Tag Archives: Syed Saddiq

National Esports Malaysia

Pemerintah Malaysia Luncurkan 5 Strategi Pengembangan Esports Hingga 2025

Anda yang mengikuti perkembangan dunia esports internasional tentu sudah tak asing dengan dukungan pemerintah Malaysia terhadap industri ini. Menteri Pemuda dan Olahraga negeri jiran itu, Syed Saddiq, terkenal terbuka dalam mempromosikan potensi esports, apalagi setelah turnamen Dota 2 Kuala Lumpur Major sukses digelar. Pemerintah daerah di Putrajaya pun ingin kota tersebut jadi pusat kegiatan esports dalam waktu dekat.

Belum lama ini, Syed Saddiq merilis dokumen setebal 144 halaman yang berjudul “Strategic Plan for Esports Development 2020-2025”, atau singkatnya disebut sebagai National Esports Blueprint. Sesuai judulnya, dokumen ini mendeskripsikan visi pemerintah Malaysia untuk mendorong negara tersebut jadi pusat esports terdepan di wilayah Asia Tenggara. Dikabarkan oleh eGG Network, Syed Saddiq menyebut malam perilisan dokumen tersebut sebagai malam yang bersejarah.

eSports Malaysia ESM
Asosiasi eSports Malaysia (ESM) akan menangani penyelenggaraan liga nasional | Sumber: eGG Network

National Esports Blueprint ini mendeskripsikan lima strategi prioritas yang ingin digalakkan oleh pemerintah Malaysia, yaitu:

  1. Mengembangkan atlet-atlet untuk keunggulan esports
  2. Gaming yang bertanggungjawab dan esports yang beretika
  3. Akses lebih baik terhadap infrastruktur esports
  4. Pembangunan ekosistem esports yang berkelanjutan (sustainable)
  5. Pembentukan hukum dan kepemimpinan yang baik

Salah satu program sebagai perwujudan strategi-strategi di atas adalah pembentukan liga esports nasional. Malaysia ingin memiliki liga daerah (State League) yang kemudian akan berkesinambungan ke National Esports League di bawah peraturan yang baik. Para atlet esports Malaysia akan dicatat dan dimasukkan ke dalam sistem ranking yang mencakup sejumlah game esports paling populer. Harapannya, liga-liga ini bisa memberikan struktur yang lebih baik bagi ekosistem kompetitif lokal di Malaysia.

Inisiatif pemerintah untuk pengembangan esports ini juga disambut baik oleh sejumlah tokoh komunitas esports Malaysia. Contohnya Firdaus “MasterRamen” Hashim, yang dikenal dengan julukan bapak esports Malaysia. Demikian juga dengan Lee Chong Kay, Chief of Sports di perusahaan penyedia layanan TV satelit Astro.

Ramona Azween
Atlet CS:GO Ramona Azween turut terlibat dalam program nasional ini | Sumber: eGG Network

Asosiasi eSports Malaysia (ESM) ditunjuk menjadi badan yang membawahi liga-liga ini. Selain itu, salah satu atlet Counter-Strike: Global Offensive perempuan Malaysia, Ramona Azween, juga turut terlibat di dalamnya. Ia berkata bahwa saat ini belum semua program dalam National Esports Blueprint punya rencana konkret, dan mereka masih terbuka terhadap masukan-masukan untuk mewujudkannya.

“Supaya esports Malaysia bisa menjadi unggul, semua pihak harus bekerja sama. Dan ketika Anda ingin semua pihak bekerja sama, pasti akan selalu ada tantangan. Menerapkan (Blueprint) ini akan butuh waktu, karena itulah dirancang sebagai rencana lima tahun,” ujar Azween, dilansir dari eGG Network, “Ini adalah panduan supaya esports bisa menjadi lebih baik, tidak hanya untuk diri kita sendiri, atau para atlet, atau korporasi, tapi untuk seluruh Malaysia—semua orang.”

Sumber: eGG Network

Gojek Malaysia

Gojek Dapat “Lampu Hijau” Beroperasi di Malaysia

Dalam waktu yang cukup singkat, Pemerintah Malaysia memberikan “lampu hijau” kepada pemain ride hailing, pasca pertemuan kabinet yang sudah diinformasikan sebelumnya oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq Syed awal pekan ini.

Lampu hijau ini tidak hanya berlaku buat Gojek saja, tapi juga buat Dego Ride pemain sejenis dari Malaysia.

Dalam keputusan kabinet dijelaskan pemerintah setuju untuk mengimplementasikan ride hailing moda motor di Malaysia. Akan tetapi, Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Transportasi diminta untuk diskusi bersama perihal aturan apa saja yang harus diterapkan.

Menteri Pengembangan Wirausaha Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof menjelaskan aturan terpenting yang harus diperhatikan adalah dari sisi keamanan, misalnya tidak dibolehkan pakai motor ketika masuk jalur tol. Aturan lainnya, seperti mencegah terjadinya praktik monopoli.

Legalitas adalah unsur terpenting yang harus dipenuhi apabila ingin diimplementasikan di Malaysia. Dia merasa prosesnya tidak akan cukup sulit karena cukup menyesuaikan dengan aturan yang sudah ada.

Salah satu aturan yang telah berlaku adalah mengenai geofencing untuk memantau operasional pemain aplikasi ride hailing.

