wibowo dan Arief Fadillah berambisi ingin mempercepat adopsi sepeda motor listrik di Indonesia dengan menjawab kebutuhan unik pasar yang belum sepenuhnya diakomodasi oleh pemain yang ada.

Visi perusahaan adalah menyediakan sepeda motor listrik yang menawarkan perpaduan antara jangkauan berkendara, tenaga, kegunaan, dan daya tahan dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan sepeda saat ini, yang secara khusus memenuhi permintaan pengendara Indonesia.

Founder & CEO MAKA Motors Raditya Wibowo menyampaikan, pihaknya senang dapat bermitra dengan mitra yang memahami dan mendukung pendekatan R&D-first dan lokal. Langkah tersebut membuat perusahaan dapat mengatasi keterbatasan yang dihadapi oleh banyak perusahaan EV 2W (kendaraan listrik roda dua) saat ini yang mengalihdayakan R&D mereka dan akhirnya kehilangan wawasan pengguna yang penting, kontrol atas rantai pasokan, dan potensi efisiensi biaya.

“Pendanaan yang signifikan ini tidak hanya memvalidasi visi kami, tetapi juga mempercepat misi kami untuk melampaui ekspektasi pengendara Indonesia dengan sepeda motor listrik kami. Kami berkomitmen untuk mendorong batas-batas jarak tempuh, tenaga, kegunaan, daya tahan dan keterjangkauan di ranah sepeda motor listrik,” terangnya, Kamis (20/7).

Co-Founder & CTO MAKA Motors Arief Fadillah turut menambahkan, sejak awal perusaahaan melakukan R&D internal yang ketat, merekrut anggota tim terbaik dengan pengalaman luas bekerja dengan perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia, Jepang, dan Jerman bekerja sama dengan mitra teknis dan pemasok kelas dunia.

“Selain menciptakan kendaraan yang unggul, kami bermimpi untuk membangun kemampuan rekayasa perangkat keras yang luar biasa di Indonesia dan membawa pulang talenta lokal kami yang brilian untuk bergabung dengan kami dalam misi kami,” ujarnya.

Masing-masing perwakilan investor juga memberikan pernyataannya dalam mendukung visi dan misi MAKA Motors. Mereka sepakat bahwa dengan pengalaman tim dan riset yang mendalam tentang industri ini dapat mendukung pertumbuhan mobilitas listrik, sekaligus mengurangi karbon transportasi di Indonesia.

Peluang pasar

Raditya menuturkan, negara ini merupakan rumah bagi lebih dari 127 juta sepeda motor, sekaligus pasar global terbesar ketiga untuk kendaraan roda dua. Sebagian besar kendaraan ini mengandalkan bensin sebagai sumber bahan bakarnya, dengan jumlah yang sedikit sekitar 43.000 sepeda motor listrik terdaftar.

Mengingat penjualan tahunan yang mengejutkan dari 6 hingga 8 juta kendaraan roda dua baru, terdapat peluang besar untuk elektrifikasi di segmen ini. Tidak hanya berkontribusi pada lingkungan yang lebih hijau, tetapi juga membantu pengendara Indonesia dalam mengurangi pengeluaran harian mereka

Meskipun industri EV 2W di Indonesia masih dalam tahap awal, banyak merek telah memperkenalkan modelnya sendiri sementara pemerintah berupaya untuk mempromosikan dukungan lebih lanjut, termasuk potongan pajak dan bantuan bisnis.

Dengan potensi dan persaingan yang berkembang, perusahaan memprioritaskan penelitian dan pengembangan. Kucuran investasi juga telah disalurkan untuk tim engineer dan kemampuan litbang demi mendorong komitmen yang kuat terhadap inovasi.

Dedikasi ini memungkinkan perusahaan menghasilkan produk unggulan yang mengungguli pesaing, sekaligus memastikan struktur biaya yang efisien karena mengadopsi rantai nilai terintegrasi secara vertikal, melalui R&D, desain produk, perakitan, dan penjualan/layanan purna jual.

Pendekatan tersebut berbeda dengan kebanyakan pemain otomif yang fokus padda perakitan dan penjualan/layanan purna jual.

Produk pasar massal pertama MAKA Motors saat ini dalam tahap pengembangan dan dijadwalkan diluncurkan pada 2024, dengan batch pertama kendaraan percontohan siap untuk digunakan pada bulan ini. Tak hanya itu, pabrik juga akan dibangun yang berlokasi di Jawa Barat mulai akhir tahun ini.

Saat ini tercatat sejumlah perusahaan lokal hingga asing masuk ke industri kendaraan listrik ini, baik untuk penyediaan hardware maupun software. Beberapa di antaranya ION Mobility, Charged Indonesia, Alva One, Swap Energi, Viar, Elvindo Rama, Selis E-Max, Honda PCX, serta produsen lokal yang motornya sempat dicoba presiden yakni Gesits.