Dia memprediksi butuh “sebulan atau dua bulan” buat dua kementerian tersebut untuk merumuskannya, setelah itu meminta persetujuan kembali dari kabinet.

“Kami ingin memastikan apapun yang kita kembangkan untuk menghidupi ekonomi anak muda, tidak boleh bertentangan dengan aturan yang sudah ada,” terangnya seperti dikutip dari The Star Malaysia.

Dalam unggahan resmi (22/8) Menteri Pemuda dan Olahraga Syed Saddiq di akun media sosial, dia mengatakan pada Rabu kemarin (21/8) kabinet dengan suara bulat setuju untuk mengizinkan layanan berbasis aplikasi, mirip seperti mobil pribadi, untuk tersedia di Malaysia.

“Kami tulus ingin memastikan kelompok ‘mat motor’ memiliki puluhan ribu peluang kerja. Sekaligus, memastikan para paman dan bibi pemilik warung bisa menjual produknya lewat aplikasi, tak menutup juga pengusaha muda,” katanya.

Di samping itu, bisa menjadi opsi berkendara yang lebih murah, dan sebagai “last mile” untuk mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik.

Pasca kabar ini tersebar, sontak terjadi penolakan dari para pemain lokal. Operator taksi terbesar di Malaysia, Big Blue Taxi sepakat untuk menolak kehadiran Gojek. Mereka justru meminta kesetaraan antara pemain ride hailing dengan pengemudi taksi.

Founder Big Blue Taxi Shamsubahrin Ismail menambahkan Gojek sebagai karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, generasi muda Malaysia pantas mendapat lebih dari itu.

Dalam sepak terjang ekspansi Gojek, Singapura dan Malaysia adalah dua negara yang paling menentang ride hailing moda motor karena dianggap tidak aman. Makanya, kehadiran Gojek Singapura hanya menyediakan roda empat saja. Selain Indonesia, opsi moda motor Gojek tersedia di Vietnam dan Thailand.

Application Information Will Show Up Here
Gojek Malaysia

Gojek Kemungkinan Segera Mengaspal di Malaysia

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq mengungkapkan rencananya untuk memboyong Gojek masuk ke negaranya dalam upaya mendukung mata pencaharian kelompok pengendara motor lokal.

Dalam unggahan video berdurasi satu menit di Twitter, dia mengatakan dalam mendukung kelompok ini, tidak cukup bagi pemerintah untuk mengatur program satu kali atau membangun lajur khusus motor saja.

“Mereka perlu dipertahankan, mereka membutuhkan pekerjaan, itu masalah yang lebih mendesak. Itulah sebabnya saya bertemu dengan pendiri Gojek Nadiem Makarim yang telah membantu menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari dua juta pengendara motor di Indonesia dan ratusan ribu lainnya di Thailand, Singapura, dan Vietnam,” ujar Syed.

Senin kemarin (19/8), sambungnya, telah diadakan pertemuan antara perwakilan Gojek dengan Perdana Menteri Mahathir Mohammad dan Menteri Transportasi Anthony Loke. Menurutnya, presentasi yang diberikan Gojek telah diterima dengan baik dan akan dibicarakan lebih lanjut dalam pertemuan kabinet yang digelar esok hari (21/8).

Sehari sebelumnya, sebelum video ini diunggah, Syed membuka jajak pendapat di Twitter. Dia bertanya apakah anak muda Malaysia menyetujui kehadiran Gojek di Malaysia untuk menaikkan perekonomian dengan hadirnya lapangan kerja baru.

Dari 56.427 orang yang mengikuti, 88% responden menyatakan setuju dan 12% lainnya tidak setuju dengan kehadiran Gojek.

Kabar yang disampaikan ini cukup kontradiktif dengan pernyataan pemerintah Malaysia yang melarang pemain lokal sejenis Gojek yakni Dego Ride untuk mengaspal di sana. Pada September 2018, Anthony Loke mengatakan pemerintah tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap Dego Ride jika beroperasi secara ilegal.

Pemerintah tetap mempertahankan sikapnya terhadap layanan ride sharing roda dua karena alasan keamanan.

“Kami tidak akan pernah mengesahkan Dego Ride di Malaysia karena kami tidak setuju dengan semua jenis layanan ride sharing yang melibatkan motor. Di Malaysia ada terlalu banyak kecelakaan yang melibatkan motor sehingga kami tidak bisa mengambil risiko,” terangnya.

Pertanyaan ini ditanyakan oleh seorang netizen dalam unggahan Syed, dia pun membalasnya lewat cuitan, “Pemerintah Malaysia hanya tidak akan menyetujui operasi penyedia layanan ojek tunggal. Bukan hanya satu perusahaan. Harus ekosistem yang kondusif, terbuka untuk semua. Tidak boleh ada monopoli,” ujarnya.

Sebelumnya Nadiem memang sudah mengisyaratkan rencana untuk ekspansi ke Malaysia, Myanmar dan Kamboja, setelah resmi hadir di Vietnam, Thailand, dan Singapura. Rencana perusahaan untuk masuk ke Filipina terganjal karena masalah kepemilikan saham yang belum memenuhi ketentuan.

Application Information Will Show Up Here